Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 11 - 2

Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 11 - 2



Sekarang giliran Nan Bo mempresentasikan analisanya tentang pembunuh ahli racun. Dalam informasi tentang Sindikat Alfabet, sejumlah orang dibunuh dengan racun. Tapi kebanyakan korban bukanlah orang-orang yang tidak bersalah.

Berarti si pembunuh ini punya aturan untuk tidak menyakiti orang yang tidak bersalah. Berdasarkan informasi ini, hanya si pembunuh ini dan T yang punya prinsip dan dia tidak akan melanggar aturanya sendiri.

Si pembunuh ini bisa mengontrol dirinya dan tidak akan melakukan kejahatan ringan. Dia punya disiplin diri yang yang sangat tinggi. Dia mungkin seperti T, seorang pembunuh yang tidak kehilangan moralitasnya.

Tapi dari caranya mengatur mayat-mayat korbannya, mereka tampak mati karena keracunan makanan, tapi ekspresi mereka tampak biasa saja, bahkan pakaian mereka sangat rapi. (di foto, mayat-mayat itu tampak diatur sedemikian rupa di meja makan seolah mereka sedang makan bersama).


Ini menunjukkan tujuan yang ingin dicapai si pembunuh ahli racun ini adalah martabat. Sama seperti analisanya Jin Xi, dia menduga bahwa 5 tahun yang lalu, si pembunuh ini berusia antara 25-30 tahun. Dia punya pekerjaan tetap dan kegiatan sosial.

"Dia orang yang disiplin dengan mental gila. Orang ini mungkin kelihatan serius, tapi sebenarnya dia orang yang sangat pendiam. Mungkin seperti... semua orang yang ada di sini."


Saat waktunya makan siang, Xiao Zhuan tanya Jin Xi mau makan apa. Jin Xi mau bilang, tapi Han Chen menyela duluan dan menegaskan bahwa sudah ada seseorang yang bertanggung jawab untuk mengurusi makanannya Jin Xi.

Xiao Zhuan malah ngotot mau bertanggung jawab atas makan siangnya Jin Xi sampai Lao Dao dan Cold Face harus menyeretnya keluar dari sana.


"Kau mau makan apa nanti?" Tanya Han Chen.

"Entahlah. Tidak ada yang benar-benar kuinginkan. Kau mau makan apa? Bagaimana kalau kita makan di kantin saja?"

"Tidak bisakah kau memiliki keinginan? Kau sekarang sudah menjadi milik seseorang yang akan membayari apapun yang ingin kau makan."


Si Bai tiba-tiba menyela mereka dan memberitahu Jin Xi kalau dia sudah membuatkan daging sapi kesukaan Jin Xi. Jadi bagaimana kalau mereka makan bersama?

Jin Xi langsung antusias. Cemburu, Han Chen menegaskan kalau makan siangnya Jin Xi sudah ada yang mengaturnya lalu melepaskan tangan Jin Xi dari rantangnya Si Bai.

Tak enak pada Si Bai, Jin Xi meminta maaf dan menjelaskan kalau dia dan Han Chen sudah janjian makan di luar.

"Untuk apa minta maaf. Mulai hari ini dan seterusnya, aku akan bertanggung jawab untuk makan siangmu." Ujar Han Chen sebelum kemudian berpaling ke Si Bai dan memperingatkan. "Jangan lagi menganggu 'seseorang'."


Han Chen pun langsung menyeret Jin Xi pergi. Aigoo, poor Si Bai. Jin Xi protes saat Han Chen menyeretnya keluar, tidak suka dengan perbuatan Han Chen yang sudah mempermalukan Si Bai tadi.

"Dia malu. Terus aku bagaimana? Hah? Sebelumnya ada Lao Xu, sekarang ada senior cowok juga."

"Kenapa kau cemburu?"

"Semua ini karenamu. Aku hebat sekali. Di mana aku menemukan istri seperti ini?"

"Jangan bilang begitu. Siapa istrimu?"


"Aku serius memperingatkanmu, berhentilah memberi harapan pada Xu Si Bai. Aku tidak tahan padanya."

"Aku dan Lao Xu... kami cuma teman. Lagipula, dia seharusnya mengerti perasaanku."

"Bahkan sekalipun dia mengerti, saat orang melihatmu, tidak akan ada yang mau menyerah!"

Jin Xi langsung menggodanya dengan senyum manis yang sontak membuat Han Chen luluh dan akhirnya berganti topik membahas Xu Nan Bo lagi. Tampaknya tidak ada cela dari penampilan Nan Bo hari ini.


Jin Xi setuju, mereka memang memiliki rekaman Nan Bo dan Chen Li Jiang bersama dalam satu frame. Tapi tetap saja bukti itu terlalu lemah. Dan fakta kalau dia lolos check point itu membuktikan kalau chip itu tidak ada dalam t**uhnya. Apa mungkin tidak semua anggota sindikat memiliki chip itu? Jin Xi bertanya-tanya.

"Bagaimana kalau ada seseorang yang sudah memberitahunya terlebih dulu dan dia mencopot chip itu?" Duga Han Chen.

"Maksudmu... ada mata-mata?"

Baiklah, kalau begitu serahkan saja padanya. Jin Xi punya rencana untuk mengungkap siapa orang itu.


Lao Dao dan Cold Face baru kembali dari makan siang saat mereka berpapasan dengan Han Chen yang berkata kalau dia butuh bantuan mereka berdua lalu mengajak mereka ke pusat informasi.


Si Bai sedang mengelap rantangnya sementara Nan Bo terus memperhatikannya dengan penasaran. Jin Xi kembali tak lama kemudian.

Saat Nan Bo tanya kenapa dia sendirian, Jin Xi beralasan kalau yang lain sedang sibuk di departemen teknologi gara-gara data-data mereka diretas beberapa hari yang lalu dan membuat banyak data hilang. Tapi mereka sangat hebat karena mereka mampu me-recovery banyak data, sebentar lagi mereka akan mendapatkannya.

"Syukurlah kalau begitu, itu artinya profiling kita bisa lebih tepat." Ujar Nan Bo.


Jin Xi lalu beralih ke Si Bai dan memperlihatkan data-data kasus 5 tahun yang lalu yang belum pernah dipublikasikan. Nan Bo pun ikut mendengarkan percakapan mereka.

Beberapa kematian sulit ditentukan apa penyebabnya, contohnya korban yang dimutilasi. Jin Xi menduga bahwa selain beberapa anggota yang sudah mereka ketahui, ada anggota lain yang ahli memutilasi.

Tapi informasi yang mereka miliki tentang orang ini sangat sedikit, jadi dia meminta bantuan Si Bai.

Menurut Si Bai, si pumbunuh ahli mutilasi ini kemungkinan berasal dari bidang yang sama dengannya (bidang medis).


"Kau yakin?" Tanya Jin Xi yang tampaknya sedang menguji Si Bai.

Si Bai yakin karena menurut laporan ini t**uhnya dipotong sesuai bidang sagittal (membagi t**uh dari kiri ke kanan). Hanya seseorang yang pernah belajar pembedahan yang akan melakukan cara seperti ini.

Tiap-tiap potongannya juga sama. Tulang dan otot ditangani dengan baik. Itu menunjukkan kalau si pembunuh sangat femilier dengan t**uh manusia sehingga dia bisa memutilasi korban dengan ahli.

"Kalau begitu, dia mungkin..."

"Dia mungkin saja seorang dokter ahli bedah, atau dokter patologi forensik."

"Selain menyimpulkan kalau pembunuhnya pernah belajar pembedahan, apa ada lagi yang lain?"

Menurut laporan, t**uh korban juga direbus. Dalam temperatur yang tinggi, struktur DNA t**uh memang bisa berubah. Tapi dengan teknologi saat ini, mudah saja memulihkan materi genetik korban. Menurut Si Bai, satu-satunya alasan si pembunuh melakukan itu hanya untuk mengacaukan analisis forensik.

Biasanya mutilasi digunakan untuk menyembunyikan identitas korban. Tapi dalam kasus ini, sepertinya bukan itu tujuan si pelaku karena t**uh korban malah ditemukan di tempat ramai seperti di halte dan dekat taman alih-alih dikubur di tempat sepi.


Nan Bo berpendapat kalau si pelaku punya kepribadian ganda. Jika dia seorang dokter, tugasnya adalah menyembuhkan orang. Tapi dalam hatinya, tersimpan hasrat kuat untuk membunuh.

"Pesona yang ingin menghancurkan segalanya. Dr Xu, orang ini mirip sepertimu." Ujar Nan Bo (Apa dia lagi nuduh Si Bai?)

"Kurasa... aku belum begitu ahli pembedahan 5 tahun yang lalu."

"Seniorku ini suka bercanda, jangan dengarkan omong kosongnya."

Nan Bo menjelaskan kalau profiling psikologi kriminal itu cuma mengira-ngira. Tidak semua orang yang sesuai kriteria itu pembunuh. "Dr Xu, kau tidak keberatan aku menjadikanmu contoh, kan?"

"Tidak masalah."

Jin Xi lalu ditelepon seseorang yang menyuruhnya datang. Jin Xi pun pamit pergi dan memberitahu mereka kalau informasi kasus ini ada di komputer, mereka berdua boleh melihatnya.

Saat dia beranjak bangkit, Si Bai tiba-tiba memanggilnya hanya untuk memberitahu kalau dia akan membuatkan sesuatu yang enak setelah kasus ini selesai dan dia ingin mengundang semua orang makan di rumahnya. Jin Xi setuju lalu keluar dan meninggalkan kedua pria itu berduaan.


Jin Xi bertemu Han Chen di luar. Ternyata laporan yang Jin Xi berikan pada Si Bai tadi adalah laporan palsu yang sengaja dia buat sesuai persis dengan profilnya Si Bai untuk mengetes Si Bai.

Tapi menurutnya Si Bai tidak mencurigakan, soalnya dia terang-terangan menunjukkan semua poin utamanya. Kalau dia pembunuhnya, mana mungkin dia melakukan itu dan membuat dirinya sendiri dicurigai?

"Aku kan sudah bilang, tidak mungkin dia."

"Baiklah. Kita kesampingkan dia untuk sekarang ini."

"Dia juga bilang kalau setelah kasus ini selesai, dia mau membuatkan sesuatu yang enak dan mengundang semua orang. Itu artinya, dia menganggapmu dan aku sebagai teman baiknya. Jadi jangan mencurigainya lagi."

"Siapapun yang berada di sekitarmu, aku harus yakin apakah dia kawan atau lawan."


Tepat saat itu juga, Han Chen melihat Si Bai keluar. Maka dengan sengaja dia menc**m mesra bibir Jin Xi biar dilihat Si Bai. Kaget, Jin Xi cepat-cepat mendorongnya, takut dilihat orang.

"Memangnya kenapa? Biar semua orang tahu kalau kau adalah wanitaku."

Malu, Jin Xi langsung menghindarinya tanpa sedikitpun menyadari kehadiran Si Bai yang hanya bisa terdiam sedih menyaksikan kemesraan mereka.


Lao Dao dan Xiao Zhuan kembali tak lama kemudian dan mengabarkan kalau tim teknologi sudah berhasil me-recovery sebagian besar data yang rusak gara-gara aksi peretasan itu, termasuk informasi sidik jari pelaku.

Data sidik jari itu akan dikirim pada mereka begitu selesai di-recovery dan nantinya akan bisa mereka bandingkan dengan data sidik jari di database mereka. Dengan begitu, mereka akan bisa segera menangkap pembunuhnya.

Xiao Zhuan juga sudah menyimpan beberapa informasi ke database mereka dan mereka bisa melihatnya sekarang. Kalau begitu, Cold Face akan menyiapkan daftar para tersangka agar mereka bisa segera membandingkannya begitu informasi sidik jari itu terkirim. Nan Bo diam saja, tapi dia tampak cemas.


Han Chen lalu keluar, sementara Jin Xi berdiam diri di belakang, memperhatikan para pria itu. Xiao Zhuan dan Lao Dao mau mengajak Cold Face pergi makan, tapi Cold Face menolak dan bersikeras mau menyelesaikan pekerjaannya dulu.

Lao Dao dan Xiao Zhuan pun pergi duluan. Jin Xi dengan sengaja menepuk dan meremas lengan Nan Bo dengan alasan memuji kerja kerasnya lalu ikut keluar juga.


Tentu saja informasi yang mereka umumkan tadi sebenarnya juga palsu. Saat mereka keluar, Xiao Zhuan melapor ke Han Chen dan Jin Xi kalau informasi sidik jari palsu itu sudah dia upload ke database.

"Jika perkiraanku benar, si baj*ngan ini sengaja menunggu untuk membuat pergerakan pada saat yang tepat."


Jin Xi ditelepon Si Bai saat itu. Han Chen menyuruhnya untuk mengangkatnya saja dan lihat apa yang dia katakan. Si Bai terdengar agak panik saat dia mengaku sudah melihat informasi sidik jari itu dan dia langsung tahu kalau itu adalah sidik jarinya. Apa yang sebenarnya yang Jin Xi rencanakan? Apa dia perlu bekerja sama?

"Tidak. Aku tidak akan menjelaskannya padamu sekarang. Kau akan mengetahuinya besok pagi."

 

Tak lama setelah Jin Xi menutup teleponnya, tiba-tiba terdengar suara bunyi tembakan yang bergema di seluruh gedung. Han Chen langsung memerintahkan Xiao Zhuan untuk tetap berjaga di sana, sementara dia dan Jin Xi bergerak ke dua arah yang berbeda.


Setibanya kembali di kantor, mereka cuma mendapati Cold Face duduk linglung di kursinya. Tapi dari pe*utnya mengucur darah. Dia jelas terhipnotis setelah tertembak.

Si Bai baru kembali saat itu dan langsung menekan pendarahannya Cold Face dan Jin Xi buru-buru menyadarkan Cold Face dengan menjentikkan jari di depan mukanya. Baru saat itulah Cold Face merasakan sakitnya.

"Xu Nan Bo pelakunya!"

Flashback.

 

Setelah semua orang keluar dan hanya tinggal mereka berduaan, Nan Bo langsung memanggil Cold Face. Begitu mereka kontak mata, Nan Bo langsung menatap Cold Face lekat-lekat, menghipnotisnya saat itu juga.

Cold Face berusaha melawan, tapi tangannya tiba-tiba bergerak dengan sendirinya ke senjata yang dibawanya di pinggang. Cold Face langsung menjentikkan jarinya dan seketika itu pula Cold Face jadi linglung.

"Kau sangat menyukai senjata? Kalau begitu, tembaklah." Perintah Nan Bo dan Cold Face pun langsung menembak dirinya sendiri.

Flashback end.


Jin Xi langsung menghubungi Xiao Zhuan dan menyuruhnya untuk menjaga pintu masuk, jangan biarkan Nan Bo melarikan diri.

Tapi Xiao Zhuan melihat Nan Bo sudah sampai ke parkiran. Dia pun langsung memanggil bala bantuan untuk mengejar Nan Bo sambil menghubungi Jin Xi. Han Chen dan Jin Xi pun langsung bergegas pergi.


Mereka kejar-kejaran di jalan raya yang ramai, berkelok-kelok melewati berbagai mobil-mobil yang melintas. Nan Bo berhasil mengecoh mereka dengan putar arah mendadak. Tapi Han Chen dan Jin Xi muncul di belakangnya dan mengejarnya dengan ketat.

Jin Xi langsung mengabarkan pada yang lain tentang arah larinya Nan Bo. Lao Dao bingung apa sebenarnya yang terjadi. (eh, kukira dia tahu rencana mereka)

Jin Xi mengaku kalau dia mengirimi Nan Bo dan Si Bai informasi sidik jarinya masing-masing untuk melihat reaksi mereka. Jadi siapapun pelaku 5 tahun yang lalu, dia pasti akan merasa bersalah dan mencoba mencuri sidik jari itu.

Dia sengaja menyuruh Cold Face menunggu di sana dan melihat siapa pelakunya dan ternyata Nan Bo benar-benar jatuh dalam perangkap mereka. Sayangnya mereka tak menyangka kalau dia akan menghipnotis Cold Face dan menembaknya.


Han Chen mensejajari mobilnya Nan Bo. Awalnya, Nan Bo ngebut tapi kemudian Jin Xi menyadari Nan Bo entah mengapa tiba-tiba memperlambat laju mobilnya.


Yang tak mereka ketahui, Nan Bo memegang sebuah remote control. Begitu dia memencet tombolnya, mobil yang terparkir di depan mereka tiba-tiba meledak.

Han Chen sontak banting setir dan menggunakan t**uhnya untuk melindungi Jin Xi dari pecahan kaca akibat efek ledakan.

Syukurlah mereka tidak kenapa-kenapa dan Han Chen kembali melanjutkan pengejaran. Yang lain pun terus berusaha mengejar dari arah yang berbeda.


Xiao Zhuan cs menghadangnya dari arah berlainan, tepat di tengah jembatan, sambil menodongkan pistol padanya.

Nan Bo keluar, tapi tiba-tiba saja dia melompati pembatas jalan dan langkahnya terhenti di tepi sungai.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments