Sinopsis Love 020 Episode 30 [END]

Sinopsis Love 020 Episode 30 [END]


Si Si dan Xiao Ling senang melihat benih-benih cinta yang sepertinya akan bersemi antara Cao Guang dan Er Xi. Hanya Wei Wei seorang yang malah merasa cemas, malah ingin memisahkan Er Xi dari Cao Guang.

"Kau sudah gila apa? Apa kau tidak bisa merasakan suasana romantis antara Er Xi dan Cao Guang?" protes Xiao Ling "Kau ini pernah jatuh cinta tidak sih?"

Wei Wei langsung melirik Xiao Nai dengan canggung. Xiao Nai juga langsung berdehem canggung lalu membawa Wei Wei pergi dengan alasan akan mengajarinya.



"Senior Xiao Nai, bagaimana kau ada waktu untuk datang melihat kami mengambil foto kelulusan? Bukannya kau sedang interview?"

"Junior, kau banyak tahu tentang aktivitas seniormu. Kau bahkan tahu aku sedang wawancara" balas Xiao Nai sambil membukakan pintu mobil untuk Wei Wei.

"Aku cuma menonton 5, 6, 7, 8 menitan"

"Total 26 menit. Jadi apa kau menonton bagian utamanya?"

"Kapan aku setuju untuk jadi tunanganmu?" protes Wei Wei

"Menurutmu kapan?"




Tepat saat itu juga, beberapa mahasiswi junior menyapa Xiao Nai, menyatakan diri mereka fans game New Chinese Ghost Story dan minta tanda tangannya Xiao Nai. 


Xiao Nai menolak mereka dengan sopan dan rendah hati, tapi tak ayal membuat Wei Wei jadi cemburu.


Saking cemburunya, dia yang tadinya protes masalah tunangan, malah berkata "Ayo pergi, tunangan. Bawa barang-barangku ke rumahnya Xiao Ling"

"Wei Wei, kapan aku setuju jadi tunanganmu? (wkwkwk!) Kita sudah saling mengenal dengan sangat baik, kurasa tidak apa-apa jika aku membantumu pindahan"

Wei Wei langsung speechless. 



Xiao Nai lalu membantu Wei Wei memasukkan kedua kopernya ke bagasi mobil. Wei Wei akan tetap tinggal bersama teman-temannya pasca lulus, hanya saja sekarang dia akan tinggal di rumah Xiao Ling. 

Xiao Nai penasaran, apa Da Zhong tidak keberatan mereka tinggal di rumahnya Xiao Ling. Wei Wei bingung, kenapa juga Da Zhong keberatan.

Hmm... walaupun Da Zhong tidak keberatan, tapi Xiao Nai yang keberatan dan akhirnya, bukannya membawa Wei Wei ke rumahnya Xiao Ling, Xiao Nai malah memutuskan membawa Wei Wei ke apartemennya.

Dia bahkan tidak peduli walaupun semua perlengkapan tidurnya Wei Wei sudah dipindahkan ke rumahnya Xiao Ling, Wei Wei bisa memakai perlengkapan tidurnya.

"Tapi kau cuma punya satu bantal"

"Itu cukup"

"Punggungmu bisa sakit kalau kau tidur di sofa terus"

Mendengar itu, Xiao Nai langsung mendekati Wei Wei dan "Siapa bilang aku akan tidur di sofa?" Kata Xiao Nai lalu menc**m Wei Wei.


Saat Xiao Nai menarik diri, Wei Wei langsung mengingatkannya akan janji Xiao Nai sendiri. 


Xiao Nai meyakinkannya kalau dia masih ingat dan tidak akan melakukannya.

Flashback,

 
Suatu hari saat Wei Wei menginap di rumah Xiao Nai, dia sedang tiduran saat tiba-tiba saja Xiao Nai yang tadinya di sofa pindah ke sampingnya dan bertanya "Wei Wei, kapan kau akan membiarkanku lulus?"

Wei Wei bingung. Xiao Nai pun menjelaskan. "Kau sudah dua tahun membuatku belajar di Jurusan Pengendalian Sukarela"

"Jurusan Pengendalian Sukarela?"

"Pengendalian diri"

Flashback end,



Mereka saling berpelkan selama beberapa saat, sebelum akhirnya Xiao Nai mengusulkan agar mereka pergi ke kampung halamannya Wei Wei dua hari setelah acara wisuda dengan mobil. 


Wei Wei tidak mengerti kenapa harus dengan mobil, kampung halamannya kan jauh. Lagipula tak ada lagi barang-barangnya yang harus dipulangkan.

"Kau tumbuh di sana. Jadi masih ada barang-barangmu yang harus dipindahkan kemari. Naik mobil lebih nyaman"

"Jadi... maksudmu, kau akan menyetir kesana, bukan untuk memindahkan barang-barang dari sini ke sana, melainkan memindahkan barang-barang di sana kemari?"

"Benar. Wei Wei, aku tidak berniat mengembalikanmu ke orang tuamu"


Ibunya Wei Wei sibuk mempersiapkan kedatangan Wei Wei dan calon menantunya. Tapi Ayahnya Wei Wei malah santai nonton TV. Dia bahkan menolak keluar menyambut mereka. 


Aw, ternyata Ayah cemburu dan tidak rela dengan keputusan Wei Wei untuk langsung menikah setelah lulus dan karenanya Ayah tidak mau memberikan restu semudah itu. 

Dia bahkan sudah membuat rencana untuk mengetes calon menantu mereka itu. Kalau calon menantu mereka itu gagal dalam satu hal saja maka mereka tidak boleh menikah.

Berbeda dengan Ayah, Ibu malah langsung suka dengan calon menantu mereka itu bahkan sekalipun baru melihat fotonya doang.

Makanya Ibu tidak setuju dan tidak mau membantu melaksanakan rencana Ayah itu.

Saking sukanya, Ibu sampai memperingatkan Ayah untuk tidak mengacau, jika tidak maka Ayah harus menghabiskan sisa hidup Ayah seorang diri.

Karena Ayah tidak mau keluar menyambut mereka, Ibu yang akhirnya keluar sendiri untuk menyambut kedatangan calon menantunya itu. 


Begitu Ibu pergi, Ayah langsung menggerutu. "Apa gunanya melihat foto calon menantu? Memangnya wajah tampan bisa menghidupi keluarga? Wanita memang berpikiran pendek. Aku tak percaya dia bisa lebih tampan dari aku"


Xiao Nai dan Wei Wei akhirnya tiba tak lama kemudian dan langsung disambut hangat oleh Ibu yang langsung suka dengan Xiao Nai. 


Sementara di rumah,  Ayah sibuk sendiri mempelajari daftar segala macam hal untuk mengetes Xiao Nai. Tapi saat mendengar suara orang datang, dia langsung menyembunyikan daftarnya dan pura-pura cuek nonton TV.

Bahkan saat Wei Wei memperkenalkan mereka, Ayah menyambutnya dengan tampang jutek. Xiao Nai membawa banyak hadiah mahal pun, ditanggapi dengan sinis oleh Ayah. Padahal walaupun jutek, Ayah diam-diam perhatian dan menilai tinggi badannya Xiao Nai bisa diterima.


Mereka kemudian makan malam bersama. Wei Wei sangat perhatian pada Xiao Nai sampai membuat ayah cemburu. 


Melihat kecemburuan Ayah, Wei Wei langsung berusaha merayu Ayah dengan memberinya perhatian yang sama sambil memberitahu Xiao Nai tentang masakan ayahnya yang sangat enak.


Sambil makan, Ayah tak buang waktu untuk menginterogasi Xiao Nai yang dia panggil Xiao Xiao (Xiao kecil) tentang pekerjaannya. 


Saat Xiao Nai membenarkan dia bekerja di industri game, Ayah langsung  mempermasalahkannya dan menilai kalau pekerjaan Xiao Nai itu tidak bisa diandalkan.

Wei Wei langsung membelanya dan mengingatkan Ayah kalau dia juga bekerja di bidang yang sama.

Ayah protes balik, kalau Wei Wei bekerja di bidang ini maka pasangannya seharusnya bekerja di bidang yang lebih stabil.

Xiao Nai dengan sabar memberitahu kedua orang tua Wei Wei bahwa perusahaannya bukan cuma mengembangkan game, mereka juga terlibat dalam pengembangan software lainnya. Tapi Ayah terus menerus mencari cela, menilai pekerjaannya Xiao Nai itu nggak jelas dan nggak fokus, lompat dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya.


"Sayang, kau juga sering ganti pekerjaan. Kenapa kau tidak mengkritik dirimu sendiri tidak fokus juga?" protes Ibu.

"Ke-kenapa aku tidak fokus? Bagaimana bisa aku disamakan dengannya?"

Ujung-ujungnya mereka malah bertengkar di depan calon menantu mereka. Saat akhirnya mereka sadar, sontak mereka terdiam malu.

"Hubungan Paman dan Bibi sangat baik" puji Xiao Nai.



Lagi-lagi, dengan terpaksa Xiao Nai harus tidur di sofa. Ibu benar-benar merasa tak enak pada Xiao Nai atas sikap Ayahnya Wei Wei yang sangat aneh hari ini. 


Seharusnya Xiao Nai tidur bersama Ayah, tapi Ayah malah ngotot memerintahkan Xiao Nai tidur di sofa. Tapi Xiao Nai sangat mengerti dan tak mempermasalahkannya.


Tengah malam, Ayah mengendap-endap keluar kamar sambil membawa buku jurnalnya untuk mengecek Xiao Nai di sofa. 


Mengecek apakah Xiao Nai ngorok dalam tidurnya, bahkan sampai mengendus bau keteknya Xiao Nai. wkwkwk!

Untungnya Xiao Nai lulus dalam kedua hal itu, tidak ngorok dan bdannya tidak bau.


Keesokan harinya, Ayah mengetes stamina Xiao Nai dengan memaksanya lari pagi dengan membawa beban sekarung beras dan sekotak minuman. 


Lagi-lagi Xiao Nai lulus dalam bidang itu. Saat Wei Wei melihatnya, jelas dia langsung memprotes Ayahnya. Tapi Ayah dengan wajah tanpa dosa mengklaim bahwa tadi bibinya Wei Wei datang membawakan beras.

"Lalu apa tadi ada orang yang datang membawakan sekotak minuman juga?" tanya Wei Wei tak percaya.

"Betul!" kata Ayah


Wei Wei menyusul Xiao Nai ke dapur, heran dengan sikap Xiao Nai yang mau-mau saja menuruti ayahnya. 


Xiao Nai mengeluh letih dan tiba-tiba mengusulkan agar sebaiknya mereka punya anak cowok saja nanti.

Bagaimana bisa Xiao Nai berpikiran ke sana padahal dia belum bisa memenangkan hati ayahnya?

Xiao Nai mengaku bahwa saat Ayahnya Wei Wei menyuruhnya berlari 5 km, dia berpikir bahwa jika nantinya mereka punya anak perempuan, takutnya dia akan membuat berbagai macam kesulitan yang jauh lebih parah daripada yang dilakukan Ayahnya Wei Wei sekarang, untuk mengintimidasi siapapun yang mau menikahi putri mereka.

Dia bahkan sudah memikirkan bagaimana mengintimidasi mereka, tapi takutnya nanti putri mereka malah tidak akan bisa menikah.

"Karena itulah sebaiknya kita punya anak laki-laki saja, aku bahkan bisa mengajarinya bagaimana memenangkan hati anak gadis orang"

"Anak gadis orang itu aku, kan?"

"Oops, istriku sudah tahu"

"Aku belum jadi milikmu, aku mau menemui ayahku!"


Wei Wei mendapati ayahnya sedang mempelajari buku jurnalnya di balkon. Ayah masih belum bisa mempercayai Xiao Nai, menurutnya Wei Wei dan Ibu tidak ada yang berpikir jernih, Wei Wei karena sedang dimabuk cinta dan Ibu karena terlalu terpikat oleh Xiao Nai.

"Baiklah. Tapi Ayah, apa ayah tidak merasa kalau persyaratan ayah ini sedikit aneh?"

Ayah tidak mengerti apanya yang aneh. Saat orang-orang merekrut murid saja, mereka akan mencari yang paling pintar. Sementara dia hendak mengambil menantu, jelas dia harus punya standar yang lebih tinggi dong.

"Tapi coba pikir, jika orang tua Xiao Nai menilaiku dengan cara yang sama, Ayah pasti tidak akan senang, kan?"

"Tentu saja... tentu saja itu tidak boleh terjadi!" seru Ayah refleks. 



Tapi Ayah menjelaskan bahwa dia bukannya bermaksud ikut campur, hanya saja pernikahan adalah masalah penting dalam hidup seorang wanita. Karena itulah dia ingin Wei Wei berpikir ulang dan tidak membuat keputusan gegabah tentang masa depannya.

Ayah mengakui kalau Xiao Xiao itu pintar dalam segala hal, bahkan lebih sempurna daripada dia dulu. Tapi justru itu, Xiao Nai terlalu sempurna sampai membuat ayah malah jadi cemas. Wei Wei menyangkalnya, Xiao Nai tidak sempurna kok. Buktinya dia tidak bisa masak.

Eh, Ayah malah senang dan memutuskan untuk menjadikan itu sebagai kekurangan Xiao Nai yang paling fatal.


Tidak bisa masak itu adalah kekurangan yang paling tidak bisa diterima, kalau Xiao Nai tidak bisa masak maka Wei Wei bakalan repot belanja dan masak setiap hari untuknya nanti. Wei Wei langsung panik dan berusaha membujuk Ayah. Tapi Ayah tidak mau dengar.


Wei Wei cepat-cepat mencari Xiao Nai dan memberitahunya kalau dia malah membuat keadaan makin runyam jadi Xiao Nai harus menanganginya sendiri. Xiao Nai geli mendengarnya dan langsung menemui Ayahnya Wei Wei saat itu juga.

Beberapa saat kemudian, Wei Wei gelisah melirik ke balkon terus, takut Ayahnya akan semakin mempersulit Xiao Nai. Tapi beberapa saat kemudian, ayah dan Xiao Nai kembali sambil ketawa-ketiwi akrab. 


Sepertinya ada kesepakatan rahasia diantara mereka. Ayah sekarang malah berubah pikiran dan ngebet menyuruh Wei Wei untuk menikah secepat mungkin.

Jelas saja Wei Wei cuma bisa bengong. Wei Wei cepat-cepat mendorong Xiao Nai keluar  untuk menginterogasinya. Apa yang sudah Xiao Nai lakukan pada Ayahnya sampai bisa membuat Ayahnya berubah secepat itu dan menyuruhnya menikah secepat mungkin.


Xiao Nai berkata kalau dia hanya membahas masa kecil Wei Wei dan dari situ dia menyadari kalau Ayahnya Wei Wei sangat menyukai anak kecil. 


Lalu dia kebetulan membahas masalah kebijakan baru pemerintah yang mengizinkan 2 anak per keluarga dan dia berkata jika anak-anak mereka nanti mirip Wei Wei maka mereka pasti akan sangat cute.

"Lalu apa hubungannya dengan menikah sekarang?"

"Ayahmu sepertinya berpikir bahwa cepat-cepat punya cucu itu bukan ide yang buruk" (gitu doang? gampang amat :P)

  
Dari dalam, mereka bisa mendengar suara Ayah yang benar-benar terdengar antusias ingin cepat-cepat menikahkan putrinya dan punya cucu secepat mungkin. 

Xiao Nai menang! dia langsung menelepon ibunya untuk mengabarkan keberhasilannya, jadi sekarang orang tua Xiao Nai bisa datang kemari untuk mengantar mahar pertunangan.


Orang tua Xiao Nai akan datang besok padahal Wei Wei merasa belum siap. Dia mengaku bahwa dulu sebenarnya orang tuanya menginginkannya untuk kuliah di universitas lain. 


Tapi dia memutuskan untuk mendaftar ke Universitas Qing karena dia ingin menjelajah ke luar kota. Jika seandainya dulu dia kuliah di universitas lain, maka mereka pasti tidak akan pernah bertemu.


Mendengar itu, Xiao Nai tiba-tiba memikirkan teori dunia paralel. Dunia dimana Wei Wei kuliah di universitas lain dan Xiao Nai tidak akan pernah menikah. Dia mungkin akan sangat mengkasihani Xiao Nai yang itu. Wei Wei tersenyum geli mendengarnya, mungkin Xiao Nai yang itu akan bertemu orang lain.

"Dia pasti akan sangat pemilih"

"Kurasa Bei Wei Wei juga akan sangat pemilih. Lagipula, perjalanan hidup masih panjang, pada akhirnya mereka pasti akan bertemu... Mungkin ketika mereka sudah beruur 60 tahun dan menjadi pria dan wanita tua, mereka akan bertemu suatu hari dan menghabiskan masa tua bersama"



Xiao Nai tiba-tiba mengusulkan untuk mempercepat tanggal pernikahan mereka. Wei Wei heran, kenapa?

"Untuk menggantikan waktu pria dan wanita tua itu. Untuk menggantikan waktu yang berharga"


Keesokan harinya, kedua orang tua Xiao Nai datang dan mereka semua makan malam dalam suasana yang ceria dan akrab. Xiao Nai dan Wei Wei tetap romantis  seperti biasanya.



Beberapa waktu kemudian, ketiga teman Wei Wei melihat-lihat rumah baru Wei Wei dan Xiao Nai. Saking kagumnya pada rumah baru mereka ini, ketiga teman Wei Wei sampai meminta Wei Wei untuk menyuruh Da Shen mendesign rumah mereka jika mereka menikah nanti. 


Wei Wei langsung protes, dia mendesign rumah ini bersama Xiao Nai tapi mereka malah memuji Xiao Nai saja.

Mereka penasaran ingin melihat gaun pengantin Wei Wei. Tapi Wei Wei malah menyuruh mereka melihatnya sendiri di kamar karena dia tidak bisa memindahkannya.

Mereka jadi semakin penasaran dan langsung buru-buru mencari gaun pengantin Wei Wei di kamarnya.


Gaun pengantin Wei Wei ternyata masih ada di dalam kotaknya dan modelnya adalah gaun pengantin tradisional Cina yang tampak sangat mewah, berwarna merah dengan sentuhan motif emas lengkap dengan mahkota phoenix. Berapa uang yang mereka keluarkan untuk semua ini? 


Wei Wei sendiri juga tidak tahu, mereka tanya saja pada Xiao Nai. Mungkin ratusan atau ribuan yuan. Mereka semakin melongo mendengarnya.

"Da Shen bilang kalau harganya tidak akan jatuh, jadi ini tidak dianggap buang-buang uang"

"Bahkan sekalipun harganya tidak akan jatuh, tapi ini kan tidak akan bertelur. Apa ini cukup berharga?"

"Tidak masalah selama Wei Wei bisa bertelur"

"Aku tidak bertelur, aku melahirkan manusia, tahu!"


Mereka benar-benar kagum melihat baju pengantin tradisional Wei Wei yang sangat indah itu. 


Mereka lalu meminta Wei Wei untuk mencoba memakainya, tapi Wei Wei tidak bisa, dia bahkan tidak tahu bagaimana cara memakainya. Memangnya mereka sendiri tahu caranya apa? Semuanya langsung geleng-geleng.


Mereka tidak menyangka Wei Wei akan menikah secepat ini. Tapi Wei Wei tiba-tiba meralat, dia sebenarnya sudah menikah. Hah? 


Dia lalu mengisyaratkan teman-temannya pada buku nikah warna merah yang ada di atas nakas. Teman-teman Wei Wei sontak menggodanya, Er Xi bahkan bertanya-tanya kenapa Wei Wei menikah secepat ini? Apa dia sudah hamil duluan?


Wei Wei langsung merampas buku nikah itu dari tangan mereka dan mengklaim kalau dia hanya takut Er Xi akan melarikan diri ke luar negeri dengan seorang diplomat, kalau begitu maka dia tidak akan dapat hadiah pernikahan. 


Er Xi langsung heboh "Jangan sebut si Cao Guang itu! Aku pasti sudah gila karena melamar kerja di kementrian luar negeri"

"Aku tidak bilang Cao Guang, aku cuma bilang seorang diplomat"



Setelah bercanda tawa seharian, ketiga teman Wei Wei akhirnya pamit pulang. Tepat saat Wei Wei mengantarkan mereka ke pintu, Xiao Nai pulang. Er Xi dengan canggung meminta izin Xiao Nai untuk membiarkan Wei Wei tinggal bersama mereka hari ini. 


Wei Wei dengan pedenya mengklaim kalau dia tidak perlu izin siapapun untuk menginap di manapun, tapi Xiao Nai melarang dengan tegas. Wei Wei langsung terdiam. Xiao Nai lalu menawarkan diri untuk mengantarkan mereka semua pulang.

 

Wei Wei mandi selama Xiao Nai mengantarkan teman-temannya pulang. Tepat saat dia baru keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai kimono, Xiao Nai kembali. Xiao Nai sendiri santai tapi Wei Wei jadi canggung dan gugup. 


Wei Wei memberitahunya bahwa dia tidak tahu bagaimana cara memakai baju pengantinnya. Xiao Nai mengklaim kalau dia bisa lalu mulai mengeluarkan baju pengantin itu, melepaskan kimono Wei Wei lalu membantu memakaikan baju pengantin itu perlahan-lahan dan penuh kesabaran. 

 

Setelah selesai, dia membawa Wei Wei bercermin. Dia begitu terpesona melihat Wei Wei hingga dia langsung menarik Wei Wei kedalam pelkannya dan menc**mnya.


Xiao Nai lalu membawa Wei Wei ke warnet tempat pertama kali dia melihat Wei Wei. Dia memberitahu Wei Wei bahwa dia sudah membeli tempat ini dan kantor Zhi Yi akan dipindahkan kemari. 


Dia memberitahu Wei Wei beberapa area yang akan dia renovasi lalu memberitahu Wei Wei sesuatu yang dia sembunyikan selama ini.


"Pertama kalinya aku melihatmu, kau duduk di kursi itu" ujar Xiao Nai sambil menunjuk tempat yang dulu pernah Wei Wei tempati.

Wei Wei tak percaya mendengarnya "Kau sebenarnya jatuh cinta padaku sejak pandangan pertama, bukan? Sekarang aku menyadari kalau kau adalah serigala"

Bukannya protes, Xiao Nai malah menarik Wei Wei kedalam plukannya dan sedikit mengoreksi "Aku juga seekor serigala yang kelaparan"

"Bukannya merasa malu, kau malah merasa bangga?"

"Sebagai serigala non-omnivorous dengan selera spesifik, kalau tidak lapar maka akan lebih memalukan" ujar Xiao Nai sambil berusaha memangsa Wei Wei lagi, tapi Wei Wei buru-buru menghindar dengan alasan mau melihat area lain.



Sementara Wei Wei berkeliling, Xiao Nai melihat kursi kenangan itu lagi. Mengingat saat-saat dia pertama kali melihat Wei Wei dan langsung terpesona oleh permainan jari Wei Wei dalam memainkan gamenya.


Wei Wei melihat-lihat sebuah area lalu mengusulkan agar tempat itu dijadikan ruangannya Xiao Nai. Tapi Xiao Nai malah tidak menjawab.


Wei Wei cepat-cepat kembali dan mendapati Xiao Nai sedang melamun menatap kursi "Kau sedang apa?"

"Aku memikirkan pertanyaanmu barusan"

"Barusan? Memangnya aku tanya apa?"

"Aku berpikir, jika aku tahu bahwa aku akan mencintaimu sebesar ini, aku pasti akan jatuh cinta padamu pada pandangan pertama"



-THE END-

Post a Comment

2 Comments

  1. Sukaaaa banget sm drama ini,bikin bapeer trs ceritanya ga rumit,,,aku smpai baca berulang ulang kali...d tgg drama yg lebih baper lg ya min..luv u

    ReplyDelete
  2. Sukaaaa banget sm drama ini,bikin bapeer trs ceritanya ga rumit,,,aku smpai baca berulang ulang kali...d tgg drama yg lebih baper lg ya min..luv u

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam