Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 11 - 3

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 11 - 3

Jeong Hoon pergi menemui Tuan Yoo yang memulai sesi pemeriksaan ini dengan menanyai ingatan Jeong Hoon akan pertemuan pertama mereka dulu. Dan Jeong Hoon masih mengingatnya dengan jelas tanggal, hari, tahun, bahkan cuaca waktu itu.


Dari ucapan Tuan Yoo, ternyata dulu Jeong Hoon mengalami trauma dikurung di dalam lemari gara-gara ayahnya pernah mengurungnya di dalam lemari. Tuan Yoo bertanya-tanya apakah Jeong Hoon masih takut dengan hal itu sekarang. Jeong Hoon jujur mengaku iya.

"Bagaimana dengan Seo Yeon? Apa ingatan dan perasaanmu tentang dia masih sama?"

Jeong Hoon mengakuinya, ingatannya akan Seo Yeon masih sangat jelas. Tuan Yoo jadi penasaran apakah Jeong Hoon dan Ha Jin menjalani hubungan serius.
Jeong Hoon membenarkan.

Tapi Tuan Yoo tidak mengerti bagaimana bisa Jeong Hoon memulai hubungan baru padahal Jeong Hoon tidak akan bisa melupakan Seo Yeon. Apa itu mungkin? (Yah bisa aja kali, pak. Nyebelin banget nih bapak!)

"Saya akan berusaha. Dia orang yang kusayangi. Saya tidak mau menjalani sisa hidup saya dalam penyesalan."

Tuan Yoo tampak jelas tidak nyambung dengan jawabannya tapi dia iyain aja dan mengklaim kalau dia lega Jeong Hoon bahagia (Bohong!).
 

Dalam flashback, Tuan Yoo ternyata mau meluncurkan sebuah buku yang berjudul 'Pria Yang Tidak Bisa Lupa', yang jelas karakternya adalah Jeong Hoon.

Tapi editornya menuntutnya untuk menjelaskan si pasien itu dengan lebih detil dan penderitaannya karena kenangan cinta pertamanya. Biarpun Tuan Yoo tidak menjelaskan siapa nama si pasien, tapi dengan membaca naskahnya Tuan Yoo, dia jadi kepikiran ke Jeong Hoon. Tapi Jeong Hoon sekarang berkencan dengan Ha Jin. Dia takut pembaca buku ini nanti akan menganggapnya aneh.

Makanya sekarang Tuan Yoo jadi semakin terobsesi dengan Jeong Hoon dan tidak terima kenyataan Jeong Hoon mengencani orang lain. Dia yakin Jeong Hoon tidak mungkin bisa melakukan itu. Tidak mungkin Jeong Hoon bisa memulai hubungan baru padahal dia tidak akan pernah bisa melupakan Seo Yeon.


Ha Jin sedang fitting kostum untuk peran pewartanya bersama Ha Kyung dan Bu Park. Mereka bahkan foto-foto bersama dengan gembira sampai saat Chul datang. Ha Kyung sontak emosi mengusirnya.

Tapi Chul langsung berlutut di hadapan mereka dan meminta maaf. Dia tahu perbuatannya ini tak bisa dimaafkan. Tapi rasa bersalahnya ini sangat menyiksanya, makanya dia nekat datang kemari. Dia benar-benar menyesal.

Ha Kyung tak percaya, Chul datang hanya supaya mereka mengurangi hukumannya kan? Chul menyangkal, dia sungguh ingin meminta maaf atas semua perbuatannya. Dia benar-benar menyesal.

Dia melakukannya demi melunasi hutang yang ditinggalkan mendiang ayahnya, dan jumlah hutang itu terus meningkat biarpun dia sudah berusaha membayarnya.
 

Ha Kyung tetap bersikeras tak mempercayainya, tapi Ha Jin baik hati seperti biasanya dan kasihan pada Chul. Dia bahkan berusaha membujuk Ha Kyung dan mengingatkan Ha Kyung bahwa Chul itu anak yang baik.

Kesal, Ha Kyung memperingatkan Ha Jin untuk tidak coba-coba mengurangi hukumannya Chul. Orang baik tidak akan menipu dan mencuri.

"Sepertinya dia sangat menyesal. Bagaimana keluarganya jika dia dipenjara?"

"Aku tak percaya, jangan menyebut namanya lagi."


Usai dari Tuan Yoo, Jeong Hoon pergi menemui Tae Eun yang bisa menduga alasan ayahnya memanggil Jeong Hoon. Lain kali kalau dia menelepon lagi, sebaiknya Jeong Hoon tolak saja. Tidak perlu mendengarkan ayahnya.

"Terus aku harus mendengarkanmu?"

"Tidak. Kau juga tidak perlu mendengarkanku."

Segala jenis perawatan yang pernah Jeong Hoon lakukan dulu mungkin bisa membantunya, tapi sekarang tidak lagi. Tekad Jeong Hoon sendirilah yang membuatnya jadi dirinya yang sekarang. Jadi Jeong Hoon sudah tidak memerlukan bantuan ayahnya atau pun bantuannya lagi.

Tapi Jeong Hoon tidak masalah kok melakukan pemeriksaan untuk Tuan Yoo. Bagaimanapun, dia akan selalu merasa berterima kasih pada Tuan Yoo.

"Jadi, apa kau hanya diperiksa biasa? Apa dia menanyakan hal lain?"

"Dia menanyakan tentang Ha Jin. Dia tanya apakah kami serius."

"Astaga. Dia sudah beberapa kali menanyaiku. Kurasa dia menonton berita. Tidak perlu jelaskan padanya."


Tapi yang tidak Tae Eun sangka, Jeong Hoon mengaku kalau hubungannya dengan Ha Jin memang serius. Tae Eun jelas langsung protes karena ingatan Ha Jin mungkin akan kembali jika Jeong Hoon terus bersamanya.

Jeong Hoon sadar itu. Tapi dia tidak mau menghindari Ha Jin karena itu. Bahkan sekalipun ingatan Ha Jin kembali dan dia kesulitan karena itu, Jeong Hoon akan selalu mendampinginya.

Tae Eun benar-benar kecewa padanya. Selama ini dia tidak pernah menentang apapun keputusan Jeong Hoon karena dia tahu Jeong Hoon orang yang bijak dan berhati-hati. Tapi kali ini dia tidak begitu, dia tidak seperti Jeong Hoon yang dia kenal.

"Kau benar. Itu karena aku sudah berubah. Aku tidak akan bersembunyi dalam ketakutan lagi."


Il Kwon menelepon Ha Kyung. Dia benar-benar tidak ingat kejadian apapun selama dia mabuk, makanya dia menelepon untuk tanya bagaimana ceritanya dia bisa pulang.

"Tentu saja aku menggendongmu pulang."

"Sungguh? Bagaimana bisa kau menggendongku dengan tubuh kecilmu itu?"

"Cih! Jangan pernah lagi menyombongkan diri soal keahlian minummu, mengerti?"

"Maaf. Aku tidak membuat masalah kan?"

Ha Kyung canggung menyangkal, Tapi hari ini Il Kwon akan berolahraga lagi kan? Kalau begitu, mereka pun sepakat untuk ketemuan di jam yang sama seperti kemarin.

Tapi begitu menutup teleponnya, Ha Kyung langsung galau memikirkan saat Il Kwon memeluknya kemarin. Il Kwon pun sama galaunya memikirkan saat Ha Kyung menindihnya kemarin. Dia sungguh tidak mengerti kenapa dia terus kepikiran hal itu? Sepertinya dia kebanyakan minum semalam.


Cemas setelah mendengar pengakuan Jeong Hoon, Tae Eun pun mengajak Ha Jin ketemuan untuk mengecek keadaannya. Ha Jin barusan mengalami kejadian yang traumatis. Dia khawatir jika hal itu berdampak buruk baginya.

Ha Jin meyakinkan dia baik-baik saja sekarang, semua itu sudah berlalu. Tae Eun lega mendengarnya. Tapi ngomong-ngomong, dulu Ha Jin pernah bilang kalau dia bermimpi buruk. Apa dia pernah bermimpi aneh lagi sejak saat itu?

"Aku memimpikan hal yang serupa setelah mimpi yang pertama. Tapi aku baik-baik saja belakangan ini. Berkat Pewarta Lee, aku sangat bahagia."

Tae Eun canggung mendengarnya. "Begitu, yah?"

"Kalau kau tidak terlalu sibuk, kita harus bertemu bersama. Kita bisa makan makanan lezat dan berbincang."

"Tentu."


Keesokan harinya, Ha Jin bangun pagi-pagi dengan antusias menanti kencannya hari ini. Dia bahkan memesan banyak sekali barang sampai Ha Kyung bingung sendiri melihatnya. Katanya hari ini dia mau kencan? Katanya hari ini kencan pertama mereka?

"Iya. Bantuin aku memindahkan semua ini."


Jeong Hoon tengah bersiap saat Ha Jin mengirim pesan yang berkata bahwa keinginannya adalah dia ingin Jeong Hoon menuruti semua kemauannya hari ini. Dan sedetik kemudian, dia mendadak mengumumkan bahwa dia sudah tiba di depan rumahnya Jeong Hoon.

Jeong Hoon jelas bingung melihatnya datang lebih cepat dari jam janjian merek dengan membawa puluhan tas. Dan semua isi tas itu adalah baju-baju dan segala aksesoris fashion pria. Itu hadiah untuk Jeong Hoon.

Dengan antusiasnya dia memilihkan beberapa baju warna-warni untuk Jeong Hoon dan menyuruhnya untuk mencoba semua pakaian itu. Jeong Hoon jelas ragu, semua baju ini tidak sesuai gayanya. Tapi Ha Jin ngotot kalau semua pakaian ini sempurna untuk Jeong Hoon. Cobalah, ini keinginannya.

"Sebentar. Apa selama ini kau benci style-ku? Kau pernah mengomentari dasiku waktu tampil di acaraku. Apa sekarang kau mau merombak isi lemariku?"

"Bukan begitu. Ini kencan pertama kita. Ada tempat yang sangat ingin kukunjungi, tapi aku tidak ingin orang-orang mengenali kita. Kalau kau pakai pakaian seperti itu, orang akan mengenalimu dalam waktu 5 menit. Mudah sekali mengenalimu. Anggap ini sebagai samaran."

"Kurasa itu tidak akan berhasil."

"Percayalah padaku. Orang-orang tidak akan mengenalimu. Aku jamin. Lagipula, kau harus menuruti semua permintaanku hari ini."


Baiklah. Jeong Hoon akhirnya menurutinya dan mulai mencoba berbagai gaya gaya aneh-aneh. Mulai dari jaket jeans, celana cingkrang sampai kacamata kuning, dan jelas saja tidak ada satupun yang cocok sama dia. Tapi Ha Jin pantang menyerah dan terus menyuruhnya mencoba berbagai pakaian lain.


Saat mereka keluar tak lama kemudian, Jeong Hoon akhirnya pakai jaket warna soft pink yang membuat Ha Jin terpesona sampai dia tak bisa mengalihkan pandangannya.

"Lihat, kan? Kau pasti berpikir warna ini terlalu mencolok."

"Tidak. Aku menatapmu karena ini tampak bagus padamu. Mulai sekarang, kenakannya pakaian seperti ini. Ini mencerahkan penampilanmu dan membuatmu terlihat lebih gagah."

Bersambung ke part 4

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam