Sinopsis The Crown Princess Episode 4 - 5

Petra sudah menyelidiki penyebab pingsannya Raja Henry dan ternyata itu karena koin yang dipegangnya tadi ternyata disemprot racun yang akan langsung masuk ke aliran darah begitu disentuh.

Tapi sepertinya pelakunya tidak berniat untuk membunuh Raja Henry karena racunnya tidak mematikan. Efeknya hanya mati rasa, sesak dada dan pingsan.

Petra jadi curiga kalau pelakunya mungkin Andre dan Mona karena merekalah yang ada di sana sebelum Petra datang tadi. Tapi Raja Henry ragu, menolak meyakini bahwa putranya sendiri tega menyakitinya.

Dom dan Will menyarankan Alan untuk melakukan bisnis mereka tanpa melalui asosiasi perdagangan emas. Dom meyakinkan Alan bahwa itu bisa dilakukan. Dengan begitu, Alan akan bisa membawa uang banyak kembali ke negaranya daripada membawa pulang emasnya yang hanya akan membuat reputasi Alan jadi buruk.

Pura-pura tak tahu apa-apa, Will bertanya siapa pembeli emasnya dan apakah mereka bisa dipercaya. Dom meyakinkan bahwa calon pembeli mereka adalah orang-orang yang berpengaruh dan berkantong tebal.

Saat Alan masih terdiam ragu, Dom mengusulkan agar mereka melakukannya secara diam-diam saja jika Alan tidak percaya. Jadi jika kesepakatannya tidak bagus, maka Alan bisa membawa pulang emas-emasnya. Dia jamin orang-orang itu tidak akan berani macam-macam sama Alan, siapa juga yang berani menentang seorang pangeran?

Untuk semakin meyakinkan Alan, Will menyetujui usulan Dom tapi dia menegaskan bahwa ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan tersembunyi. Dom meyakinkan hanya mereka bertiga yang mengetahui masalah ini. Alan jadi bimbang.

Ling memberikan informasi tentang Dom pada Dawin, dan jelas dari hasil penyelidikannya, Dom itu tidak bisa dipercaya. Biarpun dia berasal dari keluarga terpandang dan punya reputasi bagus, tapi keluarganya punya banyak bisnis gelap di pasar gelap.

"Dan yang paling penting, dia menjual emas ilegal di pasar gelap. Pangeran Alan pasti tidak tahu kalau ini ilegal. Selain itu, aku takut pangeran dikhianati. Itu akan jadi masalah besar." Cemas Ling.

Dawin jadi khawatir juga. "Kalau begitu caranya, pangeran akan kehilangan emas, uang dan juga reputasi."

Maka kemudian, Dawin memerintahkan Ling untuk menyebarkan informasi ini pada tim mereka dan tunggu perintah darinya. Alice yang mendengarkan segalanya dari dapur juga jadi cemas akan nasib Alan.

Petra menghubungi Chatchai untuk mengabarkan tentang Raja Henry, tapi dia meminta Chatchai untuk tidak memberitahukan masalah ini pada Alice karena dalang dari kasus ini jelas berada di dalam istana.

Raja Henry ingin Alice tetap aman di sana. Kalau Alice sampai tahu, maka dia pasti akan kembali ke Hrysos secepatnya. Dan ada satu lagi yang Raja Henry percayakan pada Chatchai...

Yaitu Kate yang sekarang sudah tiba di Thailand. Karena itulah, Petra meminta Chatchai untuk mengirimkan anak buahnya untuk mengawal Putri Kate.

Orang pertama yang dikunjungi Kate adalah Alan, tapi Alan malah menyambutnya dengan kesal, menuduh Kate datang kemari karena dikirim oleh ibunya untuk mengontrolnya.

"Jangan bersikap seperti anak kecil. Aku datang kemari tidak ada hubungannya denganmu. Aku datang untuk menjalankan tugas atas perintah kakek."

"Baguslah. Kalau begitu, kerjakan saja tugasmu. Aku akan melakukan pekerjaanku sendiri."

Kate sontak penasaran, pekerjaan apa? Alan menolak memberitahu, pokoknya sesuatu yang bagus. Bagus untuk negara mereka, bagus untuk kakek mereka, bagus untuk ibunya Alan. Itu saja yang perlu Kate ketahui.

Tapi Kate cemas dan langsung menemui Will untuk mencari tahu. Tapi tentu saja Will meyakinkan Kate untuk percaya pada Alan. Bagaimanapun, Alan sudah dewasa dan pasti bisa menilai sendiri sesuatu yang dia yakini baik. Dan sama seperti Alan, Kate langsung mempercayainya begitu saja. Dia tidak akan ikut campur.

Will penasaran apa misi Kate datang ke Thailand. Kate mengaku bahwa dia dipercaya kakeknya untuk melakukan penelitian. Tapi tentu saja, dia hanya penggantinya Alice, jadi ini hanya untuk sementara waktu.

"Aku sadar kalau aku... tidak layak."

"Kate-ku sangat luar biasa. Percaya dirilah."

Kate tersentuh mendengarnya. "Hanya kau seorang yang selalu berdiri di sisiku. Apa kau mendengar sesuatu tentang Alice?"

"Kabar terbaru yang kudengar adalah Alan membuntuti Sersan Pan ke dalam sebuah rumah dan menemukan aksesoris rambut kerajaan di sana."

Kate juga sudah mendengar itu dari Alan. Kate menduga kalau aksesoris itu milik JC. Apalagi belakangan ini dia tidak pernah melihat JC di istana. Jadi mungkin JC ada di sini untuk mengurus Alice.

"Kalau kau menemukan sesuatu tentang Alice, tolong beritahu aku." Pinta Kate. Kate tidak ingin Alice sendirian, apalagi jika dia benar-benar dalam bahaya.

Will langsung menyentuh mesra tangan Kate dan meyakinkannya Kate untuk tidak khawatir, dia akan membantu menangani masalah Alice.

Saat Alice menelepon untuk menanyakan kabar kakeknya, Petra berbohong bahwa Raja Henry baik-baik saja dan sekarang sedang meeting dengan jenderal.

Tapi bukan itu saja tujuan Alice menelepon Petra. Dia ingin tahu di mana Alan tinggal dan meminta Petra untuk mengirimkan alamatnya Alan sesegera mungkin padanya.

Dan begitu mendapatkan alamatnya, Alice dengan sengaja berbohong pada Dawin, mengklaim kalau dia sakit perut agar Dawin keluar rumah mengambilkannya obat. 

Padahal begitu Dawin pergi, Alice langsung menyelinap masuk ke kamarnya Dawin untuk mencuri dokumen informasi tentang Dom dan kunci mobilnya Dawin. Tapi yang paling menarik perhatiannya adalah segala informasi tentangnya dan seluruh keluarga kerajaannya yang tertempel di dinding kamarnya Dawin.

Tapi tidak ada waktu memikirkan itu sekarang, Alice langsung kembali ke kamarnya dan memberitahu Dawin kalau dia sudah baikan sekarang.

Dia memastikan suaranya terdengar oleh Dawin, agar Dawin mengira kalau dia masih tetap berada di kamar. Padahal begitu Dawin kembali ke kamarnya, Alice langsung menyelinap keluar dan membawa pergi mobilnya.

Yang tidak dia ketahui, Dawin sebenarnya mengetahui rencananya, tapi sengaja membiarkannya pergi. Tapi dia diam-diam sudah bersiap untuk menyusul Alice, dia bahkan sudah menginformasikan masalah ini pada para anak buahnya yang langsung datang menyusulnya untuk membuntuti Alice.

Dia sengaja membiarkan Alice pergi karena dia ingin membuktikan sesuatu. Ling sudah cemas saja, takut mereka akan kena masalah karena membiarkan klien VIP mereka keluar. Tapi Dawin santai meyakinkan Ling bahwa Alice masih aman di bawah perlindungan mereka.

Pada saat yang bersamaan, Kan melapor tentang Kate yang sekarang ini sedang bertemu Will. Dawin pun memerintahkan Kan untuk berusaha mengulur waktu, pokoknya jangan biarkan Will kembali ke hotel.

Tapi gara-gara telepon itu, Kan jadi kurang memperhatikan Will. Dan saat dia berbalik, Will sudah pergi duluan. Kan pun cepat-cepat mengabarkan itu ke Dawin.

Sementara itu, Alan mengaku bosan, jadi dia menuntut Pan untuk menari s~~~i untuknya. Pan menolak, dia tidak bisa menari. Tapi tiba-tiba dia ditelepon Dawin tentang Alice yang sedang dalam perjalanan menemui Will. Jadi Pan diperintahkan untuk mencegah Alan balik ke hotel.

Seketika itu pula Pan mendadak berubah haluan dan bersedia menari untuk Alan, tak peduli biarpun sekarang Alan sudah tertarik lagi. Tapi dia nari asal saja, nggak s~~~i sama sekali, tapi Alan cukup terhibur juga.

Tapi lama-lama dia capek juga melihatnya dan ingin balik saja ke hotel. Pan sontak panik mencegahnya dan ganti menawarinya untui dipijat. Tapi dia terlalu gelisah sampai tak sengaja memijat terlalu keras.

Alice sudah tiba di depan hotel. Dawin dan timnya pun tiba pada saat yang bersamaan di parkiran. JC yang juga ikut, langsung kesal memprotes tindakan Dawin ini.

Dawin menegaskan bahwa dia punya tujuan, dan tujuannya adalah untuk menunjukkan ke Alice bahwa dia tidak akan bisa mendapatkan bantuan dari Pangeran Will. Dia memerintahkan JC untuk tetap di sini saja, takut ada orang yang akan mengenalinya lalu membawa timnya masuk untuk mencari Alice.


Secara bersamaan, mereka semua naik lift. Dawin tiba duluan di lantai 29 dan langsung berpencar. Will tiba tak lama kemudian, tapi Alice malah tidak kelihatan. Aneh! Di mana dia?... Atau jangan-jangan... dia bukan datang untuk menemui Will?

Memang benar, karena Alice justru menuju ke lantai 30, kamarnya Alan. Menyadari itu, Dawin pun segera memerintahkan Ling untuk mengecek lantai 30. Tapi tiba-tiba Dawin mendapat pesan dari Pan bahwa dia sedang dalam perjalanan mengantarkan Alan kembali ke kamar hotelnya. Gawat!

Dawin sontak panik naik ke lantai 30. Alice sendiri masih berusaha mencari kamarnya Alan. Dan begitu dia menemukannya, dia langsung menyelipkan dokumen itu ke celah pintu... tepat saat Alan muncul dan langsung berteriak menegurnya.

Alice sontak panik melarikan diri. Pan berusaha menghentikan Alan, tapi gagal, Alan langsung melesat mengejar Alice. Untungnya Dawin muncul tepat waktu dan menarik Alice bersembunyi bersamanya.

Hin pun berusaha mengecoh Alan dengan masuk ke dalam lift, dan rencana mereka sukses. Dawin pun bergegas membawa Alice melarikan diri lewat tangga darurat. Kesal, Alan jadi curiga kalau Pan tahu siapa wanita tadi. Siapa wanita itu?

"Kalau kau tidak mau jawab, aku akan mencari tahu sendiri." Kesal Alan dan langsung lari ke tangga darurat, dan mendapati kedua orang itu benar-benar melarikan diri lewat sana.

Saking paniknya, Alice jadi tidak lihat jalan dan akhirnya keseleo. Tidak ada waktu, Dawin langsung membopong Alice dan dengan sengaja menerobos sebuah pesta.

Berpikir cepat, Pan dengan sengaja memanfaatkan situasi itu untuk berteriak lantang memanggil Alan 'Yang Mulia', sehingga semua orang langsung mengerumuni Alan dan memotretrinya, dan itu sukses menunda Alan untuk mengejar mereka.

Situasi lagi gawat seperti ini, JC malah sibuk sendiri mengkhawatirkan Alice dan menuntut penjelasan tentang apa sebenarnya terjadi. Ling jelas malas menanggapinya dan langsung pergi meninggalkannya.

JC malah tambah kebingungan dan akhirnya keluar dari persembunyiannya sehingga dia jadi ketahuan sama Kate yang baru datang. Untungnya Hin cepat datang menyusulnya dan mereka pun bergegas pergi sebelum Kate sempat mendekat. Tapi Kate yakin kalau yang dilihatnya tadi adalah JC.

Dawin berhasil memasukkan Alice ke mobil dan mereka langsung tancap gas, membuat Alan gagal mengejar mereka. Alan sontak kesal mengomeli Pan dan mengusirnya.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments