Sinopsis Before We Get Married Episode 3 - 3

 Sinopsis Before We Get Married Episode 3 - 3

Ke Huan makan malam bersama Zi Yuan dan adiknya. Zi Ting langsung protes tak senang karena mereka malah membawanya ke restoran mewah padahal dia pengen banget makan sup yang dijual di kaki lima.



Zi Yuan lebih heran sama adiknya itu. Dia malah lebih memilih makan sup daripada daging kualitas tinggi. Pantesan aja dia berhenti kerja di Amerika. Heran dia, apa sih yang Zi Ting pikirkan.

"Aku merindukanmu. Lagian aku tidak pernah berniat untuk menetap di Amerika selamanya. Setelah lulus S2, aku bekerja dua tahun lebih lama demi menabung untuk mengembalikan uangnya Ke Huan"

Dia bahkan langsung menyerahkan ceknya saat itu juga dan berterima kasih pada Ke Huan. Zi Yuan cemas, apa Zi Ting masih punya sisa uang setelah memberikan uang ini?

"Tenang. Aku bisa mengurus diriku sendiri. Aku tidak sepertimu yang hidup enak."

"Apa maksudmu?"

"Nggak ada. Aku tidak akan berkomentar tentang cara hidup kalian, tapi aku sendiri punya prinsipku sendiri. Ke Huan, kalau kau tidak terima cek Bank Amerika ini, aku akan marah loh."

"Baiklah. Aku akan menerimanya. Kuharap kau akan sukses di masa depan nanti."

"Terima kasih. Ini benar-benar meringankan bebanku."

Biarpun mendiang ibu mereka meminta Ke Huan untuk menjaga mereka sebelum beliau meninggal dunia, tapi ke Huan tidak perlu mengkhawatirkannya, dia bisa mandiri kok. (Adiknya lebih dewasa daripada kakaknya) Ke Huan tampak bangga padanya.


Tapi kemudian, ZI Yuan mulai nyerocos bahwa dia sudah mengatur semua jadwalnya Ke Huan di hari pertamanya jadi CEO nanti. Dia sudah mengatur acara makan malam bersama sejumlah banker dan investor biar Ke Huan bisa membangun koneksi dengan mereka. Ke Huan jelas tidak senang, tapi seperti biasanya, dia diam saja.

Zi Ting heran dengan kakaknya ini, dia bahkan mengontrol segala koneksinya Ke Huan? Bukankah itu namanya kelewatan. Zi Yuan seperti biasanya, beralasan kalau dia melakukannya untuk membantu mengurangi beban Ke Huan biar Ke Huan tidak perlu mencemaskan hal lain dan fokus pada pekerjaannya saja. Memangnya dia salah? Ke Huan dan Zi Ting diam saja, padahal jelas-jelas keduanya tidak suka dengan cara pikir Zi Yuan itu.


Wei Wei tiak bisa tidur dan terus bergulingan dengan galau memikirkan masalah apartemen dan ucapan ayahnya Hao Yi tadi. Tiba-tiba dia kepikiran tawaran diskonnya Ke Huan. Sekarang Wei Wei mulai memikirkan ulang tawaran yang sempat ditolaknya mentah-mentah itu.

Tadi siang, dia mencoba bertanya-tanya pada Hao Yi. Seandainya suatu hari nanti mereka menghadapi sebuah kesulitan yang mengharuskan salah satu dari mereka untuk berkorban.

Hao Yi dengan cepat menyela dan menyatakan dirinyalah yang akan berkorban. Mana mungkin dia akan membiarkan Wei Wei berkorban. Selama hal itu tidak melanggar hukum, Hao Yi rela melakukan apapun.


Keesokan harinya di kantor, Ke Huan melihat jaket merahnya sudah dikembalikan dan ada pesan dari Wei Wei yang kontan membuatnya sumringah. Dia langsung keluar mencari Wei Wei dan mendapati Wei Wei sedang memakai penyamaran heboh. Ada urusan apa Wei Wei mencarinya?

"Aku setuju."

"Setuju apa?"

"Syaratmu untuk diskon 8 juta dolar."

Ke Huan senang. "Oke. Aku yang pilih lokasi, kau yang menentukan waktunya."

"Hari sabtu." Wei Wei langsung bergegas pergi setelah mengucapkannya.


Hari sabtunya, Wei Wei beralasan ke Hao Yi kalau dia mau pulang kampung. Hao Yi ingin mengantarkannya ke halte bis, tapi Wei Wei berbohong kalau dia sudah berangkat ke halte.

Wei Wei sedang bingung memilih baju saat ke Huan menelepon dan mengabarkan kalau dia sudah di bawah. Wei Wei tidak perlu terburu-buru, dia akan memberi Wei Wei waktu 30 menit untuk bersiap-siap.

Pakailah pakaian yang cantik, jangan memakai baju kayak yang waktu dia buang sampah waktu itu. Ingat, dia membayar 8 juta dolar. Wei Wei kesal mendengarnya, semua baju-bajunya kayak begitu.

Ke Huan tak percaya, biasanya cewek pasti punya setidaknya satu baju cantik di lemari mereka yang jarang dipakai. Wei Wei pakai saja yang itu. Dia langsung menutup teleponnya sebelum Wei Wei sempat protes lagi.


Dan dugaan Ke Huan benar, Wei Wei memang punya satu gaun cantik yang jarang dipakainya. Tapi saat dia baru mengeluarkan gaun itu, Ke Fei kebetulan lewat dan langsung menginterogasinya dengan curiga. Tumben banget dia mau pakai gaun cantik, dia sudah punya pacar yah?

Wei Wei menyangkal. Ke Fei jelas tak percaya, jangan bohong! Wei Wei mengklaim kalau dia cuma mau pulang kampung. Masih tak percaya, Ke Fei langsung ngotot mau ikut Wei Wei pulang kampung. Sudah lama dia tidak bertemu ibunya Wei Wei.

Baiklah, Wei Wei nyerah deh dan mengklaim kalau dia mau pergi kencan buta. Ke Fei akhirnya percaya dan terharu karena Wei Wei akhirnya kencan buta. Dia doakan semoga Wei Wei bahagia. Chu~~~ Wei Wei mengiyakannya saja padahal sebenarnya dia galau.


Tak lama kemudian, Ke Huan akhirnya melihat Wei Wei muncul... dan langsung terpukau oleh kecantikannya. Dia bahkan langsung mengitari Wei Wei saking terpesonanya.

"Berhentilah menatapku seperti itu. Membuatku tidak nyaman saja."

"Kau sangat cantik."

Ke Huan sendiri kan yang menyuruhnya untuk mengemas barang dagangan 8 juta dolarnya ini secantik mungkin. Ini bajunya yang paling cantik, dia tidak bisa apa-apa kalau Ke Huan tidak puas.

"Sangat puas, masuklah."


Wei Wei diam sepanjang perjalanan. Melihat itu, Ke Huan dengan sengaja menggodanya dengan menggenggam tangannya bahkan merangkulnya yang semuanya ditepis dengan kesal sama Wei Wei. Fokus nyetir aja! Hao Yi nge-chat saat itu dan tanya dia sudah sampai mana.

"Masih dalam perjalanan, sebentar lagi sampai. Muah." Jawab Wei Wei dalam chat-nya.

Ke Huan nyinyir, Wei Wei mau menghabiskan malam dengan pria lain dan dia masih mengirim 'muah' pada pacarnya. Itu tidak bagus. Siapa sebenarnya yang Wei Wei bohongi? Ke Huan, pacarnya, atau dirinya sendiri? Wei Wei malas menanggapinya dan terus membisu.

"Kau tidak mau mengatakan apapun? Apa kau malu?"

"Kita mau ke mana?" Tanya Wei Wei mengalihkan topik.

"Pedesaan. Aku suka alam."


Oh Yah, 321 kan rekan sekantornya Wei Wei. Dia dengar kalau bosnya Wei Wei tidak suka office romance. Tapi fakta kalau mereka masih bekerja di sana, menunjukkan bahwa belum ada seorangpun yang mengetahui hubunan mereka.

"Kalian pintar sekali menyimpan rahasia." Ujar Ke Huan sarkastis.


Mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Tapi yang tidak Wei Wei sangka, ternyata Ke Huan membawanya ke tempat camping. Jadi, mereka kemari cuma untuk makan BBQ?

"Kenapa? Kau tidak puas dengan rencanaku? Setelah ini kita bisa pergi dan mencari hotel untuk menginap."

"Bukan itu maksudku. Aku hanya merasa ini agak aneh."

Ke Huan tidak mengerti. Akan ada seseorang yang membantu mereka masak daging, tenda juga sudah siap, dan ada bukup makanan dan minuman untuk mereka. Bukankah semua ini bagus?

"Makanya kupikir ini aneh."


Di rumah, Ke Fei sedang menggalau ria. Dia ingin 'membeli cola'. Dia sampai jumpalitan gaje saking inginnya 'beli cola'. Ah, tiba-tiba dia kepikiran nge-pos status di medsos kalau dia ingin 'beli cola'.

Begitu terposting, tiba-tiba dia menyesalinya dan buru-buru menghapusnya. Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba ada tanggapan dari seorang pria misterius yang juga ingin 'beli cola'.

 

Ke Fei langsung antusias menunggu si pria misterius di cafe. Si pria misterius akhirnya datang tak lama kemudian dengan membawakan sebotol cola yang kontan membuat Ke Fei antusias ingin menyambutnya... tapi malah kecewa mendapati si pria misterius ternyata Bai Yang lagi. Pfft!

Ke Fei berniat mau menghindar, tapi Bai Yang sigap menghalangi jalannya lalu membisikinya sesuatu yang se~~i dan sontak membuat Ke Fei tergoda hingga dia langsung menarik Bai Yang pergi bersamanya.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments