Sinopsis My Dear Guardian Episode 13

Memikirkan pil cetak 3D itu, Mu Ze tiba-tiba ingat cerita Xia Chu tentang mantannya yang sekarang membuka bisnis cetak 3D. Dia jadi curiga dan langsung menelepon Rao Zhi, meminta bantuannya untuk mencari informasi tentang Zhou Ran.

Brigadir punya tugas penting untuk Mu Ze, yaitu mengamankan acara seminar kedokteran. Memang biasanya tugas semacam itu adalah tugasnya polisi. Tapi kali ini kasusnya beda karena ada kaitannya dengan organisasi teroris yang pernah Mu Ze hadapi di Isaiah waktu itu.

Tentu saja mereka tidak akan sendirian, mereka akan bekerja sama dengan tim polisi yang dipimpin Rao Zhi. Mu Ze pun memilih beberapa anggotanya yang paling unggul untuk dibawa dalam tugas itu.

Kedua tim bertemu di hotel. Rao Zhi dan Mu Ze pun mem-briefing mereka lebih dulu tentang tugas-tugas mereka masing-masing. Setiap tim dibagi 9 orang yang disebar ke seluruh penjuru hotel.

Tapi saat mereka tengah mengecek setiap sudut hotel, Mu Ze tiba-tiba melihat Zhou Ran datang dan naik lift ke lantai 3. Dari informasi yang mereka dapat dari resepsionis, ternyata Zhou Ran memang rutin datang ke hotel itu. Sudah cukup lama dia memesan kamar hotel, dan tinggal setiap 3 - 4 hari setiap minggu.

Kelihatannya memang tidak mencurigakan. Tapi aneh sekali dia datang ke hotel tepat di hari ini. Mu Ze pun meminta Rao Zhi untuk menyelidiki orang itu lebih dalam.

Zhou Ran cuma mampir sebentar ke kamar hotelnya untuk mengambil pistol 3D yang disembunyikannya di dalam chandelier lalu menghubungi Long Yi, memerintahkannya untuk bersiap memulai aksi mereka.

Dia sengaja memanfaatkan Mi Gu untuk menyamar jadi wartawan biar bisa ikut masuk ke tempat acara. Mi Gu dengan polosnya mempercayainya. Anak buahnya Mu Ze melihatnya celingukan entah mencari siapa dan langsung melaporkan hal itu pada Mu Ze.

Sayangnya tidak banyak informasi yang bisa Rao Zhi dapatkan tentang Zhou Ran. Tidak ada informasi yang aneh juga tentangnya. Dia lulusan desain industri di Jerman lalu membuka perusahaan percetakan 3D yang berlokasi di Welik. Baru belakangan ini bisnisnya masuk ke pasar Cina.

Kenapa dia menyamar jadi wartawan untuk mendapatkan akses masuk ke acara seminar itu, Rao Zhi rasa tujuan Zhou Ran sama saja seperti para pengusaha lainnya. Yaitu, mencari kesempatan dalam seminar ini untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan popularitas, sekaligus memperluas koneksi bisnis.

Pada saat yang bersamaan, Xia Chu sudah berada di bandara untuk menjemput sepupunya Mu Ze yang bernama Liang Shao Xue itu. Tapi sampai beberapa lama, orangnya tidak muncul-muncul. 

Tepat saat itu juga, Xia Chu ditelepon papanya yang sedang dalam perjalanan ke hotel untuk menghadiri acara seminar itu dan mengajak Xia Chu untuk makan malam bersamanya nanti malam.

Sayangnya Xia Chu tidak bisa karena harus piket malam. Tapi tidak masalah juga, toh Ayah akan tinggal selama seminggu di sini untuk memberikan pidato di beberapa kampus, jadi mereka punya banyak waktu untuk bertemu.

Tapi aneh sekali, bahkan sampai orang terakhir yang keluar dari gerbang kedatangan, Liang Shao Xue tetap tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Malah saat dia mencoba menelepon nomornya Shao Xue, yang menjawab malah orang lain.

Xia Chu bergegas pergi ke toilet bandara karena ternyata di sana lah Shao Xue berada, sedang ketiduran di atas toilet dan bibi cleaning service yang menemukannya. Tapi penampilan Shao Xue yang ini dengan Shao Xue yang ada di foto, sangat amat berbeda bagaikan bumi dan langit.

Shao Xue yang ini nyentrik bin jamet, sedangkan Shao Xue di foto tampak seperti gadis polos dan lugu. Xia Chu sampai ragu apakah wanita yang tidur di atas toilet ini benar-benar Shao Xue yang mau dia jemput.

Tapi memang benar dia, soalnya di tiket pesawatnya tertera jelas nama gadis ini adalah Liang Shao Xue. Tiba-tiba Shao Xue terbangun dan langsung menjerit heboh melihat dua orang asing sedang menatapnya lalu tiba-tiba saja dia meneriakkan segala macam sumpah serapah dalam bahasa Inggris sampai membuat Xia Chu cuma bisa melongo menatapnya.

Dia lalu mencoba menghubungi penjemputnya dan seketika itu pula teleponnya Xia Chu berbunyi. Shao Xue langsung sadar kalau wanita di hadapannya ini adalah Xia Chu dan langsung seenaknya menyalahkan Xia Chu, menuduh Xia Chu lama banget menjemputnya.

Xia Chu meralat, justru dia yang lama menunggu Shao Xue gara-gara Shao Xue ketiduran di toilet. Jelas-jelas dia yang salah, tapi malah dengan seenaknya bersikap seolah Xia Chu yang salah lalu menyatakan bahwa dia memaafkan Xia Chu. (Nih cewek benar-benar gangguan jiwa)

Tiba-tiba dia mendapat telepon dan langsung pergi begitu saja sehingga Xia Chu terpaksa harus kerepotan mengurus barang-barangnya Shao Xue. Dia menyewa sebuah mobil lalu menelepon seseorang menanyakan tentang seekor burung kakak tua. 

Tapi saat diberitahu kalau burung itu hilang, lagi-lagi dia heboh jejeritan lalu bergegas pergi begitu saja meninggalkan Xia Chu dan koper-kopernya. Dokter Zhang menghubunginya saat itu, memintanya untuk segera ke rumah sakit. Xia Chu yang kesal, langsung mengirim voicemail ke Mu Ze mengeluhkan segala kegilaan sepupunya Mu Ze itu.

 

Tuh cewek memang nggak jelas banget. Bahkan menyetir pun asal-asalan sampai-sampai dia menabrak mobil di depannya padahal jelas-jelas saat itu sedang lampu merah. Pria yang ditabraknya berbaik hati tak mempermasalahkan masalah ini, tapi Shao Xue malah ngotot menyuruh orang itu untuk menelepon polisi. 

Dia sadar kalau dia salah, makanya dia bersikeras menginginkan masalah ini diurus polisi. Tapi pria itu ngotot menolak. Frustasi, pria itu terpaksa membohongi Shao Xue, mengklaim ada polisi yang datang lalu bergegas kabur.


Long Yi menyelinap masuk ke apartemennya Mi Gu yang berada tepat di seberang hotel tempat seminar itu berlangsung dengan membawa tas golf padahal isinya adalah senapan dan bergerak cepat merangkai senjata itu.

 Ayahnya Xia Chu akhirnya tiba di hotel, para awak media langsung heboh berkerumun untuk mewawancarainya dan Zhou Ran ikut-ikutan bergabung dengan mereka, sementara Mu Ze dan anak buahnya terus memantau pergerakan Zhou Ran.

Target utamanya Zhou Ran muncul juga, Ah Gui, yang ikut dalam rombongan Profesor Xia. Zhou Ran hamir terlalu semangat meremas senjatanya. Tapi akhirnya dia hanya mengeluarkan ponselnya, pura-pura memotretinya bak reporter.

Anak buahnya Mu Ze memperhatikan keanehan Zhou Ran itu dan langsung sadar kalau Zhou Ran sedang menarget salah satu peserta seminar. Saat Ah Gui mengikuti Profesor Xia, Zhou Ran hampir saja mau membuntutinya, tapi Mi Gu tiba-tiba menghentikannya karena statusnya di sini adalah awak media, jadi dia harus lewat jalan lain. Terpaksa dia harus mengikuti Mi Gu dan sukses melewati detektor logam karena pistolnya 3D, jadi tidak terdeteksi.


Tapi tiba-tiba Rao Zhi melihat sosok putrinya muncul di CCTV, dia dihadang sekuriti, tapi dia tak peduli dan langsung melesat masuk hanya demi mengejar pria yang ditabraknya tadi.

Mu Ze langsung memerintahkan Tian Yong untuk menangkap dan mengamankan Shao Xue. Sementara seminar dimulai, Tian Yong sibuk mengejar Shao Xue yang terus berlarian keliling parkiran.

Hmm, sepertinya pria itu juga seorang penjahat dan datang ke hotel itu untuk bertukar mobil dengan seseorang. Shao Xue berusaha menghadangnya, tapi kali ini pria itu sudah tidak berbaik hati lagi dan langsung tancap gas, berniat mau menabrak Shao Xue.

Untung saja Tian Yong sigap mendorongnya dan menyelamatkannya tepat waktu. Secepat kilat dia bangkit dan langsung mengejar mobil penjahat itu. Para rekannya berhasil menembak dan menangkap penjahat yang satunya. 

Tian Yong biarpun sendirian, tapi dengan cepat dia berhasil mengejar dan menghajar targetnya lalu menabrakkan mobil itu ke tembok. Saat tim SWAT tiba di sana, penjahat itu sudah tak berdaya dengan tangan terborgol. Tian Yong menduga kalau kedua penjahat ini sedang melakukan transaksi obat terlarang.

 Selama Prof Xia berpidato, Zhou Ran terus memperhatikan Ah Gui tanpa menyadari dirinya juga sedang diperhatikan oleh anak buahnya Mu Ze. Saat dia melihat Ah Gui mendekati Profesor Xia, dia langsung memasukkan tangannya ke sakunya. Anak buahnya Mu Ze jadi curiga ada senjata di dalam saku jaketnya.

Karena Mi Gu ingin mewawancarainya, Prof Xia pun mengajaknya menjauh ke tempat yang lebih sepi. Ah Gui langsung membuntuti mereka dan Zhou Ran langsung membuntutinya. Tapi tiba-tiba si penguntitnya Mi Gu muncul dengan menyamar jadi pelayan dan langsung menggila menyerang Mi Gu sehingga Prof Xia terdorong dan terjatuh karenanya.

Si penguntit melihat Zhou Ran dan seketika itu pula dia langsung menyerangnya, dan saat itulah Ah Gui baru menyadari kehadiran Zhou Ran. Kesal dan ketakutan, Ah Gui langsung melarikan diri tapi Zhou Ran tidak bisa langsung mengejarnya gara-gara si penguntit itu.

 

Mu Ze jadi curiga melihat keanehan sikap Ah Gui dan langsung pergi mengejarnya. Karena Zhou Ran kehilangan targetnya, diam-diam dia menginstruksikan Long Yi untuk melaksanakan rencana cadangan mereka.

Mu Ze sengaja menubruk Ah Gui untuk menarik perhatiannya. Tapi Ah Gui malah agresif menyerangnya dan jadilah kedua pria itu berkelahi dengan sengit dan brutal. Tapi biarpun sudah terbanting berulang kali, Ah Gui tetap mampu bangkit dan melarikan diri dari Mu Ze, menembus kaca dan terjatuh ke sesemakan taman hotel.

Mu Ze gigih mengejarnya. Namun tiba-tiba ada sniper yang menembak kaki Ah Gui. Kaget, Mu Ze langsung mengedarkan pandangannya dan menyadari si sniper berada di gedung seberang. Dia langsung menghubungi para rekannya untuk mengecek gedung itu.

Dengan terpincang-pincang, Ah Gui terus berusaha melarikan diri dengan mobilnya. Tapi saat tim SWAT mengejarnya, mereka malah mendapati mobil itu menabrak pembatas jalan dan Ah Gui pingsan (atau mati?). Long Yi pun bergegas melarikan diri dari sana.

 

Tak lama kemudian, Mu Ze mencari Rao Zhi dan mendapatinya sedang berada di kamar tempat mereka mengurung Shao Xue dan putrinya itu marah-marah padanya sambil jejeritan, lalu tiba-tiba saja terdengar suara sesuatu dibanting sebelum kemudian Rao Zhi keluar.

Rao Zhi benar-benar frustasi dengan anaknya itu dan menyuruh Mu Ze untuk mengantarkan Shao Xue pulang saja. Dia sendiri masih sibuk dengan pengamanan tempat ini.

Tapi sebelum dia pergi, Mu Ze sekali lagi memberitahunya bahwa Zhou Ran itu mencurigakan. Dia terus membuntuti Ah Gui sedari tadi. Ditambah lagi dengan sniper yang berada di gedung seberang tadi, kasus ini jelas tidak sesederhana yang mereka kira. Rao Zhi meyakinkan bahwa dia sudah mengutus orang untuk menyelidiki tentang Zhou Ran, Mu Ze bantu dia mengurus Shao Xue saja.

 Begitu Mu Ze masuk kamar, Shao Xue langsung teriak-teriak heboh mengeluhkan ayahnya, tidak terima dirinya dituduh sebagai pengacau misi mereka. Dia terus mengeluh panjang lebar seolah dirinya yang paling menderita di dunia ini.

Berusaha bersabar, Mu Ze mengerti kalau sikap Shao Xue ini hanya karena dia haus perhatian ayahnya. Dia berusaha menasehati Shao Xue untuk mengganti caranya jika dia ingin ayahnya memperhatikannya. 

Tapi Shao Xue mendadak menjerit histeris, menolak mengakui Rao Zhi sebagai ayahnya lalu membanting ponselnya, menabrakkan dirinya kesana-kemari sebelum kemudian menangis di lantai.

Tapi cuma semenit doang, secepat itu dia berhenti menangis lalu ganti haluan mengeluhkan burungnya yang hilang, bersikeras kalau burung itu tiada duanya, makanya dia menolak menggantinya dengan hewan lain.

Saat Mu Ze menyuruhnya untuk bayar sendiri denda mobil sewaannya, Shao Xue mendadak berubah manja biar Mu Ze yang membayarinya.

Tian Yong masih ada di depan kamar saat mereka keluar dan Mu Ze memerintahkan Tian Yong untuk mengantarkan Shao Xue pulang. Shao Xue mengenalinya dan langsung semangat mencengkeram wajah Tian Yong yang jelas saja membuat Tian Yong ketakutan. Beuh! Kayaknya dia jadi terobsesi sama Tian Yong sekarang.

Mu Ze yang tidak enak pada Tian Yong, cepat-cepat menarik Shao Xue menjauh dan memutuskan untuk menarik perintahnya, biar dia sendiri saja yang mengurus sepupunya ini.


Gara-gara kejadian tadi, Prof Xia harus dibawa ke rumah sakitnya Xia Chu yang jelas saja membuat Xia Chu mencemaskannya. Prof Xia tak ingin membuatnya cemas, jadi dia meyakin putrinya itu bahwa dia hanya sakit pinggang.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

0 Comments