Tak lama setelah itu, Nana dipanggil ke kantornya Zi Feng di mana sudah ada Ya Nuo dan Qing Yang di sana. Pastinya mereka sudah mendengar tentang tuntutan Nana terhadap Paman Tian.
Yang tidak Nana sangka, Zi Feng langsung memberinya cek sejumlah yang dia inginkan. Tapi ada syaratnya, yaitu Nana harus mau pindah dan tinggal bersama Paman Tian, dan memberi Paman Tian kesempatan untuk menjadi ayahnya Nana.
"Nggak mau!"
"Bukankah kau butuh uang ini?"
"Itu urusanku dengan dia, tidak ada hubungannya denganmu."
"Paman Tian adalah tetua yang kuhormati. Urusan dia adalah urusanku. Jika kau meneruskan gugatanmu, kurasa dengan kekuasaanku, kau tidak akan menang. Nana, aku memintamu untuk tinggal di sana hanya selama satu bulan. Setelah satu bulan, terserah kau saja. Kalau kau mau pergi, aku tidak akan ikut campur."
"Kau begitu percaya padanya?"
"Iya, aku percaya padanya."
Nana galau. Tapi akhirnya dia setuju juga. Puas, Zi Feng pun memberikan ceknya. Tapi Nana penasaran, apa Zi Feng tidak takut dia akan membawa kabur uang ini? Zi Feng santai, Nana mau kabur ke mana juga, Zi Feng pasti akan bisa menemukannya. Baiklah, sepakat. Nanti kalau Nana sudah siap pindah, dia akan memberitahu Qing Yang.
Setelah Nana pergi, Ya Nuo berkomentar kalau Nana pasti sangat membutuhkan uang itu sampai dia mau-maunya menerima uang itu dengan mudah. Zi Feng juga penasaran Nana akan menggunakan uang itu untuk apa.
"Dia akan menggunakannya untuk apa pun, aku yakin dia tidak akan menggunakannya untuk sesuatu yang buruk," ujar Qing Yang.
"Kenapa kau begitu yakin?"
"Aku percaya padanya."
Wah! Baru kali ini Zi Feng mendengar Qing Yang memuji orang. Biasanya tidak pernah loh. Pfft! Qing Yang mendadak canggung mendengarnya dan buru-buru menjelaskan bahwa dia mempercayai Nana karena Nana anaknya Paman Tian. Oooooh, begitu. Iyain aja deh. Mereka kan cuma menggoda Qing Yang.
Waktu mereka jalan-jalan ke mall, Ya Nuo digebukin sama Xiao Jing yang kesal setengah mati karena Ya Nuo hampir mau pergi ke Jepang sendirian. Ya Nuo sampai harus meng-kabedon-nya ke tembok dan membekap mulutnya untuk mendiamkannya. Lagian kan dia tidak jadi pergi berkat Zi Feng yang menghentikannya.
Berhubung hari ini adalah ultahnya Xiao Jing, Ya Nuo pun berusaha menghiburnya dengan menanyakan hadiah apa yang Xiao Jing inginkan, akan dia belikan apa saja yang Xiao Jing inginkan.
Baiklah, karena Ya Nuo tulus, Xiao Jing maafkan deh. Tapi khusus untuk tahun ini, Xiao Jing tidak menginginkan hadiah. Tapi dia memiliki keinginan yang ingin Ya Nuo penuhi untuknya. Yaitu dia ingin jalan-jalan sambil bergandengan tangan dan makan malam bersama jie mei (kakak sepupu perempuan). Dan yang dia maksud dengan jie mei adalah jie mei-nya yang sebenar-benarnya.
Oh, Ya Nuo mengerti dan langsung setuju, "kalau begitu, buatlah jadi jie mei yang sebenar-benarnya."
"Beneran? AYOOOOO!!!"
Tak lama kemudian, kedua sepupu merayakan ultahnya Xiao Jing di restoran BBQ dan Ya Nuo sudah berubah dalam dandanan wanita yang sangat cantik. Ya Nuo benar-benar merasa sangat bersyukur karena memiliki Xiao Jing dalam perjalanan panjang hidupnya ini. Tanpa Xiao Jing, Ya Nuo pasti sudah bosan setengah mati. Xiao Jing pula yang selalu mengingatkannya kalau dia sebenarnya adalah wanita.
Saat kedua sepupu itu lagi asyik bercengkerama riang, Zi Feng mendadak juga muncul di restoran itu dan err... tampaknya memperhatikan ke arah Ya Nuo yang saat itu dalam posisi membelakanginya. Hmm... apakah dia mengenali sosok Ya Nuo?
Zi Feng langsung saja jalan ke arah mejanya Ya Nuo... dan langsung melewatinya begitu saja. Fiuh! Ternyata yang dia lihat bukan Ya Nuo, melainkan Zi Han yang kebetulan duduk di beberapa meja di depan.
Zi Han memanggilnya ke sana cuma untuk menyuruhnya bayar tagihan makanannya soalnya tadi Zi Han ceroboh menghilangkan dompetnya. Tepat saat dia sedang membayar ke kasir, kebetulan Ya Nuo juga hendak membayar, tapi dia tidak melihat Zi Feng.
Jelas Zi Feng familier dengan suaranya, namun karena wajah Ya Nuo tertutup rambut panjangnya, jadi Zi Feng tidak melihatnya. Saat giliran Zi Feng bicara dengan kasir, Ya Nuo kaget mengenali suaranya.
Namun saat dia menengadah, Zi Feng sudah berjalan pergi dan Ya Nuo tak sempat melihatnya karena Xiao Jing yang mendadak muncul menghalangi pandangannya.
Malam ini juga, Nana akhirnya pindah ke cafe. Paman Tian sudah menunggu dengan antusias dan gugup. Saat akhirnya Nana datang, dia langsung sigap mau membantu membawakan kopernya, tapi Nana langsung menampiknya, dia bahkan menolak bicara sama Paman Tian.
Qing Yang buru-buru menengahi situasi dengan mengambil alih situasi dan mengantarkan Nana ke kamar yang pernah ditempatinya sebelumnya. Yah, walaupun situasinya masih canggung, tapi Paman Tian tetap lega karena akhirnya punya kesempatan bersama putrinya.
Yang tidak Nana sangka, kamar itu sekarang dihias dengan segala macam pernak-pernik serba pink khas kamar cewek. Paman Tian sendiri yang mempersiapkan kamar ini dengan harapan Nana akan betah dan tinggal dengan nyaman di sini.
Sayangnya, sikap Nana masih sangat kejam pada Paman Tian dan langsung menghina segala hiasan kamar ini. Qing Yang tidak setuju dengan sikapnya ini, hampir saja mau mengkritiknya. Tapi Paman Tian dengan cepat menghentikannya dan dengan besar hati berjanji akan mengubah kamar ini sesuai kesukaan Nana. Dia bahkan langsung menurut saat Nana mengusirnya secara halus dari kamarnya.
Usai membayar makanan mereka, kedua sepupu jalan-jalan di plaza di lantai bawah yang malam ini penuh dengan hiasan lampu natal yang indah. Tapi yang paling menarik perhatian Xiao Jing adalah hiasan berbentuk kereta labu Cinderella.
Dia bahkan langsung mengucap harapan biar jadi kayak Cinderella yang menemukan pangerannya setelah menaiki kereta labu. Tapi saat dia membuka mata, yang ada di hadapannya cuma Ya Nuo. Iiiiih!
"Maaf, cuma ada aku. Bisakah aku dianggap sebagai pangeranmu?"
"Kau bukan pangeran! Hari ini kau adalah putri."
"Itu kan cuma dongeng."
Ya Nuo mau pergi saja, tapi Xiao Jing dengan cepat mencegahnya dengan frustasi. Bagaimana tidak? Sepupunya yang satu ini sama sekali tidak ada romantis-romantisnya jadi cewek. Sebaiknya Ya Nuo diam di sini dan membuat harapan, Xiao Jing mau pergi sebentar untuk beli minuman hangat, dingin.
Mumpung sendirian, Ya Nuo langsung saja menutup mata dan berdoa semoga dia dipertemukan dengan Zi Feng. Sayangnya, saat dia membuka mata, tidak ada siapa-siapa di hadapannya.
"Aku ini bodoh sekali."
Mumpung Xiao Jing belum kembali, Ya Nuo akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan sendirian... tanpa sadar kalau Zi Feng sebenarnya berada di tempat yang sama dengannya. Keduanya sama-sama tidak sadar kalau mereka mendatangi tempat-tempat yang sama, tertarik pada berbagai hal yang sama, bahkan beberapa kali bersama di satu tempat dan waktu yang sama, namun keduanya tetap tidak bertemu dan saling melewatkan satu sama lain.
Beberapa kali mereka sebenarnya saling melihat sosok punggung satu sama lain, merasa familier, namun tetap saja pada akhirnya keduanya tidak saling mengenali.
Mereka bahkan sama-sama berdiri di depan pohon natal, sama-sama termenung memikirkan perasaan masing-masing pada satu sama lain, namun sayangnya, pohon natal besar itu menghalangi pandangan mereka pada satu sama lain sehingga mereka tetap tidak bertemu.
Pada akhirnya, Ya Nuo kembali ke kereta labu. Karena Xiao Jing masih belum kembali juga, Ya Nuo memutuskan untuk mencoba lagi. Dia kembali menutup matanya dan mengucap harapan semoga dia bertemu Zi Feng. Dan saat dia membuka matanya kembali... dia malah shock mendapati Zi Feng benar-benar muncul di hadapannya, menatapnya dengan tercengang dan kebingungan. OMG! Doanya terkabul di saat yang tidak tepat. Apakah rahasia Ya Nuo bakalan terbongkar?
Bersambung ke episode 9
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam