Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 12 - 2

Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 12 - 2

Malam itu, Lian Cheng dan Xiao Tan minum-minum. Tapi Xiao Tan tampak begitu bersemangat mengisi gelasnya Lian Cheng sampai membuat Lian Cheng menduga kalau Xiao Tan pasti sengaja membuatnya mabuk biar dia bisa mendapatkan jawaban, kan?


Biarkan Lian Cheng tanya duluan. Jika menurut Xiao Tan dia bukan Pangeran ke-8, lalu kenapa dia bisa terlihat sama persis seperti Pangeran ke-8? Bahkan nama mereka pun sama-sama Mo Lian Cheng. Kebetulankah mereka bertemu? Lalu kenapa dia harus kembali pada kisahnya bersama Xiao Tan?

"Aku dan Qu Tan Er terlihat sama. Nama kami hanya beda satu karakter. Apa itu artinya aku Qu Tan Er? Bukan! Di mana Qu Tan Er?"

Lian Cheng menduga kalau Tan Er mungkin benar-benar sudah menghilang. Di masa sebelumnya, saat Xiao Tan pertama kalinya datang ke Dong Yue, Tan Er masih ada di sini dan mereka berdua berbagi satu tbuh. Tapi kali ini, sepertinya Xiao Tan benar-benar menghilang karena kekacauan ruang dan waktu.


Sebenarnya, Lian Cheng ingin menghentikan Xiao Tan kembali ke sini agar mereka tidak akan terpisah lagi. Sayangnya, dia gagal dan Xiao Tan akhirnya kembali kemari. Mungkin Xiao Tan memang ditakdirkan datang kemari.

"Tapi aku menyadari bahwa apapun yang terjadi, baik di masa lalu maupun di masa depan, kau dan aku, kita ditakdirkan untuk saling jatuh cinta."

Xiao Tan sinis mendengarnya. Semua itu memang kata-kata yang manis. Tapi pernahkah Lian Cheng tanya apa yang dia inginkan? Pernah Lian Cheng tanya bagaimana perasaannya?


"Aku tidak ingin memiliki hubungan apapun denganmu dan Dong Yue. Aku hanya ingin menjual rumah untuk mencari nafkah, untuk menjalani kehidupan yang normal dan damai."

Lian Cheng sedih mendengarnya. Dia menyadari bahwa biarpun belakangan ini dia berusaha memahami Xiao Tan, tapi dia masih belum bisa memahami Xiao Tan sepenuhnya. Tapi...

"Pernahkah kau memikirkan, perasaan apa yang aku miliki saat aku menghadapimu? Menghadapi seseorang yang mencintaiku tapi tidak mempercayaiku sama sekali? Apa kau tahu betapa sulitnya itu bagiku? Seberapa tidak berdayanya aku?"

Xiao Tan tetap tak percaya. Waktu Lian Cheng menyelamatkannya, Lian Cheng memanggilnya Tan Er. Dia Qu Xiao Tan, bukan Qu Tan Er. Bahkan sekalipun apa yang Lian Cheng katakan tadi benar, dia sama saja seperti Yi Huai yang menganggapnya Tan Er.

"Seindah apapun kisah itu, tapi kau tidak mengalami cerita itu denganku. Satu-satunya yang ada dalam hatimu selalu Qu Tan Er, kan?"

"Kalau kau benar-benar berpikir begitu, berarti kau meremehkan cintaku padamu, dan juga cinta kakakku pada Nona Qu."

"Bahkan dulu saat kalian berdua berbagi satu tbuh, aku bisa mengenalimu, apalagi sekarang."


Xiao Tan mulai pusing karena mabuk dan terus menggumam kalau kisah cinta Lian Cheng itu bukan dengannya, tapi dengan Tan Er.

"Dasar bodoh. Jadi kau cemburu dengan dirimu sendiri. Tapi bagaimanapun juga, aku sendiri juga bodoh. Baiklah, malam ini aku akan mabuk bersamamu."


Keesokan paginya, Xiao Tan masih setengah mengantuk meraba-raba tempatnya meletakkan tangan... dan langsung terbelalak kaget melihat Lian Cheng tertidur di sampingnya. Pfft!

Dia sontak menjerit sampai membuat Lian Cheng terbangun. Heran dia, kenapa Xiao Tan suka sekali berteriak saat bangun tidur?

"Ada baj*ngan tidur di sampingku, jelas saja aku akan berteriak!"

"Pelankan suaramu!" Desis Lian Cheng sambil membungkam mulut Xiao Tan. "Apa kau khawatir kalau mereka tidak akan tahu kau tidur di sini?"


Lalu... apa mereka kemarin melakukan 'itu'? Panik Xiao Tan. Lian Cheng pura-pura bodoh, dia mabuk semalam. Lupakan sajalah.

"Kau!"

"Kenapa? Kau marah?"

"Ya, iyalah!"

"Kau marah karena sesuatu terjadi atau karena tidak terjadi?"

"Baj*ngan! Aku pergi!" Kesal Xiao Tan lalu pergi. Tapi Lian Cheng tiba-tiba menyadari sesuatu lalu cepat-cepat mengambil topeng Liu Shang-nya.


Baru saja Xiao Tan melangkah keluar dari kamar itu, dia malah berpapasan dengan Pangeran ke-8 yang baru datang. Wah, gawat!

Lian Cheng awalnya mengira kalau Xiao Tan terlalu rajin dengan datang kemari sepagi ini. Tapi kemudian Liu Shang keluar dari dalam kamar sambil merapikan bajunya yang jelas saja langsung membuat Lian Cheng jadi curiga.

Apalagi kemudian dia memperhatikan Xiao Tan meremas tangannya sendiri dengan gugup. Dia juga memperhatikan baju yang Xiao Tan pakai masih sama dengan yang dia pakai kemarin.

"Semua baju saya sedang dicuci, tidak ada baju ganti." Alasan Xiao Tan.

Lian Cheng cuma menatapnya dalam diam, jelas tidak mempercayai alasan itu. Gugup, Xiao Tan buru-buru pamit dengan alasan mau mengambil sesuatu.


Liu Shang lalu mengundang Lian Cheng ke ruang belajarnya untuk berbincang. Lian Cheng menolak, mereka bicara di sini saja.

Lian Cheng berkata kalau kemarin dia mendapat kabar dari istana, Kaisar memang akan mengunjungi Ibu Suri di istana kediaman Ibu Suri. Lian Cheng langsung pergi ke sana begitu mendapat kabar itu. Tapi...

"Apa di sana ada mata-mata Selir Dugu?" Duga Liu Shang.

Benar sekali. Saat Lian Cheng baru tiba di sana, Kaisar sudah pergi. Ibu Suri bilang, saat Lian Cheng hendak tiba di sana, ada seorang pelayan yang melapor kalau Selir Dugu tidak enak badan. Makanya Kaisar langsung pergi dengan terburu-buru.


"Kalau seperti ini, aku bahkan tidak bisa bertemu ayahanda. Bagaimana aku bisa mengetahui apa yang beliau pikirkan?"

Liu Shang meyakinkannya untuk tidak cemas, selama Selir Dugu tidak melahirkan putra, Kaisar pasti akan menemui putra-putranya. Pangeran yang belum lahir, tidak akan menjadi musuh Lian Cheng.

"Lalu, bagaimana caranya agar aku bisa menemui ayahanda?"

"Karena Selir menjauhkan Pangeran dari Kaisar, maka kita harus mencari cara agar Kaisar memanggil Pangeran."

"Apa kau punya ide bagus?"


Belum sempat bicara, Xiao Tan kembali saat itu dengan membawa sebaskom air. Dia menawari Lian Cheng untuk cuci muka, tapi Lian Cheng menolak soalnya dia sudah cuci muka tadi.

Maka Xiao Tan beralih ke Liu Shang dan menyuruhnya untuk cuci muka. Liu Shang menolak dengan sopan. Tapi Xiao Tan malah ngotot, dia bahkan langsung membasahi lap lalu menyodorkannya ke muka Liu Shang.

"Sini kubantu basuh mukamu."

Jelas saja Liu Shang jadi panik berusaha melindungi mukanya dari Xiao Tan. Jadilah mereka kejar-kejaran sampai Lian Cheng jadi cemburu berat.

"Hentikan, Tan Er!" Bentak Lian Cheng. "Beraninya kau bersikap tidak sopan! Minta maaf sekarang juga!"


"Saya kan sedang melayani Tuan Liu Shang. Kenapa harus minta maaf?"

Lian Cheng jadi makin kesal mendengarnya. Sepertinya dia memperlakukan Xiao Tan dengan terlalu baik sampai Xiao Tan jadi ngelunjak sekarang. Berani sekali Xiao Tan membangkang! Kembali ke kamar dan renungkan sikap buruknya hari ini! Xiao Tan dilarang kembali kemari hari ini.

Xiao Tan kaget, kalau begitu dia akan kembali besok. Tidak boleh! Besok Xiao Tan harus ikut dengannya ke istana. Xiao Tan tidak mau, tidak bisakah dia tinggal di rumah saja? Tidak boleh!

Liu Shang dengan cepat menyela mereka dan menyuruh Xiao Tan untuk pergi saja dengan Lian Cheng. Pangeran pasti akan khawatir kalau meninggalkan mereka berduaan di rumah.

Mendengar itu, Lian Cheng cepat-cepat mengusir Xiao Tan dengan menyuruhnya bersiap-siap untuk berangkat ke istana besok. Dia penasaran kenapa Liu Shang berkata seperti itu barusan? Dia tidak khwatir kok.


"Maksud saya. Jika Pangeran tidak pulang, takutnya Tan Er akan bertindak semakin ceroboh. Pangeran kan khawatir kalau Nona Tan Er tidak akan berperilaku baik. Apakah Pangeran salah paham?" Tanya Liu Shang dengan muka polos.

Liu Shang benar. Kalau begitu, bagaimana kalau dia mengirim pelayan lain untuk melayani Liu Shang? Liu Shang menolak dengan sopan, mereka yang bersikap sopan, mungkin saja malah memiliki pemikiran yang berbeda di belakangnya. Tan Er lebih cocok dengannya.

Mengalihkan kembali ke topik tentang pertemuannya dengan Kaisar, Liu Shang merasa kalau Lian Cheng tidak akan bisa bertemu Kaisar secara langsung jika dia ke sana. Lebih baik dia membuat Kaisar memanggilnya. Begini rencana Liu Shang...


Setelah keluar dari penjara, Pan Er langsung menghadap Selir Dugu lalu bersujud mengungkapkan rasa terima kasihnya karena Selir Dugu telah menyelamatkannya.

Selir Dugu menanyakan kesehatan Pan Er walaupun jelas dia tidak peduli lalu to the point menanyakan keberadaan Mutiara Penekan Jiwa.

Tapi Pan Er berkata kalau Mutiara Penekan Jiwa itu sekarang ada di kediaman Kaisar. Dia meyakinkan kalau mutiara itu lebih berguna berada di tangan Kaisar daripada di tangan orang lain.

"Kenapa bisa begitu?"

"Karena di seluruh negeri Dong Yue, Kaisar-lah yang paling patuh terhadap anda."

"Kalau memang begitu, kenapa juga aku membutuhkanmu?"

"Yang Mulia tidak tahu bahwa walaupun mutiara itu memiliki sihir, tapi hanya darah keluarga Qu yang bisa membangunkannya." Ujar Pan Er.


Keesokan harinya, Kasim datang membawakan lukisan untuk Kaisar. Kasim berkata kalau Lian Cheng tidak masuk dengan alasan kalau dia tidak ingin mengganggu pekerjaan Kaisar.

Lukisan itu menggambarkan hubungan seorang ayah dan anak yang tampak jauh. Lukisan itu membuat Kaisar jadi teringat akan hubungannya dengan mendiang kaisar terdahulu yang renggang dan selalu membuatnya mendambakan cinta seorang ayah.

Kaisar jadi merasa bersalah, Lian Cheng juga pasti merasa seperti ini. Kaisar mulai sadar kalau belakangan ini, dia sudah mengabaikan putra-putranya. Maka ia pun langsung memerintahkan kasimnya untuk memanggil Lian Cheng.


Tapi mata-mata Selir Dugu bertindak cepat melaporkan masalah ini pada bosnya. Selir Dugu kontan murka dan menghajar si mata-mata sampai si mata-mata memohon ampunan dan menjelaskan kalau awalnya Lian Cheng tidak minta bertemu Kaisar dan hanya mengirim sesuatu pada Kaisar, makanya dia tidak melapor.

Tapi kemudian Kaisar sendiri yang malah memanggil Lian Cheng, makanya dia langsung datang dan melapor kemari. Selir Dugu makin benci pada Lian Cheng, dia langsung menyuruh pelayannya untuk pergi menemui Kaisar dan bilang kalau dia sedang sakit dan bayinya mungkin dalam bahaya. Suruh Kaisar datang menemuinya segera! Usai memberi perintah itu, dia langsung membunuh si mata-mata.


Lian Cheng datang bersama Xiao Tan. Kaisar langsung memuji-muji lukisan dan segala kebaikan Lian Cheng. Lian Cheng pun senang dan menanggapi pujian itu dengan bijak.

Lian Cheng baru saja menanyakan umur kehamilan Selir Dugu, tapi tiba-tiba pelayannya Selir Dugu datang dengan tergopoh-gopoh dan melapor kalau Selir Dugu sedang tidak enak badan dan Kaisar diminta pergi menemuinya.

"Bukankah dia baik-baik saja saat kami sarapan? Apa yang terjadi?" Heran Kaisar.

"Yang Mulia Selir mungkin masuk angin. Kepalanya sakit. Beliau tidak ingin mengganggu Paduka Kaisar, jadi beliau tidak membiarkan saya melapor. Tapi barusan sepertinya makin serius, beliau hampir pingsan. Jadi saya segera berlari menemui Paduka." Ujar si pelayan dengan akting yang cukup bagus dan sukses membuat Kaisar mempercayainya dengan mudah.


Ia bahkan langsung pergi saat itu juga tanpa mempedulikan Lian Cheng yang benar-benar kecewa dan sedih dengan sikap ayahanda-nya.

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

0 Comments