Recap Forever and Ever Episode 17 & 18

Shi Yi cepat-cepat menarik Chen masuk ke kamarnya untuk melakukan urusan penting dulu. Hah? Urusan penting? Chen canggung mendengarnya, masa mau melakukan 'urusan penting' di siang bolong begini? Yakin?

Shi Yi santai mengiyakannya lalu menyuruhnya berbaring menghadap langit-langit lalu menutup semua tirai. Dan begitu Chen berbaring, dia langsung memaksa Chen untuk memejamkan mata. Mau ngapain sih? Chen jadi gugup.

Dia terpaksa menurut saja, dan saat Shi Yi mengizinkannya buka mata, dia melihat proyeksi peta langit yang indah di langit-langit. Ah! Ternyata inilah urusan penting yang Shi Yi maksud.

"Surprise! Selamat masuk ke rumah baru."

Chen terharu, ini sangat indah. Tapi yah... dasar si peneliti nggak romantis, dia mendadak canggung lalu bergegas pergi ke supermarket untuk membeli colokan baru. Nanti saja dia lihat lagi bintang-bintang itu.

Chen mau tanya tentang lokasi supermarketnya pada Pak Satpam, tapi ternyata Pak Satpam tahu dia. Soalnya Pak Satpam pernah melihat Chen dan Shi Yi berdiri bersama di luar waktu itu, Shi Yi kan satu-satunya selebritis pengisi suara yang tinggal di gedung ini.

Di supermarket, Chen melihat sereal Honey Stars yang pernah disajikan Shi Yi untuknya, lalu memutuskan untuk membeli 6 kotak. Pfft! Pak Satpam yang melihatnya sampai terheran-heran, dia pikir kalau Chen masih dalam proses mengejar Shi Yi, unik juga caranya mengejar cewek dengan membelikan sereal 6 kotak sekaligus.

Tidak ada bahan-bahan makanan di rumah, akhirnya mereka cuma makan malam seadanya saja. Dan setelah makan, Chen langsung mengurung diri di ruang belajar untuk melanjutkan pekerjaannya. 

Dia baru keluar tak lama kemudian hanya untuk minta air dengan sopan sama Shi Yi. Dia benar-benar sungkan di rumah istrinya sendiri. Shi Yi sampai harus mengingatkannya untuk tidak perlu sungkan untuk minta apa pun dari istrinya sendiri.

Wen Xing curhat sama asisten ibunya tentang Mei Xing yang selama ini selalu memperlakukannya dengan sangat baik. Mereka lalu pergi menemui Mei Xing di kamarnya bersama Lian Sui dengan membawakan banyak makanan dan minuman untuknya.

Lian Sui dan si asisten mencoba tanya-tanya tentang apakah Mei Xing punya pacar atau belum dan seperti apa tipe gadis yang dia sukai. Mei Xing berkata bahwa dia tidak punya kriteria khusus, dia hanya menginginkan wanita yang nyambung sama dia. Dia lalu memberi contoh dengan mengetik beberapa label kata ambigu dan berkata bahwa siapapun wanita yang bisa menjawab pertanyaan-pertayaan ini, maka wanita itulah tipe idealnya.

Tak ada seorang pun yang bisa menjawab. Mereka juga tak yakin kalau Chen bakalan bisa menjawabnya juga. Tapi saat mereka mencoba mengirim label kata-kata itu ke Chen, ternyata Shi Yi-lah yang bisa menjawab semuanya dengan benar yang ternyata semuanya adalah petunjuk tentang nama-nama obat herbal. 

Terang saja Mei Xing jadi canggung dan buru-buru menutup laptopnya, mengklaim kalau ini cuma candaan lalu mengusir semua orang secara halus dengan alasan kalau dia pusing. Untungnya tak ada seorang pun yang mencurigai perasaannya pada Shi Yi.

 

Sudah waktunya tidur, Shi Yi sudah menyiapkan piyama untuk Chen. Tapi ditunggu beberapa lama, Chen malah tidak muncul-muncul... Karena ternyata dia benar-benar serius tidur di sofa. Wkwkwk!

Shi Yi sampai harus menyeretnya untuk masuk kamar mereka dan tanya Chen mau tidur di sisi sebelah. Tapi si profesor polos ini malah masih bingung dan butuh waktu beberapa detik untuk akhirnya nyambung, sisi mana saja boleh.


Mereka pun tidur bersisian malam itu, tapi yang tak disangkanya, biarpun tidak sedang mabuk juga, Shi Yi kalau tidur tidak bisa anteng dan terus menerus bergulingan kesana-kemari, membuat selimutnya Chen tertarik dan akhirnya mereka berdua tidur tanpa selimut. Bahkan keesokan harinya, Chen terbangun dan mendapati dirinya dijadikan guling lagi sama Shi Yi.

Malam harinya, mereka makan malam di perahu bersama pasangan lain sambil flirting. Tapi tiba-tiba hujan mengguyur deras dan mereka lupa bawa payung. Chen pun menggunakan jaketnya untuk melindungi kepala Shi Yi lalu bergegas membawanya lari kembali ke mobil, dan membiarkan dirinya sendiri tetap kehujanan di luar untuk memberi Shi Yi privasi selama Shi Yi ganti baju.

Waktu gantian Chen yang ganti baju, Shi Yi awalnya memalingkan pandangannya dengan canggung. Tapi saat Chen sedang mengancingkan bajunya, Shi Yi tiba-tiba tertarik ingin memandanginya dan langsung menggoda Chen untuk tidak terlalu cepat mengancingkan bajunya. Pfft! 

Dalam perjalanan pulang, Chen tiba-tiba tanya apakah Shi Yi suka anak kecil. Shi Yi jadi tersipu malu mendengarnya, tentu saja dia suka. Chen mengaku kalau dia juga suka.

Setibanya di rumah, Chen langsung sibuk lagi dengan pekerjaannya. Shi Yi tiba-tiba muncul di pintu pakai baju tidur sutra, berharap Chen akan tergoda, tapi si profesor malah nggak nyambung. Wkwkwk!

Bingung, Shi Yi pun tanya. "Bukankah kau bilang, kau suka anak kecil?"

Dan Chen malah dengan polosnya membahas pernikahan gaya barat yang biasanya memakai anak kecil untuk menjadi flower girl dan page boy. (Wkwkwk!) Jadi cuma itu tujuannya membahas anak kecil? Shi Yi kecewa banget dan langsung masuk kamar.

Chen jadi bingung sendiri dengan reaksi Shi Yi. (Nih orang profesor jenius, kenapa otaknya lemot banget dalam masalah beginian? Wkwkwk!) Dan butuh waktu beberapa menit baginya hingga akhirnya dia nyambung juga.


Seketika itu pula dia mengakhiri pekerjaannya dan langsung menyusul Shi Yi ke kamar mereka sambil berkata. "Aku sudah siap." (Wkwkwk!)

Keesokan harinya saat Chen masih memakai baju rumah dan Shi Yi cuma pakai piyama, pintu rumah mereka tiba-tiba digedor-gedor. Chen santai saja membukanya, dan langsung membeku canggung menghadapi para tamunya yang ternyata Yuan Yuan yang membawa kakek dan nenek mereka. Pfft!

Berhubung keluarganya Shi Yi belum mengetahui pernikahan mereka, Shi Yi jadi panik dan cepat-cepat mengusir Chen untuk segera pergi kerja biar dia yang menghadapi kakek dan neneknya sendiri. Tapi berhubung mereka sudah ketahuan tinggal bersama, jadi Shi Yi mengajak Chen untuk menemui ayah dan ibunya sepulang kerja nanti.

Terpaksalah Chen harus pergi kerja dengan hanya memakai jumper dan sandal rumah yang bertuliskan: SY 520 (Shi Yi aku cinta kamu, sandalnya Shi Yi bertuliskan ZSC 520 - Zhousheng Chen aku cinta kamu). Parahnya lagi, dia sampai diketawai sama satpam gara-gara penampilannya itu.

Sementara itu di rumah, Shi Yi diprotes sama Kakek yang tidak setuju kalau mereka tinggal bareng karena orang tuanya Chen masih belum menyetujui mereka. Shi Yi bingung harus bagaimana, malah Yuan Yuan yang sigap membantunya memprotes Kakek dengan mengingatkan Kakek tentang segala macam hadiah mahal yang Chen berikan pada keluarga mereka. Dan ucapannya sukses membuat Kakek bungkam.

 

Hanya pada Yuan Yuan, Shi Yi berani mengaku kalau dia sebenarnya sudah membuat akta nikah dengan Chen. Yuan Yuan khawatir kalau orang tuanya Shi Yi bakalan marah jika mereka sampai tahu, mereka semua masih keberatan dengan hubungan Shi Yi dan Chen gara-gara ibunya Chen yang masih belum menyetujui mereka. Shi Yi juga bingung harus bagaimana.


Karena tak mungkin pergi ke institut penelitian pakai sandal rumah, Chen mampir ke mall untuk membeli sepatu kets dan membuat penampilannya jadi seperti mahasiswa. Bahkan para profesor senior sampai mengira kalau umurnya lebih muda dari umurnya yang sebenarnya.

Dari percakapan mereka, Chen sekarang ini tengah mengembangkan laboratorium baru di Xi'an. Dia memilih Xi'an karena proyek di sana sesuai dengan arah penelitiannya, dan istrinya juga suka kota itu.

Ayahnya Mei Xing juga datang ke kediaman keluarga Zhou. Nyonya Zhou dan Zhousheng Xing tiba-tiba ingin menjodohkan Mei Xing dengan Wen Xing. Wen Xing awalnya antusias saat Nyonya Zhou tanya apakah Mei Xing punya pacar, tapi kemudian Mei Xing berkata kalau dia belum ada rencana menikah.

Wen Xing jadi kecewa. Dia bahkan langsung protes saat Zhousheng Xing terang-terangan mengusulkan mereka untuk pacaran, takut hubungannya Mei Xing jadi canggung gara-gara masalah ini.

Bak seorang kakak penyayang, Mei Xing meyakini kalau dia bukan orang yang tepat untuk Wen Xing, dia hanya berharap Wen Xing akan mendapatkan jodoh yang benar-benar menyayanginya, memperlakukannya dengan baik, melindunginya dan menjaganya dengan baik. Wen Xing benar-benar kecewa mendengarnya. Padahal dia sebenarnya ingin memesankan jas pada kakaknya Wang Man untuk Mei Xing.


Siang harinya, Shi Yi menjemput Chen di institut penelitiannya untuk menemui ayah dan ibunya. Tapi tentu saja mereka harus mampir dulu ke rumah besarnya Chen untuk mengganti bajunya Chen. 

Shi Yi juga melepaskan cincin kawinnya Chen biar tidak ketahuan kalau mereka sudah menikah. Karena kedua keluarga mereka belum bertemu secara resmi, jadi Shi Yi ingin mereka merahasiakan dulu masalah pernikahan mereka dari keluarganya. Dia khawatir kedua orang tuanya akan sulit menerima fakta kalau mereka sudah menikah diam-diam.

Sementara Chen menemani Ayah main Go (Baduk), Ibu menyeret Shi Yi ke kamar, berusaha menasehati Shi Yi untuk tidak tinggal bersama Chen dulu, tapi Shi Yi menegaskan bahwa dia sama sekali tidak peduli dengan keluarganya Chen. Chen sendiri sudah menunjukkan sikapnya, jadi dia akan tetap bersama Chen. Dia hanya akan bersama Chen seumur hidupnya.

Lagipula, Chen sangat baik padanya, selalu mengikuti apa pun permintaannya, melaporkan padanya tentang apa pun yang dia kerjakan atau siapa pun yang dia temui. Chen sangat sabar padanya, tidak pernah marah ataupun cemberut padanya dan tidak pernah menolak apa pun permintaannya.

"Dan aku bisa merasakannya kalau dia belum pernah pacaran. Selama kami pacaran, akulah yang selalu berinisiatif." Ujar Shi Yi. Ibu akhirnya cuma bisa terdiam kalah menghadapi ketegasan putrinya itu.

Ibu dan anak itu santai saja ngobrolin Chen tanpa sadar kalau tembok rumah mereka ini sebenarnya tidak kedap suara dan kedua pria di luar bisa mendengarkan setiap kata yang mereka ucapkan. Chen jadi tidak fokus gara-gara itu dan akhirnya kalah dari Ayah.

Saat Shi Yi keluar tak lama kemudian, dia mendapati suaminya sedang membantu ayahnya di dapur. Mumpung Ayah sedang tidak melihat, Shi Yi nekat mengecup pipi Chen. Tapi saat dia berbalik, dia malah mendapati Ibu sedang menatap mereka dengan kaget dan canggung. Pfft!


Mereka langsung pergi setelah makan sambil membicarakan hubungan Chen dan keluarganya. Chen mengaku bahwa dia dan Nyonya Zhou kurang akrab dan jarang bertemu karena dia bukan anak kandungnya Nyonya Zhou.

Dia dan Wen Chuan juga tidak akrab. Chen waktu kecil tinggal di rumah Nenek, sedangkan Wen Chuan dan Wen Xing diasuh oleh bibi pengasuh. Baru beberapa tahun terakhir ini hubungannya dengan Wen Chuan mulai membaik.

Dia bisa akrab sama Wen Xing karena Wen Xing sering datang ke rumah Nenek, mencarinya untuk membantunya belajar karena prestasi Wen Xing kurang bagus sejak kecil. Tapi sebenarnya itu cuma alasan saja, aslinya Wen Xing cuma bosan saja di rumah terus. Makanya dia membuat alasan seperti itu agar bisa keluar rumah.

Tiba-tiba ada anjing lewat yang menggonggongi Shi Yi. Untungnya Chen sigap melindunginya saking takutnya anjing itu menggigit Shi Yi. Shi Yi meyakinkan kalau dia tidak takut anjing. Sejak dia kecil, emosi anjing atau kucing pasti menjadi tidak stabil kalau dekat dengannya, Shi Yi sudah terbiasa dengan itu.

"Kenapa?"

"Seorang peramal bilang pada ibuku bahwa mungkin aku tidak seharusnya terlahir, makanya jadi seperti ini."

"Hah?"

"Aku hanya menakutimu saja." 

Keesokan harinya, Shi Yi bangun subuh-subuh untuk menyiapkan bekal untuk Chen dan Paman Lin yang harus kembali ke Zhenjiang. Paman Lin sampai terharu, bertahun-tahun bekerja menyupiri Chen ke mana-mana, baru kali ini ada makanan di jalan, makanannya enak lagi.

Wen Xing membawakan sarapan untuk Mei Xing tapi malah tak sengaja melihat hasil penyelidikan kasusnya Chen dan Shi Yi selama di Jerman. Tak ingin membuatnya khawatir, Mei Xing meyakinkan Wen Xing kalau kasus itu cuma kecelakaan, tapi Wen Xing tampak jelas meragukannya.


Para tetua sudah menunggu saat Chen tiba tak lama kemudian, mereka adalah teman-teman mendiang ayahnya Chen yang datang untuk membantu bisnisnya Chen.

Sementara itu di Shanghai, Shi Yi sebenarnya sedang flu, tapi dia tetap berangkat kerja dan bertemu dengan pak satpam di luar. Kebetulan pak satpam sedang mendata para penghuni gedung, Shi Yi pun memberitahu bahwa sekarang dia tinggal bersama suaminya di sini.

Tapi fakta bahwa seorang pria tinggal di rumah istrinya itu kontan membuat pak satpam dan Bibi pengurus taman bergosip heboh, meyakini kalau suaminya Shi Yi itu pastilah jenis cowok mokondo yang menggantungkan hidupnya dari duit wanita. 

Bahkan menurut si bibi, buaya darat asli tuh lebih baik daripada pria penipu semacam suaminya Shi Yi. Setidaknya kalau buaya darat, cuma mengejar kecantikan. Sedangkan pria penipu itu mengejar kecantikan dan juga uang. Kasihan sekali Shi Yi mendapat pria semacam itu, hidupnya pasti akan sengsara. (Pfft! Seandainya kalian tahu)

Wen Chuan lagi-lagi mendatangi rumahnya Wang Man. Kali ini dia datang untuk melamar Wang Man dan Wang Man langsung setuju tanpa ragu.

Mereka lalu mendatangi Nenek Wang untuk mengutarakan niatan mereka untuk menikah. Wen Chuan meyakinkan bahwa dia sudah bercerai sekarang, hanya saja belum mengumumkannya secara resmi pada keluarga Zhou. Terang saja Nenek Wang dan kedua kakaknya Wang Man tidak setuju, tapi Wang Man begitu terharu akan sikap Wen Chuan.

 

Usai rapat, Mei Xing mencoba bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan Shi Yi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya waktu itu. 

"Sangat cepat." Jawab Chen tanpa berpikir macam-macam.

"Apa pikiranmu terhadap kehidupan pernikahan barumu."

"Saat terbangun tengah malam, di sisiku bertambah satu orang."

Mei Xing sebal mendengarnya. Ya iyalah, namanya nikah sudah pasti akan bertambah satu orang yang tidur bersamanya! Serius dikit napa kalau jawab pertanyaan. 

Chen dengan penuh senyum teringat betapa aktifnya Shi Yi selama tidur, bergulingan kesana-kemari, membuat selimut mereka terbang dan akhirnya menjadikannya sebagai guling hidup. Bisa dibilang, agak berbeda dari yang dia pikirkan, tapi dia suka. Mei Xing tidak akan mengerti.


Xiao Yu datang untuk mengurus Shi Yi yang sakit. Xiao Yu penasaran apakah Shi Yi tidak curiga dengan suaminya yang sering pergi ke luar kota setiap minggu, apa Shi Yi tidak khawatir? Banyak loh kasus kayak gini, suami/istri sering dinas ke luar kota, tapi ternyata di kota lain punya istri/suami lain juga. Pfft! Dasar Xiao Yu, orang baru nikah, malah ditakut-takutin. 

Tapi Xiao Yu tidak bisa menemaninya lama-lama hari ini, soalnya harus pergi menjemput rekannya di stasiun kereta. Dia sebenarnya masih khawatir dan mencoba mengajak Shi Yi ke rumah sakit saja, tapi Shi Yi menolak, bersikeras meyakini dirinya baik-baik saja dan pasti akan sembuh setelah minum obat.

Bersambung ke episode 19

Post a Comment

0 Comments