Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 5 - 2

Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 5 - 2



Kedua pria itu berkelahi dengan sengitnya, sementara Lao Dao dan Cold Face keasyikan nonton dari jendela bak lagi nonton pertandingan tinju.

Tepat saat itu juga, Wen Long datang untuk menjenguk tapi malah mendapati kedua pria itu sedang adu jotos. Dengan tenang dia menyela aksi pelotot-pelototan mereka, bisa tolong dijelaskan apa yang sedang mereka lakukan?

Kedua pria itu akhirnya saling melepaskan diri, tapi keduanya sama-sama tutup mulut tak ada yang mau menjelaskan.


Si Bai cepat-cepat pamit pergi, tapi Wen Long mencegahnya untuk memberitahu bahwa kantor mereka sedang memproses kepindahan Si Bai kemari. Tak lama lagi, Si Bai akan bisa bergabung ke dalam Tim Black Shield sebagai penasihat forensik dan dia akan menangani proses forensiknya T. Bagaimana kalau Si Bai ikut rapat bersama mereka?

Han Chen tentu saja kesal mendengar Si Bai mau masuk timnya. Dengan sinisnya dia mengingatkan Wen Long bahwa satuan mereka memiliki aturan yang ketat. Jika kepindahannya belum komplit, maka dia belum bisa jadi penasihat mereka. Membiarkannya ikut rapat itu melanggar aturan namanya..

"Han Chen, kau sendiri sering cuti tanpa alasan yang jelas dan melanggar aturan. Kau tidak mau cuti lagi di masa depan, yah?"


Pfft! Han Chen speechless. Wen Long terus nyerocos mengkritiki Han Chen dan menyindir Si Bai secara halus walaupun dia mengklaim kalau dia tidak marah pada mereka berdua. Dia cuma mengomentari mereka berdua yang sama-sama punya energi besar dan pasti akan sangat berguna di kemudian hari.

Si Bai berkata kalau dia ikut rapat setelah dia resmi bergabung saja nanti. Sekarang dia pamit dulu. Begitu Si Bai pergi, Wen Long mau mengomeli Han Chen lagi, tapi Han Chen langsung pergi mengabaikannya.


Xin Jia hendak pergi, tapi kemudian dia melihat Si Bai yang baru keluar. Xin Jia langsung mendekatinya, pura-pura menanyakan keberadaan Han Chen. Dia bahkan berbohong kalau dia tidak bawa mobil dan meminta Si Bai untuk memberinya tumpangan pulang.


Si Bai menyetujuinya tanpa banyak pikir. Selama dalam perjalanan, Xin Jia mengomentari Si Bai yang pastinya sangat sibuk sehari-harinya, musti bolak-balik ke RS dan kantor polisi.

Si Bai cuma menjawabnya singkat, tapi Xin Jia terus nyerocos tanya ini-itu padanya. Apa Si Bai punya hobi lain selain bekerja? Nongkrong sama teman-temannya mungkin? Atau main game?

"Aku tak punya banyak teman, aku biasanya suka memasak."

"Aku sudah lama dengar kalau Dr Xu memang ahli memasak dan sering memasak untuk Petugas Bai." (hah? Dia dengar dari mana?)

"Dia memang suka masakanku."

"Dr Xu, kau pasti sangat menyukai Petugas Bai, iya kan?"


Si Bai langsung bergerak tak nyaman tanpa menjawabnya. Tapi itu sudah cukup jadi jawaban untuk Xin Jia. Karena itulah, Xin Jia menasehati Si Bai bahwa jika dia mencintai seseorang maka sebaiknya dia mengatakannya secara teraag-terangan dan mengejarnya agar mereka bisa bersama.

"Begitu kau tahu, kau harus memilikinya. Jangan biarkan orang lain mengambilnya darimu, iya kan?"

Tapi Si Bai berpendapat lain. Menurutnya, jika kita menyukai seseorang maka seharusnya kita hanya menginginkan kebahagiaan orang yang kita cintai. 

"Karena memaksa seseorang hanya karena kau menyukainya itu artinya kau lebih mencintai dirimu sendiri dan itu hanya akan membuatmu menunjukkan kekuranganmu pada orang tersebut dan dia akan semakin tidak menyukaimu."

"Tapi aku melakukan semua ini karena aku mencintainya. Kenapa dia harus membenciku?"


"Kendalikan emosimu. Apa yang kau katakan memang benar. Hidup itu singkat. Mencintai seseorang, baik 1-2-3 tahun atau seumur hidupmu, kau mungkin akan mendapatkan hasil dari apa yang kau inginkan. Jika hasil itu tidak bisa berubah, maka biarkan proses itu yang menjadi hasil. Berada di sisinya itu sudah cukup."

Tapi Xin Jia tidak bisa melakukan itu. Ada teman lamanya yang juga tidak akan bisa melakukannya. Demi mendapatkan apa yang dia inginkan, dia bisa melawan seluruh dunia.

"Lalu apa yang terjadi padanya?" Tanya Si Bai.

 

Tapi Xin Jia tidak menjawabnya dan hanya minta diturunkan di depan. Memikirkan ucapan Han Chen bahwa dia tidak akan pernah bisa menjadi istrinya Han Chen dan ucapan Si Bai tadi, Xin Jia langsung menangis frustasi.


Di rumah sakit, Wen Long mengakui hasil kerja bagus Han Chen dan Jin Xi hingga bisa menyelesaikan kasus ini. Mereka berdua saling melirik, tapi Jin Xi cepat-cepat mengalihkan tatapannya dengan muka manyun.

Dia lalu memerintahkan Lao Dao dan Cold Face untuk menyelidiki E dan kasus ambulance pembawa mayat itu. Setelah itu dia mengakhiri rapat dan menasehati Han Chen dan Jin Xi untuk memberitahu Xiao Zhuan saja jika mereka butuh sesuatu.


Xiao Zhuan membusungkan d**a dengan bangga mendapat tugas itu lalu berniat membantu Han Chen kembali ke kamarnya, tapi Han Chen menolak, dia masih mau bicara dengan Jin Xi dulu.

Xiao Zhuan malah terus ngotot mau mengembalikan Han Chen ke kamar soalnya Wen Long kan tadi menugaskannya menjaga mereka berdua. Lao Dao dan Cold Face sampai harus menyeretnya pergi.


Begitu semua orang sudah pergi, Han Chen mendekat ingin bicara dengan Jin Xi. Tapi Jin Xi menolak mendengarkan apapun dengan alasan lelah. 

Saat Han Chen bersikeras memaksanya, Jin Xi langsung melepaskan peralatan medisnya dan turun dari ranjang.

Han Chen menghadangnya, tapi Jin Xi terus saja berusaha menghindar. Han Chen mendadak berteriak kesakitan yang sontak membuat Jin Xi berbalik dengan cemas, mengira dia barusan menyenggol kakinya Han Chen.

Dia langsung mendudukkan Han Chen di kursi lalu berlutut untuk mengecek kakinya Han Chen. Tapi saat dia menengadah kembali, dia malah mendapati Han Chen sedang mesam-mesem menikmati perhatiannya.


"Brengs*k!" Jin Xi langsung beranjak pergi dengan kesal. Tapi Han Chen berhasil menariknya kembali dan menegaskan kalau dia bukan orang brengs*k, dia cuma berstrategi.

"Han Chen, apa kau sudah selesai mengangguku?"

"Belum! Aku sudah bilang kan, ada yang mau kutanyakan."

"Tanya saja."


Sebelum T meninggal, dia berkata kalau mereka berdua pernah berduel dalam sebuah kasus 5 tahun yang lalu. Itu adalah alasan kenapa T memilihnya untuk mengikuti kompetisi itu. Tapi apa alasannya memilih Jin Xi?

"Mana kutahu? 5 tahun yang lalu, aku masih belajar di Akademi Kepolisian Jiang Sha. Tidak mungkin aku terlibat dalam kasus itu. Sudah selesai tanyanya? Kalau kau sudah selesai, aku perlu istirahat."

 

Tapi Han Chen mencegahnya menghindar dengan menyudutkan Jin Xi ke tembok. T merencanakan segalanya dengan teliti. Dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang tidak berguna.

"Jika kau tidak terlibat secara langsung dalam kasus 5 tahun yang lalu itu, maka katakan padaku dimana kau (waktu itu)? Siapa yang kau lihat? Dan kemana kau pergi? Jangan lewatkan satupun."

"Aku ingin memberitahumu. Tapi 5 tahun yang lalu, aku mengalami kecelakaan. Setelah itu, aku tidak bisa mengingat apapun."

Han Chen jelas kaget mendengar Jin Xi kehilangan ingatannya dan itu terjadi 5 tahun yang lalu juga. 

Mungkin Jin Xi akan sulit mempercayainya, tapi Han Chen mengaku kalau dia juga kehilangan ingatannya dan kejadian itu juga terjadi 5 tahun yang lalu.


Jin Xi tercengang sesaat, tapi dia menolak mempercayainya, Han Chen kan pembohong. Han Chen meyakinkan kalau dia jujur. Ada ledakan 5 tahun yang lalu yang menyebabkannya terluka dan hilang ingatan.

Dia bahkan koma selama satu tahun. Saat dia bangun, dia sudah lupa apa yang terjadi sebelumnya, "Terutama orang yang paling penting bagiku."

"Sungguh? Maksudmu, kau mencurigai ada hubungan antara kedua kejadian ini?"

"Entahlah."

"Kau ingat atau tidak, tolong kembalikan kalungku dulu."


Alih-alih mengembalikan kalungnya Jin Xi, Han Chen masih ingin mengkonfirmasi satu hal lagi. Apa? Tanya Jin Xi. Dan Han Chen menjawabnya dengan menc**m mesra Jin Xi.

Mereka berc**man beberapa saat lamanya. Tapi sesaat kemudian, Jin Xi sadar dan langsung mendorong Han Chen dan menamparnya. "Kepar*t!"

"Bagaimana? Apa kau merasakan sesuatu?"

"Tidak! Apa otakmu korslet?!"

Han Chen terus ngotot tanya apakah Jin Xi merasakan sesuatu. Tapi Jin Xi terus ngotot tidak merasakan apapun lalu mendorong Han Chen keluar dari kamarnya.


"Jin Xi, c**man tadi terasa sangat familier bagiku. Rasanya seolah aku pernah melakukan yang sama padamu sebelumnya."

Walaupun ngotot tidak merasakan apapun, nyatanya Jin Xi tampak sedih saat dia membelakangi Han Chen. Dia terus ngotot menolak mempercayainya. Walaupun mereka sama-sama kehilangan ingatan 5 tahun yang lalu, tapi mungkin saja itu cuma kebetulan.

"Kalau kau benar-benar peduli pada tunanganmu, seharusnya kau segera menemukannya dan bukannya mengangguku." Isak Jin Xi.


Han Chen tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Tapi dia perlu waktu untuk membuktikan beberapa hal. 

"Beri aku waktu, aku pasti akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi 5 tahun yang lalu. Aku janji, aku pasti akan memberimu jawaban."

Han Chen pun pergi meninggalkan Jin Xi yang menangis seorang diri.


Err... Jin Xi lalu berendam di jacuzzi (Hah? dia udah keluar dari RS?) sambil memikirkan ciumannya dengan Han Chen. Baru kali ini dia mengakui kalau dia sebenarnya juga merasa familier dengan ciuman mereka itu. Berusaha melupakan hal itu, dia langsung menyiram air ke mukanya.

Tapi tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggilnya, "Kak... apa aku mirip denganmu saat aku berpakaian seperti ini?"


Orang itu melayang mendekat bak hantu dan dia... Jin Xi? (Wuih... Horor!)

Jin Xi sontak ketakutan, "Siapa kau?"

"Aku siapa? Apa kau tidak ingat aku siapa? Aku kesakitan. Kak?" Jin Xi satunya mengulurkan tangan mengusap wajah Jin Xi yang kontan membuat Jin Xi menjerit ketakutan...


Dan Jin Xi pun terbangun dari tidurnya. Fiuh! Cuma mimpi. "Sudah cukup lama sejak terakhir kali aku bermimpi seperti itu. Rasanya begitu nyata, seolah benar-benar terjadi."


Sekarang dia mulai memikirkan ulang pengakuan Han Chen tentang hilang ingatannya yang terjadi lima tahun yang lalu. 

Dia langsung pergi ke kamarnya Han Chen, tapi malah mendapati seorang suster sudah merapikan ranjangnya. Ke mana Han Chen?

"Dia sudah meninggalkan RS," jawab Suster.

"Dia kan belum sembuh. Bagaimana bisa kalian membiarkannya pergi?"

"Kami sudah mencoba menbujuknya. Tapi dia bilang kalau dia punya hal penting untuk dilakukan, tak ada yang bisa kami lakukan."


Han Chen mengiriminya sms tak lama kemudian, memberitahu kalau dia akan pergi selama beberapa hari untuk mencari tahu sesuatu. "Jaga dirimu baik-baik. Beri aku waktu. Aku pasti akan memberimu jawaban. Tunggu aku."

"Aku bisa membantumu. Tapi tolong jangan biarkan aku menunggu terlalu lama," gumam Jin Xi.


Di tempat lain, Xin Jia sedang menggila dengan menusuk-nusuk sebuah boneka sambil merapal. "Kenapa kau selalu muncul? Kenapa kau selalu menganggu Han Chen? Kenapa? Kenapa? Kenapa?"

Dia lalu mengambil fotonya Jin Xi dan memberitahu foto itu bahkan dialah yang tumbuh bersama Han Chen dan karena itulah mereka sempurna untuk satu sama lain. "Tak ada seorangpun yang bisa menghancurkan hubungan kami. Tidak seorang pun! Tidak seorang pun!"

Dia menusuk foto itu hingga tak sengaja melukai jarinya sendiri lalu jejeritan gaje. Dia benar-benar histeris sampai dia harus minum obat untuk menenangkan dirinya. Tapi tetap saja dia terus menggila dan berkata pada dirinya sendiri kalau dia bahagia.


"Tak ada seorang pun yang bisa memisahkan kita berdua. Tidak seorang pun! Tidak seorang pun!" Jeritnya sambil memeuk foto pernikahan editan dia dan Han Chen.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments