Sinopsis Before We Get Married Episode 6 - 1
Wei Wei ngotot menolak. Ke Huan tidak mengerti kenapa? Apa Wei Wei takut jika Wei Wei melihatnya lebih lama, hatinya akan goyah?
"Kau pikir kau itu siapa?"
"Jelas aku Chu Ke Huan. Bagaimana denganmu?"
Dan Wei Wei cuma bisa speechless dan langsung memalingkan muka darinya. Baiklah, tidak masalah kalau Wei Wei tidak mau melihatnya. Tapi sudah berapa lama dia tidak bertemu dengan 321? Berapa lama dia tidak makan malam bersama 321? Berapa lama Wei Wei terbangun tapi tidak mendapati 321 di sisinya?
"Itu urusanku dan Hao Yi. Kau tidak perlu ikut campur."
"Apa kau sudah makan malam?"
"Kau tidak perlu peduli!"
"Apa 321 tahu kalau kau belum makan malam karena kau menghemat uang?"
"Chu Ke Huan! Ini terakhir kalinya aku memperingatkanmu. Jangan dekat-dekat denganku, semua orang tersakiti setiap kali kau dekat denganku."
"Cinta itu seperti sebuah investasi. Ada resiko dan kaua harus membayarnya. Kau sudah tahu kalau aku sudah putus dengan Zi Yuan. Jadi aku tidak punya beban untuk mengejarmu."
"Tapi aku punya! Bagaimana bisa kau seegois ini?!"
Ke Huan sinis mendengarnya. Baiklah, jika Wei Wei tidak egois, lalu kenapa dia tidak bisa memberitahu 321? Memberitahu 321 bahwa Wei Wei berharap bisa makan malam bersama 321 setiap hari, bahwa Wei Wei berharap bisa bertemu 321 setiap hari, bahwa Hao Yi seenaknya berpikir kalau Wei Wei bisa mengikuti semua rencana hidupnya dan aturannya.
"Baiklah. Aku akan cari Tuan Li sekarang juga. Akan kuberitahu dia berapa aku sangat membutuhkannya, betapa aku sangat merindukannya!"
Wei Wei langsung pergi ke halte bis, tapi ternyata bis terakhir sudah lewat. Belum juga dia menenangkan diri, Ke Huan sudah menyusulnya dan menawarkan tumpangan untuk mencari Tuan Li.
Wei Wei menolak dan berniat mau jalan saja. Ke Huan jelas tidak setuju, mending dia naik taksi. Wei Wei nggak mau, dia tidak ada anggaran untuk itu.
"Anggaran? Lihatlah kehidupan seperti apa yang ingin Tuan Li inginkan untuk kau jalani. Kau ahrus menyuruhnya untuk mempertimbangkan anggaranmu juga."
"Ngapain kau marah? Aku ingin menghemat uang itu urusanku. Tidak ada hubungannya dengan Hao Yi, apalagi denganmu!"
"Aku marah karena aku tidak bisa pura-pura tidak melihatnya. Naiklah ke mobil, sekarang sudah larut malam. Kalau kau ingin ke sana, aku akan mengantarmu dengan aman sampai ke sana."
Wei Wei ngotot tidak mau. Ke Huan tidak peduli dan langsung menyeret paksa Wei Wei ke dalam mobilnya. Dan tepat saat Wei Wei masuk, Zi Yuan tak sengaja lewat di sana dan jelas kaget melihat kaki wanita masuk ke dalam mobilnya Ke Huan. Dia sontak lari mengejar mereka, tapi terlambat.
Zi Yuan langsung mencoba menanyai resepsionis tentang Ke Huan, apa dia datang bersama seseorang tadi? Resepsionis mengaku tak tahu, tapi tadi Ke Huan berbincang sebentar dengan Wei Wei.
Curiga, Zi Yuan langsung mendatangi apartemennya Wei wei, tapi tentu saja tak ada yang menjawab ketukan pintunya, dan itu membuat Zi Yuan jadi semakin cemas sekarang.
Begitu sampai di depan kantornya Hao Yi, Wei Wei langsung keluar dari mobilnya Ke Huan tanpa mengucap sepatah kata. Tapi bahkan resepsionis pun tak bisa menghubungi Hao Yi dan Wei Wei tidak diperbolehkan masuk.
Terpaksalah akhirnya dia cuma bisa menunggu di lobi. Dia mencoba nge-chat Hao Yi, tapi tidak dibalas, dibaca pun tidak.
Wei Wei bahkan sampai ketiduran di sofa itu dan baru keesokan paginya Hao Yi membaca pesannya dan bergegas turun menemuinya. Maaf, tapi kan dia sudah bilang kalau dia tidak akan bisa keluar dari pabrik sampai pagi. Kenapa Wei Wei kemari?
"Karena aku kangen. Aku ingin bertemu Tuan Li-ku."
"Kau merindukanku sebesar itu? Ayo cari sarapan."
Hao Yi antusias banget menceritakan tentang tempat kerja barunya. Dia sangat dihormati di sini. Semua orang memanggilnya sebagai 'Kakak Yi'. Bahkan semua keputusan harus melalui dia karena sekarang dia direktur... jadi Wei Wei adalah istri direktur.
Tapi Wei Wei bahkan tidak tampak antusias sedikitpun mendengarnya. Sekarang karena gajinya lebih besar, Hao Yi bahkan tak ragu untuk nambah sarapannya dan menyuruh Wei Wei untuk makan apapun yang dia inginkan, dia yang bayar. Jangankan sarapan, dia juga akan mentraktir Wei Wei makan siang dan makan malam.
Tapi Wei Wei tetap saja tidak senang. Melihat itu, Hao Yi langsung menggenggam tangan Wei Wei dan berkata bahwa masa-masa penderitaan mereka telah berlalu. Sejak saat Wei Wei menerima lamarannya, keberuntungan mereka meningkat pesat. Kerja keras mereka akhirnya terbayar.
"Karena itulah kau harus memakai cincinmu, Nyonya Li."
Tapi saat Wei Wei tanya kapan mereka akan menikah, Hao Yi malah meminta Wei Wei untuk menunggu sampai kesibukan kerjanya berkurang.
"Dan berapa lama itu?" Tanya Wei Wei.
Hao Yi jelas tak tahu jawabannya, tapi dia berusaha menjelaskan pada Wei Wei bahwa tekanan di departemennya sangat tinggi sekarang ini. Jadi sekarang ini, dia tidak bisa mengalihkan pikirannya pada
'hal lain'.
"Pernikahan bukan hal lain." Gumam Wei Wei sedih.
"Kau bilang apa?"
"Tidak ada."
Tiba-tiba Wei Wei terbatuk-batuk. Sepertinya dia mulai sakit gara-gara tidur di lobi semalaman. Hao Yi menyuruhnya untuk pulang dan istirahat saja sekarang. Hari ini juga Hao Yi bakalan lembur biarpun hari ini hari sabtu. Begini saja, Hao Yi akan minta izin biar bisa nganterin Wei Wei pulang.
Tapi Wei Wei menolak, dia bisa pulang sendiri. "Kuharap kau tahu bahwa aku menunggumu lama di rumah."
"Aku juga tidak ingin. Tapi aku bekerja keras untuk keluarga kita sekarang."
Tepat saat itu juga, Hao Yi ditelepon orang kantor yang menyuruhnya balik ke kantor sekarang juga. Hao Yi bergegas pamit pada Wei Wei lalu pergi.
Dan Wei Wei tak bisa melakukan apapun selain melihat kepergiannya dengan sedih. Dalam perjalanan pulang, dia melihat sepasang kekasih yang tampak mesra dan membuatnya iri.
Bai Yang mengajak Ke Fei ketemuan untuk membicarakan hubungan Ke Huan dan Wei Wei. Bai Yang benar-benar cemas. Selama ini dia belum pernah melihat Ke Huan begitu tergila-gila seperti sekarang ini.
Ke Fei jelas kesal mendengarnya. Apa maksudnya, Bai Yang menuduh Wei Wei menggoda Ke Huan? Bai Yang tidak bermaksud begitu sih, tapi baiklah kalau Ke Fei mengartikannya seperti itu. Tolong minta Wei Wei untuk berhenti menggoda Ke Huan.
"Kau itu siapa? Apa urusannya masalah ini denganmu? Mereka sama-sama belum menikah. Apa salahnya kalau mereka bersama?"
"Jadi kau mendukung mereka bersama?"
"Wei Wei adalah sahabatku. Apapun yang dia lakukan, aku akan mendukungnya."
"Ke Fei, apa kau tahu apa yang dilakukan Zi Yuan selama 10 tahun ini demi membantu Ke Huan. Jika bukan karena Zi Yuan, Kak Ke Huan tidak akan mungkin jadi seperti sekarang ini. Kak Ke Huan tidak boleh mencampakkan Zi Yuan."
(Nih orang nggak ada bedanya sama Zi Yuan. Ngomongnya mendukung Ke Huan, tapi yang dia pikirin Zi Yuan terus)
"Gao Bai Yang." Ke Fei sengaja memanggilnya dengan nama marganya Zi Yuan.
"Margaku Yan." Koreksi Bai Yang.
"Tapi dalam hatiku, margamu adalah Gao. Setiap kali kau membuka dan menutup mulutmu, cuma ada Gao Zi Yuan, Gao Zi Yuan. Dia ibumu atau langitmu? Kau ingin Wei Wei tidak merebut Chu Ke Huan. Baiklah, tidak masalah. Biarkan aku mencicipinya dulu. Akan kucari Ke Huan untuk
'beli cola'!" Kesal Ke Fei lalu beranjak pergi dengan kesal.
Wei Wei benar-benar jatuh sakit sekarang. Tapi saat dia mencoba menghubungi Hao Yi, nomornya malah tidak bisa dihubungi. Tapi kemudian ponselnya berbunyi, Wei Wei langsung mengangkatnya mengira itu Hao Yi tapi ternyata Ke Huan.
Ke Huan sontak cemas mendengarnya terbatuk-batuk. Wei Wei mengklaim kalau dia baik-baik saja, tapi tentu saja Ke Huan tidak percaya. Di mana Hao Yi? Tidak ada di sana?
"Aku akan membawamu ke dokter." Ujar Ke Huan lalu menutup teleponnya begitu saja tanpa memberi Wei Wei kesempatan untuk protes.
Wei Wei mencoba bangun, tapi dia benar-benar lemah, bahkan sampai tak sengaja membuat gelasnya jatuh dan pecah.
Tiba-tiba Ke Huan menggedor pintunya dengan heboh sambil teriak-teriak menuntut Wei Wei buka pintu. Wei Wei berusaha sekuat tenaga menghalanginya masuk, tapi tentu saja kekuatannya tak sebanding dengan Ke Huan. Dengan mudahnya Ke Huan mendorong pintunya dan memaksanya untuk pergi ke dokter, dan kali ini Wei Wei tak mampu menolaknya.
Tak lama kemudian, Ke Huan membopong Wei Wei ke rumah sakit seolah dia sakit parah. Tapi karena tak ada tempat dan dokter juga bilang kalau sakitnya tidak parah, Wei Wei akhirnya cuma diinfus di lobi.
Melihat Wei Wei hampir oleng, Ke Huan langsung menarik Wei Wei untuk bersandar padanya. Ke Huan akan mengantarkannya pulang setelah infusnya habis nanti. Wei Wei tidur saja di bahunya sekarang.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam