Sinopsis Someday or One Day Episode 1 - Part 2

Kun Bu dan Ah Tuo mendengar suara orang menangis dari dalam toilet. Yu Xuan kah yang menangis? Tapi aneh sekali, Kun Bu selama ini tidak pernah melihat Yu Xuan menangis. Tapi Ah tuo yakin banget kalau yang menangis adalah Yu Xuan, dan jadilah kedua orang itu saling dorong dan saling menyuruh satu sama lain untuk menghibur Yu Xuan.

 

Akhirnya Ah Tuo yang maju dan berusaha meyakinkan Yu Xuan untuk menangis saja, luapkan semua emosinya, Yu Xuan boleh menangis di pundaknya. Tapi Yu Xuan malah bingung maksudnya apaan, siapa juga yang menangis? 

Loh? Khun Bu dan Ah Tuo jadi lebih bingung lagi, bukankah Yu Xuan menangis di dalam toilet barusan? Ah! Yu Xuan akhirnya mengerti kesalahpahaman mereka dan langsung menarik seorang wanita bernama Xiao Dai, ternyata dialah yang menangis gara-gara Blues, anjingnya hilang.

Kun Bu punya ide bagus untuk membantu Xiao Dai menemukan anjingnya. Malam harinya, mereka bertigas menemani Xiao Dai menemui seorang wanita muda cantik bernama Sunny, dia ini semacam, errr... dukun binatang. 

Dia mengaku kalau dia bisa mendengar suara bisikan binatang. Err... entah apakah dia dukun beneran atau gadungan, tapi dilihat dari gayanya yang rada lebay dan cara bicaranya yang sesekali mencampuradukkan bahasa Mandarin dengan bahasa Inggris, kelihatannya sih memang kurang meyakinkan. 

Kun Bu, Ah Tuo dan Xiao Dai tampaknya percaya banget sama Sunny, cuma Yu Xuan seorang yang skeptis. Xiao Dai memperlihatkan foto Blues padanya, lalu Sunny memperlihatkan foto Blues pada boneka anjing yang ada di mejanya sambil menempelkan kupingnya ke boneka anjing itu, lalu sedetik kemudian, tiba-tiba dia berteriak lebay. "Jesus!!!"

Berhubung Sunny tidak menjelaskan maksudnya apa, jadi Ah Tuo asal saja menyimpulkan bahwa mungkin itu artinya Blues sudah menghadap Tuhan. Wkwkwk! 

Tidak tahan lagi melihat akting si Sunny, Yu Xuan pun berniat membuktikan kalau Sunny cuma dukun gadungan dengan berbohong menyatakan bahwa anjingnya juga hilang, padahal sebenarnya dia bahkan tidak memelihara anjing.

Tapi dia punya foto dirinya bersama seekor anjing buat dia tunjukkan pada Sunny untuk mendukung kebohongannya. Dia bahkan berbohong bahwa nama anjing itu adalah Xiao Wang. 

Tapi anehnya, setelah Sunny menempelkan kupingnya ke boneka anjingnya, yang dia tanyakan pada Yu Xuan justru bukan tentang anjingnya, melainkan orang yang mengambil foto ini. 

Kenapa? Karena Sunny mengaku bahwa dia bisa merasakan emosi yang sangat kuat dan dalam dari foto ini, dia yakin kalau orang yang mengambil foto ini pastilah orang yang sangat penting bagi Yu Xuan. 


Memang iya, Quan Sheng-lah yang mengambil foto itu dulu. Ucapan Sunny kontan membuat Yu Xuan membeku sedih teringat kenangan indah mereka waktu bermain dan berfoto bersama anjing itu dulu.

 

Cepat-cepat menguasai diri, Yu Xuan berbohong menyangkal dan mengklaim bahwa orang yang mengambil foto itu hanya teman biasa. Sunny tak percaya, mungkin bagi Yu Xuan, orang itu hanya teman biasa. Namun bagi orang itu, Yu Xuan adalah orang yang sangat penting baginya. 

Sunny mengklaim bahwa anjing bernama Xiao Wang ini juga memberitahunya bahwa Yu Xuan sangat menyayangi orang ini. Yu Xuan agresif menyangkal, dia justru sangat jahat pada orang itu.

Sunny menyangkal sambil mendadak mewek lebay, jelas cuma akting nangis. Tapi anehnya, kata-katanya terdengar seolah dia tahu apa yang terjadi pada mereka berdua saat dia mengklaim bahwa orang itu sangat menyayangi Yu Xuan dan tidak pernah ingin meninggalkannya. Orang itu meninggalkan Yu Xuan karena dia tak punya pilihan.

Sunny bahkan berkata bahwa 'dia' masih menunggunya, menunggu Yu Xuan untuk membawanya pulang. (Err... aku kurang yakin yang dimaksud 'dia' itu siapa, Quan Sheng atau anjing di foto itu?)

Tapi karena tangisannya yang terlalu dibuat-buat, Yu Xuan tetap saja sulit mempercayainya. Dia bertanya bagaimana menemukannya. Seketika itu pula Sunny mendadak berhenti mewek, lalu pindah menempelkan kupingnya ke boneka harimau. 

 

Tepat saat itu juga, dia melihat seorang pengendara motor di luar, pakai kaos olahraga dengan nomor punggung 32. Seketika itu pula Sunny mendadak menyatakan agar Yu Xuan mencatat dan mengingat baik-baik nomor 32. (Hmm, entah dia ngarang atau benar-benar mendapat penglihatan)

Dia tidak menjelaskan maksudnya apa dan hanya menyatakan nomor 32 itu penting, dan dia akan menemukannya dalam waktu beberapa hari.

Habis sudah kesabaran Yu Xuan! Dia sontak kesal membentak Sunny dan memberitahunya kalau dia tidak pernah punya anjing. Dasar Sunny penipu! Berani minta bayaran lagi! Alih-alih membela diri, Sunny malah bilang kalau dia akan ngasih mereka diskon seolah secara tak langsung mengakui kalau dia memang penipu lalu langsung balas mengkritik Yu Xuan yang juga berbohong padanya.

Tapi Sunny serius loh waktu dia bilang bahwa Yu Xuan sedang mencari sesuatu (atau seseorang) yang sangat berarti baginya. Dia juga serius tentang nomor 32 itu.


Mereka akhirnya pergi dari sana dan berkeliling parkiran mencari Blues. Melihat Xiao Dai masih terus menangis, Yu Xuan berusaha menyemangati dan menghiburnya. Kalaupun tidak ketemu hari ini, masih ada waktu besok, lusa dan hari-hari selanjutnya. Yang penting mereka tidak boleh menyerah dan terus berusaha untuk mencarinya.

Mungkin sekarang memang rasanya sangat menyakitkan. Namun saat Xiao Dai memikirkannya di masa depan nanti, dia hanya akan marah pada Blues yang meninggalkannya dan bukannya menyalahkan dirinya sendiri karena membiarkan Blues pergi. Hmm, kata-katanya memang seolah dia sedang membicarakan Blues, tapi jelas kata-kata itu untuk dirinya sendiri.

 Baru juga dia bicara begitu, tiba-tiba terdengar teriakan Ah Tuo yang mengabarkan bahwa dia menemukan Blues bersembunyi di bawah mobil. Yang tidak Yu Xuan sangka, di tiang tempat mobil itu terparkir, ada foto Yesus. (Wah, jadi Sunny dukun beneran yang bisa mendengar bisikan binatang?)


Fakta itu membuat Yu Xuan termenung dalam perjalanan pulang. Apalagi saat dia melewati halte bus, dia melihat layar monitor menunjukkan bus yang akan datang selanjutnya adalah bus nomor 32.

Penasaran dengan ucapan Sunny tentang nomor 32 itu, Yu Xuan akhirnya memutuskan naik bus nomor 32 itu. Dia celingukan mencari orang yang dicarinya, tapi tidak ada. Yu Xuan sontak mengomeli kebodohannya sendiri karena mempercayai omongan si dukun itu padahal bus ini malah membawanya semakin jauh dari rumah.


Yu Xuan akhirnya memutuskan turun di halte terdekat. Tapi bahkan sebelum bus-nya berhenti, tiba-tiba dia melihat seorang pria berkacamata dan berjalan pakai tongkat yang wajahnya mirip banget sama Quan Sheng. 

Yu Xuan sontak panik minta diturunkan di sana. Dan begitu bus berhenti, dia langsung mengejar pria itu, namun sayangnya, pria itu sudah menghilang tanpa jejak.


Begitu sampai rumah, Yu Xuan mengirim chat ke nomornya Quan Sheng dan mengancam Quan Sheng untuk menampakkan dirinya dalam hitungan ketiga karena dia yakin kalau yang dia lihat tadi adalah Quan Sheng.

Dia menghitung mulai dari satu sambil menatap pintu, mengharap Quan Sheng muncul di sana. Tapi bahkan sampai hitungan kedua, Quan Sheng tetap tidak muncul. Bahkan semua chat-nya pun hanya centang satu.

Akhirnya dia terlalu ragu untuk menghitung yang ketiga dan memutuskan untuk menggantinya dengan chat: Aku rindu padamu, aku sangat merindukanmu. Dengan itu, Yu Xuan pun tertidur.

Kita kemudian dibawa kembali ke masa lalu, di Toko Kaset 32 dan melihat si gadis SMA itu (Yu Xuan kah dia?) didatangi dua pemuda saat dia tengah asyik menikmati lagu sambil menjaga toko kaset itu.

Salah satu pemuda itu, errr... Quan Sheng masa SMA? (Aku agak bingung dan nggak yakin, jadi kita panggil saja dia pemuda pertama. Si pemuda kedua yang bernama Mo Jun Jie, tampak lebih pendiam dibanding si pemuda pertama. Bahkan si pemuda pertama yang duluan menyapa si gadis dan menanyakan lagu apa yang sedang dia dengarkan itu. Tapi tampak jelas kalau Jun Jie menyukai si gadis.

Si gadis itu sontak gugup dan malu begitu melihat si pemuda pertama, dan sikapnya itu membuat kedua pemuda itu merasa lucu dan gemas melihatnya. (Hmm, sifatnya terlihat beda banget daripada Yu Xuan). Dengan masih menghindari kontak mata dengan mereka, si gadis menjawab bahwa lagu itu adalah lagunya Wu Bai yang berjudul Last Dance.

Si pemuda pertama berkata kalau dia suka lagunya dan ingin membelinya. Tapi kasetnya ternyata sudah habis. Maka si gadis menyuruh si pemuda pertama untuk meninggalkan nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi jika nanti ada stoknya.

Tapi alih-alih memberikan nama dan nomor kontaknya sendiri, si pemuda pertama malah menyemangati Jun Jie untuk melakukannya. Hmm, jelas dia tahu Jun Jie suka gadis itu dan mau membantu mendekatkan mereka.

Tapi Jun Jie terlalu pemalu untuk melakukan itu dan akhirnya malah menyuruh si pemuda pertama untuk melakukannya. Terpaksalah si pemuda pertama mencatat nama dan nomor teleponnya.

Si gadis akhirnya bisa bernapas lega setelah kedua pemuda itu pergi. Namun dia tampak bahagia saat membaca nama dan nomor kontak si pemuda pertama, jelas dia suka sama si pemuda pertama.


Kembali ke masa kini, Yu Xuan terbangun dengan berlinang air mata (Hmm... semua itu tadi mimpinya kah?). Dia langsung mengirim chat lagi ke nomornya Quan Sheng dan mengaku bahwa hari ini dia memimpikan Quan Sheng lagi.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments