Sinopsis Leh Ratree Episode 2 - Part 2


Kate dan Pu lalu bicara di luar dimana Pu menjelaskan keinginannya untuk menikahi Kate. Tentu saja Kate senang, tapi dia terpaksa menolaknya karena situasi dalam keluarganya yang sekarang sedang bermasalah.

Pu bersikeras, malah karena situasi inilah dia ingin menikah dengan Kate. Dengan begitu dia akan bisa menjaga Kate dengan lebih mudah.

"Menikahlah denganku Kate"

"Tidak, aku tidak bisa menikah denganmu sekarang"


Dia tidak mau mengambil keuntungan dari Pu dan bertekad untuk menyelesaikan masalah keluarganya sendiri. Lagipula, dia juga tidak mau ikut menyeret Pu dalam masalah ini. Bagaimanapun, dia sangat berterima kasih pada Pu.

Dia bersyukur ada seseorang yang tulus padanya dan ketulusan Pu itu telah memberinya lebih banyak keberanian. Walaupun agak kecewa tapi Pu akhirnya menerima keputusannya.


Nipon melapor bahwa berdasarkan penyelidikannya, Pattapon memang kecanduan judi dan dia melarikan diri karena dikejar-kejar oleh pihak kasino yang menagih hutangnya. Sake yakin kalau Pattapon tidak akan pergi jauh mengingat keluarganya masih ada di rumah, dia yakin kalau Pattapon mencintai keluarganya dan dia pasti akan menghubungi mereka.


Malam harinya, Kate pulang bersama Pat yang mengeluh sebal karena harus mengurung diri di rumah terus dan berusaha meminta izin Kate untuk hangout bareng teman-temannya. Kate berusaha mengingatkannya akan situasi keluarganya yang saat ini bermasalah dan butuh uang. Tapi Pat tidak peduli.


Di tengah jalan, tiba-tiba sebuah mobil van berhenti di depan mereka. Beberapa gangster dari kasino muncul dari dalamnya dan langsung mengejar mereka dan menuntut keberadaan ayah mereka.

Saat salah satu gangster mengeluarkan pistol, Pat langsung menjerit panik dan melarikan diri. Tepat saat itu juga, Sake datang bersama Nipon dan supirnya dan melihat Kate melarikan diri menyusul Pat.


Para gangster itu berhasil menangkap mereka dan hendak menyeret mereka kedalam mobil. Tapi Sake menghalangi mereka dan menuntut mereka untuk melepaskan kedua gadis itu. Tapi si gangster tidak mempedulikannya dan tetap menyeret kedua gadis itu sambil menodongkan pistol pada Sake.


Tepat saat mereka lewat di depan Sake, Sake langsung menghajar si penodong. Sake, Nipon dan si supir berusaha melawan para gangster itu. Si supir lalu membawa lari Pat dan Sake membawa lari Kate (eh itu kan ada mobil, kenapa ga melarikan diri pakai mobil aja?)


Mereka lari dan bersembunyi di sebuah gedung kosong. Tapi bukannya diam, Pat malah ribut dan heboh sendiri mencemaskan wajah cantiknya.


Sake dan Kate berpisah arah dengan mereka dan bersembunyi di sebuah bekas parkiran. Saking tegangnya menghindar dari para gangster, Kate dan Sake sampai tidak sadar kalau mereka terus berpegangan tangan.

Saat Sake akhirnya sadar, dia langsung melepaskan pegangan tangannya. Sake memutuskan kalau mereka harus mencari tempat bersembunyi lain yang lebih aman.

Refleks dia langsung menggenggam tangan Kate lagi, tapi sedetik kemudian dia sadar lalu cepat-cepat melepaskan pegangan tangannya dan menyeret Kate dengan menarik lengan bajunya.


Kate juga sama ributnya dengan Pat. Bukannya menurut saat Sake menyeretnya, dia malah berusaha memberontak dan ribut terus mencemaskan Pat sampai Sake harus mengomelinya untuk diam.

Tepat saat itu juga, Sake melihat si gangster tiba di tempat persembunyian mereka. Sake langsung menyeret Kate bersembunyi di tempat lain hingga mereka tiba di sebuah lapangan. Sake menarik Kate ke sebuah lorong tapi mereka terhalang oleh kayu-kayu.


"Kau membawaku kesini untuk mati" gerutu Kate sebal.

"Hei, jaga mulutmu. Semua ini terjadi gara-gara ayahmu. Aku harus melawan para gangster itu dan menghindari peluru hanya demi membantu putri seorang penipu. Apa kau tahu berapa berharganya nyawaku? Lebih daripada semua nyawa keluargamu digabung jadi satu!"


Para gangster sudah tiba di sana. Tapi Kate malah ribut terus sampai Sake terpaksa harus membekap mulutnya. Kedua gangster melihat sebuah area yang tampak tertutup kain-kain lusuh.

Curiga kalau buruan mereka bersembunyi di sana, kedua gangster itu langsung mendekati tempat mencurigakan itu dari dua arah.

Kedua gangster makin dekat, Sake dan Kate makin tegang hingga Sake memeluk Kate erat-erat. Tapi tepat saat itu juga, mereka mendengar suara rengek kesakitan rekan mereka.

 

Gangster yang satunya itu ternyata berhasil menemukan Pat, Nipon dan si supir. Sementara Pat heboh sendiri, Nipon dan si supir bekerja sama melawan gangster itu hingga Nipon mendorongnya sampai dia terjatuh pingsan kedalam kolam renang kosong.


Kedua gangster yang hendak menyergap Kate dan Sake akhirnya pergi mencari rekan mereka itu. Kate ingin lari mencari Pat tapi Sake melarangnya dan meyakinkannya kalau Pat akan baik-baik saja.

Sake tidak sadar kalau dia terus menerus memeluk Kate erat-erat sedari tadi. Dia baru sadar saat Kate mulai protes, dia jadi canggung dan cepat-cepat melepaskan pelukannya.

Kate yang alergi debu, tiba-tiba hendak bersin. Tapi untunglah Sake cepat-cepat membekap mulutnya. Dia akhirnya bisa diam. Tapi kemudian Kate melihat kecoa di bajunya Sake dan langsung menjerit-jerit heboh lalu keluar dari persembunyiannya.


Sake mengejarnya dan mengingatkannya untuk diam lalu menyeret Kate pergi. Tapi jeritannya sudah terlanjur didengar oleh si gangster yang langsung lari ke asal suara Kate dan menghadang mereka saat mereka hendak lari.

Sake melawannya dan berhasil melumpuhkannya. Tapi gangster yang satunya tiba saat itu juga dan menodong Sake.


Si gangster mengokang pistolnya. Tapi Kate langsung memukul punggungnya. Si gangster pun terjatuh. Sake dan Kate langsung melarikan diri secepat mungkin. Untunglah saat itu Pat dan yang lain datang dengan membawa mobil dan mereka pun akhirnya lolos dari si gangster.


Sake mengantarkan Kate dan Pat pulang. Sebelum pergi, Sake memperingatkan mereka untuk menyampaikan pesan pada ayah mereka untuk tidak menyembunyikan diri terus karena dia tidak akan melepaskannya jika dia berhasil menangkapnya nanti.

Pat lagi-lagi bersikap tidak pada tempatnya, sok akrab dengan Sake dan memuji-muji kegantengannya, parahnya lagi dia bahkan berani mengundang Sake makan di rumahnya kapan-kapan.

"Aku adalah bos ayahmu, bukan teman yang bisa kau ajak bercanda" Sentak Sake memperingatkan Pat.


Tapi saat Kate yang memanggilnya, Sake diam-diam tersenyum senang. Dia cepat-cepat menghapus senyumnya dan pura-pura jutek saat berbalik menghadap Kate.

Kate berterima kasih dengan sopan dan setulus hati padanya. Sake hanya menanggapinya dalam diam, sementara Nipon tampaknya menyadari reaksi Sake yang berbeda pada Kate.


Pu dan ibunya mengetahui masalah ini keesokan paginya. Insiden ini membuat keinginan Pu untuk menikahi Kate jadi semakin besar.

Ibunya mengingatkannya bahwa Kate masih memiliki kedua orang tua, jadi dia tidak bisa asal menikahinya begitu saja. Walaupun Pattapon bukan orang yang terlalu baik, tapi dia benar-benar mencintai anak-anaknya. Dia yakin kalau Pattapon tidak akan meninggalkan mereka begitu saja.


Nun terus berusaha mencari Pattapon ke berbagai penginapan. Saat dia bertanya pada salah seorang bibi pemilik penginapan, si bibi keceplosan penasaran siapa Nun sampai mencari pria ini.

Jelas saja reaksi bibi itu membuat Nun curiga dan langsung menuntut dimana Pattapon berada sekarang. Si bibi berusaha menghindar tapi Nun menghentikannya dan berusaha keras membujuk si bibi.


Tak lama kemudian, Nun akhirnya berhasil mendapatkan informasi keberadaan Pattapon. Tapi saat dia baru sampai, tiba-tiba dia melihat Pattapon terdorong keluar oleh seseorang di belakangnya. Pattapon melihat kedatangan istrinya dan diam-diam mengisyaratkannya untuk bersembunyi sekarang juga.

Saat itu juga, seorang gangster keluar dengan menodong pis*ol pada Pattapon. Si gangster tidak melihat Nun dan Nun pun cepat-cepat bersembunyi.


Nun mendengar suara si gangster semakin mendekat, dia langsung bersiap dengan semprotan mericanya. Begitu dia melihat Pattapon dan si gangster lewat, dia langsung menyerang si gangster dengan semprotan merica itu.


Pattapon cepat-cepat membawa Nun kabur. Tapi si gangster langsung mengambil pistolnya dan menembak Pattapon dan pelurunya mengenai kakinya.

Suara tembakannya terdengar oleh para penghuni setempat yang langsung berlari ke TKP. Si gangster terpaksa kabur dan Pattapon langsung dilarikan ke rumah sakit.


Selama Pattapon dioperasi, Nun menelepon Ibunya Pu yang langsung mengabarinya tentang semua insiden yang terjadi di rumah selama mereka pergi.

Bahwa bosnya Pattapon datang karena Pattapon telah menggelapkan uang perusahaan sebesar 32 juta baht. Dan juga insiden penyerangan Kate dan Pat oleh para gangster kasino. Semua berita itu membuat Nun makin shock, sedih dan marah.


Saat Pattapon terbangun, dia langsung dapat tamparan keras dari Nun. Nun tidak menyangka kalau Pattapon akan setega ini pada keluarganya sendiri. Dia bukan cuma bermasalah dengan gangster tapi juga dengan perusahaannya.

Pattapon kaget mendengar perusahaannya sudah mengetahui perbuatannya. Nun sangat marah dan terus memukuli Pattapon.


Pattapon cepat-cepat menghentikannya dan meminta maaf atas semuanya. Dia berjanji akan mengurus segalanya sendiri. Dia akan menceraikan Nun dan menyuruh Nun untuk membawa anak-anak ke luar negeri.

Nun sinis mendengarnya, dia tak percaya kalau Pattapon akan bisa mengurusi semua masalah ini sendirian. Apa dia pikir dengan menceraikannya dan mengirim seluruh keluarganya ke luar negeri, semua masalah akan berakhir begitu saja?

Terlepas dari semua kemarahannya pada Pattapon, Nun masih mencintainya dan menolak pergi meninggalkannya. Dia sendiri tak mengerti kenapa dia harus mencintai orang seperti Pattapon.


Keesokan harinya saat Pattapon masih lelap tidur, Nun tampaknya sudah membuat keputusan. Dia lalu keluar untuk menelepon Sake. Nun menolak memberitahu dimana keberadaan Pattapon kecuali Sake mau menjanjikan sesuatu padanya dulu.

Dia ingin Sake berjanji bahwa dia akan menjamin keselamatannya dan anak-anaknya. Hanya jika Sake mau menjanjikan itu, dia akan mempertemukan Sake dengan suaminya. Sake menyetujuinya.


Jelas Pattapon marah saat mendengar kesepakatan yang Nun buat dengan Sake. Dia takut dipenjara, dia tidak mau dipenjara. Dia yakin pasti ada cara lain untuk lepas dari masalah ini.

Tapi Nun tidak mau tahu dan sudah capek menghadapi tingkahnya.


Bertekad tidak mau masuk penjara, Pattapon langsung mengocok kartu-kartunya. Dia yakin pasti ada jalan lain, dia yakin pasti ada kartu lain untuk menyelamatkannya.

Dia terus-menerus mengocok kartunya dengan panik sampai dia stres sendiri dan langsung melempar semua kartunya dengan frustasi. Tapi saat itulah, akhirnya dia menemukan kartu penyelamat yang dicari-carinya itu.


Kate bersama Khun Ying, Nipon dan polisi datang ke rumah sakit tak lama kemudian. Nun mengantarkan mereka ke kamarnya Pattapon yang sekarang tampak tenang setelah menemukan kartu lain yang bisa menyelamatkan hidupnya itu.

Entah apa rencananya, tapi terlebih dulu dia mengusir istrinya dengan alasan menyuruh Nun untuk menelepon anak-anak.

Setelah Nun keluar, Pattapon mengajukan penawaran tapi dia hanya mau bicara tanpa keterlibatan polisi dan orang lain.

Setelah polisi dan Nipon keluar, Sake langsung menyindir sinis "Jangan bilang kalau sekarang kau punya uang 32 juta untuk membayarku kembali"

"Penawaranku jauh lebih tinggi daripada jumlah uang itu. Lebih berharga daripada hidupku sendiri"


Tapi begitu mendengar penawaran itu, Sake langsung marah besar. Dia bahkan langsung menyerang Pattapon tapi Khun Ying cepat-cepat menariknya menjauh sebelum terjadi sesuatu pada Pattapon.

"Dia menghina kita, bu. Dia menghinaku. Dia pikir aku ini apa?"

"Tenanglah dulu, Khun Sake. Cobalah buka hatimu dan kau akan tahu kalau penawaranku sama sekali tidak buruk. Kurasa kau tidak mau kan kehilangan uang 32 juta baht. Coba pikirkan. Kalau aku masuk penjara maka tak ada apapun yang akan kau dapat. Percayalah padaku. Terimalah penawaranku dan kau tidak akan kecewa"

Tapi Sake tetap menolaknya. Dia bukan binatang dan dia tidak akan melakukan hal serendah itu. Dia pun langsung pergi dengan penuh amarah.


Khun Ying hendak menyusulnya tapi Pattapon menghentikannya dan berusaha membujuk Khun Ying untuk menerima tawarannya. Dia yakin kalau Khun Ying pasti akan setuju karena tawarannya sangat sesuai dengan harapan Khun Ying.

Tapi sama seperti Sake, Khun Ying juga tak suka mendengarnya dan langsung menatap Pattapon dengan jijik "Aku bekerja sudah sangat lama dan telah bertemu berbagai macam orang. Tapi aku tidak pernah bertemu dengan manusia paling kreatif dan sangat bejat seperti dirimu"

Pattapon tidak peduli. Khun Ying boleh menghinanya sesuka hatinya tapi dia hanya meminta satu hal.

Dia hanya ingin Khun Ying tidak menolak penawarannya "Tolong pikirkan dulu sebelum anda putuskan. Saya akan menunggu keputusan anda di sini. Saya tidak akan lari kemanapun. Percayalah pada saya. Ini adalah cara terbaik bagi semuanya"


Khun Ying sungguh tak percaya mendengar omongannya dan langsung pergi dengan muak. Dalam perjalanan keluar, mereka bertemu dengan Nun. Sake sangat marah dan sama sekali tidak mengerti bagaimana bisa Nun hidup bersama pria semacam itu selama puluhan tahun.

Nun bingung, apa yang sebenarnya terjadi. Khun Ying dengan ketus menyuruhnya untuk bertanya sendiri saja pada Pattapon. Tapi dia memperingatkan Nun untuk menguatkan dirinya sendiri dulu agar dia tidak terlalu shock nantinya. Nun langsung kembali dan menuntut penjelasan Pattapon.

Flashback, 


Pattapon ternyata menawarkan putrinya, Kate, sebagai ganti hutangnya. Dia memanfaatkan keinginan Khun Ying untuk memiliki keturunan Suttagarn dan ketidakmampuan istrinya Sake untuk hamil dengan menawarkan Kate untuk menjadi ibu pengganti bagi bayinya Sake. (astaga! bapak macam apa dia?).

Pattapon menjelaskan bahwa Kate sangat memenuhi syarat, dia masih parawan dan sehat. Dia hanya menginginkan syarat agar mereka membawa Kate tinggal di rumah keluarga Suttagarn selama proses inseminasi buatan.

Flashback end,


Jelas saja Nun marah besar mendengar. Dia sangat marah sampai ingin membunuhnya. Tapi saat dia hendak menusuk Pattapon dengan pisau, dia tidak tega dan tidak sanggup melakukannya.

Dia sangat kecewa pada Pattapon, sama sekali tidak menyangka kalau Pattapon akan setega ini pada Kate padahal selama ini Kate sangat menyayanginya dan memujanya jauh lebih daripada ayah kandungnya sendiri.


"Aku juga mencintai Kate seperti anak kandungku sendiri. Tapi aku sangat tahu pria seperti Khun Sake. Aku mengenalnya lebih baik daripada dirinya sendiri. Dia tidak akan menyakiti putri kita. Dia bukan orang semacam itu"

Nun tidak setuju. Tapi Pattapon mengingatkannya bahwa jika dia tidak menyetujuinya maka dia akan dipenjara dan jika begitu maka para gangster pasti akan menarget Nun dan anak-anak. Jika Kate mau bekerja pada keluarga Suttagarn maka keluarga Suttagarn akan membantu melindungi mereka.

"Terimalah Nun. Hanya ini satu-satunya cara terbaik walaupun aku sendiri sebenarnya tidak ingin melakukannya"


Sake pulang dengan kesal. Pa penasaran ada apa sebenarnya. Khun Ying pun akhirnya memberitahunya tentang penawaran Pattapon.

Tentu saja Pa juga tak percaya mendengar penawaran gila itu. Tapi Pa teringat pertemuan mereka dengan Kate di lokasi syuting waktu itu.

Mengingat bagaimana wanita itu bisa membuat Sake tertawa, Pa tiba-tiba berpikir, mungkin ini bukan pilihan yang buruk.

"Mungkin akan ada keberuntungan dalam kemalangan" ujar Pa.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments