Sinopsis Forever and Ever Episode 19

Chen mengirim pesan ke Shi Yi tapi lama sekali tak mendapat balasan. Mau menelepon, tapi takutnya sudah tidur. Mei Xing sampai heran melihatnya, sudah menikah tapi sungkan sekali sama istri sendiri.


Saat akhirnya dia mendapat pesan balasan, dia malah diberitahu bahwa Shi Yi dirawat di rumah sakit. Sontak saja kedua sahabat itu langsung berkendara ke Shanghai secepat mungkin. 

Bukan hanya Mei Lin yang mengantarkan Shi Yi ke rumah sakit, Sutradara Wang juga ikut karena kebetulan tadi mereka berada di perjamuan yang sama dan memaksa ikut. Chen dan Mei Xing tiba saat Sutradara Wang sibuk sendiri mondar-mandir mengurusi Shi Yi seolah dialah suaminya Shi Yi.

Shi Yi jelas tak senang dengan keberadaan Sutradara Wang, dan tegas menolak apa pun yang ditawarkan Sutradara Wang padanya karena tak ingin membuat Sutradara Wang mengira kalau dia memberinya harapan.

Tapi dia langsung sumringah begitu melihat suaminya datang. Sutradara Wang langsung cemburu, bahkan terang-terangan bertanya apakah Chen akan menemani Shi Yi semalaman. Chen jelas kesal ditanya seperti itu, ya iyalah dia akan menemani Shi Yi semalaman, dia suaminya Shi Yi. Canggung, Mei Lin buru-buru menyeret Sutradara Wang pergi bersamanya.

Mei Xing jelas-jelas ikut, juga karena mengkhawatirkan Shi Yi, tapi tentu saja dia tidak berani mengakuinya dan mengklaim kalau dia ikut hanya karena khawatir kalau Chen berkendara sendirian malam-malam begini. Dia juga langsung pergi meninggalkan mereka setelah itu.

 

Setelah semua orang pergi, Chen menyadari tangan Shi Yi kedinginan dan langsung berusaha menghangatkannya. Takut Chen salah paham, Shi Yi berusaha meyakinkan kalau dia sama sekali tidak tahu kalau Sutradara Wang datang.

"Apa kau cemburu?" Goda Shi Yi.

"Tidak." Sangkal Chen, padahal jelas-jelas mukanya sepet.

Geli, Shi Yi langsung menyuruhnya mendekat dan langsung mengecup pipinya. Chen langsung senang kembali. Tapi sayangnya Chen terlalu malu untuk membalasnya di tempat umum seperti ini. Tapi dia khawatir kalau Shi Yi cuma diinfus di ruang infus yang jelas-jelas tak nyaman seperti ini.

Maka dia segera menelepon seseorang untuk membantunya memindahkan Shi Yi ke rumah sakit langganan keluarganya karena agar Shi Yi bisa diopname dan tidur di kamar VIP yang nyaman. 

Chen ingin dia segera tidur, tapi Shi Yi sengaja menggodanya dengan menuntutnya untuk mengakui kecemburuannya pada Sutradara Wang dan menggambarkan bagaimana perasaannya saat sedang cemburu.

Chen akui kalau dia cemburu, tapi karena kemampuan bahasanya kurang, dia jadi kesulitan untuk menggambarkan perasaannya. Shi Yi cuma bisa tidur sebentar, dan mereka pun lanjut ngobrol tentang pengalaman satu sama lain terkait rumah sakit.


Perawat muncul tak lama kemudian untuk mengingatkan mereka bahwa pasien butuh istirahat. Chen langsung pura-pura tidur di sofa biar Shi Yi juga tidur, tapi Shi Yi malah langsung pindah ke sofa juga, bersikeras ingin tidur dalam pelukan Chen.

Mei Xing melampiaskan frustasinya dengan minum-minum bersama seorang kenalannya. Tak lama kemudian, Wen Xing mendapat kabar kalau Mei Xing mabuk berat, jadi dia langsung menyuruh Lin Fei untuk pergi menjemput Mei Xing.

Tapi di tengah jalan, mereka malah mendadak dihadang sekelompok preman. Mereka berlagak seperti cuma mau merampok, tapi aneh sekali saat mereka tiba-tiba menghajar Lin Fei lalu keroyokan menghajar Mei Xing dengan kejam dan tanpa ampun. Hmm, sepertinya sasaran utama mereka cuma Mei Xing. Mencurigakan!

Untungnya Paman Lin kebetulan lewat saat itu. Dia dan Lin Fei langsung bekerja sama menyerang para preman itu sampai mereka kabur. Mei Xing langsung mencurigai seseorang, tapi dia meminta mereka berdua untuk merahasiakan masalah ini dari siapa pun.

 Bahkan saat Wen Xing menanyakan apa yang terjadi padanya, mereka mengklaim kalau dia cuma terjatuh karena mabuk. Wen Xing jelas tak percaya, lebam-lebam di wajahnya jelas bukan karena terjatuh, tapi dia memutuskan untuk tidak menanyakan apa pun lebih jauh.

Tiba-tiba jantungnya Wen Xing kambuh, Mei Xing langsung panik dan cepat-cepat meminumkannya obat yang biasanya selalu dibawa Wen Xing ke mana-mana.

Wen Xing tanya kenapa Mei Xing minum-minum sebanyak ini. Tapi seperti biasanya, Mei Xing selalu menutupi masalahnya dan beralasan kalau dia cuma merasa agak tertekan mengurus bisnis keluarga mereka yang sangat besar.

Karena Mei Xing tak mau jujur, Wen Xing mencoba menanyai Paman Lin. Paman Lin jujur mengaku bahwa kemarin Mei Xing bertemu preman, tapi dia sengaja memperhalusnya dengan berkata kalau para preman itu cuma ingin merampok uang.

Wen Xing jelas tak percaya kalau kejadian itu cuma perampokan biasa. Dia langsung mendatangi Wen Chuan. Reaksi Wen Chuan jelas aneh saat Wen Xing membahas masalah ini, tapi tentu saja Wen Chuan pura-pura tak tahu dan berakting sok melas karena dicurigai oleh adiknya sendiri. 

Tapi jelas dia punya alasan kuat untuk dicurigai, bisnisnya gagal. Dan sekarang ini pembukuan keuangannya tengah diperiksa dan diawasi dengan ketat oleh keluarga mereka sendiri dan juga oleh Mei Xing dan ayahnya. Dia bahkan menyalahkan Chen atas segala masalah yang dihadapi dalam bisnisnya.

Biarpun Shi Yi sudah keluar dari rumah sakit, Chen tetap sangat mencemaskan Shi Yi dan hanya memberinya makan bubur hambar. Bahkan saat Shi Yi ngeyel minta ditambah gula, Chen cuma setuju untuk menambahkan seperempat sendok teh saja dan benar-benar dia takar dengan sangat cermat.

Berhubung sekarang mereka sudah resmi tinggal bersama, maka Shi Yi pun menuntut Chen untuk melakukan pembagian tugas rumah. Mereka pun sepakat bahwa Shi Yi bagian memasak, mengangkat dan melipat jemuran saja. Sedangkan Chen dengan senang hati mengambil alih pekerjaan-pekerjaan yang tidak Shi Yi sukai seperti cuci piring, membersihkan dapur, mencuci dan menjemur baju. Selebihnya tinggal diserahkan ke Bibi cleaning service.

Hari itu saat Chen mengantarkan Shi Yi ke studionya, Shi Yi mengundangnya masuk untuk menunjukkan seperti apa tempat kerjanya dan bagaimana pekerjaannya dilakukan. 

Usai menunjukkan studio rekamannya, Shi Yi mengajaknya naik ke rooftop. Di sinilah biasanya dia bisa melihat Chen setiap kali Chen menunggunya di luar studio. 

Sebagai suami yang baik, Chen akhirnya memberikan kartu ATM-nya pada Shi Yi. Kebetulan Sutradara Wang lewat, dia cuma menyapa lalu langsung pergi, tapi tak pelak itu membuat muka Chen langsung cemberut.

Shi Yi berusaha meyakinkan Chen kalau dia sama sekali tak pernah punya perasaan apa pun pada Sutradara Wang. Chen tahu dan percaya padanya, pun begitu, dia tetap keberatan sebenarnya. Tapi yah sudahlah, dia mengerti pekerjaannya Shi Yi sudah pasti berhubungan dengan orang itu.

Shi Yi senang. "Mendengarmu bilang keberatan, aku malah bangga. Aku senang melihatmu cemburu."

Nyonya Zhou berusaha membujuk Nenek untuk pindah ke rumah ini saja. Tapi Nenek keukeuh menolak. Rumah semegah apa pun tidak akan pernah bisa menggantikan rumah tuanya. Tapi Nenek setuju untuk menunggu yang lain datang dulu sebelum dia pulang.

Nenek bahkan langsung antusias menanyakan kapan cucu sulungnya dan istrinya datang dan menasehati Nyonya Zhou untuk memperlakukan mereka dengan baik. Tapi Nyonya Zhou langsung cemberut kesal mendengarnya.

Sikap Nyonya ini kontan membuat Nenek jadi teringat akan sikapnya pada Nyonya Zhou dulu. Sekarang dia sangat menyesalinya, tidak seharusnya dia berikeras memisahkan Nyonya Zhou dengan Zhousheng Xing dulu. Karena itulah, Nenek benar-benar berharap Nyonya Zhou tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukannya dulu.

Bersambung ke episode 20

Post a Comment

0 Comments