Tapia kemudian Chom menegaskan ke mantan suaminya itu, bahwa cinta di antara mereka tidak akan pernah kembali, cinta mereka sudah berakhir lama.
"Aku mengerti. Dengarkan aku, Chom. Aku tidak cinta, tidak cinta, tidak cinta. Aku tidak cinta, kau dengar itu? Kenapa kau terus merecokiku. Aku kan sudah bilang berulang kali... bahwa aku tidak mencintai siapapun selain kau." Kata Mor Chuy dengan lebay-nya
Uhui! Rayuannya gombal beud. Yo jadi ragu, apa dia dukun sungguhan? Muridnya Mor Chuy tidak terima gurunya dihina. Mereka belum tahu siapa gurunya ini dulu.
"Siapa dia dulu?" Tanya Appa.
"Hahaha... teknisi AC." (LOL!) "Masih ada lagi. Langit menakdirkannya untuk menjadi dukun. Dari seorang teknisi AC menjadi..."
"Hentikan omong kosong ini. Kalau kau beneran punya kekuatan, maka buatlah para hantu itu muncul. Aku ingin melihatnya dengan mataku sendiri." Tantang Mas Ojek.
Mor Chuy dan muridnya sontak ngakak. Dengan bangga Mor Chuy menunjukkan sebuah botol dan berkata kalau di dalam botol itu berisi abu dari tulang-belulang mayat di kuburan.
Dia langsung merapal mantra lalu menyemburkan abu itu ke udara.. dan seketika itu pula, berbagai macam jenis hantu bermunculan di sekitar apartemen itu yang jelas saja membuat semua orang ketakutan.
Appa mendadak mencium bau busuk. Awalnya dia kira itu bau badan Kitty. Tapi saat dia menoleh, dia malah melihat ada hantu anak kecil bergelandot di punggungnya. Iiih! Apa langsung menjerit ketakutan. Kitty juga mendadak diganggu oleh hantu satpam yang mencengkeram erat kakinya. Poh dan Ton juga sama-sama ditakuti dua hantu wanita yang bergelandot di punggung mereka.
Sontak saja kempat orang itu langsung jejeritan heboh dan berusaha melarikan diri dari sana. Tapi para hantu itu terus bergelayut erat pada mereka. Mor Chuy cuek saja lalu mengajak yang lain masuk ke kamarnya Ton untuk melihat di sana ada hantu beneran atau tidak.
Ton sendiri baru pulang saat itu dan jelas bingung melihat keempat orang itu ditempeli oleh para hantu. Apa yang terjadi pada mereka?
"Dukun melakukan sesuatu, lalu kami semua jadi bisa melihat sekumpulan hantu." Isak Kitty
"Lalu di mana dukunnya sekarang?"
"Entahlah." Tangis Poh
Sambil ketawa ngakak penuh keangkuhan Mor Chuy menantang hantu penunggu kamar itu untuk keluar sekarang juga... tanpa menyadari kalau Vana sebenarnya sudah ada tepat di hadapannya.
"Jika aku tidak mengizinkan siapapun untuk melihatku, maka takkan ada seorangpun yang bisa melihatku."
Karena masih belum melihat si hantu muncul juga, Mor langsung menyuruh anak buahnya - Oat, untuk turun tangan. Oat pun langsung melempar dedaunan ke sekitar kamar itu yang tujuannya untuk membuat si hantu merasa kepanasan dan akhirnya keluar. Tapi tentu saja tidak mempan pada Vana. Yang ada malah membuat Vana makin emosi.
Ton hendak naik, tapi dia malah mendapati ada dua hantu di hadapannya. Ton langsung merapal doa untuk kedua hantu itu dan sukses membuat mereka menghilang dengan cepat.
Dedaunan tidak berhasil, Mor Chuy jadi tambah getol melempari kamar itu dengan berbagai macam benda ilmu perdukunan seperti tanah kuburan dan abu mayat yang ujung-ujungnya malah membuat kamar itu jadi kotor.
"Kalian bukan cuma menggangguku, tapi juga mengotori rumahku!"
"Vana murka, mati kau dukun!"
Vana langsung menggunakan sihirnya pada Mor Chuy dan sontak membuat Mor Chuy tersentak menabrak lemari. Vana hampir saja menggunakan sihirnya lagi, tapi Ton datang saat itu juga dan berteriak. "Jangan!"
Yo bingung, siapa yang Ton hentikan? Kenapa dia menghentikannya? Dukun ini sedang berusaha memanggil-manggil si hantu biar dia menampakkan diri karena Yo ingin membuktikan pada Ton kalau di kamar ini beneran ada hantunya.
"Diam, Yoghurt!" Bentak Ton pusing.
Tak ingin semua orang ini mengetahuinya, Ton memutuskan untuk berkomunikasi dengan Vana via telepati dan memohon pada Vana untuk tidak menyakiti orang-orang ini.
"Tapi orang-orang ini punya niat jahat. Mereka menggangguku."
"Semua ini karena aku. Kalau kau mau marah, marah saja padaku. Kalau kau menyakiti mereka, maka mereka akan tahu kalau kau ada di sini. Dan mereka pasti akan mengganggumu terus. Aku ingin kau hidup di sini dengan tenang."
Aww, Ton manis deh. Tersentuh mendengar ketulusan Ton, Vana akhirnya membatalkan niatannya untuk menyerang mereka. Dia akan memaafkan mereka kali ini. Tapi jika mereka terus menerus mengganggunya, maka Vana tidak akan tinggal diam.
Yo terus heboh menuntut siapa yang Ton hentikan tadi. Kesal mendengar gerutuannya, Ton langsung mengusir semua orang sekarang juga. Tapi di luar, Yo terus menuntut siapa yang Ton hentikan tadi.
"Aku menghentikan semua orang yang mengacaukan kamarku."
"Aku melakukannya karena aku punya niat baik. Aku tidak mau kau tinggal di kamar berhantu itu."
Chom mengaku kalau dia mengizinkan Yo karena dia ingin membuktikan kalau dia sana beneran ada hantunya.
"Membuktikan? Kalian melakukannya dan lihatlah apa yang terjadi. Kalian membawa dukun yang bawa bawang putih seperti ini dan apakah kalian melihat ada hantu? Bahkan sekalipun kau melempar bubuk dan bawang putih, apa hantunya muncul?"
"Tidak ada."
"Aku tidak tahu apakah kamar lain ada hantunya atau tidak. Tapi yang paling penting, kamarku tidak ada hantunya!"
Mor Chuy jadi ragu. Mereka memang sudah melakukan segala hal untuk membuat hantu itu muncul. Jika memang ada hantu, seharusnya hantu itu pasti sudah muncul. Dia jadi bingung.
"Tidak muncul karena memang tidak ada!" Tegas Ton
"Lalu bagaimana dengan saat dia terhantam ke lemari, itu pasti ulah hantu."
Mor Chuy lebih bingung dengan hal itu. Bagaimana dia bisa terhantam lemari itu padahal dia tidak bisa merasakan energi hantu sama sekali. Kalau begitu, Yo menyimpulkan kalau hantunya pasti sangat kuat. Karena itulah Yo menyuruh Mor Chuy datang lain kali karena mereka harus menangkap hantu ini.
Tapi tentu saja Ton menentang keras, dia tidak akan mengizinkannya. Jika Yo sungguh-sungguh punya niat baik terhadapnya, maka seharusnya dia menghentikan semua ini.
Selama dia hidup di sini dengan bahagia, maka itu bukan masalah bagi orang lain. Dan apa yang Yo lakukan ini adalah menginvasi ruang pribadinya. Kalau Yo masih belum mau mengerti juga, maka lebih baik mereka tidak usah bicara lagi.
Yo sontak menangis mendengar bentakan Ton itu. Manow buru-buru membawanya pergi dari sana. Mor Chuy pun pamit... tapi Poh dan yang lain mendadak kembali dengan para hantu yang masih getol menempeli mereka. Mor Chuy pun merapal mantra dan seketika itu pula para hantu itu lenyap.
Ton tak enak pada Vana, si dukun tadi itu tidak menyakiti Vana kan? Grarok santai, ilmu sihir kekanakan semacam itu tidak akan berpengaruh apapun pada Vana.
"Kalau sampai terjadi sesuatu padamu, aku akan sangat merasa bersalah."
"Aku juga harus meminta maaf padamu, karena aku hampir membuatmu dalam masalah."
"Wanita yang mengaku sebagai pacarmu itu, seperti dia tidak ingin kau tinggal di sini." Komentar Grarok.
"Pacar? Maksudnya kekasihmu di duniamu ini, kan?"
"Memang benar kalau pacar artinya kekasih, tapi Yoghurt bukan pacarku atau kekasihku seperti yang kau kira. Yoghurt itu... dia... kami lebih seperti kakak dan adik. Tapi dia suka salah paham dan berpikir kalau aku ini pacarnya."
Vana janji mulai sekarang, dia akan berusaha untuk tidak membuat Ton dalam masalah agar Yo tidak lagi berusaha untuk membuat Ton pindah dari sini. Ton tersenyum mendengarnya.
Bersambung ke part 4
2 Comments
semangat lanjut terus
ReplyDeleteKak lanjut y
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam