Park Geun Hyung sebagai Ma Tae San (Ayah mertuanya Soo In)
Jung Hye Sun sebagai Bok Dan Shim (Ibu mertuanya Soo In)
Jun In Hwa sebagai Cha Aeng Ran (Istri keduanya Tae San)
Kim Yoon Seo sebagai Ma Joo Hee (adik iparnya Soo In)
Do Sang Woo sebagai Ma Do Jin (anaknya Aeng Ran)
Byun Jung Soo sebagai Ma Joo Ran (kakak iparnya Soo In)
Lee Seung Joon sebagai Park Won Jae (suaminya Joo Ran)
Orang-orang di Seocheon:
Park In Hwan sebagai Park Yi Moon
Lee Jong Won sebagai Tak Wol Han (supir keluarga Ma)
Lee Sook sebagai Bae Chung Ja
Lee Han Seo sebagai Nam Byeol (anaknya Woo Seok)
Sinopsis episode 1 - 1:
Moon Soo In, seorang narapidana baru dibawa ke lembaga pemasyarakatan wanita, wajahnya sedih, matanya berkaca-kaca namun dia berusaha tetap tegar saat dia melangkah masuk ke sel tahanannya. Didalam sel tahanan, dia melihat tiga tahanan wanita lain tengah sibuk dengan kegiatan mereka sendiri-sendiri.
Wanita pertama yang dilihatnya adalah wanita setengah baya bernama Shim Bok Nyeo yang tengah sibuk menulis jurnal.
Wanita kedua adalah Son Poong Geum, seorang wanita berwajah sinis yang tengah sibuk bermain kartu.
Dan yang ketiga adalah seorang wanita muda bernama Seo Mi Oh yang memiliki seorang bayi. Saat Soo In dan Mi Oh bertemu pandang, Mi Oh tampak terkejut dan sepertinya dia mengenal Soo In tapi dengan cepat dia mengalihkan tatapannya dan pura-pura tidak mengenal Soo In.
Soo In menyapa mereka dengan singkat dan ramah tapi saat Soo In hendak masuk, Poong Geum langsung menjegal kakinya Soo In sampai Soo In terjatuh. Poong Geum menceramahi Soo In dengan kesal karena menurutnya sapaan Soo In tidak sopan dan seharusnya Soo In memperkenalkan dirinya dulu pada mereka.
Setelah menanyai Soo In, Poong Geum mengetahui kalau Soo In baru pertama kali ini masuk penjara. Maka dia pun langsung memberitahu Soo In bahwa didalam penjara sekalipun, pangkat adalah hal yang penting sama seperti di militer. Karena itulah Soo In tidak boleh menentang seniornya.
Poong Geum memperkenalkan Soo In pada Bok Nyeo yang merupakan kepala ruang tahanan mereka. Bok Nyeo memperkenalkan dirinya pada Soo In dan memberitahu Soo In bahwa dia dipenjara setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan pembakaran rumah secara sengaja dan dia telah dipenjara selama 30 tahun. Saat Bok Nyeo melihat ekspresi gugup Soo In, dia langsung meyakinkan Soo In bahwa dia tidak akan menyakiti Soo In.
Poong Geum lalu memperkenalkan Soo In pada Mi Oh, seorang model iklan yang berasal dari Seoul sekaligus ibu dari bayinya yang bernama Kwang Ddang.
"Namaku Seo Mi Oh, aku dinyatakan bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan dan dijatuhi hukuman selama 2 tahun" ujar Mi Oh
Saat Soo In hendak mendekati Mi Oh, Mi Oh cepat-cepat mengalihkan pandangannya dengan gugup.
Poong Geum tiba-tiba menghadang Soo In dan memperkenalkan dirinya sendiri sebagai wanita tercantik di sel tahanan mereka, dia telah keluar masuk penjara sebanyak 3 kali atas penipuan jadi bisa dibilang pangkatnya sekarang adalah komandan militer.
Setelah ketiga wanita itu memperkenalkan diri mereka, Poong Geum menuntut Soo In untuk memperkenalkan dirinya dengan benar pada mereka bertiga.
"Nama saya Moon Soo In, saya berasal dari Chuncheon. Saya dipenjara 3 tahun atas tuduhan kelalaian dalam tugas dan penggelepan"
Setelah memperkenalkan dirinya, Soo In pun langsung berjalan masuk, tapi Poong Geum langsung menjegal kakinya sampai Soo In terjatuh lagi. Tapi kali ini mereka langsung panik karena Soo In pingsan.
1 tahun yang lalu...
Soo In terbangun di ranjang rumah sakit. Saat dia mengingat kenapa dia di rumah sakit, Soo In langsung cepat-cepat melepas infusnya dan pergi ke altar pemakaman. Pemakaman itu adalah pemakaman suaminya. Soo In menangis sedih melihat foto pemakaman sang suami, Ma Do Hyun.
"Kenapa kau ada disini?" tangis Soo In "Tidak seharusnya kau meninggalkanku. Kau tidak boleh melakukan ini padaku! Kenapa kau disini?!"
Ma Tae San, ayah mertua Soo In sekaligus presdir Shinwa Group, cukup terkejut saat dia baru datang dan melihat Soo In meratapi kepergian Do Hyun. Soo In meminta maaf pada Tae San karena suaminya meninggal dunia mendahului ayahnya. Tae San tampak sangat marah pada Soo In sampai-sampai dia tidak menanggapi permintaan maaf Soo In dan langsung pergi dengan kesal. Tapi Soo In tampaknya mengira kalau Tae San marah pada mendiang Do Hyun dan bukannya pada dirinya.
Tae San meeting bersama para direktur lainnya dan menantunya, Park Won Jae. Won Jae memberitahu Tae San Do Hyun meninggal dalam kecelakaan helikopter, helikopter yang ditumpangi Do Hyun mengalami tabrakan dengan tebing batu dan tabrakan itu membuat helikopternya meledak.
Karena itulah tubuh Do Hyun tidak utuh, tapi mereka berhasil memulihkan sebagian tubuhnya dari reruntuhan helikopter dan sekarang mereka sedang dalam perjalanan membawa tubuh Do Hyun. Untuk sekarang ini mereka menduga kalau penyebab kecelakaannya adalah karena kabut tebal tapi untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari kecelakaan itu mereka harus menemukan kotak hitam helikopternya. Won Jae juga memberitahu Tae San bahwa istri kedua Tae San, istri pertama Tae San dan juga istrinya sekarang dalam perjalanan menuju pemakaman Do Hyun.
Supir keluarga Ma, Tak Wol Han, tiba di depan rumah duka dengan membawa istri keduanya Tae San, Cha Aeng Ran.
Woo Han menangis, menyayangkan pria sebaik Do Hyun harus meninggal dunia di usia semuda ini. Tapi Aeng Ran dengan dinginnya menyuruh Wol Han untuk pergi menjemput anaknya, Do Jin.
Aeng Ran berdandan dengan santainya sebelum masuk ke pemakaman Do Hyun. Saat Aeng Ran berjalan masuk ke rumah duka, Wol Han langsung menggumam lirih mengatai Aeng Ran wanita jahat. Dia hendak meludahi Aeng Ran dengan kesal tapi Aeng Ran tiba-tiba menoleh kembali padanya dan memerintahkannya untuk mencari Do Jin di apartemennya. Wol Han terpaksa menelan ludahnya kembali dan mengiyakan perintah Aeng Ran itu.
"Dia itu rubah putih berekor sembilan" maki Wol Han
Tak lama setelah kedatangan Aeng Ran, istri pertamanya Tae San yang bernama Bok Dan Shim datang bersama dengan putrinya sekaligus istrinya Won Jae, Ma Joo Ran. Wol Han membantu Dan Shim ke kursi rodanya lalu memberitahu Joo Ran kalau si rubah putih baru saja masuk. Joo Ran langsung kesal mendengarnya, dia lalu mendorong kursi roda ibunya masuk ke rumah duka.
Aeng Ran memberi penghormatan terakhir pada suaminya Soo In. Dengan wajah murung, dia berpura-pura sedih atas kematian anak tirinya itu.
"Aku tidak melahirkanmu tapi selama hampir 30 tahun, kita tinggal dalam satu rumah dan saling berbagi makanan, kau sudah seperti anakku sendiri. Kau tidak pernah memanggilku ibu kedua, tapi aku menganggapmu sebagai anakku sendiri" isak Aeng Ran
Aeng Ran memeluk Soo In dengan sedih, dia berjanji pada Do Hyun bahwa dia akan menjaga Soo In dan ibunya Do Hyun dengan baik. Tapi Won Jae yang sedari tadi berada disamping mereka dalam diam, langsung tersenyum sinis melihat sandiwaranya Aeng Ran.
"Aktingmu semakin lama semakin bagus. Kau pantas menerima piala Oscar" sindir Joo Ran
Sementara yang lain bersedih dan pura-pura sedih, Dan Shim malah tersenyum ceria melihat Soo In "Kemana saja kau? Kau meninggalkanku seharian. Aku bosan tanpamu"
Soo In langsung menghampiri Dan Shim dan meminta maaf karena telah meninggalkan Dan Shim selama seharian. Dan Shim menerima maafnya dengan senyum ceria sama sekali tidak menyadari kesedihan Soo In (sepertinya Dan Shim menderita Alzheimer).
Joo Ran berteriak menyuruh Aeng Ran keluar dari sana "Berani sekali kau datang dan menangis disini!"
"Siapa kau berani mengatakan hal seperti itu padaku?" balas Aeng Ran "Apa maksudmu aku tidak boleh berada disini?"
"Tentu saja" jawab Joo Ran "Ibuku ada disini dan masih hidup. Berani sekali kau datang? Kau tidak punya hak berada disini!"
Won Jae cemas pertengkaran mereka akan didengar oleh para eksekutif, karena itulah dia langsung memperingatkan istrinya untuk bicara pelan-pelan.
Joo Ran akhirnya menahan emosinya tapi dia langsung menangis melihat foto Do Hyun, dia meminta ibunya untuk mengucapkan selamat tinggal pada mendiang Do Hyun. Tapi Dan Shim bahkan lupa pada anaknya sendiri dan satu-satunya yang dia inginkan saat ini hanyalah makan karena dia lapar.
Joo Ran langsung menangis frustasi melihat ibunya seperti ini, dia memeluk Dan Shim dan berusaha membuat Dan Shim sadar tapi Dan Shim langsung menendang Joo Ran dengan kesal.
Tae San baru tiba bersama para direktur tapi mereka malah melihat Joo Ran menangis sedih dan berteriak-teriak meratapi kepergian adiknya.
Bok Nyeo baru tiba di stasiun kereta tapi dia terlihat tidak sehat dan kebingungan. Dia hendak keluar dari stasiun itu tapi, dia tidak bisa naik eskalator bahkan hampir saja terjatuh. Seorang pria muda menghampirinya dengan cemas tapi Bok Nyeo malah gugup sampai-sampai dia berteriak mengusir pria muda itu.
Setelah keluar dari stasiun, Bok Nyeo terngangah melihat banyaknya perubahan di Seoul yang sekarang tampak seperti dunia lain, penuh dengan gedung-gedung tinggi dan megah.
Saat hendak naik bis, Bok Nyeo melihat wanita didepannya menempelkan tasnya ke mesin sebelum masuk ke bis. Dengan lugunya, Bok Nyeo ikut-ikutan menempelkan tasnya juga ke mesin tapi tentu saja mesinnya tidak berbunyi karena tidak ada kartu tarif bis di tasnya Bok Nyeo.
Karena tidak punya kartu, pak supir menyuruh Bon Nyeo untuk membayar bis dengan uang tunai. Saat Bok Nyeo bertanya berapa, pak supir jadi bingung kenapa Bon Nyeo bisa sampai tidak tahu, apa selama ini dia hidup di bulan. Pak supir bertanya apakah Bok Nyeo tidak tahu apapun karena selama ini dia hidup di luar negeri? atau mungkin Bok Nyeo adalah nyonya kaya yang selama ini selalu naik kendaraan pribadi?
"Aku bukan wanita kaya atau apapun" jawab Bok Nyeo "Selama 30 tahun aku tinggal di sekolah, karena itulah aku kebingungan"
"Sekolah? apa anda seorang guru?"
"Bukan sekolah seperti itu, tapi penjara" jawab Bok Nyeo
Pak supir sangat terkejut dengan jawaban Bok Nyeo, saking terkejutnya dia sampai dia harus mengerem mendadak bisnya.
Flashback,
Bok Nyeo berpamitan pada penjaga penjara sebelum dia keluar. Setelah dipenjara selama hampir 30 tahun, dia diizinkan untuk keluar sementara dari penjara. Penjaga penjara bertanya apakah akan ada yang menjemputnya tapi Bok Nyeo mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang akan menjemputnya. Penjaga penjara mengingatkan Bok Nyeo untuk kembali besok jam 5 dan Bok Nyeo harus meneleponnya setiap 2 jam.
Kembali ke masa kini,
Soo In menerima penghormatan para pelayat bersama Joon Ran dan Won Jae. Saat Won Jae memberitahunya kalau Aeng Ran sekarang sedang bersama ibunya dan ayahnya, Joo Ran langsung kesal. Dia ingin pergi untuk melabrak Aeng Ran lagi tapi Won Jae cepat-cepat mencegahnya.
Selain marah pada Aeng Ran, Joo Ran juga marah pada Soo In. Dia menyalahkan Soo In atas kematian kakaknya, terlebih karena keluarga mereka menentang pernikahan Soon In dan Do Hyun tapi Soo In tetap bersikeras untuk menikah dengan Do Hyun.
"Dia sudah cukup menderita tanpamu, berhentilah menyalahkannya terus" Won Jae mengomeli istrinya
"Apa kau ingat apa yang dikatakan peramal Yeong Shin? Suaminya ditakdirkan meninggal dunia. Tidak seharusnya kita membiarkan mereka menikah!"
Joo Ran dengan kesalnya mengatai Soo In sebagai pembawa bencana, tidak punya uang, tidak punya pendidikan, takdirnya buruk pula. Tapi Soo In menerima semua hinaan Joo Ran jika memang itu membuat Joo Ran bisa merasa lebih baik. Reaksi Soo In itu langsung membuat Joo Ran mengeluh frustasi.
Di luar, Aeng Ran berusaha menelepon dan mencari keberadaan Do Jin, Aeng Ran meninggalkan pesan, mengomeli Do Jin untuk segera datang terutama saat seperti ini merupakan saat yang sangat penting bagi Do Jin, kalau Do Jin tidak muncul bisa-bisa mereka akan kehilangan dukungan Tae San dan usaha mereka selama 10 tahun ini akan sia-sia.
Wol Han, datang terburu-buru dan mengabarkan kalau dia tidak berhasil menemukan keberadaan Do Jin dimana-mana.
Adiknya Do Hyun, Ma Joo Hee, berlari terburu-buru ke pemakaman bahkan tidak menyapa Aeng Ran sama sekali. Joo Hee langsung menangis melihat foto kakaknya di meja altar. Saat Joo Hee bertanya bagaimana Do Hyun meninggal, Joo Ran langsung menyalahkan Soo In sebagai penyebabnya.
Tidak tahan dengan tuduhan Joo Ran, Soo In langsung pamit keluar. Tepat pada saat itu, Aeng Ran masuk kembali dan menasehati kedua saudari itu supaya tidak mengkasari Soo In terus karena bagaimanapun juga sebentar lagi Soo In pasti akan keluar dari rumah mereka.
"Bahkan selama Do Hyun masih hidup, ayahmu tidak pernah menerimanya sebagai menantu. Ayahmu tidak akan pernah membiarkannya hidup bersama kita tanpa Do Hyun. Dia akan dikeluarkan dari keluarga Ma segera setelah pemakaman berakhir" ujar Aeng Ran
Di luar, Soo In menangis mengingat semua tuduhan Joo Ran padanya. Saat dia melihat cincin pernikahannya, dia teringat kembali saat dia dan Do Hyun menikah.
Flashback,
Soo In dan Do Hyun menikah diam-diam di gereja. Setelah pendeta menyatakan mereka berdua sebagai suami istri, Tae San datang dan langsung marah-marah karena mereka menipunya dengan menikah secara diam-diam tanpa persetujuannya.
"Aku tidak menipu ayah. Aku hanya tidak memberitahu ayah" ujar Do Hyun
Won Jae berusaha menenangkan keadaan dengan meminta Do Hyun untuk menghentikan pernikahan ini dulu dan membicarakan semuanya dengan baik-baik. Tapi Do Hyun langsung menolaknya karena dia tidak ingin lagi menyakiti Soo In.
Doo Hyun dan Soo In berlutut pada Tae San, sekali lagi mereka berusaha meminta restu Tae San, Soo In bahkan berjanji akan berusaha memuaskan Tae San jika Tae San merestui pernikahannya dengan Do Hyun. Tapi Tae San tetap tidak mau merestui mereka, dia berkata pada Do Hyun bahwa pernikahan bukanlah sebuah amal, Do Hyun tidak seharusnya menikah dengan wanita miskin dan tidak berpendidikan.
Do Hyun langsung marah mendengar hinaan Tae San, dia memperingatkan Tae San untuk tidak mempermalukan Soo In lagi karena walaupun Tae San adalah ayahnya tapi Do Hyun tidak akan memaafkan Tae San kalau Tae San bicara seperti itu tentang Soo In.
"Memaafkanku? Bajing** sepertimu tidak seharusnya menjadi pewaris Shinwa Group. Hubungan ayah dan anak kita sebaiknya diakhiri saja hari ini. Kau juga berhenti saja dari perusahaan!" ancam Tae San
Tapi yang tidak disangka Tae San, Do Hyun sama sekali tidak peduli dengan ancamannya. Setelah Tae San pergi, upacara pernikahan Soo In dan Do Hyun pun kembali dilanjutkan, Do Hyun menyelipkan cincin pernikahan di jari Soo In dan mereka saling berpandangan dengan penuh cinta.
Kembali ke masa kini,
Soo In tidak ingin meyakini perkataan peramal yang mengatakan kalau dia punya takdir buruk, karena kalau dia meyakini perkataan peramal itu maka dia tidak akan bisa melanjutkan hidupnya. Soo In meminta maaf pada Do Hyun tapi supaya dia bertahan hidup dia harus menjadi orang yang tidak tahu malu (mengingkari perkataan peramal tentang takdirnya).
Bok Nyeo, terlihat pucat dan mau muntah-muntah di bis. Tidak tahan lagi, Bok Nyeo pun langsung turun dari bis. Dia muntah-muntah di pinggir jalan saat seseorang mendekatinya.
Dia adalah Poong Geum, dengan memakai jas dokter, Poong Geum berbaik hati memeriksa keadaan Bok Nyeo. Anehnya hanya dengan melihat wajah Bon Nyeo, Poong Geum bisa memperkirakan penyakit Bok Nyeo dengan tepat. Bok Nyeo sampai terkagum-kagum dengan ketepatan Poong Geum.
Poong Geum lalu mengajak Bok Nyeo ke kliniknya tapi Bok Nyeo langsung menolak karena dia tidak punya uang. Tapi saat Poong Geum berkata kalau dia akan memeriksa Bok Nyeo gratis, Bok Nyeo pun akhirnya mau ikut.
Poong Geum membawa Bok Nyeo ke sebuah tempat yang tampaknya mirip sebuah gudang obat ketimbang sebuah klinik. Setelah melakukan pemeriksaan, Poong Geum menyatakan seluruh tubuh Bok Nyeo dalam keadaan tidak sehat. Bukannya memberi obat, Poong Geum malah mempromosikan sebotol minuman kesehatan pada Bok Nyeo.
Poong Geum meminta Bok Nyeo untuk mencoba meminumnya dan setelah Bok Nyeo meminum sebotol, barulah niat Poong Geum yang sebenarnya ketahuan. Dia mengajak Bok Nyeo dan memeriksa kesehatannya secara gratis supaya Bok Nyeo membeli minuman kesehatan itu.
Sayangnya, Poong Geum salah pilih orang. Bok Nyeo langsung beranjak pergi. Tapi belum sempat keluar dari sana, tiba-tiba saja Bok Nyeo terjatuh pingsan.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam