Sinopsis Once We Get Married Episode 11

Si Chen dan Xi Xi jadi canggung sekarang. Tapi tak pelak kejadian barusan membuat Si Chen semakin jatuh cinta sama Xi Xi, dia bahkan diam-diam menatap Xi Xi dengan penuh cinta saat Xi Xi lanjut mengukur dirinya.

Begitu mereka tiba di pesta, Xi Wei langsung 'meminjam' suaminya Xi Xi itu dengan alasan mengajaknya bertemu dengan para kenalan mereka. Xi Xi seperti biasanya, langsung menyodorkan suaminya tanpa ragu, tapi saat melirik suaminya sekilas, dia buru-buru menambahkan. "Ingat saja untuk mengembalikannya."

Ruo Na juga datang bersama Shang Ke, tapi dia membiarkan Shang Ke keliling sendirian bersosialisasi dengan para tamu. Sementara dia sendiri ngobrol dengan Xi Xi, mereka cepat akrab karena mereka sama-sama merasa asing dan tidak suka dengan acara semacam ini.

Ruo Na jadi semakin kagum sama Xi Xi saat seorang pelayan tak sengaja menyenggolnya sehingga dia ketumpahan wine, lalu Xi Xi menggunakan keahliannya untuk membantunya menutupi noda wine itu dengan menggunakan syal yang sekaligus membuat penampilannya jadi tambah stylish.

Dalam pidato sambutannya, Xi Wei mengucap terima kasih pada Si Chen yang telah banyak membantu dan mendukungnya, lalu meminta Si Chen untuk berpidato juga. Tapi yang tak disangkanya, Si Chen malah memanfaatkan momen itu untuk mempromosikan CICI - merek buatan istrinya. Dan Si Chen tampak benar-benar bangga saat melakukan itu.

Cemburu, Xi Wei dengan sengaja mengundang Xi Xi untuk tampil di panggung, mungkin dengan maksud mempermalukannya. Tapi Xi Xi dengan penuh percaya diri, menangani situasi ini dengan cerdas.

Dengan bijak dia terlebih dulu memuji baju adibusana merek terkenal yang dipakai Xi Wei, namun sebagai seorang desainer yang memiliki pendiriannya sendiri, Xi Xi merasa bahwa mode tidak seharusnya terpaku hanya pada merek-merek mahal saja. 

Mode juga harus berani melanggar aturan. Kita tetap bisa menarik mata orang lain dengan cara berani memamerkan pesona unik diri kita masing-masing. Xi Wei jelas kesal mendengar sindiran halus Xi Xi itu. Apalagi Si Chen tampak jelas sangat bangga dan kagum dengan kehebatan Xi Xi dalam menangani masalah ini.

Si Chen dan Xi Xi tiba di Milan, Italia. Sementara Fei Ang sedang nyerocos menyebutkan berbagai jadwal mereka selama tinggal di sini, Xi Xi heboh sendiri melihat-lihat pemandangan di luar.

Biar Alex tidak mencurigai hubungan mereka, jadi mereka harus tinggal dalam satu kamar. Xi Xi jelas tak nyaman dengan fakta itu. Tapi jangan khawatir, kamar mereka suite room dengan dua kamar.

Si Chen mengatur jadwal dengan sangat ketat, dia bahkan menuntut Xi Xi untuk melaporkan segala kegiatannya padanya. Tapi dia tetap berbaik hati memberi sedikit kebebasan pada Xi Xi dengan mengizinkannya jalan-jalan sebentar, dengan syarat, Xi Xi wajib kembali ke hotel sebelum waktu makan malam bersama Alex nanti.

Xi Xi langsung semangat pergi jalan-jalan sendirian saat Si Chen sedang mandi. Tapi saat Si Chen selesai mandi tak lama kemudian, dia malah ditelepon Fei Ang yang mengabarkan bahwa Alex mempercepat waktu makan malam mereka, dari jam 6 ke jam 4.

Waduh! Parahnya lagi, Xi Xi malah tidak bisa dihubungi. Si Chen jadi cemas dan langsung keluar mencari Xi Xi dan menyuruh Fei Ang untuk pergi duluan menemui Alex.

Xi Xi tidak bisa dihubungi gara-gara baterei-nya lowbet. Parahnya lagi, dia malah tersesat di hutan. Tiba-tiba dia mendengar suara raungan binatang, Xi Xi jadi ketakutan dan langsung lari tak tentu arah... hingga dia menabrak Si Chen yang mendadak muncul di hadapannya. 

Dia jadi oleng gara-gara tabrakan itu. Tapi untungnya Si Chen sigap menggunakan tangannya untuk melindungi kepala Xi Xi yang hampir terbentur pohon. Si Chen langsung marah-marah mengomelinya, tapi itu karena Si Chen sangat amat mengkhawatirkannya.


Si Chen masih terus ngambek sepanjang perjalanan, membuat Xi Xi jadi merasa sangat bersalah padanya. Xi Xi mengira kalau Si Chen marah karena dia menyebabkan tertundanya makan malam mereka dengan Alex, padahal Si Chen marah karena sangat mengkhawatirkannya.

"Pernahkah kau berpikir bagaimana jika kau terluka? Pernahkah kau berpikir tentang apa yang harus kulakukan?!" Omel Si Chen.

Oh, Xi Xi langsung tersenyum senang menyadari Si Chen peduli padanya. Tapi Si Chen mendadak sok jaim menyangkal, dan beralasan kalau dia cuma sedang memikirkan bagaimana menghadapi Alex. Xi Xi iyain aja deh.

Saat itulah Xi Xi baru menyadari tangan Si Chen tergores gara-gara insiden tadi. Si Chen meremehkan luka kecil itu, tapi Xi Xi khawatir dan langsung menempelkan hansaplast. 

Si supir yang bisa berbahasa Mandarin, tiba-tiba berkomentar tentang betapa perhatiannya Xi Xi yang dia kira pacarnya Si Chen. Si Chen langsung mengoreksi, Xi Xi adalah istrinya, jadi tentu saja Xi Xi sangat perhatian padanya. Xi Xi langsung tertunduk dengan malu, sama sekali tidak menyadari kalau suaminya sedang menatapnya dengan penuh cinta.

Begitu bertemu Alex, Xi Xi langsung mempraktekkan sedikit bahasa Italia yang sudah dipelajarinya dan mengaku kalau dia diajari oleh Si Chen. Kemesraan mereka membuat Alex yakin kalau mereka benar-benar bahagia pasca menikah.


Kembali ke hotel tak lama kemudian, Fei Ang mengobati luka lecetnya Si Chen, dan Si Chen langsung meringis kesakitan padahal di hadapan Xi Xi tadi, dia sok kuat meremehkan lukanya.

Si Chen kesal menggerutui Xi Xi dan segala tingkahnya yang selalu merepotkannya, tapi Fei Ang malah mendengus geli mendengarnya. Soalnya dulu Si Chen tuh orangnya cuek bebek, Si Chen bahkan tak peduli orang mau hidup atau mati. Sekarang dia sudah lebih manusiawi.

Si Chen beralasan kalau dia mengkhawatirkan Xi Xi hanya karena dia adalah bosnya Xi Xi. Kalau Xi Xi sampai terluka, maka itu bisa memengaruhi rencana-rencana selanjutnya. 

Si Chen bahkan dengan sombongnya meyakini kalau Xi Xi sebentar lagi pasti akan datang untuk meminta maaf padanya. Fei Ang tak yakin, soalnya Xi Xi sudah tidur begitu kembali ke hotel tadi.

Si Chen sudah kesal saja awalnya. Tapi kemudian Fei Ang memberitahu bahwa berkat Xi Xi, Alex mengosongkan jadwalnya sepanjang hari besok, demi menemani mereka tur keliling Milan.

Xi Xi sebenarnya belum tidur, malah sedang video call sama Xiao Ya yang memberitahu bahwa proposal mereka sudah lolos ulasan ulasan Grup Wenye dan sudah mendapatkan transferan pembayaran awal (buat modal usaha), Xiao Ya juga sudah menyewa sebuah studio foto untuk memotret produk-produk mereka, tinggal menunggu Xi Xi kembali saja.

Tiba-tiba Si Chen mengirim chat hanya untuk mengeceknya sudah tidur beneran atau belum. Xi Xi awalnya tidak mau membalas biar dikira sudah tidur, tapi Si Chen malah sengaja memancingnya dengan cara mengirimkan serentetan angao padanya.

Xi Xi berusaha menahan diri, tapi akhirnya tidak tahan untuk membukanya saking antusiasnya ingin tahu berapa banyak duit yang Si Chen kirim. Tapi jumlahnya ternyata dikit banget. Beuh! Pelit! Tapi tak pelak dibukanya angpao itu, membuat Xi Xi ketahuan kalau dia belum tidur dan Si Chen langsung menyuruh Xi Xi masuk kamarnya. Xi Xi langsung kesal mengomeli dirinya sendiri yang tidak tahan godaan uang.

Si Chen dengan sengaja melepaskan perban yang dipakaikan Fei Ang tadi, pura-pura seolah dia belum diobati dan menuntut Xi Xi untuk mengobati lukanya sekarang juga. Xi Xi terpaksa menurutinya, tapi sebenarnya dia benar-benar sudah ngantuk berat hingga akhirnya dia tidak tahan lagi dan langsung tertidur dengan kepala tersandar ke bahu Si Chen.

Si Chen akhirnya menidurkan Xi Xi di ranjangnya, menatapnya dengan penuh cinta saat Xi Xi ngelantur dalam tidurnya. "Yin Si chen, untung kau datang."

Si Chen tersenyum mendengarnya. "Beruntung bertemu denganmu."

"Aku suka..."

"Suka apa?"

"Suka... nyam, nyam, nyam." (Pfft! Suka sayap ayam pedas?)

Malah Si Chen yang kemudian jujur menyatakan perasaannya sembari menggenggam tangan Xi Xi. "Aku menyukaimu."

Saat Xi Xi terbangun keesokan harinya, dia langsung menjerit heboh sambil memukul Si Chen, mengira kalau Si Chen tidur di ranjangnya dan baru sadar semenit kemudian kalau dia yang justru ketiduran di ranjangnya Si Chen. Maaf.

Si Chen tidak terima, maaf saja tidak cukup. Baiklah, Xi Xi rela deh dipukul balik. Si Chen sontak melayangkan tangan mau memukulnya, dan Xi Xi sontak memejamkan mata dengan ketakutan. Tapi tidak, Si Chen tidak cukup tega untuk memukulnya.

Si Chen malah tersenyum lalu mengangkat dagu Xi Xi dengan lembut dan mengejek ketakutannya. Xi Xi sontak menyangkal dengan penuh harga diri, dia tidak takut kok. 

Maka Si Chen dengan sengaja menggodanya dengan tiba-tiba mendekatkan wajahnya seolah mau menciumnya, dan Xi Xi sontak menghindar dengan ketakutan. Katanya tidak takut?

Xi Xi ngeyel kalau dia tidak takut, tapi setiap kali Si Chen mendekat, dia langsung mundur ketakutan. Puas menggodainya, Si Chen akhirnya berbaik hati melepaskannya dan menyuruhnya segera bersiap untuk sarapan bersama Alex.

Saat mereka jalan-jalan, Xi Xi melakukan tradisinya orang Italia, melempar koin ke kolam sambil berdoa untuk kelancaran dan kesuksesan toko online-nya biar dia cepat kaya (Pfft!). Tapi kemudian dia baru sadar kalau dia sudah salah melempar koin, yang dia lempar justru uang koin pemberian ayahnya waktu dia masih kecil. Tapi berhubung sudah tercampur uang koin lain, pasti susah menemukannya, sudahlah, biarkan saja. 

Alex tiba-tiba ingin memotret mereka berdua. Tapi mereka posenya tidak tampak mesra sehingga Alex menyuruh mereka untuk mendekat. Si Chen pun sigap merangkulnya.

Usai jalan-jalan, Alex membawa mereka ke butiknya. Tiba-tiba asistennya Alex datang dengan panik karena dia kehilangan desain yang kemarin. Xi Xi sempat melihat gambar rancangan gaun pengantin itu kemarin, dan walaupun cuma melihatnya sekilas, tapi Xi Xi masih ingat detilnya, maka dia langsung menawarkan diri untuk membantu Alex menggambar ulang desain gaun pengantin itu.

Alex tampak penasaran dan langsung setuju. Xi Xi dengan cepat menggambar ulang desain itu, dan gambarnya benar-benar tepat sampai sedetil-detilnya, dia bahkan menambahkan beberapa detil yang menurutnya kurang dari desain awal. Alex benar-benar kagum, bahkan langsung memutuskan untuk menggunakan gambar desain-nya Xi Xi itu.

Mereka lalu lanjut makan malam bersama. Saat Si Chen pergi ke toilet, Xi Xi setulus hati berterima kasih atas keramahan Alex pada mereka selama beberapa hari di sini. 

"Kalian datang jauh-jauh, aku juga merasa sangat terhormat. Namun bertemu dengan kalian berdua, juga merupakan takdir yang luar biasa."

Xi Xi canggung mendengarnya. Tapi, mereka mungkin tidak sebaik yang Alex kira. Bagaimana jika... mereka sedikit tidak jujur pada Alex?

"Sebenarnya, di antara manusia tidak ada kejujuran mutlak. Semuanya mencari semacam keseimbangan di antara yang benar dan palsu. Terkadang, kebohongan putih malah akan memberikan hasil bagus yang tak terduga. Setidaknya, sampai sekarang kita tidak mengalami kerugian kan?" Ujar Alex. (Hmm, kenapa dia ngomongnya kok... kayaknya dia mengetahui sesuatu)

Pembicaraannya dengan Alex itu membuat Xi Xi jadi semakin merasa bersalah karena membohongi Alex yang begitu baik pada mereka hanya demi keuntungan bisnis. Si Chen meyakinkan bahwa biarpun apa yang dia lakukan ini tujuan awalnya adalah demi kepentingannya sendiri, namun hasil akhirnya pasti akan menguntungkan semua pihak. Dia tidak akan menggunakan ini untuk menyakiti siapa pun.

"Tapi aku merasa, baik itu bisnis, hidup, maupun cinta, seharusnya dilandasi dengan keikhlasan. Seharusnya tidak ada penipuan."

Si Chen mengerti. Jika ini benar-benar mengganggu Xi Xi, maka dia bersedia untuk menjelaskan segalanya dengan jujur pada Alex. Tapi... dia punya solusi lain juga yang bisa lebih sederhana, cepat dan mudah. Yaitu... dengan cara membuat pernikahan kontrak mereka menjadi pernikahan sungguhan. Pfft!

"Jangan mimpi!" Xi Xi menolak dan langsung beralih ke mesin capit terdekat.

Si Chen tak percaya sama permainan itu, itu kan cuma tipuan. Xi Xi balas sinis mengejeknya, Si Chen bilang begitu karena Si Chen tidak bisa menangkapnya. Wah! Si Chen jadi merasa tertantang dan langsung semangat memainkan mesin itu, berniat mau menangkap sepasang gantungan kunci boneka beruang, tapi malah gagal, lagi dan lagi.

Tiba-tiba ada sepasang kekasih muncul di mesin capit sebelah, si pria mengecup pipi wanitanya buat keberuntungan dan dia langsung berhasil menangkap satu boneka untuk wanitanya.

Si Chen jadi terinspirasi dan langsung menempelkan pipinya ke bibir Xi Xi buat keberuntungan dan, walah! Dia berhasil juga mendapatkan sepasang gantungan kunci boneka beruang itu.

Keesokan harinya, Si Chen mengizinkan Xi Xi keluar jalan-jalan. Terang saja Xi Xi langsung semangat pergi main sendirian. Fei Ang perhatikan, Si Chen sekarang rela melakukan segala hal demi Xi Xi biarpun itu tidak memberinya keuntungan secara finansial. Apa Si Chen mulai suka sama Xi Xi?

Si Chen menyangkal, tapi senyumnya lebar banget, tapi akhirnya dia mengaku juga. "Aku mungkin telah jatuh cinta padanya."

Si Chen juga tidak yakin sejak kapan dia mulai jatuh cinta sama Xi Xi, mungkin sejak semalam. Fei Ang tak yakin, menurutnya, Si Chen sudah mulai jatuh cinta sama Xi Xi sejak saat dia menghubungi Xi Xi via chat pakai akun super narsis 'Kekasih Impian Para Gadis'. 

Si Chen malah langsung protes tak setuju, kalau sejak saat itu, berarti dia duluan dong yang jatuh cinta sama Xi Xi. Emang iya, Fei Ang yakin bukan Xi Xi yang jatuh cinta duluan pada Si Chen.

Jadi, apakah sekarang dia perlu membuat acara megah untuk Si Chen menyatakan cinta pada Xi Xi? Tidak, Si Chen merasa belum saatnya sekarang. Xi Xi bilang bahwa dia menginginkan cinta yang dibangun atas dasar kejujuran, sedangkan pernikahan mereka sekarang ini hanya pernikahan kontrak untuk menipu Alex.

Karena itulah setelah mereka selesai membicarakan merger dan akuisisi dengan Alex, Si Chen ingin segera mengakhiri pernikahan kontrak ini. Si Chen ingin Xi Xi menerima pernyataan cintanya dengan status bebas.

Siang itu juga, Si Chen pergi menemui Alex untuk mengusulkan kerja sama antara Whymall dengan merek milik Alex yang satunya, Enjoy. Setelah kesuksesan kerja sama Whymall dengan Marry Me, Si Chen yakin kalau kali ini juga dia pasti bisa dan pasti akan menguntungkan kedua belah pihak seperti proyek mereka yang sebelumnya.

Alex sebenarnya setuju, akan tetapi dia punya satu syarat. Yaitu, Xi Xi-lah yang harus mengelola Enjoy. Dia memilih Xi Xi karena Xi Xi memiliki sensitivas yang tinggi dalam seni dan kreatifitas, Xi Xi juga memiliki ketegasan dan semangat hidup yang tinggi. 

Dia yakin jika Xi Xi yang mengelola Enjoy, merek ini akan penuh antusiasme dan pesona yang unik. Jika Xi Xi setuju, maka kerja sama mereka akan bisa cepat terealisasikan.

Di tempat lain, Xi Xi sedang asyik menikmati dan memotreti pemandangan sekitar. Saat dia melihat-lihat hasil jepretannya, dia melihat foto mereka yang diambil Alex kemarin dan senyumnya langsung merekah mengagumi wajah tampan suaminya itu.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments