Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 4 - 2
Keesokan harinya, Ming Yue entah bagaimana sudah pindah ke ranjang, sementara Li Qian masih tertidur di pinggir kursi dengan masih memegang kuas tintanya.
Kasim Zhou datang lagi untuk mengantarkan sarapan dari istana kiriman Kaisar. Panik, Li Qian buru-buru memindahkan semua bantal dan selimut ke ranjang lalu menyelimuti dirinya dan Ming Yue serapat mungkin seolah mereka berada dalam satu selimut sejak semalam, tapi malah kaget sendiri saat melihat muka coreng-morengnya Ming Yue. (Pfft! Dia beneran nggak sadar semalam)
Kasim Zhou dan Tan Li pun shock melihat wajah Ming Yue. Li Qian buru-buru beralasan kalau ini cuma candaan pengantin baru. Mempercayai alasannya, Kasim Zhou pun mendoakan semoga mereka punya banyak anak lalu pamit.
Aman! Li Qian dan Ming Yue sontak saling menjauh. Ming Yue langsung kesal mengatainya munafik, siang hari bertingkah bak pria mulia, tapi ternyata Li Qian suka cari kesempatan untuk memeluknya.
Kesal, Li Qian cuma menyuruh Tan Li untuk membantu Ming Yue cuci muka. Bingung maksudnya, Ming Yue langsung melihat ke cermin dan jelas kaget melihat mukanya.
Tapi tepat saat dia hendak protes, dia malah mendapati Li Qian sedang memegangi gelangnya dengan senyum licik. Parahnya lagi, dengan liciknya dia menuduh Ming Yue semalam mengganggunya dengan suara dengkuran yang sangat keras, jadi sekarang dia akan menyita gelang ini sebagai hukuman bagi Ming Yue.
Ming Yue kesal, jelas-jelas Li Qian cuma ingin mencuri gelangnya. "Aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkannya kembali!"
Ming Yue tidak rela, Shifei - kuda kesayangannya mau dibawa pulang sama kakaknya. Kalau mereka berdua sama-sama pergi meninggalkannya, dia tidak akan punya siapapun yang bisa dia andalkan.
Kaerbi mengingatkan bahwa menyimpan kuda dalam adat kerajaan mereka adalah agar dia punya kendaraan jika sewaktu-waktu dia dan suaminya cerai, makanya Shifei tidak boleh ada di sini.
"Menyebalkan! Kalau aku disuruh memilih antara Li Qian dengan Shifei, aku akan lebih memilih Shifei tanpa ragu!"
Belum juga Kaerbi sempat mendebatnya, Li Qian mendadak muncul dan berkata. "Karena Putri sangat menyukai kuda ini, maka aku akan membiarkannya."
"Pangeran tidak perlu seperti ini."
"Aku sudah memutuskan, apa Putri senang?"
Mengingatkan dirinya sendiri untuk menjawabnya saja biar tidak dicerai, Ming Yue cepat-cepat pasang senyum manis dan menyatakan kalau dia sangat senang.
Mereka berdua lalu menghadap Kaisar. Berakting bak pasutri mesra, Ming Yue sok perhatian membersihkan bajunya Li Qian... lalu berusaha meraih kantongnya yang tergantung di pinggang Li Qian.
Tapi Li Qian dengan cepat menangkap tangan nakalnya sambil berucap sok mesra. "Putri sangat perhatian, aku sangat senang."
Pantang menyerah, Ming Yue terus berusaha menggunakan segala cara. Tapi Li Qian selalu bisa menghalanginya dengan berbagai cara sambil berakting sok mesra dan perhatian.
Kaisar dan Selir senang melihat mereka, mengira hubungan mereka berdua sangat harmonis. Selir bahkan menghadiahkan sebuah tusuk rambut emas yang ia buat saat ia melahirkan Li Xun dulu. Sekarang ia menghadiahkan ini untuk Ming Yue dengan harapan mereka akan segera memiliki momongan.
Mereka berdua kompak berterima kasih. Dan mumpung dia berada dekat dengan kantongnya Li Qian, Ming Yue dengan cepat merebut kantong itu sambil beralasan pada Kaisar bahwa gelang ini Li Qian dapatkan dari Kerajaan Dongyue. Kabarnya, gelang ini berkhasiat biar cepat dapat anak.
Mempercayai bualannya, Kaisar pun menyuruh Ming Yue untuk menyimpan gelang itu. Tapi waktu Ming Yue membuka kantong itu, dia malah tidak mendapati gelang itu di sana. Di mana gelang itu?
Tersenyum licik, Li Qian beralasan bahwa karena gelang itu sangat berharga, jadi dia menyimpannya di kediamannya biar aman. Tidak mungkin dia membawa gelang berharga itu ke mana-mana. Tapi jangan khawatir, setelah mereka pulang nanti, dia pasti akan memakaikannya pada Ming Yue.
Mengalihkan topik, Kaisar menanyakan perkembangan masalah penangangan banjir. Li Qian melapor bahwa para warga yang tinggal di sekitar sungai sudah bersedia untuk diungsikan dan diberi kompensasi, hanya saja kecepatan pemindahan berjalan sangat lambat sehingga menyebabkan keterlambatan konstruksi.
Mendengar itu, Ming Yue usul agar uang perak yang diberikan pada warga tidak disamaratakan. Mereka yang mau pindah dengan cepat, diberi uang perak lebih banyak. Dan mereka yang pindahnya lebih lambat, diberi lebih sedikit. Dengan begitu, mereka akan berlomba-lomba untuk pindah lebih cepat.
Ide bagus. Tapi Kaisar heran, bagaimana bisa Ming Yue mengetahui teknik semaca itu? Ming Yue mengaku bahwa ayahandanya tidak pernah mengurungnya di istana dan membiarkannya mengikuti rombongan pedagang.
Dari situlah, dari waktu ke waktu, Ming Yue belajar berdagang. Beberapa barang yang lebih lambat terjual, biasanya dia siasati dengan cara memberi harga lebih murah bagi para pembeli awal. Sehingga orang-orang yang mendengar kabar bahwa harganya akan naik jika membeli lebih lambat, langsung datang berbondong-bondong untuk membelinya.
Kaisar kagum mendengarnya. Ternyata Putri yang tidak dikurung di istana, lebih cerdas dan lebih memahami dunia. Lalu kejadian-kejadian aneh apa lagi yang dia alami selama dia pergi berkelana?
Maka Ming Yue langsung semangat menceritakan berbagai pengalamannya yang unik. Dia bahkan mengklaim kalau dia pernah berhasil mengalahkan seorang pencuri... yang jelas-jelas dia tujukan untuk menyindir Li Qian.
Kaisar sungguh kagum mendengarnya. Ming Yue benar-benar wanita cerdas, Li Qian harus berhati-hati ke depannya. Li Qian dengan sok manisnya mengklaim bahwa dia sangat beruntung bisa menikah dengan seorang wanita yang begitu berharga.
"Putri, gelangmu itu harus dijaga dengan baik dan cepatlah lahirkan seorang cucu kerajaan."
"Baik," canggung Ming Yue.
Begitu mereka aman di luar, Ming Yue langsung menuntut keberadaan gelangnya. Li Qian dengan liciknya berkata kalau gelang itu ada di rumah, tapi rumahnya sangat besar. Sepertinya Ming Yue tidak akan bisa menemukannya dengan kemampuannya sendiri.
Ming Yue kesal... tapi tiba-tiba dia kepikiran untuk meminta bantuan Kang Le saja. Tapi belum juga dia sempat pergi, Li Xun mendadak muncul menghadangnya dan to the point membahas gelang itu. Katanya Ming Yue memiliki sebuah gelang yang langka?
"Bolehkah aku melihatnya?"
Ming Yue pura-pura bodoh, dia punya banyak gelang dan kalung, dia tidak mengerti yang mana yang Li Xun maksud.
"Gelang yang jika diserahkan pada Ayahanda, bisa mendatangkan masalah besar."
Ming Yue dengan canggung mengklaim kalau itu cuma candaannya dan Li Qian saja kok, sungguh tak disangka kalau Li Xun ternyata mendengarnya. Tapi Li Xun tak terpedaya dan langsung mengancam Ming Yue untuk menyerahkan benda itu padanya, jangan memaksanya untuk mengambil benda itu dengan menggunakan kekerasan.
Ming Yue sontak mundur ketakutan, untung saja Li Qian cepat kembali saat itu dan langsung melindungi Ming Yue. Dengan sengaja dia memamerkan gelang itu di hadapan Li Xun, gelang inikah yang Li Xun cari?
Li Xun berusaha merebutnya, tapi Li Qian dengan cepat menangkis tangannya lalu melempar gelang itu ke Ming Yue sambil nyinyir, sungguh tak disangka kalau Li Xun ternyata terobsesi dengan perhiasan wanita. Seleranya benar-benar unik.
Sikap Li Qian itu membuat Li Xun jadi semakin curiga kalau dia menyembunyikan sesuatu. Dia jadi penasaran apa yang akan Kaisar pikirkan jika Kaisar mendengar masalah ini.
"Jika Ayahanda mengetahui hal ini, maka beliau akan mendukungku untuk hamil." Santai Ming Yue. Li Xun jelas bingung mendengarnya.
"Jika Kakanda curiga, silahkan tanya langsung pada Ayahanda. Maka kau pasti tahu cerita lengkapnya."
Bersambung ke episode 5
1 Comments
Lanjut.......
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam