Sinopsis Memory Lost Episode 4 - 1

Sinopsis Memory Lost Episode 4 - 1


Jin Xi dan Xiao Zhuan masuk ke gedung pertunjukan sirkus dan bicara pada direktur sirkus dan menanyakan ke-4 orang yang mereka cari.

Tiba-tiba saja Jin Xi merasakan sesuatu yang aneh tak jauh sana dan tirai yang tampak bergoyang seolah baru saja ada orang yang menutupnya.

Tapi dia langsung mengalihkan perhatiannya saat Direktur mengkonfirmasi kalau orang-orang yang mereka cari itu adalah orang-orangnya.


Saat itu, ada dua orang pegawai yang tak sengaja menubruk seorang pesulap. Si pemain sirkus langsung emosi, ngamuk-ngamuk memarahi mereka dan menuntut permintaan maaf mereka.

Untunglah ada si badut yang buru-buru menghentikan kemarahan si pesulap dan mengingatkannya untuk istirahat saja, toh hari ini dia tidak akan tampil.

Direktur memberitahu Jin Xi kalau pesulap yang marah-marah itu adalah Cheng Fang Ping. Dia pimpinan tim pesulap. Dia agak arogan dan emosional. Dan si badut yang menenangkan Fang Ping adalah Chen Li Jiang.

Karena sifatnya yang temperamental, kebanyakan orang sirkus menjauhi Fang Ping. Hanya Chen Li Jiang yang mau bergaul dengannya.


Jin Xi tanya apakah mereka punya mobil khusus? Dia ingin melihatnya. Direktur pun membawa mereka ke parkiran dan memperlihatkan mobil-mobil van mereka.

Ada satu mobil yang khusus digunakan oleh Cheng Fang Ping karena pertunjukkannya Fang Ping membutuhkan banyak peralatan.

"Apa dia menggunakan mobil ini di malam hari?"

"Rumahnya ada di tengah kota. Terkadang setelah tampil, dia langsung pulang."

Yang paling menarik perhatian Jin Xi dari mobil itu adalah bekas lumpur kering di bannya. Tapi dia tidak terlalu memikirkannya lebih jauh dan mengajak Xiao Zhuan pergi.


Xiao Zhuan yakin kalau yang paling mencurigakan adalah Cheng Fang Ping. Dua tahun yang lalu, dia bergabung di tim sirkus ini. Lalu dia merekam sebuah video dan mempostingnya di internet dan mendapatkan banyak 'like'.

Dia pernah terkenal di dunia maya. Tapi belakangan ini, ada rumor yang menuduh pertunjukan sulapnya meng-copy acara sulap di luar negeri. Sejak saat itu, Fang Ping jadi semakin kejam. Dia bahkan sering mengancam orang dengan pisau.

Seorang rekannya berkata bahwa saat ujian masuk universitas, Fang Ping menyerahkan lembar jawaban kosong sehingga dia gagal ujian.

Saat itu, postingan videonya mulai populer di internet yang kemudian membuatnya masuk ke dunia sirkus dan menjadi aktor utama dalam tim sirkusnya.


Segala sesuatu tentang Fang Ping seperti usia, status, akademis buruk, dan emosional, memang sangat sesuai kriteria tersangka. Tapi, entah mengapa Jin Xi merasa ada sesuatu yang salah. Tapi dia juga tidak tahu apa yang salah.

Setelah membaca resume Fang Ping, Jin Xi membaca resume Chen Li Jiang, tapi dia tidak terlalu memikirkannya.

Begini saja. Karena Fang Ping tersangka utama mereka sekarang, Jin Xi memerintahkan Xiao Zhuan untuk mengirim orang untuk memata-matai Fang Ping.


Si Bai mengakhiri kuliahnya tepat waktu padahal para mahasiswa masih ingin bertanya-tanya. Si Bai santai berceramah tentang elemen paling penting dalam uji forensik. Yaitu ketepatan, hormat, ketelitian dan keadilan.

Dia sekarang punya urusan yang lebih penting untuk dilakukan, karena itulah dia ingin mereka menghormatinya.

Walaupun dia pengajar mereka, tapi bukan berarti dia harus menghabiskan seluruh waktunya untuk mereka. Dia harus bekerja secara adil.

Dia lalu berjalan pergi sambil membawa rantang makanan yang pastinya mau dia bawa ke Jin Xi. Profesor tahu apa yang hendak dilakukannya dan dengan santainya memberitahu Si Bai kalau Jin Xi dan timnya tidak ada di kantor, mereka sudah pergi untuk melakukan pekerjaan mereka.

"Jika kau ingin mengejarnya maka kau harus menyelesaikan pekerjaan rumahmu dulu."


Jin Xi dan Xiao Zhuan sekarang berada di ruang kontrol CCTV taman hiburan itu. Jin Xi tiba-tiba berkata kalau dia menemukan sesuatu lalu menanyakan pendapat Xiao Zhuan, "Apa menurutmu Cheng Fang Ping ini tampan?"

"Aku ini pria sejati. Aku tidak peduli dia tampan atau tidak."

Jin Xi ngotot membahas penampilan Fang Ping, menurutnya Fang Ping itu lumayan tampan. Pria seperti dia biasanya idola para gadis di sekolah. Apalagi sekarang dia adalah aktor utama di sirkus.

Xiao Zhuan males banget mendengar segala pujian Jin Xi. Tapi Jin Xi tak peduli dan terus saja nyerocos. Karena pelaku membuat para korbannya bermimpi sangat indah, Jin Xi berpikir kalau dia adalah orang tidak puas terhadap segala sesuatu dalam hidupnya di dunia nyata.


Tanpa Jin Xi sadari, Han Chen datang dari belakangnya saat itu. Xiao Zhuan mau menyapanya, tapi Han Chen mengisyaratkannya untuk diam.

Menurut Jin Xi, Fang Ping terlalu tampan untuk jadi pelakunya. Malah wajah Chen Li Jiang yang tampak rusak.

"Bagaimana kalau Cheng Fang Ping kekurangan kasih sayang? Dengan sifatnya yang seperti itu, siapa juga yang mau mencintainya? Jaman sekarang, wanita menyukai pria tampan dan berkarakter baik."

"Pria tampan? Berkarakter baik? Xiao Zhuan... kalau kau bilang dirimu seperti itu, akan kutendang kau! Dasar cowok narsis!"


"Maksudku bukan aku. Maksudku adalah Han Chen. Idolaku, Dewa Han, adalah tipikal pria seperti itu. Dia tinggi, kaya, tampan. Dia punya penampilan dan karakter yang baik."

Jin Xi langsung mengeplak kepala Xiao Zhuan dengan geram, "Karakter baik apaan?! Aspek apa dari dia yang baik? Aku bekerja dengannya selama beberapa hari dan menurutku dia itu pria arogan. Dia itu tipe pria yang hidungnya tumbuh di kepala. Dia tidak punya rasa tanggung jawab sama sekali."

Kasus ini harus diselesaikan secepatnya dan pimpinan mereka mempercayakan kasus ini pada Han Chen. Tapi apa? Han Chen selalu datang terlambat dan pulang duluan. Kadang pula dia tidak datang sama sekali.


Xiao Zhuan berusaha memperingatkannya untuk berhenti bicara. Tapi Jin Xi tidak mengerti peringatannya dan terus saja mengoceh. Yah, dia mengakui kalau Han Chen itu tampan dan selera fashionnya juga bagus.

Tapi terus kenapa? Mereka kan polisi, pelayan masyarakat. Polisi tidak perlu tampan dan tidak perlu fashionable. Apa untungnya juga berpenampilan rapi, memangnya itu bisa memecahkan kasus?


"Kau merasa sangat cantik, yah?" Sapa Han Chen tiba-tiba.

Jin Xi sontak ketawa garing saking malunya. "Kapan kau datang?"

"Sejak saat kau bilang hidungku tumbuh di kepalaku."

"Sebenarnya aku tidak bermaksud begitu," alasan Jin Xi sambil menabok Xiao Zhuan.


Bagaimanapun, Han Chen berterima kasih atas pujian Jin Xi terhadap ketampanannya dan gaya fashionnya.

Tapi kemudian, dia mengajak Jin Xi keluar bersamanya. Dia lalu keluar duluan. Xiao Zhuan curiga, apa mungkin Han Chen mau nembak Jin Xi?

"Nembak, kepalamu! Kenapa kau tidak bilang dari tadi?!"

"Aku sudah berusaha bilang. Aku kan sudah mengedip-ngedip berulang kali sampai mataku mau copot rasanya!"


Jin Xi keluar sambil berkacak pinggang. Tapi begitu Han Chen memujinya karena sudah berhasil mengidentifikasi tersangka, Jin Xi sontak malu.

"Ini karena seseorang sudah memberi infomasi investigasi arah, iya kan?"

Han Chen to the point mengingatkan janji Jin Xi dan dia menagih janji itu sekarang. Ayo, pergi. Jin Xi kaget, sekarang? Tidak bisa, dia masih ada urusan yang harus ditangani.

Mendengar itu, Han Chen langsung menyudutkan Jin Xi di antara mobil dan dirinya. "Aku ingin mengkonfirmasi apa yang kau katakan tadi. Kau sangat membenciku, bukan?"

"Ti-tidak juga."

"Karena aku dibenci seseorang, jadi aku tidak akan peduli biarpun kau semakin membenciku."


Tiba-tiba saja Han Chen mendorong paksa Jin Xi ke dalam mobilnya dan memakaikan seatbelt. Jin Xi heran, apa dia begitu terburu-buru? Apa tidak bisa besok saja?

"Ini sangat penting bagiku. Bantulah aku."

 

Xiao Zhuan seorang diri mengawasi CCTV. Tiba-tiba di luar hujan deras. Para penonton dan pemain sirkus sontak berlarian untuk berteduh.

Dalam keributan itu, tampak seseorang misterius yang berjalan melewati mereka dan dia luput dari pengawasan Xiao Zhuan.


Ternyata bantuan yang Han Chen minta adalah agar dia bisa masuk ke pusat arsip di kantor pusat dan Han Chen langsung kalut mencari-cari data wanita yang hilang. Tapi sepertinya dia tidak menemukan orang yang dicarinya.

Jin Xi meminta maaf pada seniornya karena mengganggunya di jam segini, dia lalu pamit mau tidur. Matanya lelah setelah seharian mengamati rekaman.


Polisi senior menawarkan bantuannya pada Han Chen dan menanyakan informasi wanita hilang yang Han Chen cari itu. Tapi Han Chen sendiri malah mengaku tak tahu nama ataupun wajah wanita itu. Dia bahkan tak tahu apakah wanita itu hidup atau tidak.

"Tapi 5 tahun yang lalu, dia entah hilang atau meninggal. Usianya sekitar 20 atau 30 tahun."

"Kau tidak tahu apapun tentang dia. Lalu bagaimana kau akan mencarinya? Kurasa aku tidak akan bisa membantumu. Apa hubunganmu dengannya?"

"Dia calon istriku." (Hah? Calon istri tapi nggak tahu apapun tentang calon istrinya?)


Di sebuah arena permainan anak, seseorang misterius tengah membaca sebuah surat misterius. Kau yang pernah mati dalam kegelapan, sekarang kau bisa bangkit kembali dan hidup selamanya. Ambillah kunci surreal ini dan buatlah yang lain tenggelam dengan sendirinya... K.


Orang itu lalu memasukkan kembali suratnya ke dalam sebuah amplop bersegel K, lalu perlahan berjalan mendekati seorang wanita yang pingsan. Dia memastikan wanita benar-benar pingsan lalu mulai menggeryangi tbuhnya.


Han Chen bicara pada seekor anjing sambil memberinya makan. Jin Xi datang tak lama kemudian setelah bangun dari tidurnya. Dia benar-benar tak menyangka kalau Han Chen ternyata bisa bersikap lembut juga.

Jin Xi tanya apakah Han Chen sudah menemukan wanita yang dicarinya. Han Chen mengaku belum lalu memberikan beberapa lembar uang untuk membeli makanan pada Jin Xi. Jin Xi canggung menolaknya dan mengembalikan jaketnya Han Chen yang tadi Han Chen berikan untuk menyelimutinya.


Tapi kemudian, Jin Xi mendapat telepon yang mengabarkan ada kasus ketiga di Mall Chen Xi, area permainan di lantai 2. Mereka pun bergegas pergi ke sana.


Pada saat yang bersamaan, Xiao Zhuan dihubungi rekannya yang mengabarkan kalau mereka kehilangan jejak Fang Ping di jalan Feng Yuan.


Xiao Zhuan langsung panik mengabarkan masalah ini pada Jin Xi dan tanya apa yang harus mereka lakukan sekarang. Jin Xi kesal, di mana mereka kehilangan jejaknya? Jalan Feng Yuan, jawab Xiao Zhuan.

Mendengar itu, Han Chen jadi semakin curiga pada Fang Ping karena antara taman hiburan dan Mall Chen Xi, hanya ada Jalan Feng Yuan.

Jin Xi pun memerintahkan Xiao Zhuan untuk mencari di sekitar jalan itu. Kejar Fang Ping begitu Xiao Zhuan melihatnya di jalan.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments