Saat Ayah sedang memeriksa catatan tulisan tangan Si Yue, Ding Xian akhirnya baru mengetahui kalau Ayah-lah yang meminta bantuan Si Yue untuk menjaganya di sekolah. Ding Xian tidak suka Ayah ikut campur dalam urusan pribadinya dan merepotkan orang lain seperti itu.
Maka keesokan harinya, dia sengaja menghindari Si Yue dalam berbagai kesempatan yang jelas saja membingungkan Si Yue. Tapi tiba-tiba ada beberapa anak yang terlalu asyik bermain-main sehingga malah tak sengaja menumpahkan cola-nya ke seragam putihnya Ding Xian.
Untungnya Si Yue lagi-lagi muncul tepat waktu bak seorang hero yang langsung menyelimutinya dengan jaketnya dan membubarkan semua orang. Akhirnya sekarang mereka bisa bicara berdua saja, Si Yue akhirnya tahu alasan Ding Xian meninggalkannya tadi pagi adalah karena dia pikir kalau dia sudah terlalu banyak merepotkan Si Yue selama beberapa hari ini.
Si Yue tersenyum geli mendengarnya dan menjelaskan kalau dia melakukan semua ini karena dia punya hutang budi pada Ding Xian. Hah? Si Yue ternyata mengenalinya sejak awal, malah sebenarnya dia masih ingat dengan jelas akan kenangan masa kecil mereka dulu.
Pernah suatu hari dia sekeluarga numpang di rumah keluarganya Ding Xian karena waktu itu rumah kakeknya sedang kebanjiran. Malam harinya saat mereka tidur sekamar, Si Yue kebelet dan berusaha meminta Ding Xian untuk mengantarkannya ke toilet.
Tapi Ding Xian menolak karena terlalu ngantuk. Alhasil, Si Yue jadi ngompol. Si Yue meminta Ding Xian untuk merahasiakannya. Sebagai gantinya, dia berjanji akan membawa Ding Xian main jika lain kali Ding Xian datang ke kotanya.
Ding Xian akhirnya ingat hal itu dan langsung menuntut Si Yue untuk melaksanakan janjinya untuk membawanya main. Maka Si Yue pun menyuruh Ding Xian untuk bertemu dengannya hari Sabtu nanti.
Hari Sabtu pun tiba. Ding Xian sebenarnya hampir tidak bisa pergi gara-gara ibunya menginginkannya untuk mengajari adiknya matematika. Jadi terpaksa Ding Xian berbohong kalau dia masih ada tugas yang harus dia kerjakan di sekolah.
Pada jam yang sudah ditentukan, Si Yue sudah menunggu di luar. Tapi yah namanya juga cewek, Ding Xian masih butuh waktu lama untuk gonta-ganti baju. Saat akhirnya dia keluar tak lama kemudian, dia mendapati Si Yue menghabiskan waktu menunggunya dengan bermain catur bersama para bapak-bapak kompleks.
Saat mereka jalan, Si Yue langsung mencium wangi parfum yang dipakai Ding Xian. Si Yue senang. Tapi saat Si Yue membawanya makan di kedai terdekat, tak sengaja mereka bertemu Bo Cong.
Si Yue sontak cemburu berat saat melihat Ding Xian ngobrol akrab sama pria itu. Begitu cemburunya dia sampai-sampai dia menghabiskan semua baksonya Ding Xian sampai pipinya menggembung imut penuh bakso padahal awalnya dia menolak makan. Ding Xian sampai geli melihatnya.
Mereka lalu lanjut nonton bioskop dan film yang Ding Xian pilih adalah film 2012. (Ah! Password-nya Ding Xian yang kita lihat diawal: 20121221. 21 Desember 2012, kiamat menurut ramalan suku Maya). Dia sendiri yang memilih film itu, dia sendiri juga yang ketakutan sampai membuat popcorn-nya berhamburan.
Di sana tak sengaja pula mereka bertemu dengan Chun Zi yang sedang nge-date sama pacarnya. Ding Xian pikir kalau Si Yue pasti sedih karena Chun Zi ternyata sudah punya pacar, tapi nggak tuh, Si Yue malah cuek bebek. Ding Xian pun senang.
Tapi usai dari bioskop, Ding Xian malah tak sengaja kepergok Pak Wali Kelas. Sontak saja mereka berdua langsung melarikan diri dan bersembunyi, mungkin takut dikira kalau mereka lagi kencan. Untungnya waktu itu Pak Wali Kelas mendapat telepon yang membuatnya berhenti mengejar mereka.
Tapi posisinya masih berada di dekat persembunyian mereka sehingga mereka tetap tidak bisa bergerak. Dan saat itulah, mereka sama-sama baru sadar kalau mereka sedang bergandengan tangan. Keduanya sontak canggung saling melepaskan tangan masing-masing.
Tiba-tiba hujan mengguyur, tapi Pak Wali Kelas masih belum beranjak pergi juga. Maka Si Yue pun langsung menarik Ding Xian mendekat dan menggunakan jaketnya untuk melindungi kepala Ding Xian dari hujan, dan membiarkan dirinya sendiri kehujanan.
Setelah lepas dari Pak Wali Kelas, Ding Xian bertanya-tanya seperti apa kiamat di tahun 2012 nantinya. Menurut Si Yue, kiamat akan sama seperti yang ada di film. Ada gempa, tsunami dan segala macam bencana alam lainnya.
Ding Xian tidak sependapat. Menurutnya, jika manusia benar-benar akan menghadapi kehancuran dunia, maka seharusnya langit penuh dengan kembang api, menyambut kematian dengan keindahan terakhir. Di tahun 2012 nanti, Ding Xian menduga kalau dirinya akan berada di danau barat di Huangzhou, sesuai keinginannya untuk kuliah di sana.
Kalau Si Yue, dia berpikir kalau dia nanti akan berada di Huaqing, melakukan percobaan di sana. Secara implisit dia mengajak Ding Xian untuk ikut dengannya, tapi Ding Xian tidak percaya diri kalau dia akan bisa masuk Huaqing mengingat kemampuannya yang biasa-biasa saja.
"Tujuan yang jauh, baru layak ditantang. Lagipula, aku belum pernah bertemu orang yang lebih berusaha keras dan giat sepertimu. Percaya pada diri sendiri, kau pasti bisa. Satu nasehat untukmu. Masih ada kemuliaan di sisi lain." Ujar Si Yue menyemangatinya.
Saat Si Yue hendak berangkat sekolah, dia diberitahu ibunya bahwa Ding Xian belakangan ini, setiap hari, meminum obat herbal buatan ibunya sendiri untuk menambah energi. Namanya obat herbal, pasti pahit banget. Maka Si Yue sengaja membawa sebungkus permen rasa blueberry khusus untuk Ding Xian padahal biasanya dia sendiri tidak suka permen.
Dari Zi Qi, Si Yue mengetahui bahwa Ding Xian memberikan kartu ucapan selamat liburan pada Zi Qi dan Sha Di. Sebenarnya Ding Xian juga mau memberikan kartu juga pada Si Yue. Tapi di kelas, dia malah mendengar Si Yue berkata pada Zi Qi kalau dia tidak suka festival.
Ding Xian sontak mengurungkan niatannya dan menyembunyikan kartunya, mengira kalau Si Yue pasti tidak akan suka. Tapi yang tak disangkanya, Si Yue tiba-tiba menuntut kartunya. Tidak suka sama festival, bukan berarti dia tidak suka dikasih hadiah.
Tapi gara-gara mereka seenaknya ngobrol di kelas, bu guru langsung menghukum mereka berdiri di luar kelas. Di sanalah Ding Xian akhirnya memberikan kartunya. Si Yue senang, tapi seperti biasanya, ujung-ujungnya dia malah menggodanya Ding Xian lagi, mereka jadi bertengkar lagi, dan jadilah mereka dihukum menyalin tugas lima belas kali.
Gara-gara nilai kuis matematika-nya Ding Xian buruk banget, dia terpaksa menolak ajakan teman-temannya untuk merayakan tahun baru di luar dan memilih mengurung diri di kamar untuk belajar.
Jun Cong suntuk banget di rumah dan langsung berusaha membujuk ayah dan ibunya untuk pergi dan merayakan tahun baru di luar. Tapi saat Ayah hendak mengajak Ding Xian, ternyata dia sudah ketiduran di atas meja. Mereka akhirnya pergi tanpa dia.
Si Yue kesepian tanpa Ding Xian. Maka kemudian dia membujuk Zi Qi agar mereka pergi menjemput Ding Xian dengan alasan jika ada Ding Xian, maka Sha Di akan bermain bersama Ding Xian dan Zi Qi akan terbebas dari Sha Di. Hukumannya sukses, mereka pun pergi menjemput Ding Xian yang saat itu sudah bangun dan kesepian sendirian di rumah.
Mau pergi ke tempat pertunjukkan kembang api, tapi lalu lintas sangat padat. Taksi yang mereka tumpangi tidak bisa bergerak sedikit pun. Jelas mereka tidak akan bisa menyaksikan kembang apinya. Ding Xian jadi tidak enak pada mereka karena mereka jadi terlambat gara-gara menjemputnya.
Si Yue mendadak punya ide lain. Dia langsung membawa mereka turun lalu menarik Ding Xian berlari bersamanya menuju jembatan di mana mereka bisa menyaksikan kembang apinya dari kejauhan, dan syukurlah mereka berhasil tiba tepat waktu. Empat sekawan itu sontak bersorak senang sambil berpegangan tangan.
Bersambung ke episode 5
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam