Sinopsis Before We Get Married Episode 2 - 3

Sinopsis Before We Get Married Episode 2 - 3

Wei Wei sudah menunggu di restoran. Temannya yang bernama Jia En itu datang tak lama kemudian dengan membawa... Zi Yuan?


Ah, ternyata Zi Yuan dan Wei Wei teman kuliah dulu tapi sepertinya mereka tidak terlalu akrab dan sekarang baru bertemu lagi setelah sekian lama.

Dari percakapan mereka, Jia En ternyata mau menikah. Tadi Zi Yuan menemani Jia En memilih baju pengantin, terus dia ikut kemari begitu tahu kalau Jia En janjian sama Wei Wei.


Jia En dan Zi Yuan langsung heboh ber-selfie ria, hanya Wei Wei yang tidak ikut-ikutan hingga dia merasa seperti diasingkan.

Sayangnya, Wei Wei mengaku tidak akan bisa datang ke acara pernikahannya Jia En karena tepat di hari dia menikah, perusahaannya Wei Wei ada event yang mengharuskannya untuk hadir. Karena itulah, dia memberikan angpaonya untuk Jia En sekarang.

Ngomongin tentang satu sama lain, Wei Wei tanya apakah Zi Yuan sudah kuliah keluar negeri setelah lulus. Zi Yuan menyangkal.


Menyadari kedua orang itu sepertinya benar-benar tidak akrab, Jia En menyarankan mereka untuk saling add friend di medsos. Mereka melakukannya dengan antusias, dan dari medsos itulah Wei Wei mengetahui kalau Zi Yuan adalah bridemaid-nya Jia En.

Zi Yuan memberitahu Wei Wei bahwa setelah Jia En menikah nanti, dia akan hidup enak karena suaminya karena suaminya bilang kalau dia tidak perlu bekerja, dia cuma perlu tinggal di rumah dan mengurus rumah. Zi Yuan iri padanya.

"Ngapain musti iri. Kau tidak perlu menikah dan kau tetap bisa hidup enak." Ujar Jia En. "Zhou Wei Wei, coba kau tanya dia kerja di mana?"

Wei Wei langsung menanyainya, tapi Zi Yuan mengaku kalau dia nggak kerja. Tuh kan, Jia En bilang juga apa. Zi Yuan tidak perlu bekerja tapi tetap bisa hidup enak dari kartu kreditnya pacarnya.

"Sudah berapa lama kau dan pacarmu bersama?" Tanya Wei Wei.

Zi Yuan belum sempat ngomong, Jia En menjawab duluan. Zi Yuan dan pacarnya sudah bersama selama 10 tahun, lama banget kan. Canggung, Zi Yuan cepat-cepat beralih topik menanyakan Wei Wei, apa dia sudah punya pacar.


Belum sempat menjawab, pelayan datang membawakan bill mereka. Wei Wei berniat mau menghitung bagiannya, tapi Zi Yuan dengan cepat merebutnya dan berkata kalau pacarnya sebentar lagi akan datang dan membayari semuanya makanan mereka. (Wah! Ketemu lagi dong)

Wei Wei nggak enak dan berusaha protes. Tapi tepat saat itu juga, pacarnya Zi Yuan menelepon mengabarkan dirinya sudah di depan. Zi Yuan langsung keluar menjemput pacarnya.

Wei Wei berusaha mengejarnya sambil terus protes, tapi malah kaget melihat siapa pacarnya Zi Yuan. "Kau?!"

Zi Yuan heran mendengarnya, mereka saling kenal. Buru-buru menguasai diri dari kenangan terakhirnya bersama Ke Huan, Wei Wei menyangkal. Tapi Ke Huan yang senang bertemu lagi dengannya, malah dengan sengaja berkata.

"Siapa bilang kita tidak saling mengenal?"


Dia bahkan langsung maju mendekati Wei Wei yang jelas saja membuat Wei Wei jadi tegang. Tapi ternyata dia pura-pura seolah mereka baru saling mengenal sekarang dan memperkenalkan namanya.

Zi Yuan lega mengira mereka benar-benar baru pertama kali bertemu sekarang lalu memperkenalkan Wei Wei pada Ke Huan, Wei Wei ini teman kuliahnya dulu.

"Bukankah sekarang kita sudah saling mengenal? Hai, senang bertemu denganmu."

Ke Huan mengulurkan tangannya, Wei Wei pun menjabat tangannya sambil tersenyum ramah. Ke Huan menawarkan tumpangan pulang untuk temannya Zi Yuan itu, tapi tentu saja Wei Wei menolaknya. Lagian pacarnya akan menjemputnya nanti.


Hao Yi baru datang tepat setelah Ke Huan dan Zi Yuan pergi dan lehernya langsung terjulur panjang saking terpesonanya melihat mobil mewah mentereng punyanya Ke Huan itu. Dia jadi penasaran pacarnya temannya Wei Wei itu kerja apa sampai punya mobil mewah begitu.

"Mana kutahu. Kenapa juga kau banyak tanya?"

"Kalau kau tahu dia kerja apa, kau bisa tahu bagaimana mereka bisa punya banyak uang untuk membeli mobil sebagus itu."

"Kalian para pria aneh banget. Selalu saja begitu setiap kali melihat mobil bagus."

"Semua pria memang sama."


Di rumah, Zi Yuan memberitahu Ke Huan tentang gaun pengantin pilihan Jia En. Tapi Ke Huan dengan dinginnya menegaskan kalau dia tidak tertarik dengan pengantinnya orang lain.

Tapi... kenapa dia tidak pernah mendengar Zi Yuan membicarakan temannya yang satunya itu? Zi Yuan dengan antusias bercerita kalau dia dan Wei Wei tidak begitu akrab dan tidak saling kontak setelah lulus.

Seingatnya dulu, Wei Wei itu tidak suka dandan. Sekarang dia sudah lebih baik. Tapi baju yang Wei Wei pakai tadi itu agak...

Ke Huan dengan cepat menyela "Nilai seseorang tidak didasarkan berapa banyak uang yang mereka habiskan, tapi berdasarkan..."

"Berdasarkan berapa banyak uang yanag bisa dia buat." Sela Zi Yuan. "Kau sudah mengatakannya berulang kali."

(Err... jadi Zi Yuan nggak berharga dong? Dia kan nggak kerja apa-apa dan cuma hambur-hamburin uangnya Ke Huan)

Zi Yuan membela diri bahwa dia dunia ini ada banyak orang yang seperti dirinya dan Wei Wei. Mereka tidak akan bisa membuat banyak uang seperti Ke Huan biarpun mereka bekerja keras seumur hidup mereka.


Tentang pernikahan, dia memutuskan untuk mengalah. Ke Huan mungkin belum siap secara mental. Karena itulah, dia memutuskan untuk berinisiatif mengubah lingkungan mereka. Hah? Maksudnya?

"Aku sudah menghubungi makelar hari ini. Aku ingin menjual rumah dan membeli yang lebih besar."

HAH?! Ke Huan kaget. (Gila nih cewek, bisa-bisanya dia jual rumah tanpa ngomong-ngomong dulu, apa-apa yang dia lakuin juga nggak pernah dia diskusikan dengan Ke Huan. Pantes aja Ke Huan frustasi sama dia)

Zi Yuan beralasan kalau Ke Huan kan akan jadi CEO. Jadi dia bakalan punya banyak event sosial nantinya, makanya dia perlu rumah yang lebih besar. Dengan begitu para tamu pun akan memandang Ke Huan lebih baik. Dan lagi-lagi... dia beralasan kalau dia melakukan ini demi Ke Huan.

Jelas-jelas Ke Huan keslal. Tapi entah kenapa dia seolah tidak bisa mengutarakan isi hatinya dan akhirnya cuma mengusir Zi Yuan secara halus dengan alasan dia mau lanjut kerja.


Ke Fei males banget saat mendapat pesan dari Bai Yang lagi, sepertinya nih cowok masih perjaka.

"Siapa yang masih perjaka?" Tanya Wei Wei penasaran.

"Nggak penting, yang pasti bukan Chu Ke Huan."

Kenapa Ke Fei masih mikirin Ke Huan terus sih? Dia langsung menunjukkan foto pasangannya Zi Yuan dan Ke Huan, dan memberitahu Ke Fei kalau Ke Huan ini pacarnya temannya. Jadi Ke Fei jangan macam-macam sama Ke Huan.

"Wanita ini teman baikmu?"

"Kami nggak akrab sih, tapi mereka mau menikah."

"Yah, nggak masalah. Aku ingin membuat Ke Huan memiliki kenangan indah sebelum dia menikah." (Pfft!! Ke Fei, Ke Fei!)

"Han Ke Fei! Aku serius memperingatkanmu, jangan melakukan apapun padanya. Kalau kau melakukan sesuatu padanya, maka kita bukan teman lagi mulai dari sekarang."


"Kau yang terburuk, menggunakan kata-kataku sendiri untuk mengancamku. Katakan padaku, apa kau juga sudah jatuh cinta pada Chu Ke Huan?"

Wei Wei menyangkal keras dan buru-buru masuk kamar. Hmm, tapi sesaat dia tampak ragu. Sendirian di kamarnya, Wei Wei galau memikirkan rencana pensiunnya dan ucapan Ke Huan yang mempertanyakan ini rencana pensiunnya sendiri atau rencana pacarnya.


Keesokan harinya, seorang agen real estate mengantarkan Wei Wei dan Hao Yi melihat-lihat apartemen lain. Pemiliknya sendiri sedang keluar dan akan kembali sebentar lagi.

Rumah kali ini tampak lebih bagus, tapi Wei Wei ragu karena ini lingkungan elite. Apa mereka bakalan sanggup membeli rumah ini? Tapi Hao Yi ngotot mau melihat-lihat rumah ini dulu. Lagian pemiliknya bilang kalau harganya bisa dinego kok.
 

Hao Yi lalu melihat-lihat bagian kamar, sementara Wei Wei melihat-lihat ruang tengah rumah itu. Ada beberapa komputer di meja kerja. Sekilas tak ada yang aneh. Tapi beberapa detik kemudian, dia melihat sesuatu yang kontan membuatnya panik... karena di sana ada foto pasangan Zi Yuan dan Ke Huan. OMG! Ini rumah Ke Huan.

Wei Wei langsung panik mengajak Hao Yi kelua dari rumah itu sebelum pemilik rumah kembali. Tapi tepat saat itu juga, pintu dibuka oleh Zi Yuan dan Ke Huan langsung sumringah melihat Wei Wei.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam