Begitu tiba di kampung halamannya, Wu Yan bergegas ke rumah sakit dan berkaca-kaca melihat kondisi ayahnya. Ayah bahkan jadi susah bicara sekarang, namun ia begitu bahagia melihat putrinya datang.
Ayah sudah dengar dari Ibu bahwa Wu Yan sudah punya pacar sekarang, dan antusias ingin mengenal pacarnya Wu Yan. Ayah bahkan tak mempermasalahkan apa pun kekurangan pacarnya Wu Yan, karena bagi Ayah, yang penting Wu Yan mencintainya.
"Ayah akan mendukung apa pun keputusanmu. Ayah hanya minta kau berjanji pada ayah untuk menjaga dirimu sendiri dengan baik."
Tapi Ibu dan Wu Yan masih canggung pada satu sama lain. Ibu bahkan masih kesal sama Wu Yan dan langsung mengusirnya. Lagipula Wu Yan tidak akan bisa mengurus Ayah. Dia harus terus siaga setiap saat, ditambah lagi, tidak akan nyaman bagi seorang wanita muda seperti Wu Yan untuk mengurus pria.
Terserah Wu Yan mau pergi ke mana, Ibu tidak peduli. Lagipula dia dan Ayah punya dana pensiun, mereka tidak butuh Wu Yan. Sebaiknya Wu Yan pergi secepatnya karena dia tidak mau Ayah mendengar mereka berdebat.
Bahkan dalam kondisinya yang seperti ini, orang pertama yang Ayah pikirkan dan tanyakan saat dia sadar pasca operasi adalah Wu Yan. Ayah bahkan marah ada Ibu karena Ibu memarah pada Wu Yan.
Ayahnya sakit parah seperti ini, bahkan hampir kehilangan nyawanya, tapi Wu Yan malah lebih sibuk mengejar impiannya dan pria yang disukainya. Apakah cinta ayah dan ibu selama ini begitu tidak berharga bagi Wu Yan?
Xiao Lu berusaha membujuk Nian Qin untuk menelepon Wu Yan dan berbaikan dengannya, dia yakin kalau ayahnya Wu Yan benar-benar sakit. Tapi Nian Qin bersikeras menolak mempercayainya.
Apalagi setelah percakapan teleponnya dengan ibunya Wu Yan waktu itu. Dia sengaja menyembunyikannya dari Wu Yan, pura-pura tak tahu apa-apa tentang ketidaksetujuan ibunya Wu Yan tentang hubungan mereka, dia bahkan nekat melamar Wu Yan. Dia benar-benar tak tahu harus bagaimana sekarang.
"Jika kau tidak mencobanya, bagaimana kau bisa tahu kalau kau akan diterima atau tidak?" Ujar Xiao Lu.
Wei Hao juga datang menjenguk Ayah keesokan harinya. Ibu tampak sudah baik, tapi kata-katanya jelas mengandung sindiran pedas terhadap hubungan putrinya dengan pacarnya saat dia membanding-bandingkan hubungan Wu Yan dan pacarnya dengan Wei Hao dan Xu Qian.
Wu Yan jelas tak senang dan langsung mengajak Wei Hao bicara di luar dan mengusirnya secara halus untuk balik ke kota Xiamen. Tapi Wei Hao mengaku bahwa dia mau tetap di kampung halaman mereka ini untuk sementara waktu, soalnya neneknya Xu Qian juga sedang sakit, jadi dia mau membantu Xu Qian merawat neneknya.
Wei Hao bahkan mengaku bahwa dia berencana untuk melamar Xu Qian setelah satu tahun. Kenapa dia harus menunggu satu tahun dulu? Karena tentu saja dia harus mandiri secara finansial dulu agar dia bisa menjadi suami yang baik. Xu Qian memang mampu menopang hidupnya sendiri, tapi tetap saja Wei Hao harus menjadi suami yang bertanggung jawab.
Wei Hao pun pamit pulang, Ibu sontak kesal memprotes Wu Yan karena mengusir Wei Hao dan membiarkan Wei Hao jadian sama wanita lain padahal Ibu lebih suka Wei Hao untuk menjadi calon menantunya daripada pacarnya Wu Yan itu. Jelas saja Wu Yan tidak terima, dan jadilah ibu dan anak itu ribut sampai para perawat harus menegur mereka.
Ibu sungguh tidak mengerti. Wu Yan bilang kalau pria itu hebat dalam segala aspek dan sangat mencintainya. Tapi kenapa dia malah tidak datang menjenguk Ayah saat keluarga mereka tengah mengalami kesulitan besar seperti ini?
Wu Yan dengan canggung beralasan kalau Nian Qin sibuk, lagipula tidak nyaman baginya untuk bepergian jauh karena kondisinya. Ibu heran mendengarnya, Wu Yan begitu pengertian pada pacarnya itu, tapi bagaimana dengan pacarnya itu? Percakapan ini kontan membuat Wu Yan termenung galau memikirkan Nian Qin.
Pada saat yang bersamaan, Nian Qin sebenarnya juga sedang galau. Dia ingin menelepon Wu Yan, tapi terlalu ragu untuk melakukannya. Dan tepat saat itu juga, Xiao Lu mendadak muncul dan menyeretnya pergi ke rumah sakit karena ayahnya Nian Qin mendadak kritis. Saking terburu-burunya, Nian Qin jadi tak sengaja menjatuhkan ponselnya.
Walaupun selama ini bersikeras membenci ayahnya, tapi nyatanya Nian Qin sangat shock dan terpukul saat dia mendengar monitor jantung berbunyi lurus. (OMG! Ayahnya Nian Qin meninggal kah?)
Wu Yan menunjukkan proposal acara radio terbarunya pada Ayah, Ayah pun berjanji akan mendengarnya setelah ia pulang dari rmah sakit nanti. Namun Ayah mengaku bahwa dia mendengar perdebatan Wu Yan dengan Ibu kemarin, dan meyakinkan Wu Yan untuk tidak memasukkan kata-kata Ibu ke dalam hati. Biarpun Ibu kelihatan galak dari luar, tapi sebenarnya hati Ibu lembut.
Walaupun Ibu kurang menyetujui pilihan Wu Yan, tapi Ibu sadar bahwa ini adalah pilihan hidup Wu Yan sendiri. Ayah hanya berharap agar jika nanti Wu Yan menetap di kota Xiamen dan sudah memiliki keluarganya sendiri, Wu Yan dan keluarganya akan mengunjungi mereka sesekali.
Wu Yan tersentuh mendengarnya. "Ngomong apa sih? Aku akan datang setiap hari dan mengganggu Ayah sampai Ayah kesal dan mengusirku."
"Kau ini biarpun terlihat sombong dan manja, tapi sejak kecil, kau tidak pernah membiarkan aku dan ibumu khawatir. Salah satu pencapaian ibumu yang paling membanggakan adalah kau berhasil masuk ke sekolah mana pun yang dia inginkan. Dia sangat bangga dengan hal itu."
Sedangkan Ayah justru sebaliknya, selalu memanjakan Wu Yan setiap saat. Namun sebenarnya, Ayah dulu lebih banyak fokus pada pekerjaannya sebagai pengajar sehingga dia tidak pernah ngobrol dengan benar dengan Wu Yan.
Sejak kecil, Wu Yan selalu berprestasi di sekolah, tidak pernah melewati batas, segalanya berjalan dengan lancar. Karena itulah, ayah dan ibu selalu berpikir bahwa Wu Yan tidak menderita.
Tapi sekarang Ayah sadar bahwa selama ini mereka mengabaikan hal paling penting, yaitu perasaan Wu Yan. Berusaha menahan emosinya, Wu Yan meyakinkan Ayah kalau dia memiliki hati yang sangat besar, jadi tidak usah dipikirkan.
Percakapan dengan Ayah ini membuat Wu Yan akhirnya memutuskan untuk menelepon Nian Qin. Sayangnya, ponselnya Nian Qin masih tergeletak begitu saja di lantai. Sayangnya Wu Yan tak tahu tentang itu dan jadi kesal, mengira Nian Qin masih marah sehingga tidak mau mengangkat teleponnya.
Sedangkan Nian Qin masih termenung sedih di rumah sakit. Entah berapa lama dia seperti ini, namun saat Xiao Lu datang, tiba-tiba saja Nian Qin pingsan.
Xiao Lu yang khawatir, langsung menelepon Wu Yan dan memohonnya untuk kembali. Xiao Lu menjelaskan bahwa Ayahnya Nian Qin hampir mati kemarin, dia menderita kanker hati, untungnya dia berhasil diselamatkan, hanya saja kondisinya masih belum stabil.
Nian Qin sulit menerima kenyataan itu sehingga selama beberapa hari ini dia hanya duduk di depan bangsal, tidak mau bicara dan menolak makan hingga dia pingsan. Tidak ada satu pun di sini yang bisa menangani Nian Qin, hanya Wu Yan yang bisa melakukannya, makanya dia memohon agar Wu Yan kembali.
Wu Yan jadi galau tak tahu harus bagaimana. Ayah menyadari kegalauannya, dan berbesar hati meyakinkan Wu Yan untuk kembali saja. Ibu juga mendukung, tapi dengan kata-kata penuh sindiran.
Terharu, Wu Yan sontak memeluk Ayah dan berjanji kalau dia pasti akan segera kembali. Tapi sebelum dia pergi, Ayah tiba-tiba memanggilnya kembali hanya untuk berkata. "Hati-hati di jalan."
Kata-kata sederhana dan biasa, namun entah kenapa Wu Yan merasa sedikit aneh mendengarnya. Tapi dia juga bingung dengan perasaan itu dan akhirnya cuma mengangguk lalu pergi.
Karena jadwal kereta tidak ada yang lebih cepat, akhirnya Wu Yan memutuskan naik bis agar dia bisa sampai di Xiamen besok pagi.
Xiao Lu datang ke rumah sakit pagi-pagi sekali dengan membawa sup untuk Nian Qin dan menjelaskan pada kakaknya tentang masalah yang terjadi pada Nian Qin dan Wu Yan.
Mendengar itu, Wei Lan pun memutuskan untuk menemui Nian Qian yang sekarang sudah baikan. Sikap Nian Qin sudah tidak begitu dingin seperti sebelumnya, malah Nian Qin mengaku bahwa dia sudah memaafkan Wei Lan.
Nian Qin mengaku bahwa saat detak jantung ayahnya berhenti, dia merasa sangat takut. Dia sadar kalau selama ini dia belum melaksanakan kewajibannya sebagai anak. Wu Yan pernah bilang padanya bahwa masa lalu itu tidak penting.
Wei Lan terharu mendengarnya dan meyakinkan Nian Qin bahwa ayahnya pasti akan bertahan berkat kehadiran Nian Qin di sini. Wei Lan menyarankannya untuk menemui Wu Yan dan meminta maaf padanya.
Tapi Nian Qin malah sinis. Yah dia akui kalau dia salah sudah menuduh orang tua Wu Yan menipu Wu Yan untuk pulang dengan alasan sakit, namun dia tahu kalau keluarganya Wu Yan memandangnya sebagai beban.
Nian Qin tidak tahu kalau Wu Yan saat itu sebenarnya sudah ada di sana dan sakit hati mendengar ucapannya. Wu Yan tidak terima, memangnya kapan ibunya bilang kalau Nian Qin adalah beban? Bukankah itu asumsi Nian Qin sendiri?
"Gangguan penglihatanmu ataupun latar belakang keluargamu sama sekali tidak penting. Aku tidak pernah berpikir bahwa semua itu adalah hambatan bagi kita untuk bersama. Apa kau pikir hanya kau satu-satunya yang mengalami kesulitan? Apa kau pikir hanya kau satu-satunya yang memiliki temperamen? Ayahku sakit, aku kembali untuk merawatnya. Aku sangat khawtair, aku sedang kesulitan, aku lelah. Tapi bahkan setelah beberapa hari berlalu, kau sama sekali tidak meneleponku. Aku susah payah datang kemari, aku terburu-buru kembali untuk membujukmu. Tapi apa? Apa aku pantas mendapatkan semua kritikan keras itu? Aku sama sekali tidak mengerti untuk apa aku kembali."
Selama ini dia selalu berpikir kalau Nian Qin juga mencintainya, makanya dia bisa tahan menghadapi sikap Nian Qin yang sulit itu. Tapi sekarang dia sadar kalau ternyata Nian Qin hanya mencintai dirinya sendiri. Yang penting bagi Nian Qin hanya martabatnya sendiri. Harga diri Nian Qin sangat rendah, makanya dia hanya berpegang pada landasan moral yang dia pikir benar untuk menyakiti orang-orang di sekitarnya.
"Kupikir aku bisa memaklumimu, namun sekarang aku sadar kalau itu tidak benar." Tandas Wu Yan lalu pergi dengan berlinang air mata.
Namun saat dia naik lift, ibunya menelepon dan jujur mengaku bahwa dia mengatakan hal-hal jahat pada Nian Qin waktu mereka bicara di telepon waktu itu. Ibu khawatir kalau Nian Qin tersinggung, makanya Ibu menitipkan permintaan maaf untuk Nian Qin.
Berusaha keras menahan emosinya dan menormalkan suaranya, Wu Yan meyakinkan Ibu bahwa Ibu tidak salah. Tapi Ibu bisa mendengar ada yang salah dari suaranya yang tidak stabil. Tapi Wu Yan tak ingin membuatnya khawatir, jadi dia buru-buru mengalihkan topik dan mengakhiri teleponnya.
Nian Qin yang sedari tadi hanya diam merenungkan ucapan Wu Yan, akhirnya terburu-buru keluar untuk mengejar Wu Yan. Xiao Lu yang cemas, meyakinkannya untuk diam di sini saja, biar dia yang pergi mencari Wu Yan. Apalagi ayahnya Nian Qin sudah menemukan donor yang cocok dan sebentar lagi akan segera dioperasi.
Bersambung ke episode 15
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam