Jeed mendatangi butiknya Nutor untuk memesan sebuah gaun pesta. Tapi persyaratan gaunnya banyak sekali. Tidak boleh terlalu pendek, tidak boleh terlalu terbuka, tidak boleh pakai tali spaghetti, dll.
Nutor sampai heran. Kalau tidak boleh begini dan begitu, sekalian saja Jeed pakai kain panjang buat menutupi dirinya mulai dari ujung kepala sampai kaki? Bentuk body-nya Jeed bagus loh, seharusnya dia pamerkan saja.
"Itu karena dia tidak punya apapun yang bagus, makanya tak ada yang bisa dia pamerkan. Beranilah sedikit." Nyinyir Fai yang mendadak muncul dari belakangnya.
Kesal dan terprovokasi, Jeed mendadak mengubah pesanannya dan mulai menyebutkan berbagai syarat gaun pestanya harus yang berpotongan rendah, bertali spaghetti setipis mungkin atau tidak pakai tali sekalian juga tidak apa-apa, dan buat belahan bagian bawahnya setinggi mungkin biar bisa dia gunakan untuk melompat pagar dengan mudah.
Nutor bingung, itu beda banget dari pesanan awalnya. Tapi baiklah. Tak lama kemudian, Nutor mengantarkan kedua muda-mudi itu keluar. Tapi karena takut mereka bertengkar lagi, jadi dia meminta mereka untuk pergi lewat dua arah yang berbeda.
Tapi begitu Nutor masuk kembali ke tokonya, Jeed langsung mengejar Fai dan menuduh Fai sengaja membuntutinya kemari hanya untuk membuatnya jengkel.
"Siapa yang membuntutimu? Aku datang untuk mengurus urusanku sendiri. Kaulah yang mengikutiku sampai ke tokonya P'Nutor dan sekarang kau mengikutiku ke sini untuk berdebat denganku."
"Kalau kau tidak membuatku marah, aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku untuk bicara padamu!"
"Siapa yang membuatmu marah? Aku cuma mengutarakan kebenaran karena faktanya, kau tidak punya apapun untuk dipamerkan."
"Eh, Fai!"
"Tidak usah berdebat tentang masalah inilah. Berdebat tidak akan membuat itumu menjadi lebih besar. Kelamaan di sini membuatku merasa kering, mending aku cari hal lain yang lebih menyenangkan. Aku pergi yah. Muah!" Goda Fai lalu pergi.
Jeed kesal banget sama dia. Tapi dia penasaran dengan maksud 'sesuatu yang lebih menyenangkan' itu. Maka dengan sengaja dia membuntuti Fai.
Dia melihat Fai berjalan melewati salonnya Milk. Awalnya dia mengira kalau Fai mau menemui Milk. Tapi kemudian dia melihat Fai malah menyembunyikan diri dan buru-buru melarikan diri sebelum Milk melihatnya.
Jeed terus membuntuti Fai sampai ke sebuah rumah sakit. Jeed sontak sinis, Fai pasti mau memeriksakan kesehatan mentalnya, soalnya dia kan gila. Dia kemudian melihat Fai sedang ngobrol akrab dengan seorang perawat cantik. Oh, jadi Fai datang kemari cuma untuk menggoda perawat cantik.
Dari rumah sakit, Fai duduk di sebuah cafe dan pesan minuman. Kali ini Jeed sudah tidak lagi membuntutinya. Tapi yang tak disangkanya, pelayan cafe yang muncul malah Milk yang melayaninya pakai baju s~~si.
Bahkan hanya untuk menyajikan segelas minuman saja, dia heboh banget pakai acara musik lalu goyang ngebor di hadapan Fai. Dan setiap kali Fai berusaha mengambil minumannya, Milk malah dengan sengaja menyodorkan d~~anya yang pastinya membuat Fai risih banget.
Tapi begitu Milk selesai joget, mendadak muncul masalah baru. Sila dan kedua anak buahnya muncul sambil menyindirnya sinis. Hati-hati loh, jangan sampai mimisan.
Fai santai saja menyuruh Sila untuk melihat kedua Dumb and Dumber yang malah sedang mimisan heboh melihat kes~~sian Milk. Fai sinis, mereka pasti tidak pernah makan ikan makanya otak mereka kekurangan protein.
"Kurasa tak ada satupun dari mereka (bertiga) yang pernah makan ikan." Sinis Milk.
Emosi, Sila tiba-tiba menarik paksa Milk dan berniat mau membungkam mulut Milk dengan mulutnya. Untung saja Fai sigap mendorong Sila. Emosi, Sila berniat mau menonjoknya... saat tiba-tiba kepalan tangannya dicegah oleh pemilik cafe.
"Kalau kalian bertengkar di sini, kalian akan mati! Bertengkar saja di luar sana. Akan kusiapkan segalanya untuk kalian!"
Tak lama kemudian, Milk jejeritan heboh bukan main saat kedua pria saling berhadapan, siap berkelahi dengan sarung tinju masing-masing. Pemilik cafe sampai kesal sendiri mendengar jeritan hebohnya Milk, ngapain sih dia jejeritan heboh banget? Apa dia nelan peluit?
"Kenapa aku tidak boleh teriak? Lihatlah, ada dua pria yang bertarung demi aku (Pfft!). Yang satu melindungi wanita yang dicintainya, sementara yang satunya ingin merebut aku darinya. OMG! Romantis banget! Aaaargggh!!!"
Tinju pun dimulai. Awalnya Fai lebih unggul, tapi Sila tiba-tiba berubah makin ganas dan bengis. Sila sinis memberitahu Fai bahwa dia akan merebut siapapun yang mencintai Fai atau Fai cintai, dan itu kontan membuat Fai jadi sangat emosi dan langsung balas menyerang Sila dengan beringas.
Jeed baru datang saat itu dan langsung mendorong Fai menjauh dari kakaknya dan menuntut kenapa Fai menyakiti kakaknya. Pemilik cafe menyangkal, kedua pria itu sendiri yang sepakat untuk berkelahi.
"Betul! Kakakmu mencoba melecehkanku, Fai-ku yang tampan cuma berusaha melindungi wanita yang dicintainya! Kurasa tidak ada yang salah dengan itu."
Jeed sinis, "wanita yang dia cintai? Kau menyedihkan sekali."
"Kenapa kau mengasihaniku?"
"Karena kau gadis yang dicintainya... tapi yang nomor ke berapa? Kau pikir pria semacam dia hanya akan mencintai satu wanita?"
"Dalam hidupku, selain ibuku dan Nam (nama adiknya), cuma ada satu wanita yang kucintai." Ujar Fai.
Dia tidak menyebut siapa orangnya, tapi Milk kepedean banget menyatakan bahwa yang dimaksud Fai adalah dirinya. Jeed sinis tak mempercayainya, dari apa yang pernah dia lihat dan dia ketahui, dia yakin ceweknya Fai bukan cuma satu.
Dia lalu menyuruh kedua anak buahnya untuk membawa Sila pergi. Tapi sebelum itu, Sila dengan penuh dendam menyatakan bahwa urusan di antara dia dan Fai masih belum selesai.
Di rumah, Pisarn heran karena Sila tidak ikut makan bersama mereka. Apa mungkin dia sedang ada di peternakan? Sila belakangan selalu mengeluh kalau dia sangat sibuk.
Pisarn menasehati Jeed untuk membantu kakaknya, biar dia bisa mandiri. Selain itu, agar Adisuan Rangsan tidak akan pernah bisa menertawai atau meremehkan mereka. Jeed diam saja dengan canggung. Hmm... sepertinya dia mengetahui sesuatu yang rahasia.
Yang tidak diketahui oleh Pisarn, Sila ternyata diam-diam menjalankan bisnis judi. Salah seorang penjudi kalah besar tapi tak mampu bayar hutang, anak-anak buahnya Sila sontak menodongkan senjata mengancamnya untuk bayar atau dia akan mati.
Tapi Sila mendadak punya ide lain dan menyuruh orang itu untuk membantunya jika dia tidak ingin mati. Orang itu jelas langsung setuju tanpa ragu.
Sudah larut malam, tapi Supansa mendapati Fai masih saja sibuk bekerja. Dia berniat menyelesaikan semua pekerjaannya lebih cepat sebelum dia pergi ke acara pernikahannya Pemai nanti.
Tapi tiba-tiba Sak datang terburu-buru dengan membawa kabar buruk. Salah satu sapi terbaik mereka tiba-tiba saja jatuh sakit parah padahal tadi siang dia baik-baik saja.
Fai langsung memijat sapi itu untuk mencari penyebabnya dan menyimpulkan kalau sapi itu pasti menelan semacam benda metal. Tapi aneh, mereka selalu memonitor makanan-makanan hewan ternak mereka dengan baik, mereka bahkan pakai alat pendeteksi metal untuk mencegah adanya kandungan metal di makanan para hewan ternak itu. Jadi bagaimana bisa tiba-tiba sapi ini terkontaminasi metal? Dan yang lebih aneh, kenapa hanya satu sapi ini yang kena, sementara sapi-sapi lain baik-baik saja?
Fai langsung menginstruksikan anak buahnya untuk segera memanggil dokter kemari. Dia yakin ada orang yang sengaja menarget sapi terbaik mereka ini, dan orang itu pasti Sila.
Dia mau langsung pergi untuk mencari Sila, tapi Supansa tiba-tiba muncul dan dengan bijak menasehatinya untuk tidak sembarangan menuduh orang apalagi mereka tidak punya bukti ataupun saksi. Tapi Fai sangat yakin Sila pelakunya, Sila tuh jenis orang yang selalu menusuk orang dari belakang.
"Itu tidak cukup digunakan untuk menarik kesimpulan, Fai. Kalau kau menuduh seseorang, maka kau harus punya bukti. Kalau kau tidak punya bukti, berarti dugaanmu hanya hipotesa. Dia mungkin akan menuduhmu memfitnahnya."
"Tapi, Bu. Aku tahu pelakunya pasti Sila!"
Montree setuju dengan istrinya dan menasehati Fai untuk tidak cari perkara dengan siapapun saat dia sedang marah. Karena jika begitu, maka dialah yang akan merugi. Fai kesal.
Jeed mendapati ayahnya, Sila, dan Dumb and Dumber sedang bersiaga di depan pintu dengan senjata masing-masing sambil bergulingan kesana-kemari bak main film action. Sila yakin banget kalau Fai pasti bakalan datang sebentar lagi.
"Kenapa kau pikir Fai akan datang tengah malam begini?"
"Karena tadi kami bertengkar. Kau lihat sendiri dia menghajarku dengan ganas tadi."
Jeed tambah bingung. "Berarti dia menang, jadi kenapa juga dia harus datang dan balas dendam padamu?"
Pisarn malah lebih mendukung putranya saking bencinya dengan keluarga Adisuan Rangsan. Dia bahkan menyatakan akan menembak Fai dengan tangannya sendiri kalau Fai datang nanti. Pusing melihat kelakuan para pria itu, Jeed memutuskan untuk cuek saja lalu naik ke kembali ke kamarnya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam