Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 8 - 1

Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 8 - 1

Memikirkan komentar Zhen terhadap kue osmanthus buatannya Ming Yue, Li Qian jadi heran sendiri. Bagaimana bisa Ming Yue memahami seleranya? Apa mungkin... Ming Yue diam-diam menghipnotisnya.


Tapi menurut Cheng, apapun cara yang Ming Yue gunakan, tapi dia melakukan itu demi membahagiakan Li Qian. Tapi sebenarnya Li Qian bingung dengan dirinya sendiri, kenapa dia bisa punya selera makanan seaneh itu.

"Mungkin itu ada hubungannya dengan hilangnya ingatan anda," duga Cheng.


Baru juga Li Qian mencicipi kue itu, Ming Yue tiba-tiba mengetuk pintunya. Li Qian langsung menyuruh Cheng untuk menyembunyikan kue itu sebelum kemudian mengizinkan Ming Yue masuk.

Cheng bergegas keluar dengan canggung gara-gara kue yang dia sembunyikan di belakang punggungnya itu. Ming Yue heran melihatnya, tapi sepertinya dia tidak mencurigai apapun.

Ming Yue dengan sok manja mengeluh bahwa luka di kepalanya sakit lagi, makanya dia datang untuk meminta obat dari Li Qian. Li Qian agak heran melihatnya, tapi sepertinya tidak ada yang aneh juga, dia akhirnya berbalik untuk mengambilkan obatnya.

Tapi begitu dia berbalik kembali, dia malah kaget mendapati Ming Yue mendadak sudah duduk di ranjangnya sambil bergaya lemah dan tak berdaya. Heran, Li Qian menyerahkan obatnya dengan canggung.


Ming Yue pura-pura tak sengaja menumpahkan obatnya ke ranjangnya Li Qian. Li Qian biarpun tampak agak kesal, tapi pada akhirnya dia diam saja mengabaikannya.

Saat dia melihat Ming Yue mengoles obatnya dengan asal-asalan di dahinya, Li Qian akhirnya tidak tahan lagi. Dia langsung mengibaskan tangannya untuk membersihkan serbuk obat itu lalu mengambil botol obat itu dari tangan Ming Yue, berniat membantu mengobati Ming Yue.

Tapi bahkan sebelum dia sempat mengoles obat itu, Ming Yue dengan cepat mengusap daun telinganya lalu menghipnotisnya lagi. Kali ini dia menghipnotis Li Qian untuk mau keluar dan berkencan dengannya.

"Kau tunggulah di gerbang rumah besok dan undanglah wanita berbaju merah untuk pergi ke pasar Xing'an bersamamu. Saat wanita itu mengeluarkan saputangan bunga persik, kau akan menggenggam tangannya dengan mesra. Jika dia bilang lapar, kau akan membelikannya makanan di kedai terdekat dan menyuapinya dengan tanganmu sendiri."


Keesokan harinya, Ming Yue memakai baju merah terbaiknya dan berdandan secantik mungkin. Dia benar-benar yakin dengan rencananya hari ini. Kali ini dia menggunakan hipnotis tingkat tinggi, jadi Li Qian pasti akan terpikat padanya.

"Tan Li, ambilkan sapu tangan bunga persik yang sudah kusiapkan kemarin."

Tapi saat Tan Li mencarinya, dia malah tak bisa menemukannya. Dan gara-gara itu, Ming Yue jadi terlambat. Parahnya lagi, saat dia keluar, dia malah melihat Li Qian sedang bicara dengan Hui Xin... yang juga memakai baju merah. OMG!

Li Qian jelas salah mengenali orang dan santai saja mengajaknya pergi ke pasar. Hui Xin setuju dengan senang hati.


Ming Yue sontak panik mengejar mereka. "Pangeran! Kau salah orang!"

Li Qian sekarang bingung menghadapi dua wanita berbaju merah. Jadilah sekarang dia ganti mengajak Ming Yue ke pasar bersamanya.

"Tentu saja! Kudengar kau mau keluar untuk menyegarkan diri dari kesibukan tugas-tugas negaramu. Sebagai istrimu, tentu saja aku harus menemanimu."


Tapi saat Hui Xin pamit, Li Qian malah mengajaknya juga. Ming Yue kesal. Sesampainya di pasar, Ming Yue antusias banget melihat-lihat berbagai barang yang dijual di sana. Tapi saat melihat Li Qian jalan berdua dengan Hui Xin, dia sontak menempatkan dirinya di tengah-tengah mereka.

Tiba-tiba ada penjual sapu tangan, Ming Yue langsung antusias mencari sapu tangan bunga persik... tapi yang menemukannya duluan malah Hui Xin. Tiba-tiba ada kereta kuda lewat dan tak sengaja lengan baju Li Qian terkena percikannya.

Hui Xin sigap menggunakan sapu tangan itu untuk mengelap lengan bajunya Li Qian. Melihat itu, Li Qian langsung mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Hui Xin sesuai perintah Ming Yue dalam hipnotisnya kemarin. Tapi Ming Yue dengan cepat memisahkan mereka sehingga sapu tangan itu terjatuh ke tanah.

Hui Xin benar-benar heran dengan sikap Li Qian yang hari ini sangat berbeda dari biasanya. Apalagi kemudian Li Qian berbaik hati memilihkan dan membelikan sapu tangan baru untuk Hui Xin yang jelas saja membuat Hui Xin terharu.


Di tengah jalan, mereka melihat beberapa pria yang sedang mengganggu seorang ibu dan putri. Mereka bahkan langsung merusak barang dagangan kedua wanita itu. Melihat pemandangan, Hui Xin dan Ming Yue saling memberikan komentar mereka yang berseberangan.

Hui Xin tidak setuju dengan tindakan si ibu yang mengajak putrinya yang masih sangat muda untuk berdagang bersama dan menghadapi orang-orang jahat setiap hari. Pria serius mana yang akan menginginkannya di masa depan nanti.

Ming Yue sinis, ibu dan anak itu bisa menghasilkan uang dengan tangan mereka sendiri, kenapa juga mereka harus diinginkan oleh pria serius.


Si ibu dengan tangan gemetar menyerahkan sejumlah uang pada para pria itu. Tapi Ming Yue langsung menyela mereka dan menghadapi para begundal itu dengan penuh keberanian. Mereka sebenarnya cuma ingin memalak ibu dan anak ini kan?

"Kembalikan uang ini pada mereka! Kalian ambil ini!" Ming Yue langsung menyerahkan sekantong uang pada mereka.

Geli melihat pemandangan itu, Li Qian langsung mengambil bakpao lalu memberikan sebatang emas pada ibu dan anak itu. Tapi si preman malah tambah serakah menuntut mereka untuk menyerahkan emas itu juga.

Li Qian sontak memelintir tangan si preman, menyumpal mulut anak buahnya dengan bakpao, dan bersama Ming Yue, mereka saling bekerja sama menghajar sekawanan preman itu.


Tak sengaja Ming Yue oleng, Li Qian sigap menangkapnya sehingga jarak mereka jadi sangat dekat dan Hui Xin hanya bisa menyaksikan itu dengan cemburu.

Berterima kasih, ibu dan anak itu langsung menawarkan makanan untuk mereka berdua. Ming Yue menolak dengan alasan kalau mereka tidak lapar, tapi kata lapar seketika mengingatkan Li Qian akan hipnotis terakhirnya.


Maka dengan linglung dia meminta si ibu untuk menyiapkan nasi goreng untuk mereka. Dia juga mengajak Hui Xin untuk makan bersama mereka. Tapi Hui Xin yang tidak tahan melihat mereka, memutuskan tidak ikut dengan alasan mau membeli sesuatu lalu pergi.

Tapi saat mereka mulai duduk, Li Qian melihat mejanya kotor dan saat itulah sepertinya mulai sadar dari hipnotisnya dan bingung sendiri kenapa dia ada di sana.

Tiba-tiba dia melihat api dari kompor. Cemas, Ming Yue langsung mengulurkan tangannya, berusaha menutupi pandangan Li Qian dari api itu. Tersentuh, Li Qian dengan manisnya menggenggam tangan Ming Yue dan meyakinkan bahwa ketakutannya terhadap api sudah sembuh. Hui Xin baru kembali saat itu dan jelas cemburu melihat tatapan mesra Li Qian pada Ming Yue.


Li Qian semakin mendekat. Ming Yue antusias banget menanti ciuman mereka dan hendak mengulurkan tangannya yang satunya. Tapi begitu melihat gelangnya, seketika itu pula Li Qian sadar sepenuhnya dan langsung marah menyadari Ming Yue menghipnotisnya lagi.

"Apa perasaanku ini cuma sekedar permainan hipnotis bagimu?!"

Ming Yue menyangkal dan berusaha meyakinkan kalau ini nyata. Tapi Li Qian tak percaya. Kue osmanthus, baju merah ini dan segala yang mereka lakukan barusan, mana sebenarnya yang benar-benar nyata? Saat Ming Yue tak bisa menjawab, Li Qian langsung beranjak pergi meninggalkannya dengan penuh amarah. Apa yang dilihatnya itu membuat Hui Xin jadi mengira kalau Ming Yue memakai sihir hitam untuk menggoda Li Qian.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam