Sinopsis My Little Happiness Episode 4 - 2

Cheng Cheng bangun dengan galau. Dia benar-benar tidak ingin menghadapi hari ini, takutnya benar-benar tidak akan ada pelanggan yang datang hari ini.

Tapi akhirnya dia memutuskan memberanikan diri ke restorannya dengan penuh harap. Tapi sesampainya di sana, dia malah kaget mendapati para tukang sedang memasukkan semua barang-barangnya ke dalam truk. Hah? Apa-apaan ini?

Seorang tukang mengaku bahwa mereka diperintahkan oleh seorang pria. Pria itu bilang bahwa restoran ini sudah tidak buka lagi, dan pria yang dimaksudnya adalah si wakil manager, pacarnya Cheng Cheng.

Jelas saja Cheng Cheng langsung kesal menelepon pria itu tapi nomornya malah tidak bisa dihubungi. Parahnya lagi, tiba-tiba dia mendapat notifikasi kartu kreditnya dipakai di sebuah hotel sama cowok pengkhianat itu. Dia langsung mendatangi hotel itu dan menemukan cowok itu sedang bermesraan dengan wanita lain.

Kebetulan di hotel yang sama, Wen Rang sedang bertemu dengan seorang editor dari pihak penerbit untuk membahas tentang buku puisinya. Tapi jelas orang itu tidak menghormati Wen Rang saat dia mengabaikan uluran tangan Wen Rang. Dan jelas dia tidak begitu mengerti puisi dan mengklaim kalau gaya puisinya Wen Rang ini terlalu kuno.

Cheng Cheng tidak mengenali wanita itu awalnya, tapi setelah memperhatikannya baik-baik, dia baru sadar kalau wanita itu adalah pelayan restorannya sendiri.

Malah sebenarnya mereka sudah cukup lama berselingkuh. Cheng Cheng jelas marah, tidak terima diselingkuhi diam-diam seperti ini. Kedua selingkuhan itu sinis menyangkal, justru selama ini mereka terang-terangan.

Cheng Cheng tidak tahu karena selama ini Cheng Cheng tidak pernah memandang orang lain, karena Cheng Cheng pikir bahwa dunia ini berputar mengelinginya.

Wanita itu santai saja pamit sambil cipika-cipiki mesra sama si cowok. Si cowok langsung sinis mengkritik sikap Cheng Cheng yang selama ini cuma bisa memerintah orang kesana-kemari dan merasa dirinya adalah yang terbaik. Cheng Cheng benar-benar bodoh.

Cheng Cheng jelas tersinggung dan sedih mendengarnya. Tidak perlu juga menghinanya seperti itu. Selama ini Cheng Cheng sangat baik padanya. Dan lagi, bukankah dia duluan yang dulu mengejarnya setengah mati.

Si cowok sinis mendengarnya. Dia mengejar Cheng Cheng cuma karena ayahnya kaya. Tapi sekarang Cheng Cheng sudah putus hubungan sama ayahnya, siapa juga yang mau menoleransi temperamennya Cheng Cheng? Kalau bukan ayahnya, Cheng Cheng sama sekali bukan siapa-siapa.

Sakit hati, Cheng Cheng langsung mengambil segelas air, berniat mau menyiramkannya ke muka tuh cowok. Tapi cowok itu lebih sigap menampik tangan Cheng Cheng sehingga air itu justru tersiram ke muka Cheng Cheng sendiri.

Pria itu sinis menyatakan kalau dia tidak akan memberikan uang hasil penjualan meja dan kursi pada Cheng Cheng lalu pergi.

Wen Rang yang melihat kejadian itu dan kebetulan sudah tidak tahan lagi menghadapi si editor, langsung pergi beranjak pergi mengejar mantannya Cheng Cheng.

Dan begitu Cheng Cheng melewati pintu putar, Wen Rang dengan sengaja memencet tombol pintu sehingga cowok itu terkunci di dalamnya lalu pergi meninggalkannya. Wkwkwk!

Dia lalu kembali ke Cheng Cheng yang cuma bisa menangis sedih meratapi nasibnya lalu menggunakan kemejanya untuk menutupi kepala Cheng Cheng, dan duduk di sampingnya, menemani Cheng Cheng sampai Cheng Cheng selesai menangis.

Cheng Cheng hampir saja mau menggunakan kemeja itu untuk buang ingus, tapi Wen Rang dengan cepat meminta kemejanya kembali. Dan baru saat itulah Cheng Cheng melihat bekas gigitan di lengannya Wen Rang.

Tapi dia tidak ingat kalau itu perbuatannya sendiri dan mengira kalau Wen Rang digigit anjing. Wen Rang dingin mengiyakannya, memang digigit anjing.

Di rumah sakit, Shao Qing sudah menunggu di meja kantin, dia bahkan sudah membelikan makan siang untuk Cong Rong. Tapi Cong Rong entah kenapa belum muncul-muncul juga.

Akhirnya dia memutuskan untuk praktek menyuapi makanan biar bisa sesuai dengan kriteria cowok idamannya Cong Rong. Tapi tiba-tiba Dokter Chen   muncul dan seenaknya memakan suapannya itu.

Bahkan dengan santainya dia mengambil jatahnya Cong Rong sambil membahas gosip tentang Shao Qing dan Cong Rong.

"Aku sudah bilang kalau aku menyukainya, tapi tidak ada orang yang percaya."

Tapi Dokter Chen ngotot tak percaya, malah mendadak ngeri teringat suapan Shao Qing barusan, dan mengira Shao Qing jeruk makan jeruk sama dia.

Shao Qing jelas kesal mendengarnya. Qing Cu datang saat itu. Shao Qing pun memutuskan menyudahi makannya dan pergi. Dokter Chen benar-benar heran sama tuh orang, belakangan ini Shao Qing agak aneh.

Shao Qing keliling rumah sakit mencari Cong Rong tapi tetap saja tidak bisa menemukannya di mana-mana. Di-chat juga tidak dibalas. Zhong Zhen juga tidak tahu di mana Cong Rong berada sekarang.

Bahkan saat Shao Qing mendatangi kantor Departemen Urusan Umum, Cong Rong juga tidak ada di sana. Atasannya Cong Rong memberitahu kalau Cong Rong tadi minta izin keluar, katanya ada urusan penting. Cong Rong bahkan pergi dengan terburu-buru sampai lupa mematikan komputernya.

Shao Qing penasaran dan langsung mengecek komputernya Cong Rong, tapi malah mendapati Cong Rong ternyata sedang menyelidiki perusahaan penipu itu.

Shao Qing seketika teringat ucapan Cong Rong tentang kecurigaannya bahwa Kakek Lin ditipu untuk membeli ranjang fisioterapi oleh sebuah perusahaan mencurigakan yang terletak di pasar sayur di belakang rumah sakit ini. Shao Qing jadi khawatir dan langsung menanyakan tentang lokasi pasar sayur itu.

Cong Rong memang nekat pergi ke tempat itu seorang diri dan menemukan para penipu itu sedang berkoar-koar merayu para pelanggannya yang rata-rata para orang tua untuk membeli ranjang kesehatan mereka.

Mumpung tidak ada yang memperhatikannya, Cong Rong mengendap masuk ke kantor pembayaran. Saat Kakek Lin mau membayar pakai Wechat pay, entah kenapa sistemnya tidak berjalan. Pakai kartu kredit juga tidak bisa.

Itu berkat Cong Rong yang tadi sengaja merusak kode QR Wechat pay mereka pakai marker dan memotong kabel mesin EDC mereka.

Dan sekarang dia sedang bersembunyi di bawah meja lalu menggunakan mic saat dia mulai memperkenalkan dirinya dan meyakinkan para tetua tentang perusahaan penipu ini.

Dia gugup sebenarnya, tapi dia terus memberanikan diri mengungkap segala hal tentang perusahaan penipu ini. Cong Rong meyakinkan mereka bahwa ranjang fisioterapi yang hendak mereka beli dengan harga mahal itu, sebenarnya barang murahan yang dibuat tidak sesuai standar, bahkan modal untuk membuatnya pun sangat kecil.

Para penipu itu langsung panik mematikan speakernya dan berpencar mencari asal suara, sementara pemimpin mereka sibuk berusaha menenangkan para tetua yang marah besar menuntut uang mereka dikembalikan.

Dan tak butuh waktu lama, mereka akhirnya menemukan Cong Rong dan langsung menariknya keluar dengan paksa dan memasukkannya ke gudang.

Saat si ketua langsung mengancamnya pakai kursi, Cong Rong langsung berusaha mengancam mereka dengan nyerocos tentang undang-undang pidana, tapi tentu saja cerocosannya sama sekali tak berpengaruh pada mereka.

Si ketua langsung mengayunkan kursinya ke Cong Rong... tepat saat Shao Qing mendadak menerobos masuk dan langsung memeluk Cong Rong sehingga kursi itu terhantam ke punggungnya.

Polisi akhirnya datang dan para penipu itu langsung digiring ke kantor polisi. Shao Qing dengan lembut menuntun Kakek Lin yang masih shock dengan semua ini. Cong Rong bergegas menyusul saat itu dengan membawakan salep obat yang dia beli untuk mengobati lukanya Shao Qing.

Tapi Shao Qing malah langsung mengomelinya karena Cong Rong nekat datang sendirian ke tempat itu tanpa memberitahunya. Kalau saja dia tidak cepat menemukan Cong Rong dan polisi datang lebih lambat, Cong Rong pasti terluka.

"Aku memang tidak mempertimbangkannya dengan baik." Sesal Cong Rong.

"Kau bukan hanya tidak mempertimbangkannya dengan baik, kau juga gegabah! Bukankah aku sudah pernah bilang padamu, jangan membahayakan diri sendiri. Jangan melewati batas dan jangan ikut campur dalam kehidupan pasien."

Iya, Shao Qing memang pernah bilang begitu padanya. Tapi tetap saja Cong Rong tidak bisa tinggal diam melihat ada orang yang mau terjerumus di depan matanya. Apa Shao Qing sendiri bakalan diam saja?

"Cong Rong, apa pekerjaanmu?"

"Mediator."

"Jangan lupa. Kau adalah karyawan rumah sakit. Batas area pekerjaanmu adalah di RS Yun Ji. Di luar Yun Ji, apa kau bisa membantu semua orang yang memiliki masalah?"

"Tidak bisa. Tapi bukankah kau juga sama saja? Menegur orang padahal kau sendiri sama."

"Apa yang kulakukan?"

"Kau juga melewati batas dan ikut campur dalam kehidupanku, dan juga membahayakan dirimu sendiri. Sekarang aku baik-baik saja, malah kau sendiri yang terluka. Masih bilang aku tidak tahu batas. Kalau begitu, kenapa kau datang menolongku? Berdasarkan standarmu, kau juga mengurusi masalah orang lain."

"Yang kau urus adalah kau, bukan masalah orang lain."

"Aku dalam bahaya, apa hubungannya denganmu? Aku ini siapamu? Susah payah datang kemari, ternyata hanya datang untuk memarahi orang." Sebal Cong Rong lalu pergi.

Wen Rang sedang termenung memikirkan ucapan si penerbit tadi... saat tiba-tiba dia kaget melihat Cheng Cheng muncul di hadapannya. Sejak kapan dia duduk di situ?

"Sudah beberapa lama. Aku tidak mengikutimu, yah! Aku keluar untuk menenangkan pikiran, kebetulan saja bertemu denganmu. Meski tadi pagi sikapmu sangat baik, tapi aku tidak tertarik padamu."

"Senang mendengarnya. Aku juga sama."

Err, tapi... Cheng Cheng sudah ingat kalau waktu itu dia menggigit Wen Rang. Tapi Wen Rang mengingatkan bahwa Cheng Cheng bukan hanya menggigitnya, melainkan juga merusak dindingnya dan mengotori ranjangnya.

Wen Rang juga menyimpan antingnya Cheng Cheng yang terjatuh waktu itu dan langsung mengembalikan anting yang dia bungkus plastik itu. Tapi Cheng Cheng sudah tidak mau sama anting pemberian mantannya ini.

Dia langsung melempar anting dalam plastik itu ke sungai, tapi saking ringannya, bukannya terlempar ke sungai, anting dalam plastik itu malah terbang tertiup angin.

Mengalihkan perhatiannya, Cheng Cheng langsung tertarik dengan buku puisinya Wen Rang yang diremehkan orang lain itu dan itu kontan membuat Wen Rang mulai terpesona padanya.

Polisi menasehati Cong Rong untuk lapor polisi dulu jika lain kali ada kasus seperti ini lagi dan jangan bertindak nekat sendiri. Tapi dia masih ngambek sama Shao Qing dan menolak membantu mengobati lukanya, dia tidak mau melewati batas soalnya.

Geli, Shao Qing dengan sengaja mengobati lukanya sendiri sambil pura-pura mendesis-desis kesakitan... hingga akhirnya Cong Rong menyerah dan mau juga mengobati lukanya.

Shao Qing sedang senang hati menyodorkan wajahnya sambil menatap Cong Rong dengan penuh cinta.

"Sakit, tidak?"

"Tidak."

"Terus kenapa kau tadi mendesis-desis begitu?"

"Ingin melihat apa kau tega."

Cong Rong tercengang mendengarnya. "Sebenarnya, seperti apa hubungan antar manusia? Kita terus membuat batasan, tapi tidak tahan ingin mengujinya, merobohkannya. Pihak yang melangkah duluan, menyalakan korek api di udara, menaruh harapan pada cahaya kecil itu untuk melihat seperti apa isi hatinya."

Tapi momen mereka tiba-tiba terpotong dengan cepat saat terdengar suara seseorang yang panik gara-gara Kakek Lin pingsan.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments