Sinopsis 99 Points Girlfriend Episode 2 - 1

Karena DID-nya lagi kambuh, Meng Hui jadi rada sombong dan halu saat dia bercerita tentang kejadian kemarin pada Ah Tao.

Dia mengklaim bahwa pihak TV mengundangnya untuk menjadi juri acara tersebut tapi dia tolak soalnya dia inginnya bekerja jadi kru agar dia mendapat lebih banyak pengalaman dan bisa melakukan lebih banyak review produk-produk kecantikan secara profesional.

Sayangnya, partner modelnya tidak profesional dan jadi menghambatnya, temperamen tuh cewek buruk lagi. Tapi... mantannya tuh cewek ternyata suka sama dia sampai rela membayari botol-botol yang dia pecahkan.

Dia bahkan memutarbalikkan fakta dengan mengklaim bahwa pria itulah yang merayunya dan mengajaknya pulang bareng semalam. Dengan angkuhnya dia mengklaim kalau dia mampu mendorong para kru dengan keahliannya dan mengalahkan Wei Lei dengan popularitasnya.

"Bahkan Shen Yi pun jatuh cinta padaku. Aku bisa melihatnya dari cara dia memandangku. Tunggu saja. Setelah aku menjual semua stok produk LS, dia tidak akan bisa hidup tanpa aku." Sumbar meng Hui.

Ah Tao nggak nyambung. "Siapa Shen Yi?"

"Dia sponsor acara kami. Dia suka aku yang berbakat ini."

Ah Tao sampai jadi canggung mendengar kenarsisannya. "Lalu... apa yang akan kau lakukan?"

"Karena dia punya perasaan padaku, kupikir dia lumayan juga. Jadi aku memutuskan untuk mencobanya."

"Kalau begitu, coba kau gambarkan padaku tentang bagaimana si Shen Yi itu?"

"Dia agak pendiam. Dingin di luar, tapi lembut di dalam. Orang-orang bilang kalau dia pelit. Tapi kurasa justru itulah yang paling menarik darinya. Dia pelit sama orang lain tapi sangat murah hati padaku. Aku sangat tersentuh."

Tapi Meng Hui tidak bisa ngobrol lebih lama, dia harus kembali kerja sekarang. Tapi dia janji akan membawa Shen Yi kemari kalau dia dan Shen Yi resmi jadian nanti.

Asistennya Ah Tao merasa kalau cerita karangan Meng Hui kali ini agak kelewatan. Tapi Ah Tao dengan profesional memberitahu si asisten bahwa itu cara Meng Hui memperhalus realita untuk memuaskan imajinasinya.

Ada dua poin paling penting dari keseluruhan cerita Meng Hui tadi. Yang pertama, dia ingin menjadi blogger kecantikan profesional. Dan yang kedua, Shen Yi.

Si asisten langsung mencari akunnya Meng Hui, dan mendapatinya jadi semakin terkenal berkat foto berdua sama Shen Yi kemarin.

Ah Tao senang. "Sepertinya kali ini dia akhirnya bisa mendapatkan apa yang dia inginkan."

Saat itu juga, Meng Hui merekam video untuk mempromosikan produk lipstik LS warna pink ngejreng di medsosnya.

Di ruang kontrol TV, Wei Lei melihat Xiao Mei sedang mengagumi salah satu juri yang diidolakannya. Maka Wei Lei menyarankannya untuk mendekati juri itu saja.

"Bagaimana?" Tanya Xiao Mei.

Tepat saat itu juga, dia melihat Meng Hui sedang merias Shen Yi dan jelas saja pemandangan itu membuatnya jadi cemburu. Dengan angkuhnya dia memberitahu Xiao Mei bahwa dia akan menunjukkan caranya lalu pergi ke ruang ganti.

Sontak saja itu membuat para kru jadi antusias dan langsung mengarahkan semua kamera ke ruang ganti untuk menonton pertunjukkan seru yang akan terjadi sebentar lagi sambil bertaruh.

Wei Lei pun masuk ke ruangan itu sambil menenteng segelas kopi. Lalu dia pura-pura tak sengaja terjengkal kakinya sendiri sehingga gelas kopi itu tumpah ke arah Meng Hui.

Tapi Meng Hui dengan sigap dan cekatan membelokkan tangan Wei Lei sehingga gelas kopi itu berbalik ke arah Wei Lei dan tumpah ke tangannya. Shen Yi tak menyadarinya sedikitpun gara-gara kedua telinganya tertutup earphone.

Wei Lei jelas kesal. Tapi kemudian dia punya ide untuk membuka jaket bulunya lalu mendekat ke Shen Yi. Tapi Meng Hui sigap menghalanginya lalu tiba-tiba saja membuka jaketnya juga tepat saat Shen Yi berpaling ke arahnya, dan jelas saja Shen Yi langsung melotot heboh melihat gaun backless-nya lalu buru-buru memalingkan mukanya.

"Kau ada rekaman besok. Jangan masuk angin." Sinis Meng Hui lalu dengan cekatan memakaikan jaketnya ke Wei Lei dan menarik resletingnya dengan kasar. "Oops! Maaf, aku tidak tahu kalau kau tidak punya leher."

Pantang menyerah, Wei Lei dengan lebaynya berputar-putar dengan tujuan terjatuh ke pangkuan Shen Yi. Tapi Meng Hui langsung menarik mundur kursinya Shen Yi sehingga Wei Lei berakhir tersungkur ke lantai.

Dan Shen Yi masih santai saja tanpa sedikitpun menyadari kehebohan kedua wanita itu. Saat Shen Yi hendak berpaling, Meng Hui cepat-cepat menyemprot hair spray sambil tersenyum menggoda padanya dan itu sukses mengalihkan pandangan Shen Yi dari Wei Lei.

Dengan tampang tanpa dosa dia pura-pura kaget melihat Wei Lei terjatuh dan mengklaim kalau riasan Wei Lei berantakan lalu mengambil tisu untuk menyeka riasan mata Wei Lei lalu pura-pura kaget. Dia salah ambil tisu, itu tisu penghapus makeup.

Terang saja Wei Lei jadi panik tak mau ada orang yang melihatnya tanpa makeup. Terpaksalah akhirnya dia mengalah lalu pergi dengan kesal.

Baru saat itulah Meng Hui melepaskan earphone-nya Shen Yi dan memberitahu kalau dia sudah selesai dirias. Tepat saat Shen Yi berdiri, Meng Hui hendak mengambil sesuatu, tapi itu malah tak sengaja membuat rambutnya tersangkut ke kancing kemejanya Shen Yi.

Karena dia kesulitan melepaskannya, Shen Yi mendadak lebay menarik kemejanya hingga semua kancingnya copot dan kontan saja itu membuat Meng Hui dan semua kru TV yang melihatnya jadi ternganga heboh.

Tontonan tadi membuat Xiao Mei jadi punya inspirasi untuk mendekati juri idolanya. Dengan alasan memberikan jadwalnya pada si juri, Xiao Mei berniat menarget kancing bajunya si juri.

Dia berusaha mengayunkan rambutnya ke kemejanya si juri, tapi gagal nyangkut di kancing bajunya. Si juri jadi keheranan dengan sikapnya, apa sih maksudnya? Canggung, Xiao Mei mengklaim kalau ini adalah cara menyapa di daerah kampung halamannya.

Untungnya si juri percaya. Melihat termos yang dibawa Xiao Mei, dia bertanya apakah minuman itu untuknya. Xiao Mei langsung menyodorkannya dengan antusias. Isinya ternyata teh herbal pelega tenggorokan, si juri senang, memang ini yang dia butuhkan untuk pekerjaannya yang harus ngomong terus.

"Terima kasih. Kau perhatian sekali." Ucap si juri. Xiao Mei jadi semakin terpesona padanya hingga dia tersenyum sangat lebar saking bahagianya.

Bersama dua orang pegawainya, Shen Yi melihat video promosi lipstik yang diunggah Meng Hui. Si pegawai senang banget. Sebelumnya tidak ada seorangpun yang melirik lipstik mereka itu gara-gara warnanya yang terlalu ngejreng.

Tapi setelah Meng Hui mengunggah video itu, lipstik mereka langsung sold out hanya dalam waktu satu setengah jam. Meng Hui benar-benar influencer profesional.

Tapi tanggapan Shen Yi malah biasa saja, malah tidak puas sama sekali. Karena biarpun lipstik mereka itu sudah sold out, tapi tetap saja itu belum bisa menggantikan kerugian yang mereka alami selama ini. Jadi kenapa juga mereka senang?

Tapi... dia penasaran sampai berapa lama Meng Hui akan bekerja untuk mereka? Si pegawai memberitahu bahwa Meng Hui bahkan belum mulai bekerja sama dengan mereka. Jadi dia melakukan promosi itu jelas karena hubungan pribadi, untuk membantu perusahaan mereka... eh, bukan, lebih tepatnya, membantu Shen Yi.

"Jadi maksudmu... kita tidak membayarnya?"

"Betul sekali!"

"Lalu... berapa yang harus kita bayar untuk posting video semacam ini?"

"Tergantung. Untuk produk murah, biasanya biayanya sekitar ribuan. Sedangkan untuk produk mahal, biayanya sekitar ratusan ribuan."

Shen Yi langsung terdiam galau. Dipikir-pikir, promosi lewat baliho biayanya jelas lebih besar dari video promosi itu dan hasilnya tidak terlalu menguntungkan.

Maka Shen Yi langsung memerintahkan kedua anak buahnya itu untuk pergi mendatangi Meng Hui dan suruh dia membuat video promosi seperti itu lagi dengan produk lipstik mereka yang kurang laku.

Tapi dia tidak ngomongin budget untuk membayar Meng Hui, mereka jadi berpikir kalau Shen Yi maunya yang gratisan. Wajar sih, bos mereka itu kan pelit. Kalau begitu caranya, seharusnya Shen Yi ngomong langsung saja sama Meng Hui, hubungan mereka kan spesial.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments