Sinopsis U-Prince: The Handsome Cowboy Episode 3 - 1

Sinopsis U-Prince: The Handsome Cowboy Episode 3 - 1


U-Report mewawancarai tiga prince lainnya sekaligus teman Sibtis tentang pandangan mereka tentang Sibtis.

Hippie memandang Sibtis sebagai pria yang tampan, suka tantangan, pujaan wanita dan pastinya playboy. Menurut Kiryu, Sibtis itu mempesona, bermulut manis dan pintar dalam berci~man.


Sementara menurut Hawk yang merupakan teman paling dekat Sibtis sekaligus teman sekamarnya, walaupun Sibtis itu playboy dan sering dikerubungi wanita tapi sebenarnya Sibtis itu orangnya setia dalam cinta dan ada satu wanita yang selama ini selalu dia tunggu didalam hatinya.

Episode 3


Sibtis mendekat untuk menci~m Prikkang tapi Prikkang berhasil menghindar secepat mungkin dan mengingatkan Sibtis kalau dia sudah punya pacar. Sibtis mengklaim kalau dia cuma ingin menghukum Prikkang gara-gara Prikkang bermuka jutek padanya.


Prikkang membela diri kalau dia bermuka seperti itu karena dia kesal pada Sibtis dan mengancam akan menghukum Sibtis juga kalau Sibtis membuatnya kesal lagi.

"Kau akan menghukumku dengan cara bagaimana?" tantang Sibtis sambil mencondongkan tubuhnya lagi pada Prikkang.

"Itu... dengan... dengan... pukulan"


"Pukulan? Aku sangat menantikan itu" goda Sibtis sambil terus mendekat tapi Prikkang berhasil melepaskan diri.


Keesokan harinya, Prikkang dan Sibtis tertidur sambil saling senderan. Sibtis terbangun duluan dan tersenyum menatap wajah damai Prikkang dalam tidurnya sampai Prikkang terbangun tak lama kemudian.

Kaki Prikkang tampaknya masih belum sembuh jadi Sibtis berinisiatif menawarkan punggungnya untuk menggendong Prikkang.


Awalnya Prikkang ragu tapi pada akhirnya dia menurut. Tapi dia sengaja tidak mau menempelkan pada Sibtis. Jelas saja Sibtis protes karena posisi Prikkang itu membuatnya kerepotan dan jadi berat ke belakang.

Kesal, Sibtis sengaja menunduk sampai membuat Prikkang terdorong maju dan tubuhnya menempel ke Sibtis.


"Eh, cewek. Apa sekarang aku sudah boleh meminta nomor teleponmu?"

"Tidak boleh"

"Kalau insiden seperti kemarin terulang maka aku bisa meneleponmu saja. Untung kau baik-baik saja. Kalau terjadi sesuatu padamu, aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri"


Semua orang di Winarndin sudah sangat cemas. Saat mereka pulang, Paman langsung mengomeli Sibtis karena mereka menghilang semalaman dan membuat semua orang cemas. Prikkang meminta maf sementara Sibtis menjelaskan situasi mereka.


Hed/Ped lalu membantu memapah Prikkang masuk. Setelah Prikkang pergi, Bibi langsung menginterogasi Sibtis. Dia meyakinkan ibunya bahwa tidak terjadi apapun antara dia dan Prikkang semalam karena Prikkang sudah seperti adiknya sendiri.

Ayahnya Prikkang menitipkan Prikkang padanya jadi dia tidak akan pernah melakukan hal-hal buruk pada Prikkang. Paman senang mendengarnya dan mengingatkan Sibtis untuk selalu menghormati dan menjaga wanita dengan baik.


Hed/Ped membantu Prikkang sampai kamarnya. Hed memperingatkan Prikkang untuk tidak masuk hutan sendirian lagi karena bisa saja dia jadi santapan siluman harimau.

Prikkang hanya menjawabnya dengan senyum canggung lalu kemudian meminta mereka untuk memberikan sebuah kertas pesan untuk Sibtis. Dan kertas itu ternyata berisi informasi nomor teleponnya Prikkang.


Sejak mendapatkan nomornya Prikkang, Sibtis mulai rajin mengirim chat pada Prikkang tentang pertumbuhan jamur-jamurnya dengan diiringi pesan-pesan romantis yang sukses membuat Prikkang senang walaupun dia pura-pura jaim.

Hed/Ped langsung menggodai bos mereka, mereka yakin sekali pasti telah terjadi sesuatu antara Sibtis dan Prikkang saat mereka bermalam di hutan walaupun Sibtis terus bersikeras mengklaim tak terjadi apapun diantara mereka.


Menuruti nasehat Prikkang untuk bicara baik-baik pada Eva, Sibtis pun mulai bicara dengan nada lebih lembut pada Eva. Dan ternyata cara itu sukses membuat Eva menurut perintahnya, dia bahkan berhasil membuat Eva mau salaman dengannya. Sibtis langsung menyuruh Hed/Ped untuk merekamnya dan mengirimnya pada Prikkang.


Saat mereka makan bersama, paman menanyai Sibtis tentang proyek pameran pertanian yang ditanganinya. Sibtis tampak ragu sejenak sebelum akhirnya dia mengaku bahwa dia masih memikirkannya dan mungkin malam ini dia akan mendiskusikan rencana barunya pada Paman.


Tapi Prikkang memperhatikan kegelisahan Sibtis dan berusaha menyemangatinya dengan memberinya lauk dan berbisik memintanya untuk sedikit senyum.

Sibtis akhirnya tersenyum lalu berbisik memberitahu Prikkang bahwa berhubung hari ini Prikkang tidak kerja, jadi dia ingin membawa Prikkang ke suatu tempat. Dia jamin kalau Prikkang pasti akan menyukai tempat itu.

"Tapi kakiku masih sakit" bisik Prikkang

"Aku akan menggendongmu"


Sibtis ternyata membawa Prikkang ke kebun anggur. Prikkang langsung melotot senang melihat semua anggur-anggur itu. Tapi Sibtis malah ketawa melihat ekspresi Prikkang "Kau kelihatan seperti Eva saat dia melihat daging panggang"

"Kau anggap aku ini anjing apa?"

Sibtis lalu memetik satu buah anggur, menggosoknya dengan kaosnya untuk menghilangkan pestisida biar Prikkang tidak kena kanker lalu mulai menyodorkannya ke mulut Prikkang dan Prikkang langsung menganga lebar untuk menyambut anggur itu. 

Sibtis malah ketawa melihatnya "Bisa tidak kau buka mulutmu sedikit saja agar kau tidak kelihatan jelek?"

Demi anggur, Prikkang menurutinya dan membuka mulutnya dengan gaya lebih anggun hingga akhirnya anggur itu mendarat di mulutnya.

Beberapa saat kemudian, Prikkang sudah punya sekeranjang anggur di pangkuannya dan memakannya sendiri dengan gembira. Dia baru mau berbagi setelah Sibtis memintanya, tapi Sibtis maunya disuapi dan Prikkang menurutinya.


"Apa kau begitu menyukai anggur?"

"Iya, sangat"

"Kau itu memang seperti anggur. Anggur adalah buah yang sulit dipelihara. Kita harus memberi perhatian lebih terhadap tanaman anggur. Sinar matahari yang terlalu terik tidak bagus untuk mereka dan mereka juga tidak tahan terhadap hujan deras. Anggur adalah buah yang sulit dirawat, sama sepertimu"

Prikkang menyangkalnya dan bersikeras kalau dia sangat mudah dirawat karena dia gadis yang sederhana dan easy going. Sibtis tak sependapat, baginya Prikkang adalah cewek paling sulit yang pernah dia hadapi. Malas meladeninya terus, Prikkang memakan anggurnya lagi.


Sibtis tiba-tiba menunduk untuk mengecek keadaan kakinya yang keseleo sambil berkata kalau Prikkang itu orang yang susah diurus. Prikkang terlalu suka main sampai membuat kakinya sendiri jadi pincang.

"Jadilah gadis yang patuh dan jangan kebanyakan bermain, mengerti tidak?"

Prikkang mengangguk senang dan berusaha menyemangati Sibtis dalam menangani pameran pertanian itu. Dia yakin kalau Sibtis pasti bisa dan pasti akan memenangkan proyek ini.

Sibtis tersenyum senang mendengarnya. Tapi kemudian dia mulai mendekati Prikkang lagi sambil bertanya menggoda "Bagaimana denganmu? Apa kau sudah memutuskan untuk menyerah padaku?"


Prikkang tak menjawab, mereka pun saling menatap dengan intens. Sebelum akhirnya Sibtis merusak suasana dengan nyosor.

Prikkang berhasil menghindar dan langsung beranjak pergi dengan kesal. Mereka berjalan kembali sambil bermain-main dan makan anggur.


Tapi di tengah jalan, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kehadiran dua tamu tak diundang yang memanggil mereka... Pitta dan Key datang ke Winarndin. Sibtis tak suka melihat Key dan Prikkang tak suka melihat Pitta.


Pitta SKSD banget saat bertemu dengan Paman dan Bibi padahal Bibi saja tak ingat padanya. Pitta mengingatkannya kalau mereka pernah bertemu saat pesta tahun baru di Bangkok.

Saat itulah Bibi baru ingat, dia memberitahu Pitta kalau dia tidak mengingat Pitta karena Sibtis memperkenalkan banyak sekali wanita padanya.

Pitta ternyata datang kemari bukan cuma untuk bertamu tapi juga untuk magang di Winarndin di bagian PR, bahkan Paman sendiri yang menerima lamaran magangnya Pitta.


Lalu bagaimana Key? Pitta mengklaim kalau dia mengajak Key kemari karena dia pintar dalam fotografi jadi Key bisa membantunya mengambil foto-foto pertanian yang bisa mereka gunakan untuk promosi.

Paman menyambut mereka dengan senang hati, dia menggratiskan biaya penginapan mereka karena mereka datang bukan cuma sekedar bertamu tapi membantu pertanian mereka.

Paman bahkan menyuruh Key untuk tinggal bersama Sibtis. Jelas Sibtis keberatan tapi dia tidak menunjukkannya dan menerima keputusan ayahnya dengan setengah hati.


Karena kakinya yang masih sakit, Bibi melarang Prikkang bekerja di pertanian dan mengintruksikannya untuk bekerja di bagian dapur saja.

Paman, Bibi dan Pitta berjalan masuk duluan. Saat Prikkang berjalan tertatih-tatih, Sibtis hendak membantunya. Tapi dia kalah cepat dari Key yang dengan lembut membantu memapah Prikkang sampai kamarnya.


Sesampainya di depan kamar Prikkang, Key memberikan pil antibiotik untuk mengobati kaki Prikkang. Sikap Key yang penuh perhatian jelas berbeda dari Sibtis yang sekarang berubah kasar lagi.

Dia cemburu pada Key dan melampiaskannya pada Prikkang. Dia mengingatkan Prikkang untuk istirahat sekarang karena besok Prikkang harus mulai bekerja jam 5 pagi di dapur dan dia memperingatkan Prikkang untuk tidak sampai terlambat.

Sibtis mengklaim kalau besok dia sangat sibuk jadi dia tidak bisa membangunkan Prikkang seperti biasanya. Dan Key langsung mengambil kesempatan itu untuk menawarkan diri membangun Prikkang besok pagi. Tapi Sibtis melarangnya dan mengomeli Prikkang untuk belajar bangun sendiri dan belajar berdisplin.


Malam harinya, Pitta berusaha meminta Sibtis bermalam bersamanya di kamarnya dengan alasan takut sendirian. Tapi Sibtis menolak tegas dengan alasan dia banyak pekerjaan besok.

Walaupun menerima alasan Sibtis tapi Pitta jelas kesal dan makin emosi saat teringat keakraban Sibtis dan Prikkang yang sempat dilihatnya saat dia datang siang tadi.


Dia langsung pergi menemui Prikkang untuk melabraknya dan menuduh Prikkang mengikuti Sibtis sampai kemari.

Prikkang langsung mengoreksi, dia kemari bukan karena mengikuti Sibtis. Justru Pitta lah yang kemari untuk mengikuti Sibtis. Pitta mengklaim kalau dia pacarnya Sibtis jadi apa salahnya mengikuti Sibtis sampai kemari.

Saat dia memperingatkan Prikkang untuk tidak main-main dengan Sibtis, Prikkang memberitahunya bahwa dia tidak pernah melakukannya. Justru Sibtis sendiri yang terus menerus menempel padanya walaupun dia sudah berusaha berulang kali mengusir Sibtis darinya.

Dia meyakinkan Pitta untuk tidak cemas karena dia bukan jenis orang yang suka ikut campur dalam sesuatu yang bukan miliknya. Dia lalu mengakhiri pertemuan mereka dengan menyindir wajah polos Pitta yang tanpa makeup dan mirip hantu.


Keesokan paginya, Prikkang mulai bekerja di dapur. Tapi karena tidak pernah memasak, jadilah dia melakukan segalanya dengan canggung. Bahkan mencuci beras pun dia tidak bisa, malah mengacaukannya.

Karena kakinya yang masih sakit, dia jadi tersandung dan menjatuhkan banyak kentang yang akan mereka buat jadi sup kentang dan membuat kepala koki, Bibi Moo, jadi kesal.


Sibtis datang tak lama kemudian untuk mengecek Prikkang. Walaupun kemarin mengklaim kalau dia akan sangat sibuk hari ini, Sibtis beralasan kalau dia kebetulan lewat area dapur jadi dia memutuskan untuk masuk dan mengecek keadaan tapi malah mendapati Prikkang membuat kekacauan.

"Kalau kau kemari cuma untuk mengkritikku, sebaiknya kau pergi saja. Aku punya banyak pekerjaan"

"Aku akan membantumu"

"Tidak perlu!"

"Apa kau marah padaku akan sesuatu atau apa?" tanya Sibtis heran.

"Tidak"


Pitta datang tak lama kemudian dan langsung bergelayut manja pada Sibtis dan meminta Sibtis untuk mengajaknya keliling dengan alasan ingin mengumpulkan informasi yang akan dia gunakan untuk melakukan promosi marketing.

Prikkang langsung cemburu dan dengan ketus menyuruh Sibtis untuk pergi membantu pacarnya saja. Sibtis langsung mengerti alasan kemarahan Prikkang, dia cemburu pada Pitta.


Prikkang mengupas kentangnya dengan penuh emosi. Key datang tak lama kemudian lalu mengajari Prikkang cara mengupaskan kentang yang baik dan benar. Key mengaku kalau dia bisa memasak. Prikkang jadi sedih menyadari Key bisa melakukan banyak hal sementara dia tidak bisa apa-apa.

"Tidak ada yang tahu bagaimana melakukan sesuatu dengan benar di awal. Tapi latihan bisa membuatmu menjadi lebih baik"

Key memperhatikan wajah tak baik Prikkang dan tak percaya saat Prikkang mengklaim kalau dia baik-baik saja. Prikkang akhirnya mengakui kalau dia memang sedang tidak baik-baik saja.

Key berusaha menyemangatinya dan memberitahu Prikkang bahwa segalanya akan menjadi baik-baik saja selama dia berpikir positif.


Tak lama kemudian, semua orang berkumpul di dapur dan sup kentang buatan Prikkang pun sudah jadi. Tapi saat Hed/Ped mulai mencicipinya, mereka malah langsung membisu.

Saat Pitta mulai makan, dia langsung memuntahkan kentangnya karena ternyata kentangnya masih belum matang. Sibtis memperhatikan masakan itu dan menyadari masalahnya, ukuran potongan kentangnya tidak rata dan alhasil banyak yang tidak bisa matang sempurna.

"Bibi Moo, mulai sekarang, biarkan anak baru mengerjakan pekerjaan bersih-bersih saja. Jangan biarkan dia memasak, dia tidak cukup baik dalam hal itu" perintah Sibtis.


Kesal, Prikkang langsung menggerutui Sibtis. Tapi Bibi Moo langsung mengomelinya panjang lebar, mengingatkannya untuk bersikap sopan dan mengerjakan pekerjaannya dengan baik, memasak makanan yang enak untuk semua orang.

Hanya Key seorang yang lumayan menghargai hasil masakan Prikkang dan membuat Sibtis makin cemburu dengan kedekatan mereka.


Malam harinya, Key membantu meredakan kelelahan Prikkang dengan memijatnya dan menyemangatinya. Dia yakin kalau Prikkang pasti akan bisa semakin membaik seiring berjalannya waktu. Merasa berterima kasih, Prikkang berjanji mau melakukan apapun untuk membantu Key.

"Apa kau ikut pergi bersamaku besok? Aku mau memotret" ajak Key

"Tapi besok aku harus kerja pagi-pagi sekali"

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita pergi sebelum itu?"

Prikkang berpikir ragu sejenak sebelum akhirnya setuju.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments