Id diusir dari kediaman keluarga Suttagarn. Chard dan anak buahnya memastikan Id benar-benar pergi dan memperingatkannya untuk tidak pernah kembali lagi. Id tidak terima dan bersumpah akan kembali untuk balas dendam.
Pa ingin mengobati tangan Sake tapi Sake menolak bantuannya dan mengusir mereka. Setelah dia sendirian, dia melepaskan cincin kawin yang menyimpan banyak kenangan indah mereka bersama lalu membuangnya keluar jendela.
Pattapon kembali ke kasino dengan membawa cek. Tapi bukannya menggunakan uangnya untuk bayar hutang, dia malah bersikeras mau main lagi. Dia sangat yakin kalau dia pasti akan menang. Tapi nyatanya, dia terus gagal sampai uangnya habis.
Keesokan harinya di Empire, bibir Pattapon tampak lebam. Ternyata semalam dia dihajar oleh penagih hutang kasino, dia sudah tidak punya uang lagi tapi dia berjanji akan membayarnya minggu depan. Dia yakin kalau dia akan bisa punya banyak uang dari hasil modeling putrinya.
Tapi tampak jelas kalau dia tidak yakin dengan janjinya semalam dan sekarang dia jadi stres. Tiba-tiba dia ditelepon si penagih hutang. Pattapon jadi panik dan langsung mematikan hapenya lalu keluar, mungkin untuk melarikan diri.
Kebetulan saat dia turun, dia berpapasan dengan Nipon, penyidik sewaan Sake yang pura-pura jadi pegawai biasa. Kesempatan itu langsung dimanfaatkan si penyidik untuk masuk ke kantornya Pattapon.
Tapi sesampainya di parkiran, Pattapon dicegat oleh para gangster penagih hutang. Pattapon meyakinkan mereka kalau dia akan segera mengurus hal itu dan meminta mereka untuk menyampaikan pesannya itu pada bos mereka.
Tapi mereka tak percaya dan memperingatkan Pattapon bahwa dia hanya punya waktu 3 hari. Mereka mengancam Pattapon dengan pistol kalau dia sampai tidak muncul di kasino 3 hari lagi.
Tepat saat itu juga, Nipon melihat mereka dan langsung menelepon seseorang dan memerintahkannya untuk menyelidiki data diri Pattapon.
Kate bersama kedua adiknya dan kedua pembantu mereka sedang asyik nonton lakorn slap/kiss bersama. Ibu mereka, Nun, datang tak lama kemudian dan menanyakan ayah mereka. Pat berkata kalau tadi dia melihat ayahnya mengepak barang dan pergi sejak pagi.
Pat sama sekali tidak curiga karena dia yakin kalau ayahnya cuma sedang melakukan perjalanan bisnis, walaupun dia agak bingung karena pihak kantor menelepon terus dan menanyakan keberadaannya sedari tadi.
Tapi Nun curiga dan cemas. Dia langsung naik ke kamarnya dan ternyata kecurigaannya benar. Bukan cuma baju-baju Pattapon yang tidak ada, tapi semua perhiasannya dan passport juga menghilang.
Telepon berbunyi saat itu dan si penagih hutang kasino yang menelepon dan mengancam Nun untuk menyuruh Pattpon datang ke kasino besok atau jika tidak maka dia akan mati. Kate dan yang lain jadi cemas dan ingin tahu apa yang terjadi. Tapi Nun langsung membentaknya dan mengusir mereka semua dari kamarnya.
Sake tak masuk kantor hampir seminggu, dia bahkan tidak mau makan dan tidak mau keluar kamar. Khun Ying dan Pa jadi semakin cemas. Mereka hendak naik ke kamar Sake, tapi tepat saat itu juga Nipon datang dan meminta bertemu Sake sekarang juga.
Khun Ying dan Pa langsung menggedor pintu kamar Sake. Mereka berusaha untuk menyadarkannya dan mengingatkannya akan tanggung jawabnya untuk mengurus perusahaan. Terlebih lagi saat ini, Nipon datang karena dia sudah tahu siapa koruptor yang mencuri uang perusahaan. Sake yang tadinya menolak membuka pintu untuk mereka, akhirnya mau keluar.
Nipon lalu menyerahkan semua laporan yang didapatnya dan menjelaskan bagaimana Pattapon melakukan korupsinya.
Tentu saja tidak ada yang mencurigainya karena Pattapon adalah orang yang ramah dan sudah cukup lama bekerja di Empire. Dia lalu menunjukkan besarnya uang dicuri Pattapon: 32 juta bath.
"Dia reptil yang mengigit tangan yang memberinya makan" geram Sake "Dimana dia sekarang?"
"Dia tidak masuk kantor beberapa hari. Saya rasa dia sudah melarikan diri"
Sake langsung memberikan berbagai perintah pada Pa dan Chard lalu mengajak Nipon untuk pergi ke rumah Pattapon sekarang.
Sementara itu, Nun menitipkan sebuah amplop dan kunci rumahnya pada ibunya Pu. Dia meminta ibunya Pu untuk menjaga anak-anknya karena dia mau pergi mencari Pattapon.
"Aku harus menemukan orang yang tidak bertanggung jawab itu. Dia tidak boleh membiarkan kami menghadapi semua ini sendirian"
Setelah Nun pergi, Ibunya Pu menyerahkan titipan Nun pada Kate yang ternyata isinya buku tabungan dan ATM. Tentu saja Kate bingung dan orang serumah pun tak ada yang tahu.
Ditengah-tengah kebingungannya, rombongan Sake tiba-tiba datang dan menuntut Kate untuk membuka pagar rumahnya. Kate menolak dan jujur memberitahunya kalau ayahnya sedang tak di rumah.
Tapi Sake tak percaya dan langsung memerintahkan anak buahnya membuka paksa pagar itu. Kedua pembantu Kate berusaha menahan pagar itu, tapi dua anak buah Sake yang lain hendak memanjat pagar. Dengan panik Kate langsung menghentikan mereka dengan mengancam akan melaporkan mereka ke polisi.
Sake langsung sinis mendengar ancaman itu "Kau mau memanggil polisi? Baiklah, biarkan mereka datang agar mereka bisa menangkap pembohong seperti ayahmu"
"Apa maksudmu?"
"Khun Pattapon mencuri uang perusahaan sebesar 32 juta baht" ujar Nipon.
Tentu saja berita itu mencengangkan semua orang. Tapi Kate menolak mempercayainya, dia yakin kalau ayahnya tidak akan melakukan hal seperti itu dan menuduh mereka sendirilah yang orang jahat dan mereka datang hanya untuk menyakiti ayahnya.
Sake terus menuntut Kate untuk buka pagar tapi Kate tetap menolak keras. Tak punya pilihan, Sake langsung masuk kembali ke mobilnya, memundurkannya dan bersiap untuk menabrakkannya ke pagar. Kedua pembantu Kate panik. Sake langsung tancap gas dan kedua pembantu Kate akhirnya terpaksa membuka pagar.
Begitu semua anak buahnya masuk, semua orang langsung berpencar memeriksa seluruh sudut rumah mencari Pattapon.
Saat Kate menatapnya dengan penuh amarah, Sake menekan bahwa dialah yang seharusnya marah karena ayahnya Kate telah mencuri uangnya sampai 32 juta baht.
Tapi Kate tetap bersikeras menolak mempercayai tuduhan Sake dan balik menuduh Sake memfitnah ayahnya. Sake langsung melemparkan dokumen-dokumen bukti penipuan yang dilakukan Pattapon. Tapi Kate tetap ngotot kalau ayahnya tidak bersalah, ayahnya tidak mungkin melakukan perbuatan seperti itu.
Kesabaran Sake mulai habis mendengar kekeraskepalaan Kate dan langsung mencengkeram Kate dengan kesal "Sudah sejauh ini dan kau masih membelanya? Apa kau tahu berapa tahun ayahmu bekerja padaku? 15 tahun. Sudah 15 tahun kau mendapatkan uang untuk biaya sekolah, makan dan rumah besar ini. 15 tahun perusahaanku menghidupi ayahmu, tapi lihatlah apa yang dia lakukan padaku!"
"Bukti-bukti itu mungkin saja palsu. Aku tidak percaya ayahku akan melakukan hal seperti itu. Tolong periksa sekali lagi. Kumohon"
"Hentikan kegilaanmu dan dengarkan aku baik-baik. Ayahmu mungkin seorang pahlawan di matamu. Tapi nyatanya, dia jahat. Dimataku, dia adalah orang yang paling jahat. Aku akan memasukkan ayahmu kedalam penjara dan akan kulakukan segala cara untuk membuatnya mengembalikan uangku. Ayahmu itu orang jahat, kau mengerti tidak?"
PLAK!!! Kate langsung menamparnya, tidak terima dengan semua hinaan Sake terhadapnya "Semua orang mencintai ayah mereka. Kalau kau ingin melakukan sesuatu pada ayahku maka kau harus melewatiku terlebih dulu"
Mendengar itu, Sake tiba-tiba menggotong Kate kedalam kamar mandi, mengunci pintunya dan memerintahkan Kate untuk diam di sini sampai dia berhenti menggila.
Kate langsung memukulnya dengan botol sabun dan masih bersikeras menolak mempercayai tuduhan penggelapan yang dilakukan ayahnya. Dia yakin kalau ayahnya adalah orang baik-baik.
Sake tiba-tiba melepas jasnya dan menggulung lengan bajunya. Jelas saja Kate jadi panik melihatnya, dia langsung melempar semua barang terdekat pada Sake tapi Sake cekatan menangkapnya dan memutuskan kalau Kate butuh mandi untuk menghilangkan kegilaannya. Dan dia pun langsung menyiram Kate dengan shower. Teganya!
Ibunya Pu cemas di luar tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia bahkan tidak bisa menelepon polisi karena anak buahnya Sake menghalanginya.
Kate berusaha memberontak dari cengkeraman Sake tapi Sake terus menyiramnya tanpa ampun sambil berusaha menyadarkan Kate bahwa ayahnya Kate itu sama sekali tidak seperti perkiraan Kate selama ini. Tapi saat Kate mulai menangis, Sake tiba-tiba mulai sadar diri dan menghentikan perbuatannya.
"Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa?" isak Kate.
Merasa bersalah, Sake berniat membantu Kate bangun. Tapi Kate terlalu marah padanya dan menolak bantuannya. Sake akhirnya keluar meninggalkannya.
Ibunya Pu cepat-cepat menghampiri Kate dan mendakapnya. Anak buah Sake tidak menemukan keberadaan Pattapon dimanapun. Tapi Nipon menemukan beberapa bukti legal.
Sake langsung menuntut keberadaan Pattapon. Ibunya Pu lah yang angkat bicara dan memberitahu bahwa Pattapon sudah melarikan diri beberapa hari yang lalu dan istrinya sekarang sedang pergi mencarinya "Hanya ada anak-anak di rumah ini yang tidak tahu apapun. Pergilah atau aku akan melaporkanmu ke polisi"
Sake akhirnya mengalah dan mempercayainya. Tapi dia memperingatkan bahwa jika Pattapon menelepon, mereka harus menyuruhnya untuk menyerahkan diri atau keluarganya yang akan kena akibatnya.
Pu, Pat dan Paet pulang bersamaan dengan Sake yang baru saja keluar. Awalnya mereka tak berpikir aneh-aneh, Pat malah senang melihat cowok tampan bermobil mewah ada di rumahnya. Tapi saat mereka melihat keadaan Kate, mereka jadi cemas.
Pu langsung lari menghampirinya dan memeluknya. Yakin kalau semua ini ada hubungannya dengan Sake, Pu langsung melempar tatapan tajam padanya. Tapi Sake langsung pergi saat itu juga.
Setelah itu, semua orang berkumpul dan Ibunya Pu memberitahu semua orang tentang penggelapan yang dilakukan Pattapon.
Sama seperti Kate, Pu juga tak percaya orang sebaik Pattapon akan melakukan hal seperti itu. Bukannya cemas, Pat yang kurang peka terhadap situasi, malah menggerutu karena ayahnya menggelapkan uang tanpa bagi-bagi dengannya.
Kate masih tak percaya, dia yakin kalau semua ini pasti cuma kesalahpahaman. Ibunya Pu akhirnya dengan berat hati memberitahu Kate kenyataan pahit tentang ayahnya.
Pattapon sudah cukup lama kecanduan pada judi. Ibunya Kate tahu, dia bahkan sering meminjam uang padanya gara-gara perbuatan Pattapon ini.
"Bibi bilang apa? Aku tidak percaya. Bibi bercanda, kan? Iya kan?"
"Kate, apa kau tidak pernah bertanya-tanya kenapa keluargamu punya banyak hutang? Terimalah kenyataan ini. Bagaimanapun, kebenaran adalah kebenaran. Kalian semua harus menghadapinya"
Pu berusaha menghibur Kate dan berjanji bahwa dia dan ibunya akan membantu mereka "Kita pasti akan bisa melewati semua ini bersama"
Nun mencari Pattapon ke sebuah penginapan. Awalnya si resepsionis mengaku tidak tahu. Tapi setelah Nun menyuapnya dengan selembar uang, akhirnya resepsionis memberitahunya bahwa Pattapon sudah check-out tadi pagi dan dia tidak tahu kemana Pattapon pergi.
Kesal, Nun memutuskan untuk duduk dulu di lobi. Tapi saat itu ada dua orang pria mencari Pattapon. Panik, Nun langsung melarikan diri sebelum mereka sempat melihatnya. Seperti sebelumnya, resepsionis awalnya mengaku tak tahu.
Tapi setelah diancam dengan pistol, akhirnya dia mengaku kalau Pattapon sudah check-out tadi pagi dan dia tak tahu kemana perginya. Dia menyuruh mereka untuk bertanya wanita yang ada di sofa saja. Tapi saat mereka menoleh, sofa itu sudah kosong.
Yakin kalau wanita itu pasti istrinya Pattapon, mereka langsung berpencar mencarinya. Nun bersembunyi di dalam mobil. Saat melihat salah satu dari pria itu mendekat, Nun menyembunyikan dirinya dengan merosot makin dalam.
Karena tak menemukan Nun, pria itu memutuskan untuk kembali. Tapi tiba-tiba dia melihat pelat nomor mobil orang, saat itulah dia mulai curiga dengan mobil merah yang barusan dilewatinya.
Perlahan dia mendekati mobil merah tadi. Nun melihatnya mendekat, dia langsung bersiap dengan semprotan mericanya. Pria itu semakin mendekat... tapi rekannya tiba-tiba memanggilnya saat itu juga untuk melapor kalau Nun tidak ada di dalam. Fiuh!
Mereka hendak pergi, tapi pria pertama tadi masih curiga dengan mobil merah. Dia langsung mengeluarkan pistolnya dan mengintip kedalam mobil merah itu... tapi tak ada siapa-siapa di dalamnya. Mereka akhirnya pergi. Tapi kemana Nun?...
Ah, ternyata dia bersembunyi di mobil hitam yang berada tepat di depan mobil merah "Dimana kau, Khun Pat? Kau hampir terbunuh tapi kau bahkan tidak mengetahuinya!"
Pattapon ternyata menyembunyikan diri di err... semacam penginapan gelap dan rahasia. Judi tampaknya sudah mendarah daging dalam dirinya, bahkan di saat seperti ini dia masih mengocok kartunya sambil berdoa dan memohon pada Tuhan untuk membantunya.
Pu baru tiba di kantor dan mendapati beberapa pegawai sedang berkumpul menggosipkan sesuatu sambil menatap kantor bos mereka.
Dia jadi penasaran memangnya apa yang sedang terjadi di dalam kantor bos. Anehnya para pegawai itu langsung canggung dan bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan Pu.
Ternyata Pa sedang ada di dalam kantornya bos dan menuntut bos untuk memecat Pu. Tentu saja bos keberatan karena Pu adalah arsitek top di kantor ini. Tapi Pa tidak peduli, dia bahkan mengklaim kalau dia bisa mencarikan arsitek lain yang punya kemampuan lebih hebat daripada Pu.
Saat bos masih bersikeras menolak permintaannya, Pa langsung menuntut untuk bertemu dengan Pu sekarang juga. Dan Pu langsung masuk tepat saat itu juga.
Pa ceplas-ceplos menuntut Pu untuk mengundurkan diri dari perusahaan ini dengan alasan bahwa dia tidak punya cukup atribut.
Pu tertawa sinis mendengarnya "Tidak punya atribut bagaimana? Aku ini punya keahlian, rajin, dan aku sangat baik dalam bekerja. Oh, aku juga tampan. Dan yang paling penting, aku selalu tepat waktu. Tidak seperti dirimu"
Pa sekali lagi menegaskan bahwa waktu itu jamnya mati "Tapi walaupun begitu, itu bukan alasan bagimu untuk menghinaku di perusahaanku. Dasar tidak sopan!"
"Bukankah itu masalahmu? Bagaimana aku tahu kalau kau tidak memberitahuku? Aku kan bukan ahli tenung"
"Hei tuan, jangan coba-coba membuatku marah. Seharusnya kau bersyukur aku tidak menuntutmu"
Kesal, Pu langsung mengembalikan proposal proyek taman hiburannya Pa dan menyatakan kalau dia tidak mau bekerja dengan Pa lalu pergi.
Pa mengejarnya dan balas menyatakan kalau dia juga tidak mau bekerja bersama Pu dan menuduh Pu orang yang tidak becus dalam pekerjaannya.
Pu sudah mau maju untuk menyerang Pa tapi untunglah bosnya cepat menyela dan berusaha meredakan ketegangan diantara mereka dengan menawarkan solusi terbaik agar segalanya happy ending. Dia akan mencarikan arsitek lain untuk Pa dan kalau Pu tidak mau menerima pekerjaan ini yah sudah.
Pa setuju tapi kemudian dia mulai lagi menghina Pu yang menurutnya pasti tidak akan bisa bekerja untuknya "Melihat wajahnya, dia pasti hanya bisa mengerjakan... townhouse"
Pu benar-benar tersinggung mendengarnya. Si bos yang tahu betul perangai Pu, berusaha menenangkan Pu dan memintanya untuk bersabar.
Tapi Pu tidak bisa bersabar dan langsung mengejar Pa dan menyatakan di hadapan semua pegawai bahwa proyek taman hiburan itu sangat mudah dan dia bisa melakukannya. Tapi Pa menolak. Bahkan sekalipun Pu bisa, dia tidak akan mengizinkannya.
"Tapi aku akan melakukannya. Aku berubah pikiran. Aku akan mengerjakan proyek ini"
"Aku ini klien dan aku tidak akan membiarkanmu mengerjakan proyek ini"
"P'Nut, kalau wanita ini tidak bodoh, berarti dia gila. Arsitek terbaik sepertiku ingin membangunkan taman hiburan untukmu tapi kau malah tidak mau. Apa kau tidak tahu betapa populernya aku di industri ini?"
Si bos stres sendiri mendengar pertengkaran mereka "Lebih baik kalian berdua ambil pisau dan saling tusuk satu sama lain sampai mati. Happy ending!"
Pa akhirnya menyerah, dengan sinis dia menyindir kepercayaan diri Pu yang terlalu tinggi lalu meletakkan kembali proposalnya di meja resepsionis.
"Kalau kau ingin mengambil pekerjaan ini, silahkan saja. Aku juga ingin tahu, sehebat apa 'arsitek terbaik' seperti dirimu itu"
Kesokan harinya, keluarga Suttagarn sedang sarapan saat Id menelepon dan menuntut bicara dengan Sake, tapi Chard menolak menyerahkan telepon pada Sake dan memperingatkan Id untuk berhenti menganggu Sake. Tapi Id tidak menyerah dan langsung menelepon hapenya Sake.
Sesaat Sake tampak ragu, tapi kemudian dia membuang hapenya ke teko air dan menyuruh Pa untuk membelikannya hp baru dan melarang Pa untuk memberitahukan nomor barunya pada siapapun.
Kate datang ke rumah Pu. Tapi Pu dan ibunya memperhatikan dia masih tampak sedih. Pu berusaha menghiburnya dan Ibunya Pu memberitahu Kate tentang pertengkaran Pu dengan seorang kliennya. Tapi setelah bertengkar hebat, pada akhirnya Pu malah menerima pekerjaan itu.
"Kalau dia seperti ini, bagaimana bisa dia mengurus orang lain? Dan kau menyuruhku untuk memilih tanggal baik untuk menikah. Apa kau yakin kau akan bisa menjaga Kate?"
Kate tentu saja bingung apa maksudnya tanggal baik untuk menikah. Ibunya Pu malah heran sendiri menyadari Kate belum mengetahuinya. Kedua wanita itu langsung berpaling menatap Pu.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam