Sinopsis Akkanee's Heart Episode 2 - 1
Keesokan paginya, Jeed mendapati para pria itu tergeletak tidur di lantai setelah semalaman berjaga menantikan kedatangan Fai yang ternyata tidak datang.
Tapi saat dia tengah mengendarai mobilnya, Fai mendadak menyalipnya lalu menghadangnya, memberitahu Jeed bahwa kakaknya Jeed tentang kelakuan kakaknya Jeed yang diam-diam menaruh paku di makanan sapinya.
Untung saja sapinya ditangani tepat waktu. Dia dan para pegawainya bahkan sampai harus menjaga sapi itu semalam suntuk gara-gara Sila. Apa Sila tidak bisa balas dendam sama orangnya, makanya dia balas dendam pada binatang?
Jeed tak percaya, apa buktinya kalau itu perbuatan kakaknya? Seharusnya Fai intropeksi diri dulu sebelum nuduh orang. Jika aturan Adisuan Rangsan benar-benar ditaati dan para pekerjanya displin, orang luar mana mungkin bisa masuk dan menyakiti hewannya.
Fai gregetan mendengarnya. Kata-katanya itu tidak berperikemanusiaan sama sekali. Jelas-jelas kakaknya Jeed tahu betul kalau Nong-am (nama sapinya) adalah sapi penghasil susu terbaik di peternakannya. Apalagi alasan Sila menarget Nong-am selain untuk menyakiti perasaannya?
"Kalau kondisi Nong-am semakin memburuk, aku tidak akan tinggal diam. Sampaikan peringatan ini pada kakakmu!"
Kembali ke peternakannya, Fai berusaha menghibur dan ngajakin Nong-am ngobrol. Dia bahkan memberitahu Nong-am tentang betapa dia sangat mencintai Nong-am tanpa menyadari kedua pegawainya yang sedang melihatnya dari belakang.
"So sweet banget. Kalau kau tidak tahu Nong-am itu sapi, kau mungkin berpikir kalau dia lagi ngobrol sama ceweknya." Ujar Sak.
"P', Khun Fai merawat Nong-am sejak dia masih kecil, makanya mereka saling mencintai satu sama lain. Siapapun yang menyakiti Nong-am, sama saja menyakiti Khun Fai."
Jeed sedang mengecek sapi-sapi di peternakannya saat tiba-tiba mendengar kakaknya sedang bicara dengan seorang pria dan percakapan mereka terdengar misterius, Sila kesal karena sapi itu tidak mati.
Sepertinya orang suruhannya itu pekerja di peternakannya Fai, makanya dia bisa mengkontaminasi makanan sapi itu dengan mudah. Sila memperingatkannya untuk berhati-hati biar Fai tidak mencurigainya. Jika dia sampai tertangkap basah, mulutnya bakalan jejali paku.
Jeed yang penasaran langsung menyela mereka, siapa yang mau memaku mulut siapa? Sila sontak panik mengusir pria itu. Jeed heran, sepertinya dia pernah melihat pria itu, siapa dia? Sila berbohong kalau pria itu cuma warga desa yang datang untuk menegosiasikan masalah hutangnya.
"Apa ini tentang judi lagi?" Tanya Jeed. "Kapan kau akan berhenti melakukan perbuatan ilegal itu?"
Jeed curiga, pria itu pasti kalah judi lalu Sila menyuruhnya untuk melakukan sesuatu seperti memaku mulut seseorang. Mereka semua pasti akan masuk penjara.
Di sebuah toko, kedua ayah secara bersamaan mengambil satu topi yang sama. Jelas saja kedua pria dewasa itu mendadak jadi seperti anak kecil yang rebutan mainan, saling otot-ototan tak ada yang mau mengalah. Parahnya lagi, topi itu cuma tinggal satu itu saja.
Pisarn mau membeli topi itu sebagai hadiah ultah untuk Pak Marshal, sedangkan Montree mau membeli topi itu untuk dihadiahkan pada Pak Gubernur. Jelas saja mereka jadi semakin panas rebutan topi itu.
Supansa cepat menyela dan berusaha menasehati mereka untuk tidak memperebutkan hal sepele semacam ini, tapi tetap saja kedua pria itu tidak mau dengar.
Maka Supansa dengan bijak meminta suaminya untuk mengalah saja. Bagaimanapun, hari ini adalah ulang tahunnya Pak Marshal, sedangkan ulang tahunnya Pak Gubernur kan masih lama, mereka masih punya banyak waktu untuk mencari barang lain yang jauh lebih bagus daripada topi itu.
Saat Montree masih belum mau mengalah, Supansa sendiri yang memaksanya mengalah dengan cara memberikan topi itu pada Pisarn lalu mengajaknya pergi.
Pisarn sinis, "kau terlalu banyak menyaingiku dengan wanita yang paling kuhargai dalam hidupku. Takkan pernah aku memaafkanmu, Montree!"
Jeed kembali ke butiknya Nutor untuk mengambil gaun pesanannya. Tapi yang tak disangkanya, Nutor benar-benar membuatkannya gaun yang cukup transparan dan pastinya membuat Jeed risih. Nutor meyakinkannya untuk tidak khawatir, nanti ada dalemannya kok.
Ngomong-ngomong, bagaimana dengan cowok itu? Apa dia sudah mendapatkan barangnya? Nutor tidak mengerti siapa cowok yang dia maksud?
"Si cowok yang bernama Fai itu. P'Nutor kan juga membuatkan dia setelan jas?"
Baru diomongin, Fai mendadak muncul dari dalam kamar pas dan langsung menggoda Jeed. "Kau mencariku karena kangen aku atau apa?"
Tak puas menggodainya, Fai juga menggodai gaun pestanya yang s~~si abis dan transparan itu. Terprovokasi, Jeed mendadak tak mempermasalahkan gaun dan berakting seolah dia suka banget sama gaun barunya itu.
"Memangnya kau seberani itu?" Nyinyir Fai.
"Tidak bisakah kau urus urusanmu sendiri?"
"Entahlah. Karena jika kau memakai gaun itu, kau mungkin kelihatan kayak papan triplek, iya kan?"
Jeed kesal dan sontak menabokinya. "Sialan kau! Bang~~t! Ca~~l!"
Dia bahkan hampir saja mau menendang itunya Fai... dan sontak heboh sendiri melihat resletingnya Fai belum tertutup dengan benar. Kesal, Fai asal saja mengambil salah satu cover baju yang dipegang Nutor lalu pergi.
Berduaan dengan Fai, Nutor mendadak berusaha memanfaatkan kesempatan itu untuk menawarkan bantuannya menutup resletingnya Fai dan jelas saja itu membuat Fai panik menolaknya lalu buru-buru pamit.
Nutor belum selesai bicara dan dengan senyum malu-malu dia memberitahu Fai bahwa di dalam cover baju itu, dia memasukkan sebuah barang promo khusus untuk Fai, siapa tahu Fai suka.
"Terima kasih," canggung Fai lalu bergegas pergi.
Pisarn baru saja memberikan hadiahnya untuk Pak Marshal saat dia melihat di kantor itu tampak ramai warga desa sedang melakukan penandatanganan entah apa. Dia jelas penasaran, apa yang mereka lakukan?
Salah satu pegawai memberitahu Pisarn bahwa para warga ini baru saja menjual tanah-tanah mereka pada seseorang bernama Kraipop, seorang pria muda yang begitu melihat Pisarn, dia langsung menyapanya dengan antusias.
Tak lama kemudian, Pisarn membawa Kraipop ke rumahnya dan memperkenalkannya pada Sila. Ternyata Kraipop itu anaknya temannya Pisarn. Tapi Sila menyambutnya dengan sinis, mengira Kraipop datang kemari untuk pinjam uang dari ayahnya.
Soalnya teman-teman ayahnya yang pernah datang kemari tujuannya pasti uang, siapa tahu dia dikirim ayahnya kemari dengan tujuan yang sama. Pisarn menyangkal, ayahnya Kraipop malah sudah lama meninggal dunia.
Tujuan Kraipop kemari adalah untuk membeli beberapa tanah di sekitar daerah ini untuk dijadikan resort. Tapi dia mengaku bahwa tanah yang paling dia sukai adalah tanahnya Pisarn.
Mendengar dia orang kaya, Sila mendadak berubah sikap. Bahkan saat anak buahnya datang membawakan segelas air putih doang buat Kraipop, dia sontak mengomeli si anak buah dan menyuruhnya untuk menggantinya dengan minuman lain.
Kraipop dengan sopan menolak, dia cuma bertamu sebentar kok, dia akan segera pergi sebentar lagi karena akan ada rapat di kantornya. Tapi saat dia hendak pamit, Jeed datang dan Kraipop langsung terpesona.
Dia bahkan mendadak urung pamit dan ganti mengajak mereka untuk makan malam bersamanya. Sila langsung tahu kalau Kraipop naksir adiknya. Kraipop bahkan terang-terangan menunjukkan perhatiannya pada Jeed saat mereka makan bersama di restoran tak lama kemudian.
Tapi Jeed kurang suka dengan tanah pilihan Kraipop karena itu adalah area yang dia target untuk memperluas peternakannya. Kenapa dia tidak mencari tanah di tempat lain saja?
Sila dan ayah kurang setuju dengan rencana Jeed. Lebih baik dia fokus pada pekerjaannya yang sekarang sampai dia mendapat keuntungan daripada berinvestasi sana-sini.
"Pasti akan ada profitnya, Ayah. Tapi kita harus fokus, sabar, dan beri waktu."
Kraipop menyarankan sebaiknya mereka memikirkan masalah ini pelan-pelan saja. Lagipula dia sendiri tidak terburu-buru kok. Jika mereka bersedia menjualnya, katakan saja padanya karena dia memang menginginkannya. Tapi sebaiknya sekarang mereka berhenti mendiskusikan bisnis sekarang ini kaena itu bisa merusak selera makan mereka.
Kebetulan Lom juga baru saja selesai dengan urusannya di restoran itu dan langsung penasaran melihat Kraipop yang sangat perhatian sama Jeed itu.
Maka begitu pulang ke peternakan, dia langsung mengabarkan masalah ini pada Fai. Jelas dia bisa melihat kalau Fai sebenarnya tertarik pada Jeed dan berusaha memperingatkan Fai untuk berhati-hati pada pria itu.
Jelas-jelas pria itu sedang berusaha mengejar Jeed, apa Fai akan membiarkan pria itu? Kalau Fai terus menerus mengurus sapi sepanjang hari, bisa-bisa pria itu merebut Jeed loh.
Fai tidak mengerti apa hubungannya masalah itu dengannya? Masalah keluarga Posawat tidak ada hubungannya dengan keluarga Adisuan.
Dia tidak menyadari perasaannya sendiri, tapi Lom dan Sak bisa melihat kalau dia jelas-jelas naksir Jeed sebenarnya. Tapi Fai terus saja bersikeras menyatakan kalau dia TIDAK AKAN PERNAH jatuh cinta sama putrinya musuh.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam