Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 20 - 1
Xiao Qi pun mulai mencoba memakai kekuatan supernya pada Leng. Tapi tetap saja kekuatannya memunah begitu berdekatan dengan Leng. Berulang kali dia mencoba, berulang kali pula dia gagal.
"Kumohon biarkan aku menyelamatkannya. Jika dia selamat, tidak masalah biarpun aku harus tetap tinggal di sini. Kumohon biarkan menyelamatkannya, sekali saja, kumohon!"
Xiao Qi mencoba sekali lagi. Dia mengerahkan segenap kekuatannya pada Leng, dan kali ini berhasil. Tapi akibatnya malah membuat kekuatan Xiao Qi jadi melemah... hingga dia terjatuh.
Lie yang mendengar suara kursi terjatuh, sontak masuk dengan cemas. Apa sebenarnya yang terjadi? Dia cepat-cepat membantu Xiao Qi berdiri dan membawanya keluar.
"Bangunlah. Fang Leng. Bangunlah." Gumam Xiao Qi. Seolah mendengar gumamannya, seketika itu pula tangan Leng tiba-tiba bergerak.
Xiao Qi benar-benar lemah dan ketiduran sepanjang perjalanan pulang. Lie bahkan sulit membangunkannya. Terpesona, Lie lembut membelai rambutnya. Tapi itu membuat Xiao Qi jadi terbangun dan hal pertama yang dia khawatirkan adalah Leng, bagaimana keadaannya? Sebaiknya Lie kembali ke rumah sakit dan jaga Leng.
Lie mengingatkan kalau mereka baru saja keluar dari rumah sakit, jadi dia belum tahu bagaimana keadaan Leng sekarang. Dan juga, setelah kakaknya sembuh nanti dan setelah segalanya sudah beres, Lie ingin mengatakan sesuatu pada Xiao Qi.
"Apa?"
"Nanti saja. Sekarang kau masuklah."
Kata-kata Xiao Qi kemarin terngiang dalam benak Leng dan seketika itu pula Leng tersentak bangun. Senang, Lie berniat mau menelepon ayah mereka. Tapi Leng dengan cepat menghentikannya, di mana Xiao Qi? Bukankah dia bersama Xiao Qi sebelum pingsan? Apa yang terjadi setelah itu?
"Apa kau tahu betapa parahnya lukamu? Kau hampir mati waktu dibawa kemari. Ayah, Ibu, Jiang Xue, dan aku, semuanya datang. Kami harus menunggu lama sebelum dokter memulihkanmu. Dan satu-satunya yang kau pikirkan sekarang cuma Xiao Qi?" Omel Lie kesal. "Kak, apa kau masih menyukainya sekarang?"
Lie sedih memikirkan kenangan-kenangannya bersama Xiao Qi. Tepat saat itu juga, Xiao Qi menelepon. Lie awalnya ragu untuk mengangkat, tapi akhirnya dia mengangkatnya juga dan Xiao Qi tanpa basa-basi langsung menanyakan keadaan Leng. Apa terjadi sesuatu yang buruk?
"Kakakku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir. Apa kau mau mengunjunginya?"
Xiao Qi lega, tapi sebaiknya dia tidak pergi ke sana dan menganggunya, yang penting Leng baik-baik saja. Lie sebenarnya ingin tanya apa sebenarnya arti Leng bagi Xiao Qi, tapi dia terlalu ragu-ragu untuk mengutarakannya.
Akhirnya malah Xiao Qi duluan yang bicara dan memberitahu kalau dia mau pergi dan memutuskan segala hubungan yang dia miliki dengan semua orang di sini. Lie kaget mendengarnya.
Setelah memeriksa Leng, Dokter memutuskan bahwa kondisi Leng baik-baik saja sekarang. Tapi rasanya agak aneh karena Leng sepertinya pulih terlalu cepat, apa Leng merasa ada sesuatu yang tidak beres padanya?
"Tidak. Tapi aku merasa seseorang memanggilku saat aku koma. Apa ada yang datang kemari semalam?"
Ibu Tiri dengan cepat menyela, Lie semalam datang untuk menjaga Leng. Mungkin Lie dengan setulus hati memanggil Leng sehingga sukses membuat Leng kembali tersadar. Tuan Fang tak percaya, itu tidak mungkin, mereka seharusnya berterima kasih pada dokter yang sudah berhasil menyelamatkan Leng.
Dokter sebenarnya setuju dengan Ibu Tiri, dorongan mental memang sangat dibutuhkan saat seseorang berada dalam bahaya. Leng pasti menyimpan seseorang di dalam hatinya, makanya dia bisa siuman. Itu artinya hubungan Leng dengan adiknya pasti sangat baik.
Tuan Fang langsung mengusir Ibu Tiri keluar karena ada yang harus dia bicarakan berdua dengan Leng. Ibu Tiri menurut, tapi tentu saja dia penasaran dan menguping dari luar. Leng merasa bersalah pada Tuan Fang karena sudah membuatnya cemas, maaf.
"Ini salahku senditi, tidak seharusnya aku memanjakanmu selama bertahun-tahun hanya karena ibumu meninggal dunia sejak kau kecil. Aku selalu pura-pura tak tahu masalah yang kau buat di luar sana. Tapi kali ini..."
"Aku pingsan kali ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan orang lain."
"Aku bahkan belum menyebutnya (Xiao Qi), kenapa kau begitu terburu-buru membelanya?"
Mumpung Leng masih muda, lebih baik jika dia memikirkan untuk memiliki seorang istri. Tuan Fang sudah bicara dengan Jiang Xue sebelum ini. Dan menurutnya, berdasarkan kepribadian dan kondisi Jiang Xue, dialah menantu terbaik untuk keluarga mereka. Dia juga bisa mengurus Leng sehari-hari.
Tuan Fang sudah tua sekarang, dia tidak sanggup lagi melihat Leng membuat masalah terus menerus. Jadi, sebaiknya dia bertunangan dengan Jiang Xue segera setelah dia keluar dari rumah sakit.
"Ayah, aku pernah mati sekali. Apa Ayah tahu apa yang kupikirkan waktu aku koma? Bukan keluarga Fang, bukan pula karirku, melainkan diriku sendiri. Selama bertahun-tahun aku hidup demi orang lain, aku tidak pernah memikirkan apa yang benar-benar kuinginkan. Tapi kali ini aku akhirnya tahu apa yang benar-benar kuinginkan."
"Jangan bilang kalau wanita itu yang kau inginkan?"
"Maksudku adalah, aku tidak ingin lagi hidup demi orang lain. Tolong pulanglah dan istirahat, aku ingin sendirian."
Xiao Qi mulai mengemasi barang-barangnya. Nona Chai yang tidak rela ditinggal sendirian, langsung mengeluarkan lagi bajunya Xiao Qi dari koper. Dia sungguh tidak mengerti kenapa Xiao Qi mendadak mau pergi. Bagaiamana dengan Leng? Dia kan masih di rumah sakit, apa Xiao Qi mau meninggalkannya?
"Dia... dia akan baik-baik saja. Dan dia juga senang kok aku pergi."
Lie datang saat itu. Nona Chai senang, berharap Lie bisa membujuk Xiao Qi biar tidak jadi pergi. Tapi bahkan sebelum Lie sempat mengucap apapun, Xiao Qi memperingatkannya untuk tidak berusaha membujuknya, keputusannya sudah bulat.
"Kau anggap saja aku sebagai pangeran kecil yang kembali ke planetnya seperti di buku itu."
Lie sungguh tidak mengerti kenapa. Apa cuma Xiao Qi melukai kakaknya dan dia merasa menyesal, terus dia mau menyerah akan segalanya demi Leng?
"Aku ingin menyerah. Lebih bagus kalau aku bisa meninggalkan bumi. Sebenarnya aku bukan berasal dari sini. Sebelumnya aku masih bisa mengharapkan sesuatu, tapi sekarang harapan kecil itu sudah sirna."
"Harapan yang kau maksud adalah kakakku, kan?"
"Semacam itulah. Bagaimanapun, itu ada padanya."
"Lalu bagaimana denganku? Di dalam hatimu, aku tidak berarti apa-apa, kan?"
Berusaha menahan emosinya, Xiao Qi dengan dinginnya berkata kalau dia memang tidak punya hati. Lie kan juga tahu itu. Biarpun Lie temannya, dia tidak akan tetap tinggal demi Lie.
"Keputusanku tidak bisa diganggu gugat. Pergilah." Usir Xiao Qi. Patah hati, Lie akhirnya pergi. Dia tidak tahu kalau Xiao Qi sebenarnya juga sedih.
Tuan Fang menemui Jiang Xue dan memberitahu kalau Leng sekarang sudah baikan. Tapi sebaiknya untuk sementara ini Jiang Xue jangan menemuinya dulu. Tapi dia meyakinkan Jiang Xue untuk tidak terlalu memikirkan apa yang dipikirkan oleh Leng. Karena yang paling penting adalah, dia sendiri sudah mengakui Jiang Xue sebagai menantu keluarga Fang.
Sekarang ini Leng masih bingung karena dia baru sadarkan diri. Jadi kurang baik kalau Jiang Xue menemuinya sekarang. Tunggu saja sebentar, Tuan Fang janji akan membuat Leng setuju.
Jiang Xue pun dengan penuh percaya diri meyakinkan Tuan Fang untuk tidak khawatir, dia yakin Leng pasti akan kembali ke sisinya. Dia akan bicara sendiri dengan Leng setelah dia sembuh nanti.
Leng gelisah menatap ponselnya, jelas sedang mengharapkan telepon dari Xiao Qi. Dokter Zhang datang menjenguknya tak lama kemudian. Leng sebal, sepanjang hari tak ada seorang pun yang datang mengunjunginya.
"Lihatlah caramu bicara. Memangnya aku ini bukan 'siapapun'?"
Dokter Zhang menjelaskan bahwa tak ada seorangpun yang datang karena mereka memblokir berita tentang Leng dari perusahaan maupun media. Bukan itu yang Leng maksud, si mantan pacarnya atau siapalah itu.
Oh, Dokter Zhang mengerti. "Maksudmu Xiao Qi? Dia tidak datang."
Kesal, Leng langsung saja menelepon Xiao Qi yang saat itu sudah selesai packing. Tapi kemudian Leng bingung harus ngomong apa. Dokter Zhang diam-diam memberinya isyarat untuk menyuruh Xiao Qi datang kemari dan menjenguknya.
Tapi Leng sepertinya nggak nyambung, malah berkata. "Kau membuatku dirawat di rumah sakit, bukankah seharusnya kau datang untuk mengompensasiku?" (Pfft!)
"Baiklah." Jawab Xiao Qi singkat lalu memutus sambungan mereka.
"Dia mematikannya."
"Bukankah seharusnya kau suruh dia datang kemari untuk menjengukmu? Apa maksudnya dengan kompensasi itu?"
"Bukankah kau yang menyuruhku bilang begitu?"
"Telepon dia lagi, cepat! Suruh dia datang kemari."
Saat Leng meneleponnya lagi, Xiao Qi ternyata barusan sudah mentransfer uang kompensasinya ke rekening perusahaannya Leng. Wah! Leng tidak terima masalah di antara mereka cuma diselesaikan dengan uang.
"Lalu apa yang harus kulakukan? Jangan lupa kalau aku memeras sejumlah besar uang dari ayahmu. Terlepas dari uang kompensasi itu, sisanya bisa untuk menyokong hidupku seumur hidup."
Leng jadi cemas mendengarnya, Ayahnya tidak bikin masalah dengan Xiao Qi kan kali ini? Kata dokter, Xiao Qi yang membawanya ke rumah sakit. Apa Ayahnya mengomeli Xiao Qi saat mereka bertemu?
Xiao Qi berbohong menyangkalnya, dia langsung pergi begitu dia menyerahkan Leng pada dokter. Leng lega mendengarnya, dia meyakinkan Xiao Qi bahwa sakitnya kali ini bukan salahnya Xiao Qi.
Dia ingin membicarakan tentang hubungan mereka dan meminta bertemu dengan Xiao Qi. Tapi Xiao Qi dengan cepat mengklaim kalau dia tidak ada waktu dengan alasan sangat sibuk.
"Aku tidak ada waktu untuk menemanimu di rumah sakit atau menjagamu. Lebih baik tidak usah saling berhubungan lagi." ujar Xiao Qi lalu langsung menutup teleponnya.
Sedih, Leng meminta Dokter Zhang untuk keluar dan membiarkannya sendirian. Tapi tiba-tiba dokter Zhang ingat semalam saat dia datang kemari, dia tak sengaja melihat Xiao Qi keluar. Dia tampak sangat lemah dan Lie memapahnya keluar.
"Pantas saja. Aku ingat dengan jelas dia memanggilku."
"Mungkin dia sedang ada masalah."
"Dokter Zhang, tolong bantu aku. Dengan menggunakan namamu, suruh Xiao Qi datang kemari besok. Aku ingin berhenti menebak-nebak."
"Oke."
Bersambung ke part 2
6 Comments
Lanjut......
ReplyDeletelanjut
ReplyDeleteLanjut...
ReplyDeleteNexxtttt
ReplyDeletelanjut semangat..
ReplyDeleteudah mau selesai mkin pensaran sajq
lanjut...semangat
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam