Keesokan harinya, Beauty akhirnya kembali ke kantor walaupun dia tampak agak ragu di depan ruang kantornya Tee.
Tee sendiri sedang sedih memikirkan Beauty, tapi langsung antusias saat melihat Beauty masuk. "Kenapa kau tidak mau bertemu denganku? Kenapa kau harus menghindariku?"
"Aku hanya ingin menyelesaikan pekerjaanku."
Tee tak percaya, pasti ada masalah antara dia dan Pat, kan? Apa yang sudah Pat lakukan padanya? Katakan.
Tapi Beauty tidak bisa mengatakannya sekarang ini. Dia sungguh minta maaf, tapi Tee jangan marah padanya.
"Suatu hari, saat kau mengetahuinya, kau akan tahu kenapa aku tidak bisa memberitahumu. Dan kau mungkin... akan membenciku."
"Katakan saja apa itu. Aku yang akan memutuskannya. Jangan menduga-duga seperti ini."
"Aku tidak bisa mengatakannya sekarang."
Lebih baik mereka selesaikan masalah yang ada saat ini dulu, tentang Paman Korn dan Pat. Setelah mereka menyelesaikan masalah ini, Beauty janji akan memberitahukan segalanya.
Mendengar itu, Tee mengaku kalau dia juga punya sesuatu yang ingin dia katakan pada Beauty, tapi dia tidak bisa mengatakannya sekarang. Setelah mereka menyelesaikan masalah perusahaan, Tee janji akan menceritakan segalanya.
"Tapi maukah kau berjanji padaku, Beauty? Bahwa mulai sekarang, sebesar apapun kemarahanmu padaku, kau harus mendengarkan alasanku dulu."
"Tentu. Janji."
Mereka berjanji jari kelingking tepat saat Sekretarisnya Tee masuk untuk memberikan dokumen yang didapatkannya dari akun emailnya Pat. Dan di dokumen itu ternyata memang ada bukti Pat mengirim design-nya Beauty ke Jade Garment.
Tapi saat mereka memperlihatkannya pada Pat, dia menyangkal habis-habisan. Dia tidak pernah menjual rahasia perusahaan pada siapapun. Lagipula dia sudah lama tidak menggunakan email itu.
"Jangan menyangkal. Buktinya sudah jelas!"
Pat menegaskan kalau dia sudah berhenti menggunakan email ini setahun yang lalu karena dia tidak mau mengecek email yang terlalu banyak. Saat ini dia cuma memakai satu email dan itu adalah email perusahaan.
"Lalu bagaimana kau akan menjelaskan tentang bukti ini?"
"Aku sungguh tidak tahu apapun, P'Tee. Beauty, kau menjebakku, kan? Kau membuat-buat bukti ini untuk menipu P'Tee. Kau kan selalu mencari kesempatan untuk balas dendam."
"Berhentilah menyalahkan orang lain, Pat! Akulah yang meminta data ini dari emailmu."
"Aku tidak selicik dirimu, Pat. Jika aku ingin melakukan sesuatu pada seseorang, aku akan melakukannya di hadapan orang itu. Aku tidak akan menusuk dari belakang. Dan satu lagi, aku tidak pernah membuat-buat bukti untuk menyakiti siapapun."
"Kau membuli untuk menghindari masalah. Kau pasti tidak ingin P'Tee tahu tentang dirimu yang sebenarnya."
Tee jelas penasaran mendengarnya, apa maksudnya? Panik, Beauty cepat-cepat mengajak Pat bicara berdua di ruangan lain dan menuntut Pat untuk mengatakan yang sebenarnya. Dia yang melakukannya atau tidak?
"Karena kau dan P'Tee yakin aku pelakunya, kenapa juga aku harus menjelaskan? Aku lebih penasaran bagaimana reaksi P'Tee jika dia melihat rekaman monster itu."
"Lakukan apapun yang kau mau, tapi bisakah kau memberiku sedikit waktu? Biarkan aku menemukan pelaku yang sebenarnya dulu. Dan tentang kau tidak mengirim email ke Jadecharn, aku percaya padamu."
Beauty percaya karena Pat sangat mencintai Thanabavorn, jadi tidak mungkin Pat ingin menghancurkannya. Pat tak percaya mendengarnya, tipuan apa lagi yang sedang Beauty mainkan sekarang?
Tidak. Beauty hanya yakin kalau Pat tidak menjual rahasia perusahaan. Tapi karena data itu dikirim dari emailnya Pat, orang lain pasti mengira Pat lah pelakunya. Jika masalah ini sampai diketahui para eksekutif, maka ini akan menjadi masalah besar.
"Pat, apa kau begitu membenciku sampai kau tidak mencintai dirimu sendiri dan tidak ingin membebaskan dirimu sendiri dari tuduhan?"
"Lalu kau mau aku bagaimana, Beauty?"
"Katakan saja yang sebenarnya. Apa kau tahu sesuatu tentang perkara ini? Kalau kau terus begini, tidak ada gunanya bagi perusahaan. Apa kau sanggup menghancurkan Thanabavorn yang sangat kau cintai?"
Tapi Pat sungguh tidak menyembunyikan apapun, dia malah tidak tahu apa-apa. Dan yang pasti, bukan dia yang mengirim email itu.
Dia sangat amat membenci Beauty hingga dia bahkan tidak mau karya-nya Beauty muncul di pasaran. Jadi mana mungkin dia mengirim design itu ke saingan mereka. Kalau dia melakukan itu, bukankah itu artinya dia menerima bakatnya Beauty.
"Tapi kau putrinya Paman Korn. Kau pasti tahu apa yang dilakukan ayahmu."
Pat sinis. Ya, dia memang sangat dekat dengan ayahnya. Apa Beauty tidak mendengar bagaimana mereka bertengkar waktu dia di kandang? Kalau ayahnya sampai tahu keponakan kesayangannya ternyata monster, entah bagaimana reaksinya.
Tapi Pat penasaran. "Apa sebenarnya yang terjadi padamu? Apa kau dipatuk burung seperti spiderman digigit laba-laba?"
"Aku mungkin... melakukan dosa. Jika tidak, mungkin karena aku terlalu banyak membulimu waktu kita kecil. Karena itulah aku mendapat karmaku sekarang."
"Sebenarnya, itu cocok juga denganmu. Jadi karena itu kau suka melihat cermin?"
"Aku sama sekali tidak senang dengan diriku, Pat."
Beralih kembali ke topik utama, Beauty tanya apakah Korn mengetahui email dan password-nya Pat? Ayahnya memang tahu tentang emailnya, tapi dia tidak yakin kalau ayahnya mengetahui password-nya.
Tapi laptopnya ada di meja kantor dan password-nya tersimpan di sana. Siapapun bisa mengeceknya. Tapi dia sangat yakin ayahnya bukan pelakunya.
"Karena jika dia menjebakku, maka dia akan menjadi ayah yang jauh lebih buruk dari yang selama ini kukira."
"Kalau begitu, siapa lagi yang mungkin menggunakan laptopmu dan juga mengetahui email dan password-mu?"
"Seharusnya tidak ada seorangpun... kalaupun ada, cuma Kratua dan Piwara."
"Oke, kalau begitu, aku akan mulai menyelidiki ketiga orang ini. Jika benar, maka aku sendiri yang akan membebaskanmu dari tuduhan."
Pat penasaran, apakah Beauty membantunya karena dia menginginkan perusahaannya kembali ataukah Beauty melakukannya hanya untuk melemahkan hatinya biar dia berhenti memeras Beauty? Kedua alasan itu benar. Tapi bukan itu alasan Beauty yang sebenarnya.
"Aku hanya ingat... bahwa aku punya seorang kakak yang tidak pernah kupedulikan sebelumnya. Yang selalu kulakukan cuma membulinya dan membuatnya menangis. Karena aku merasa bahwa sekaranglah saatnya aku melakukan sesuatu untuk menebus kesalahanku padanya."
"Apa kau pikir kalau aku akan memaafkanmu?"
Tidak juga. Karena Beauty menyadari sikapnya pada Pat juga sangat jahat sampai Pat tak mungkin memaafkannya. "Tapi aku melakukannya (meminta maaf) untuk menghibur diriku sendiri. Jika tidak, aku mungkin akan berhutang seumur hidupku."
"Aku juga sudah malas bertengkar denganmu. Aku juga berpikir untuk menghapus rekaman itu. Aku cuma terlalu malas untuk menebus dosa-dosaku di kehidupanku selanjutnya."
Beauty tersenyum mendengarnya dan berterima kasih padanya. Pura-pura ketus, Pat menyuruh Beauty untuk cepat-cepat mencari tahu pelakunya yang sebenarnya biar dia bisa segera menghapus rekaman itu.
Beauty dan Tee lalu pergi ke Jade Garment untuk memperlihatkan sketsa asli mereka. Tapi Jadecharn masih saja bersikeras meragukannya, soalnya designer-nya juga punya sketsa aslinya.
"Usaha yang bagus. Siapapun bisa mencuri ide orang lain dan membuat sketsa seolah itu ide mereka sendiri."
"Berikan salah satu design-mu, aku kutunjukkan bagaimana membuatnya dengan mudah."
"Aku yakin kau pasti bisa men-design-nya kembali dengan mudah."
Beauty menegaskan kalau ini adalah karya aslinya dan langsung menunjukkan design spesial milik ibunya yang dia gunakan dalam salah satu design-nya.
Dia bahkan sudah meminta hak cipta atas design-nya ini. Orang yang tidak men-design-nya sendiri, tidak akan mungkin mengetahui hal itu.
"Kurasa kau harus menanyai designer-mu."
Tapi yang tidak mereka sangka, Jade mengumumkan permintaan maaf pada Beauty dan semua orang di Thanabavorn. Dan untuk meyakinkan mereka bahwa Jade Garment tidak pernah mendukung penjiplakan, Jade memutuskan untuk menarik diri dari proyeknya Grace.
"Tidak perlu sampai begitu. Cukup jangan gunakan design-ku saja."
"Tidak. Aku harus bertanggung jawab. Jade Garment harus berkembang dengan kualitas, bukan dengan korupsi."
Dia lalu memberikan bukti sebuah rekaman. Dalam rekaman itu, asistennya Jade mangaku bahwa dia dan Mintra tidak pernah bertemu dengan orang yang menjual design itu pada mereka.
Mereka hanya menerima email lalu mengirimkan uang ke rekening ke orang itu. Dan nama pemilik akun itu... adalah Piwara.
Kratua buru-buru mendatangi Piwara dan mengabarkan kalau Mintra sudah dipecat dari Jade Garment. Tak lama kemudian, Pat datang dan langsung menangis menuntut siapa yang sudah menjual design-nya Beauty ke Jade Garment. Tapi tentu saja Piwara pura-pura tak tahu apa-apa.
"Tapi kami sudah tahu segalanya, Khun Piwara." Ujar Tee yang masuk dengan membawa sekuriti.
Piwara terus ngotot menyangkalnya. Dia cuma menuruti perintah Pat untuk mengambil file design itu. Kenapa dia yang malah disalahkan?
"Aku hanya menyembunyikan design itu, tapi kau menjualnya ke Jade Garment."
"Kenapa kalian tidak berpikir Kratua pelakunya?"
"Kau bilang apa? Dasar Siamang! Kutampar kau! Berani sekali kau menyalahkanku?! Aku tidak pernah melakukan itu!"
Beauty langsung menunjukkan bukti dokumen transfer uang yang dikirimkan para pegawai Jade Garment ke Piwara. Dan Tee pun memutar rekaman bukti pernyataan para pegawai Jade Garment.
"Apa kau bisa menjelaskannya, Khun Piwara?" Tuntut Tee
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam