Sinopsis Unwilling Bride Episode 4 - 3

 Sinopsis Unwilling Bride Episode 4 - 3

Di villa, May (dia kapan potong rambutnya?) mengeluh lapar dan langsung mengecek kulkas. Yang tidak disangkanya, kulkasnya penuh dengan berbagai macam makanan. May sampai heran, Kade pikir mereka mau bulan madu berapa bulan sampai menyetok makanan sebanyak ini.


"Kau mau tinggal berapa bulan?" Tanya Kade yang mendadak muncul dan langsung mendekatkan dirinya ke May.

"Satu hari, itu saja cukup." May mundur dengan gugup lalu terdengar suara yang sangat memalukan, kruuuuk~~~ perutnya protes minta jatah.

"Eh, gila! Apa perlu kau bunyi sekeras itu?" Kesal May menggerutui perutnya sendiri.


May lapar banget, yah? Bagaimana kalau mereka buat spaghetti? Usul Kade. May setuju banget, itu makanan kesukaannya, dia akan membantu memasaknya.

May dengan antusias mengeluarkan berbagai bahan yang diperlukan untuk memasak spaghetti, tapi kemudian Kade malah dengan santainya bilang kalau mereka tidak akan repot-repot memasak spaghetti dengan cara tradisional... soalnya di kulkas ada spaghetti instan, tinggal masukin microwave aja.

Dasar Kade! "Terus kenapa kau malah membiarkanku repot-repot mengeluarkan bahan-bahan ini?"

"Aku nggak bilang yah?" Kata Kade pura-pura bodoh sambil senyum manis.


Gregetan, May sontak menyerangnya dengan menyemprot muka Kade pakai saus tomat. Wkwkwk! May ngakak melihat muka Kade yang jadi kelihatan seperti berdarah. Lucu banget! Tapi tawanya teredam dengan cepat saat menyadari muka dingin Kade.

"Senang yah membalasku seperti ini? Baik, aku tidak akan kotor sendirian!"

Gawat! May kontan melesat kabur darinya. Jadilah mereka kejar-kejaran keliling meja seperti sepasang anak kecil yang bermain dengan riang gembira. Kade dengan cepat menangkapnya, tapi suasana dengan cepat berubah menjadi lebih intens saat Kade berhasil menangkap dan memeluk May.


Kade mulai mendekatkan wajah mereka... saat tiba-tiba saja May memanggil namanya dan berkata. "Kau menginjak jempolku."

Pfft! Rusak deh momen romantis mereka, Kade minta maaf dan May buru-buru kabur dengan malu.


Ibu Ruth menggerutu kesal melihat putranya yang bukannya membantunya kerja, malah melamun terus memikirkan wanita itu.

Ruth kesal, Pin pasti cemas setengah mati gara-gara dia menghilang tanpa kabar seperti ini. Pin pasti tidak bisa makan dan tidur.

"Mengkhawatirkan apa? Kalau dia sungguh-sungguh mencintaimu, dia tidak akan membuatmu menderita jualan kopi seperti itu."

"Aku sendiri yang ingin pergi bersama Pin, Pin tidak pernah memaksaku."

"Lalu kenapa kau begitu buta memilih sesuatu sebodoh itu?"

Ibu sungguh tidak mengerti, Ruth masih memiliki seorang ibu, seorang ibu yang menggantungkan seluruh harapannya pada putra satu-satunya. Ia berharap Ruth akan bisa mengurus seluruh harta dan bisnis mereka ini di kemudian hari, tapi Ruth malah tidak peduli dan lebih memilih wanita itu.

"Kalau saja Ibu mau terbuka untuk menerima Pin..."

"Berhentilah membicarakan tentang menerima wanita itu! Kita sudah membicarakan ini ratusan kali. Kalau ibu mau menerimanya, ibu pasti sudah melakukannya sedari dulu. Semakin kau membicarakan wanita itu, semakin ibu membencinya!"

 

Kade dan May berakting bak pengantin baru yang lagi romantis-romantisnya saat Kade memulai live feed medsos-nya,. Tapi begitu Kade mematikan rekamannya, mereka sontak saling menjauh dan memakan spaghetti instan mereka dalam diam dan canggung.

Mereka tidak sadar kalau si paparazzi memotret segalanya dari sesemakan di bawah sana dan jelas dia langsung tahu kalau mereka cuma pasutri palsu yang berakting mesra di hadapan kamera dan wartawan.


Usai makan siang, May melihat-lihat peternakan kuda. Kade muncul tak lama kemudian dan dengan manisnya memayungi May dari sengatan sinar matahari.

Saat melihat cincin pernikahan di jari Kade, May jadi teringat dengan cincin pernikahan palsu mereka yang dulu kekecilan. Yang tidak dia mengerti, kenapa cincin yang ini ukurannya pas padahal dia tidak diet dan ukuran jarinya juga tidak mengecil.

Oh, Kade memang sengaja membuat cincin itu sesuai ukuran jari May walaupun sebenarnya waktu itu tidak yakin apakah May akan menandatangani akta nikah dengannya.

"Terus kenapa kau mencocokkan cincin ini dengan jariku?"

"Karena cincin ini... adalah milikmu sejak awal. Karena aku sudah memakaikan cincin ini padamu." Ujar Kade dengan manisnya sambil mengenggam erat tangan May. Malu, May buru-buru menghindar dan mengambil sepeda. Loh, May mau ke mana?

 

"Mau bersepeda lah." Ujar May lalu pergi meninggalkan Kade.

Dia bersepeda dengan tenang sambil menikmati pemandangan saat tiba-tiba saja Kade ngebut menyusulnya. Bersepeda sendirian kan tidak menyenangkan, May butuh seorang teman.

"Aku tidak mau seorang teman sepertimu, mengerti?"

Kade sontak menghadang sepeda May dengan gregetan. Beneran deh, bersepeda sendirian itu membosankan loh. Begini saja, bagaimana kalau May traveling bersama seorang teman yang ganteng, baik hati, ada waktu untuk menemani May... yah, walaupun dia sudah punya istri. Tertarik?

"Siapa yang istrimu?"

"Loh, kau tidak sadar?"

"Hei! Jangan bicara begitu, tarik kembali!"

"Kalau kau ingin aku menarik kembali ucapanku, tangkap aku~~~" Ucap Kade lalu melaju duluan.


Saat Ruth dan ibunya hendak meninggalkan gedung kantor, tiba-tiba terdengar suara Pin yang memanggilnya. Kedua sejoli itu sontak berpelukan di depan Ibu Ruth yang sontak kesal dan segera menarik Ruth menjauh sambil melabrak Pin.

Bagaimana bisa Pin masuk ke gedung ini? Keluar! Ruth tidak terima, istrinya datang hanya untuk menemuinya, dia tidak melakukan sesuatu yang salah.

Ibu jadi tambah kesal dan hampir saja menerjang Pin kalau saja Ruth tidak menghalanginya. Alih-alih pasrah, Pin dengan penuh keberanian melawan Ibu Ruth dan tegas menyatakan kalau dia tidak akan pergi dari sini.

Dia akan pergi hanya kalau Ruth ikut bersamanya. Dia tidak akan lari lagi tak peduli seberapa keraspun Ibu Ruth berusaha untuk mengusirnya. Keributan itu kontan menarik perhatian orang-orang yang lewat dan mereka langsung merekam insiden seru ini.

"Cewek gila! Beraninya kau membantahku!"

"Saya punya hak. Saya harus berjuang demi janji kami. Janji yang Ruth dan saya berikan pada satu sama lain saat pernikahan kami. Janji bahwa kami tidak akan pernah berpisah lagi apapun yang terjadi."


"Pernikahan apaan? Aku tidak pernah mengakuinya! Satpam! Satpam! Bagaimana bisa kalian membiarkannya masuk?! Usir wanita ini atau kalian dipecat!"

Kedua satpam kontan menyeret Pin, tapi Ruth dengan cepat mendorong mereka dari Pin dan memberitahu ibunya kalau Pin sekarang sedang mengandung anaknya. Keributan ini dengan cepat menguras tenaga Pin dan dia pun pingsan.


Pin segera dilarikan ke rumah sakit. Sementara dia masih diperiksa, Ibu Pin datang dan langsung ngamuk-ngamuk meneriaki Ibunya Ruth bahwa ia akan menyeret Ibu Ruth ke penjara kalau sampai terjadi sesuatu pada putrinya.

Tak pelak kedua ibu itu langsung saling senggol bacok dengan heboh sampai Ruth harus memohon-mohon untuk menghentikan ibunya. Ibu Pin kontan mengalihkan kemarahannya ke Ruth, dia bilang dia cinta Pin, tapi dia bahkan tidak bisa menyelesaikan masalah apapun! Suami macam apa dia?!

Ruth sungguh merasa bersalah. "Maafkan saya, Bu."

Tapi Ibu Ruth tidak terima mendengar Ruth memanggil Ibu Pin sebagai Ibu. Ia menegaskan bahwa ia tidak akan pernah menerima bayi yang Pin kandung itu. Ia bahkan menuduh Pin hamil dengan orang lain tapi mengalihkan kesalahan pada Ruth biar Ruth jadi ayah bayinya.


Ibu Pin tak tahan lagi mendengar hinaannya dan PLAK! Menampar pipi Ibu Ruth dengan keras. Suasana kontan semakin heboh, kedua ibu itu jejeritan dan berusaha menyerang satu sama lain, dan Ruth yang berada di tengah-tengah mereka harus menjadi korban keganasan kedua ibu itu. Bahkan petugas rumah sakitpun harus turun tangan untuk memisahkan kedua ibu itu.

Tidak terima tamparan Ibu Pin, Ibu Ruth bersumpah akan membalasnya berkali-kali lipat. Detik itu juga, ia menelepon pengacaranya dan menyuruh si pengacara untuk mengirim polisi ke rumah sakit secepat mungkin.

Ia mengklaim ada seseorang yang melukainya, karenanya ia akan menuntut orang itu tanpa ampun. Ibu Pin tak takut sedikitpun terhadap ancamannya.


May dan Kade kejar-kejaran dengan riang gembira sampai akhirnya Kade mengalah dan meminta maaf. Dia menarik kembali ucapannya deh, May jangan marah yah?

Dia lalu menunjuk suatu tempat, kalau May foto di sana, hasilnya pasti sangat bagus dan May pasti akan kelihatan sangat cantik. May jual mahal, kalau Kade mau memotretnya, maka Kade harus memohon-mohon dulu padanya, memohonlah.

"Kumohon, yah, Khun May yang cantik. Kau yang paling cantik di seluruh dunia. Segala tentangmu cantik."


Senang mendengar pujian gombalnya, May akhirnya mau juga jadi model. "Akan kutunjukkan padamu apa yang dilakukan model profesional."

May pun mulai berpose untuk Kade. Setelah itu gantian May yang memotret Kade. Yah, walaupun gayanya Kade rada kaku. Mereka benar-benar menghabiskan waktu dengan gembira.

 

Usai pemotretan, mereka bersepeda bersama lagi. Tapi kali ini suasana jadi agak canggung.

Kade-lah yang duluan berusaha mencairkan suasana dengan menggenggam tangan Kade, mereka pun bersepeda beriringan sambil saling bergenggaman tangan dengan senyum bahagia tersungging di wajah masing-masing... tanpa sedikitpun menyadari si paparazzi yang masih getol memotreti mereka sambil mendengus sinis.

"Kencan dan bersenang-senang nonstop. Sepertinya mereka benar-benar saling mencintai. Akan kuberi kalian award aktor dan aktris terbaik tahun ini."

Bersambung ke part 4

Post a Comment

3 Comments

  1. Terimakasih.
    Semangat terus kakak.
    Ditunggu next sinopsis nya.

    ReplyDelete


  2. cute banget couple ini..
    itu paparazzi sewot bgt..
    cepet lanjut ya nungguin bgt nih...

    ReplyDelete
  3. Semngat kak cepet lanjut yaahhh gk sabar nihhh

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam