Sinopsis Leh Nangfah Episode 23 - 1

Sinopsis Leh Nangfah Episode 23 - 1


Seenuan sekeluarga baru saja kembali setelah memberi sedekah pada biksu. Tee terburu-buru datang tak lama kemudian untuk menanyakan Beauty, tapi Pon berkata kalau Beauty tidak ada di kamarnya waktu dia mengecek kamar Beauty tadi.

Tentu saja karena Beauty masih menyembunyikan diri di apartemennya Jade. Saat Jade masuk lagi ke kamar mandi, Beauty cepat-cepat menelepon Somcheng, memberikan alamatnya Jade dan menyuruh Somcheng untuk mengirim Farang menjemputnya.

Dia memperingatkan Somcheng untuk tidak memberitahu siapapun tentang masalah ini. Tapi Somcheng tidak berdaya menghadapi tuntutan Tee dan para bibi juga menyuruhnya untuk memberitahu Tee saja.

Terpaksa Somcheng harus memberikan alamat yang Beauty katakan barusan pada Tee dan Tee langsung bergegas pergi ke sana. Waduh! Waduh! Bisa ketahuan nih.


Beauty baru saja mengambil baju-bajunya dari laci saat Jade mendadak keluar lagi untuk membuat kopi lalu masuk lagi ke kamarnya. Beauty pun bergegas mengambil sisa barangnya.

Pada saat yang bersamaan, Tee baru sampai di lobi apartemennya Jade dan masuk lift menuju lantai 23.

Beauty berusaha mengendap-endap keluar. Tapi dia malah ceroboh dan tak sengaja menyenggol vas sampai pecah. Panik, Beauty langsung bersembunyi lagi di balik sofa.

Jade keluar hanya dengan berbalut selembar handuk dan jelas kebingungan melihat vas pecah itu. Beauty berusaha menyembunyikan dirinya di balik tirai. Tapi tentu saja hal itu malah membuat Jade jadi bisa melihat keanehan dari bentuk tirainya


Curiga, Jade langsung mendekatinya, menyingkap tirai itu dan menangkap Beauty hingga Beauty terjatuh menimpanya... tepat saat Tee membuka pintu. Ohmaigat!

Tee jelas salah paham melihat pemandangan Beauty dan Jade dalam keadaan setengah tel~~~~ng dan dalam pelukan satu sama lain.


Marah dan patah hati, Tee langsung pergi dari sana. Beauty berusaha mengejarnya dan menyakinkan kalau ini tidak seperti yang Tee pikirkan. 

Tapi Tee sama sekali tak mempercayainya dan langsung melepaskan tangan Beauty darinya lalu pergi tanpa menatap Beauty sedikitpun.


Jade bingung dan menuntut apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa Beauty bisa ada di dalam apartemennya dalam keadaan seperti itu. 

Beauty dengan penuh amarah kembali ke kamarnya Jade dan mengkonfrontasinya tentang sketsa design-nya.

"Perusahaanmu mencuri design-ku!"

Jade menyangkal. Perusahaannya tidak pernah mencuri apapun. Dia tidak mungkin mencuri karyanya Beauty.

"Ini adalah karya yang ku-design sendiri. Inspirasinya kudapatkan dari cinta ibuku. Aku mengingat setiap detilnya. Kau memotong logo Thanabavorn dan menggantinya logomu sendiri. Kau mencurinya tanpa tahu malu!"

"Kau menuduh Jade Garment. Apa kau punya bukti?!"

"Bukti? Ini buktinya! Semua ini design-ku yang kemarin menghilang dan sekarang muncul di sini!"

Jade tetap menolak mempercayainya. Mungkin design itu mirip, tapi itu bukan berarti miliknya Beauty. Perusahaannya tidak pernah mencuri karya orang lain dan dia pun takkan pernah melakukan hal semacam itu.

"Baik. Kalau kau tidak malu menggunakan karyaku, lakukan saja sesukamu. Tapi sepertinya kita berdua tidak akan bisa lagi berteman lagi! Kukira kau akan menjadi orang yang lebih baik!" Beauty melempar file itu ke Jade lalu pergi dengan penuh amarah.


Lalita tidak mengerti. Bukankah Beauty tidak melakukan apa yang dipikirkan oleh Tee? Dewi mengingatkan bahwa manusia biasanya menilai sesuatu hanya dari apa yang terlihat oleh mata mereka. Apa yang Tee lihat membuatnya berpikir telah terjadi sesuatu yang tidak pantas.

"Sayang sekali. Padahal Teepob dan Lallalit mulai saling mencintai."

"Orang-orang yang ditakdirkan bersama, akan selalu menemukan cara untuk kembali pada satu sama lain. Tapi jika mereka tidak ditakdirkan bersama, maka mereka pasti akan berpisah suatu hari."

"Teepob dan Lallalit bukan soul mate?"

"Aku juga tidak tahu. Selama mereka tidak membuka hati mereka pada satu sama lain dan tidak saling mempercayai, cinta mereka tidak akan tumbuh dengan indah."

"Menyedihkan sekali. Lallalit melakukannya demi mencari kebenaran, tapi dia malah disalahpahami."


Tee sedang melempar bebatuan ke danau dengan kesal saat ponselnya berbunyi dari Beauty. Tapi tentu saja Tee tidak mau bicara dengannya dan membiarkan teleponnya berbunyi sampai mati sendiri.

Saat Beauty masih saja terus berusaha meneleponnya, Tee langsung me-reject-nya. Di tengah kemarahannya karena teringat kedekatan Beauty dan Jade selama ini, ponselnya kembali berbunyi.

Tapi kali kali ini Orn lah yang meneleponnya dan panik mengingatkan Tee kalau hari ini dia ada janji bertemu papanya. Tee dengan ramah meyakinkan kalau dia tidak lupa kok.


Beauty langsung ke kantor mencari Tee. Tapi dia tidak ada di sana. Dia mencoba ke rumahnya Tee, tapi dia juga tak ada di sana.


Jade mengkonfrontasi Mintra tentang tuduhan Beauty tadi. Mintra menyangkal dan mengklaim kalau itu adalah design-nya sendiri. Dia bahkan menunjukkan gambar sketsanya sebagai buktinya.

Dia tidak terima dituduh mencuri dan menuntut si penuduh itu untuk menunjukkan buktinya. Jade pun meminta Mintra untuk memberikan sketsa itu membuktikan diri mereka sendiri.


Beauty terus berusaha menghubungi Tee berulang kali tanpa hasil. Pada akhirnya dia menyerah. Tepat saat itu juga, Somcheng datang untuk mengingatkan Beauty bahwa dia harus bertemu dengan Grace jam 3 sore nanti.

Beauty akhirnya memutuskan untuk memusatkan pikirannya pada pekerjaan saja. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tapi yang menelepon ternyata Jade. 

Dia berniat mengabaikannya, tapi Jade terus saja meneleponnya. Kesal, Beauty langsung mematikan ponselnya.


Begitu dia datang, Tee langsung diomeli Papa dan Maminya Orn. Mereka tidak terima karena selama ini dia tak pernah memprioritaskan putri mereka.

Pacaran dengan putri mereka itu tidak gampang, karena siapapun prianya harus dipilih oleh Papa dan harus bisa menjaga Orn sebaik dirinya atau bahkan lebih baik darinya. Tapi mereka merasa Tee kurang perhatian pada putri mereka.

Dia bahkan sering sekali melewatkan kencan dengan Orn dan membuat Orn sedih. Orn sangat serius terhadap Tee. Mereka mengizinkan Tee untuk pacaran dengan Orn saat ada banyak pria lain yang bersedia mengorbankan apapun demi Orn. Tapi Tee malah membuatnya bersedih.

Media bahkan sudah memberitakan kalau mereka akan menikah. Kalau berita ini sampai tidak benar, Orn pasti akan sangat malu.

Yang tidak mereka sangka, Tee hanya meminta maaf dan berjanji akan membuat konferensi press untuk mengonfirmasi bahwa berita itu salah. Papa dan Mami jelas terkejut mendengarnya.


Tee benar-benar meminta maaf dan merasa bersalah pada mereka. Dia mengerti kalau semua orang menginginkannya untuk mencintai Orn. Dia sudah berusaha untuk itu. Tapi bagaimanapun, dia tidak bisa memandang Orn lebih dari sekedar adik.

"Maksudmu kau mau putus dengan putriku satu-satunya?"

"Saya sungguh minta maaf. Saya tidak bisa menipu cinta Nong Orn... dan saya tidak bisa menipu hati saya sendiri."

Kesal, Papa sontak menonjoknya keras-keras sampai bibir Tee berdarah dan mengusirnya. Mulai sekarang hubungan kedua perusahaan mereka berakhir. Tee menerimanya lalu pergi menemui Orn yang sudah gelisah menunggunya.


Orn langsung cemas saat melihat bibir Tee berdarah. Tee menggenggam kedua tangannya dan dengan penuh penyesalan mengaku bahwa dia hanya bisa menjadi kakaknya Orn.

"Aku benar-benar minta maaf. Kau boleh menamparku. Aku sungguh merasa bersalah hingga aku tidak berani menatap matamu. Maaf karena aku menyakitimu dan membuatmu sedih."

Selama ini dia sudah berusaha dalam hubungan mereka. Orn juga sangat baik padanya. Dia sungguh beruntung bertemu dengan adik sebaik dan semanis Orn.


Walaupun sedih mendengar semua pernyataan Tee, Orn tetap baik dan tidak marah padanya. Dia mengerti Tee tidak mencintainya dan dia tidak akan memaksanya. Orn berterima kasih atas kedekatan mereka selama ini dan kebaikan Tee padanya.

Tersentuh, Tee memeluknya dan membiarkan Orn menangis dalam pelukannya sembari meminta maaf berulang kali dan berterima kasih atas perasaan Orn padanya selama ini.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments