Sinopsis Once Upon a Time... In My Heart Episode 2 - 1

 Sinopsis Once Upon a Time... In My Heart Episode 2 - 1

Karena Itt tidak berani memberitahu Fah dan orang tuanya, maka Kwan dengan sengaja mendatangi kedai orang tuanya Fah.


Tampak jelas dia meremehkan tempat itu, tapi dia pura-pura sok ramah pada mereka saat dia mengklaim kalau dia datang untuk mencari rumahnya Itt. Apa mereka tahu yang mana rumahnya Itt?

Ayah dengan ramah memberinya rahan ke rumah lama Itt. Tapi Ayah memberitahu kalau Itt sekarang jarang di rumah dan tinggal di apartemen. Apa Kwan mau nomor hapenya Itt?

"Tidak perlu. Saya datang cuma untuk melihat rumahnya karena sabtu nanti, saya berniat mengadakan acara surprise birthday party untuknya di sini."

"Apa kau temannya Itt?"

"Saya tunangannya Itt."

Terang saja Ibu dan Ayah shock mendengarnya. Sejak kapan Itt punya tunangan. Kwan berkata kalau mereka memang belum mengadakan pertunangan resmi karena ayahnya yang merupakan pemilik rumah sakit, baru saja mempromosikan Itt sebagai kepala departemen pembedahan. Makanya sekarang Itt masih sibuk.

Ayah ingin tahu apakah Kwan tahu kalau Itt punya pacar, tapi Ibu dengan cepat membungkam Ayah dan cuma menitip pesan apda Itt agar dia mengirim undangan tunangan mereka ke rumah Fahsai nanti.


Puas menunjukkan dirinya pada Ibu dan Ayah, Kwan langsung mendatangi kantor ayahnya dan berterus terang mengakui tentang apa yang diperbuatnya barusan. Dia melakukannya biar keluarga mantannya Itt itu berhenti mengganggu Itt.

Ayah kurang setuju dengan perbuatannya itu. Dia tuh wanita, perbuatannya ini hanya akan membuat orang lain menghinanya.

"Bukankah Ayah yang mengajariku, bahwa aku harus jadi nomor satu seperti Ayah. Bukan cuma jadi nomor satu dalam pekerjaan, aku juga harus jadi nomor satu bagi orang yang kucintai. Dan yang lebih membuatku kesal adalah anak miskin itu, dia tidak sebanding denganku. Aku tidak akan mengizinkannya."


Di Jepang, Fah menemukan sebotol salep obat saat dia baru masuk kamar. Fah terharu dan setlus hati mengucap terima kasih pada Daniel. Daniel diam saja, padahal diam-diam dia senang.

Fah agak kesulitan mengoleskan obat itu gara-gara yukatanya, maka Daniel langsung saja bertindak membantunya. Fah tidak enak, dia bisa mengoleskannya sendiri kok.

"Tapi aku ingin melakukannya."

Bahkan setelah membantunya, Daniel langsung menggendong Fah dan meletakkannya di futon hingga membuat jarak di antara mereka jadi semakin dekat. Mereka bahkan sama-sama tidak bisa tidur memikirkan satu sama lain.

 

Tapi di tempat lain, Tian Kong akhirnya menemukan mobilnya Daniel yang itinggalkan di tengah jalan. Sekarang mereka tahu di mana mereka harus mencari Daniel.


Keesokan paginya, Fah masih tidur saat Daniel memutuskan untuk keluar dan mencari sinyal agar dia bisa menghubungi Chen Biao. Tapi karena letak desa yang cukup terpencil, dia jadi harus menyetir cukup jauh sampai akhirnya dia bisa mendapatkan sinyal.

Saat Fah terbangun, dia hanya menemukan beberapa lembar kertas dari Daniel yang berisi beberapa kalimat bahasa Jepang dan terjemahannya dalam bahasa Thai, mungkin biar Fah bisa berkomunikasi dengan Kakek-Nenek selama dia pergi.
 

Daniel memberitahu Chen Biao tentang keberadaannya. Tapi dia agak ragu saat Chen Biao menawarkan diri untuk menjemputnya. Siapa tahu anak-anak buahnya Chen Ming membuntuti Chen Biao, dia juga tidak mau para penduduk di sini mengalami masalah. Jadi lebih baik mereka bertemu di tempat lain saja.

Dan temannya Fah ada sama Chen Biao kan sekarang? Chen Biao membenarkan. Daniel senang, Chen Biao memang tidak pernah mengecewakannya.

Tapi Chen Biao penasaran. "Kenapa gadis itu sangat mirip Khun Botan?"

"Kebetulan saja."

"Tapi sebuah kebetulan juga bisa membuat anda bahagia, kan?"

"Aku akan bahagia kalau Fahsai pulang dengan selamat."

"Baik, Bos."


Karena tak menemukan Daniel di rumah, Fah santai saja memutuskan keluar mencarinya. Tapi tepat saat dia keluar ke jalan, mobilnya Tian Kong lewat. Mereka langsung menghadangnya dan menyeret paksa Fah.

Untung saja saja Daniel kembali tepat waktu dan langsung menembaki mereka. Dia sukses menembaki dua anak buahnya Tian Kong, tapi saat dia hendak menghabisi Tian Kong, dia malah kehabisan peluru.


Daniel sontak melempar pistol itu ke muka Tian Kong lalu bergegas membawa Fah kabur bersamanya. Tian Kong berusaha mengejar mereka. Tapi pada akhirnya malah kehilangan jejak mereka di terowongan.

Dia terus berusaha mencari mereka sampai ke jembatan tanpa menyadari Daniel dan Fah sebenarnya sedang bersembunyi di bawah jembatan itu.

Mereka akhirnya aman setelah Tian Kong lewat. Fah tertatih-tatih karena kakinya masih sakit. Daniel ingin menggendongnya, tapi Fah menolak dan ngotot mau jalan sendiri.


"Tidak akan kuizinkan!" Daniel langsung saja menggendongnya dan membuat Fah jadi terpesona padanya.

Karena tak bisa kembali ke rumah Kakek, Daniel akhirnya membawanya ke dalam hutan. Daniel lalu mengecek kondisi kaki Fah dan mendapatinya bengkak. Sepertinya malam ini mereka harus bermalam di sini.

Mereka tidak bisa kembali ke rumah Kakek karena orang-orang itu pasti akan menunggu mereka di sana. Dan lagi, mereka tidak boleh membuat Kakek dan warga desa ini kena masalah.

"Kau tunggu aku di sini, aku akan mencari kayu bakar."  Ujar Daniel lalu pergi.


Fai melihat Chen Biao lagi latihan bela diri. Tapi ada hal laian yang lebih menarik perhatiannya. Di d~~a Chen Biao tampak ada dua tato yang berbeda, tato simbol geng Golden Dragon dan tato simbol White Tiger.

Hah? Fai heran, kenapa dia punya dua jenis tato? Chen Biao ada di pihak siapa sebenarnya? Belum sempat memikirkannya lebih jauh, tiba-tiba saja pisaunya Chen Biao melayang dan menancap di tepat beberapa centi dari matanya.


"Ingat baik-baik. Selama tinggal di sini, jangan melakukan sesuatu secara diam-diam atau kau akan mati sia-sia."

"Kau sendiri yang menyuruhku tinggal di sini. Apa sebenarnya maumu?!"

"Ada apa kau mencariku?"

"Aku mau tanya apa kau sudah bisa mengontak bosmu? Aku tidak mau berbohong pada Ibunya Fah, itu dosa." Ujar Fai yang sulit mengalihkan tatapan matanya dari d~~a bertatonya Chen Biao.

"Bos sudah menelepon."

"Loh, terus kenapa kau tidak memberitahuku? Bagaimana keadaan Fah?" Protes Fai... sebelum kemudian matanya turun kembali ke d~~a Chen Biao. Wkwkwk!

"Bos akan membawanya kembali."

"Kapan?"

"Aku tidak bisa bilang demi keselamatan bosku."

"Ooooooiiiii, Khun! Cuma ada kita berdua di sini. Siapa juga yang bisa mendengarmu? Katakanlah padaku, biar aku bisa kasih tahu Ibunya Fah dan beliau tidak perlu khawatir lagi."

"Aku bisa memberitahumu. Tapi setelah memberitahumu... aku akan memotong lidahmu!" Ancam Chen Biao lalu mengambil kembali pisaunya dan lanjut latihan lagi.

"Aku nggak mau tahu deh."


Tapi dia penasaran, kenapa Chen Biao punya tato kedua geng mafia? Kenapa dia punya tato harimau yang notabene adalah tato geng musuhnya? Apa bosnya Chen Biao tidak mengatakan apapun tentang masalah ini?

Chen Biao benar-benar mulai kesal sekarang. Dia pernah bergabung di geng manapun, itu bukan urusan Fai. Lebih baik dia balik ke kamar dan jangan sampai dia membuat kesalahan apapun.
 

Karena Daniel memberikan jasnya untuk menyelimuti Fah, Daniel sekarang jadi kedinginan. Tapi kemudian terbangun dan melihatnya menggigil.

Maka Fah pun menyelimuti Daniel dengan jas itu sambil mengklaim kalau dia kepanasan, jadi Daniel pakai aja jas itu. Tapi Daniel malah menariknya sampai Fah terjatuh dalam dekapannya.

"Ada yang harus kuberitahukan padamu. Kau memiliki sesuatu yang istimewa yang tidak dimiliki orang lain. Kau memiliki hati yang lembut tapi kuat. Berjanjilah padaku, Fahsai. Biarpun kita tidak akan bertemu lagi di masa depan, apapun yang terjadi padamu, jangan pernah biarkan siapapun menyakitimu. Kau harus menjadi Fah (langit) yang selalu cerah (ceria) seperti ini."

Fah tersentuh mendengarnya. "Aku janji."

Mereka akhirnya tidur dengan saling berangkulan bahagia.


Keesokan harinya, Fai baru selesai mandi saat tiba-tiba saja anak-anak buahnya Chen Biao menerobos masuk lalu mengambil paksa semua barang-barangnya. Chen Biao menerobos masuk sedetik kemudian dan menyuruh Fai bersiap-siap, dia akan mengantarkan Fah pulang.


Daniel terbangun dan mendapati Fah sedang memperhatikannya. Sayangnya Daniel tak tampak senang karena kemudian dia harus  memberitahu Fah bahwa Fah akan pulang ke Thailand hari ini.

Dia sudah menghubungi anak-anak buahnya agar mereka menyiapkan tiket pesawat ke Thailand untuk Fah. Lebih cepat dia pergi, lebih baik.


Fah memang mengklaim kalau dia senang akhirnya bisa pulang, tapi tampak jelas wajahnya sedih memikirkan harus berpisah dengan Daniel. Tapi kenapa Daniel tidak memberitahu masalah ini sejak kemarin?

"Karena aku tahu kita cuma sisa waktu beberapa jam sebelum berpisah. Aku ingin ini menjadi terakhir kalinya kita bersama. Aku ingin hatimu tetap bersamaku sebelum kita saling mengucap selamat tinggal."

Daniel lalu memakaikan jasnya ke Fah. Dia mendekat dan ingin menci~m Fah. Tapi tepat saat itu juga, dia melihat sebuah mobil lewat. Daniel akhirnya mengurungkan niatnya untuk mencegat mobil itu dan minta nebeng pada si supir.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments