Saat Mo Sheng datang, sekali lagi Yi Mei menyinggung kedekatan hubungannya dengan Ying Hui. Mo Sheng sama sekali tidak bisa menjawabnya dan hanya bisa melirik Yi Chen dengan cemas.
Tapi Yi Chen tampak tenang-tenang saja, ia bahkan menuang teh untuk Mo Sheng seolah tidak peduli sama sekali dengan ucapan Yi Mei. Yi Mei jelas sangat kecewa dengan reaksi Yi Chen.
Tapi ketenangan sikap Yi Chen runtuh seketika saat mereka pulang. Mo Sheng berusaha menjelaskan alasannya bertemu Ying Hui. Tapi Yi Chen langsung menyelanya dengan jawaban singkat dan terkesan marah.
Yun Feng bertanya-tanya apakah Yi Mei tidak menyukai Mo Sheng? Yi Mei menyangkalnya dan beralasan kalau dia cuma penasaran saja.
Yuan Feng merasa apa yang Yi Mei lakukan memang tidak salah tapi Yi Chen bisa saja salah paham mendengar kata-kata Yi Mei tadi.
"Salah paham? Bagaimana kalau benar-benar ada sesuatu antara Mo Sheng dan Ying Hui? Kakakku tidak tahu apa-apa, dia sangat kasihan"
"Mo Sheng bukan jenis orang seperti itu. Lagipula, tidak seharusnya kita ikut campur dalam hubungan mereka"
Mendengar itu Yi Mei malah jadi semakin emosi bahkan berujar kasar menyuruh Yuan Feng untuk tidak mencampuri urusannya. (Dasar Yi Mei! apa salah Yuan Feng? >.<)
Di kantor majalah, kepala editor mengumumkan kabar baik. Seorang fashionista terkenal bernama Miffy barusan menelepon untuk memberitahu kalau dia bersedia diwawancara oleh pihak majalah mereka.
Kabar ini tentu saja sangat mengejutkan semua pegawai. Kepala editor memberitahu kalau Miffy bersedia diwawancara tapi wawancaranya harus dilakukan di Hong Kong dan lagi Miffy menuntut seseorang yang bisa berbahasa inggris dengan baik.
Semua orang tentu saja bingung, kenapa orang Cina yang bisa berbahasa Cina menginginkan seorang pewawancara yang bisa berbahasa Inggris?
Tapi karena mereka harus menuruti permintaan Miffy, terpaksa lah mereka harus mengirim wakil yang bisa berbahasa Inggris. Siapa?... siapa lagi kalau bukan Mo Sheng yang pernah hidup di Amerika 7 tahun.
Mo Sheng tidak boleh pergi sendiri jadi Xiao Hong langsung menawarkan diri dan Da Bao ditunjuk sebagai satu-satunya pria yang akan menemani mereka.
Malam harinya, Mo Sheng mulai packing tapi dia tidak memberitahu Yi Chen.
Saat Yi Chen melihat kopernya Mo Sheng di ruang tamu, dia langsung panik dan marah.
Mengira Mo Sheng mau pergi meninggalkannya lagi, Yi Chen bertanya kemana Mo Sheng mau pergi? Tanpa menyadari kepanikan Yi Chen, Mo Sheng dengan polosnya menjawab kalau dia mau pergi ke Hong Kong.
"Apa kau akan pergi tanpa pamit lagi?" teriak Yi Chen. Mo Sheng berusaha menjelaskan tapi Yi Chen langsung mencengkeramnya dengan penuh amarah "Apa kau tidak tahu kalau kau sekarang sudah menikah?! Katakan! Berapa lama kau akan pergi kali ini?!"
Yi Chen mendorong Mo Sheng ke sofa, menciumnya dengan paksa bahkan menggigitinya, memukuli sofa dengan frustasi, menghukum Mo Sheng untuk merasakan rasa sakit yang selama bertahun-tahun ia rasakan karena kepergian Mo Sheng... sampai akhirnya dia mulai menyadari perbuatannya.
Saat itulah, dia akhirnya melepaskan Mo Sheng dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.
Setelah agak tenang, Yi Chen bertanya apa yang akan Mo Sheng lakukan di Hong Kong.
Mo Sheng memberitahu kalau dia ke Hong Kong hanya untuk mewawancarai seseorang dan dia hanya akan pergi selama beberapa hari. Mendengar penjelasan itu, Yi Chen langsung menyesali perbuatannya.
Ketegangan diantara mereka tersela saat Mo Sheng ditelepon Xiao Hong yang dengan sangat antusias menyuruh Mo Sheng untuk membawa koper besar karena dia berencana belanja gila-gilaan di Hong Kong dan takutnya kopernya sendiri nantinya tidak muat dengan barang belanjaannya.
Walaupun saat itu Mo Sheng punya kesempatan pergi tapi Mo Sheng memutuskan kembali ke sofa dan duduk disamping Yi Chen dengan tenang.
Yi Chen terheran-heran kenapa Mo Sheng masih berani kembali padanya setelah apa yang dilakukannya barusan. Tanpa mengucap sepatah kata, Mo Sheng berusaha meyakinkan Yi Chen kalau dia tidak akan meninggalkannya lagi dengan cara menggenggam tangan Yi Chen. Yi Chen memeluk Mo Sheng dan meminta maaf.
Sesampainya di Hong Kong, mereka bertiga langsung pergi ke tempat wawancara. Tapi anehnya setelah 2 jam menunggu, Miffy sama sekali tidak terlihat batang hidungnya.
Saat mereka bertiga sudah mulai kelelahan menunggu, asistennya Miffy akhirnya muncul untuk membawa mereka bertemu Miffy.
Anehnya, mereka bertiga bukan dibawa ke tempat interview malah dibawa ke sebuah pesta kolam renang.
Mo Sheng sangat serius ingin melakukan pekerjaan mereka tapi Xiao Hong dan Da Bao terlalu bersemangat menikmati pesta.
Saat tengah berkeliling dan berbaur dengan para tamu, mereka akhirnya bertemu dengan Miffy... dan Ying Hui.
Hmm... walaupun Ying Hui berkata kalau pertemuan mereka ini cuma kebetulan, tapi kayaknya pertemuan ini disengaja deh.
"Kakak Ying, kau sedang apa disini?" tanya Mo Sheng.
Ying Hui dengan santainya berkata "Ini rumah kita di Hong Kong. Apa aku tidak memberitahumu kalau kita membelinya?"
"Jadi ini pemilik rumah ini yang terkenal itu" goda Miffy.
Tentu saja ucapan Miffy itu langsung membingungkan Xiao Hong dan Da Bao, apa maksudnya Mo Sheng pemilik rumah ini?
Miffy meminta maaf pada mereka karena sebenarnya dia ingin wawancara dengan mereka hari ini tapi tiba-tiba dia mendapat undangan dadakan dari Ying Hui untuk menghadiri pesta ini (Ah, masak?).
Miffy menyarankan agar mereka bersenang-senang saja hari ini dan wawancaranya diganti besok pagi. Mo Sheng agak keberatan tapi Xiao Hong dan Da Bao langsung setuju.
Karena mereka memutuskan wawancaranya diganti besok, Mo Sheng yang tidak nyaman berusaha melarikan diri dengan pamit pergi.
Tapi Ying Hui langsung mencegahnya dan mengajak Mo Sheng bicara berdua. Dan saat mereka berjalan berdua, para tamu menyapa Mo Sheng sebagai
'nyonya Ying'.
Saat mereka tiba di tempat sepi, Mo Sheng langsung menuntut penjelasan Ying Hui tentang kenapa semua orang menyapanya sebagai
'nyonya Ying'.
Ying Hui langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk memberitahu Mo Sheng bahwa dia harus menunda pemberitahuan perceraian mereka demi kepentingan perusahaannya.
Mo Sheng keberatan lagipula pernikahan mereka sama sekali tidak melibatkan hubungan finansial masing-masing.
Tapi Ying Hui terus berusaha membujuk Mo Sheng dengan mengatakan kalau berita perceraiannya bisa mempengaruhi image perusahaannya, apalagi disaat seperti ini, saat perusahaannya tengah mengembangkan proyek baru.
"Aku tidak mau"
"Mo Sheng, aku mohon. Dulu aku tidak pernah menolak semua permintaanmu. Tidak bisakah kau membalas budiku kali ini? INSO adalah darah, keringat dan air mataku. Kalau sampai ada masalah di masa depan nanti, maka bukan cuma aku tapi akan banyak sekali orang-orang yang terluka. Hanya karena masalah pribadi kita, perusahaan bisa saja kehilangan banyak uang"
Tapi apapun yang Ying Hui katakan sama sekali tidak bisa merubah pendirian Mo Sheng. Karena pada akhirnya dia tetap tidak berhasil membujuk Mo Sheng, Ying Hui berusaha memohon agar setidaknya Mo Sheng jangan menyangkal jika para tamu menyapanya N
yonya Ying.
Mo Sheng tetap keberatan karena sekarang dia sudah menikah dengan orang lain. Ying Hui langsung mengingatkan Mo Sheng kalau mereka juga pernah menikah, lagipula semua ini hanya untuk sementara waktu saja.
Semua itu akhirnya sukses membuat Mo Sheng jadi semakin tertekan. Bahkan saat ada tamu lewat dan menyapanya sebagai
nyonya Ying, Mo Sheng tidak berani menyangkal. Tapi karena Mo Sheng tidak nyaman dengan keadaan ini, akhirnya dia buru-buru pamit ke kamar mandi.
Setelah sukses melarikan diri ke kamar mandi, Mo Sheng memutuskan untuk menelepon Yi Chen.
Mo Sheng mengaku kalau ada sesuatu yang ingin dia katakan tapi Yi Chen harus janji dulu untuk tidak marah. Yi Chen menanggapinya dengan menyuruh Mo Sheng untuk langsung ngomong aja.
Mo Sheng pun langsung memberitahu kalau dia memang mau wawancara tapi dia malah dibawa ke sebuah pesta dan bertemu...
"Ying Hui" tebak Yi Chen.
Mo Sheng tentu saja bingung dari mana Yi Chen tahu. Karena Ying Hui pernah bilang kalau dia mau ke Hong Kong tapi Yi Chen tidak mengatakan apapun dan langsung minta alamat rumah di Hong Kong itu.
Setelah mendapatkan alamatnya, Yi Chen bergerak cepat menyelesaikan pekerjaannya lalu membooking tiket pesawat ke Hong Kong dan terbang hari itu juga.
Di pesta, Xiao Hong dan Da Bao mendengar beberapa ahjumma sedang menggosipkan istrinya Ying Hui yang menurut mereka sangat beruntung mendapatkan pria seperti Ying Hui.
Xiao Hong dan Da Bao jadi semakin kaget dan bingung, Mo Sheng istrinya konglomerat Ying Hui? Mereka lalu berkeliling mencari Mo Sheng. Tapi mereka sama sekali tidak tahu dimana Mo Sheng berada.
Setelah beberapa lama mendekam di kamar mandi dan pesta masih juga belum usai, Mo Sheng lama-lama tidak tahan karena lapar.
Mo Sheng akhirnya memutuskan keluar dari kamar mandi. Awalnya Mo Sheng mengira keadaan sudah aman karena dia tidak melihat siapa-siapa... tapi ternyata Ying Hui sudah menunggunya didepan. Ying Hui menawari Mo Sheng makanan tapi Mo Sheng menolak dan berbohong kalau dia tidak lapar.
Saat bertemu kembali dengan kedua rekannya, Mo Sheng beralasan kalau tadi dia tersesat. Mendengar itu, Ying Hui langsung membuat alasan agar Mo Sheng tidak cepat pergi dengan membujuknya dan kedua rekannya keliling rumah.
Alasannya, agar Mo Sheng tidak tersesat lagi. Mo Sheng menolak tapi kedua rekannya setuju.
Akhirnya terpaksalah Mo Sheng ikut keliling rumah bersama mereka. Ying Hui memanfaatkan kesempatan itu untuk mengingatkan Mo Sheng pada Xiao Jia bahkan berkata kalau dia sangat merindukan Xiao Jia.
Setelah itu Ying Hui berusaha membujuk Mo Sheng dan kedua rekannya untuk menginap di rumah ini. Tapi Mo Sheng lagi-lagi menolaknya. Tidak berhasil membujuk Mo Sheng, Ying Hui berusaha membujuk Xiao Hong. Dari senyum lebarnya, tampaknya Xiao Hong mau-mau saja menerima tawaran Ying Hui.
Tapi begitu melihat wajah murung Mo Sheng, dia langsung berubah pikiran dan berkata kalau mereka sangat sibuk dan harus melakukan wawancara besok.
Ying Hui tidak menyerah begitu saja dan terus berusaha membujuk Mo Sheng tapi Mo Sheng tetap ngotot tidak mau menginap di rumah ini.
Tidak punya pilihan lain, Ying Hui akhirnya menyerah tapi dia ingin mengantarkan Mo Sheng dan kedua rekannya kembali ke hotel.
Kali ini Mo Sheng tidak menolak tawarannya. Ying Hui pun mengantarkan mereka ke hotel... dengan mobil limusin. Waduh kayak artis mau red carpet aja. hehe.
Sesampainya didepan hotel, Mo Sheng ingin mereka berpisah sampai sini saja tapi Ying Hui ngotot ingin mengantarkan mereka masuk kedalam.
Saat mereka tiba di lobi, mereka tiba-tiba berhenti mendadak... karena ada Yi Chen. Seketika itu pula, senyum Mo Sheng langsung mekar dengan indah.
"Yi Chen, sedang apa kau disini?"
"Aku ada urusan bisnis" jawab Yi Chen (bisnis menyelamatkan istri dari pria lain yah? hehe)
"Tapi kau tidak bilang apa-apa kemarin"
"Aku ingin memberimu kejutan"
Walaupun tidak suka dengan kedatangan Yi Chen tapi kemudian Ying Hui menyapa Yi Chen dengan sikap tenang dan sopan... yang akhirnya malah menjurus pada aksi sindir-sindiran terselubung.
Ying Hui berkata bahwa dia tidak menyangka akan bertemu dengan Yi Chen disini... "Kebetulan sekali"
"Anda terlalu sopan. Pertemuan ini mungkin bukan sesuatu yang anda harapkan. Lagipula, pada kenyataannya kebanyakan pertemuan bukanlah suatu kebetulan. Bukankah begitu, presdir Ying?"
"Pertemuan dan reuni tidaklah penting, yang terpenting adalah hasil"
"Pikiran-pikiran yang hebat biasanya berpikir sama"
Saat Yi Chen menyapa Xiao Hong, Xiao Hong langsung senang ternyata Yi Chen masih mengingatnya. Ying Hui yang cemburu berusaha mencuri perhatian Mo Sheng dan kedua rekannya dengan memberitahu mereka untuk istirahat dengan baik malam ini agar mereka segar kembali besok pagi dan bisa melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
Ying Hui bahkan sudah mengganti kamarnya Mo Sheng dan kedua rekannya dengan kamar presidential suite, dia bahkan sudah mengatur agar Mo Sheng mendapatkan kamar yang jendelanya menghadap laut.
Awalnya Yi Chen diam saja menyaksikan Ying Hui yang bersikap sok perhatian pada Mo Sheng. Tapi sesaat kemudian tiba-tiba dia tersenyum licik.
Mo Sheng berusaha menolak kamar pemberian Ying Hui itu tapi Yi Chen tiba-tiba menyela dan memberitahu Mo Sheng bahwa mereka berdua sebaiknya menerima kebaikan Ying Hui ini... karena kebetulan dia belum pesan kamar hotel. hahahaha!
"Saya datang mendadak dan belum sempat memesan kamar di hotel ini, sekarang saya tidak perlu khawatir" ujar Yi Chen dengan senyum licik
Menyadari ketegangan antar kedua pria, Xiao Hong berusaha mencairkan suasana dengan mengumumkan kalau dia lapar dan langsung mengajak Mo Sheng pergi makan karena Mo Sheng kan belum makan.
Mendengar itu, Ying Hui langsung memanfaatkan keadaan untuk mengajak Mo Sheng makan bersamanya. Tak mau kalah, Yi Chen langsung nyeletuk kalau dia yang akan mentraktir mereka makan.
Merasakan ketegangan antar kedua pria semakin memuncak, Xiao Hong mandadak berubah pikiran dan mengumumkan kalau dia dan Da Bao sudah lelah jadi sebaiknya dia dan Da Bao langsung ke kamar saja.
Mereka pun langsung pamit meninggalkan Mo Sheng yang harus menghadapi kedua pria itu seorang diri.
Dalam perjalanan ke kamar presidential suite mereka, Xiao Hong dan Da Bao langsung bergosip tentang apa sebenarnya hubungan Mo Sheng dengan kedua pria itu.
Dari semua pembicaraan yang mereka dengar di pesta, mereka menyimpulkan kalau Mo Sheng dan Ying Hui adalah suami istri.
Tapi dilihat dari sikap Mo Sheng pada Ying Hui dan fakta kalau Mo Sheng tinggal seorang diri di Shanghai, mereka yakin kalau sekarang Mo Sheng dan Ying Hui sudah cerai.
Sementara tentang Yi Chen, mereka yakin kalau Yi Chen adalah kekasihnya Mo Sheng yang sekarang. Apalagi mereka dengar Mo Sheng barusan pindah rumah dan mungkin saat ini Mo Sheng tinggal bersama Yi Chen.
Tapi karena saat ini mereka masih belum memiliki bukti-bukti atas dugaan mereka, karenanya Xiao Hong mengingatkan Da Bao untuk tidak memberitahu siapapun dulu.
Perang antar kedua pria kembali berlanjut sampai ke restoran. Saat mereka pesan makanan, kedua pria itu langsung saling berebut memesan berbagai makanan kesukaan Mo Sheng sampai Mo Sheng sendiri tidak pesan apa-apa karena semua makanan kesukaannya sudah dipesankan oleh kedua pria itu.
Saat Yi Chen memesan es kacang merah, Ying Hui langsung bertanya dengan nada menyindir "Saya tidak tahu kalau pengacara He suka makan makanan manis"
"Aku biasa-biasa saja tapi Mo Sheng sangat menyukai es kacang merah"
"Begitukah? Tapi makan es di malam hari tidak baik untuk perut"
"Benar juga. Aku terlalu memanjakannya (Pffft!). Kalau begitu ganti es kacang merahnya jadi sup kacang merah saja"
Saat tengah menunggu pesanan mereka datang, Yi Chen dan Ying Hui saling berlomba merebut serbetnya Mo Sheng. Tapi Mo Sheng bergerak secepat kilat merebut serbetnya sendiri. hahaha.
Setelah semua pesanan mereka tiba, Ying Hui langsung beraksi memberikan makanan kesukaan Mo Sheng. Tak mau kalah, Yi Chen pun langsung memberikan makanan yang lain untuk Mo Sheng.
Ying Hui tak mau menyerah begitu saja dan langsung mengambilkan makanan lainnya lagi. Kedua pria terus menerus berebut memberikan makanan untuk Mo Sheng sementara Mo Sheng sendiri sama sekali tidak menyentuh makanan-makanan dari kedua pria itu, dia malah senyam senyum geli melihat tingkah kekanak-kanakan mereka.
Sesaat kemudian, Mo Sheng akhirnya mengangkat sendoknya... dan makan sup kacang merah pesanan Yi Chen.
Yi Chen tentu saja senang sementara Ying Hui hanya bisa duduk diam sambil merengut kecewa.
"Sup kacang merah ini sangat lezat"
"Benarkah. Apa kau mau tambah satu porsi lagi?"
"Sejak kapan kau tahu kalau aku suka makanan ini?"
"Sejak kemarin"
"Sejak aku kecil, ayahku pernah bilang kalau sup kacang merah sangat baik untuk kesehatan"
"Presdir Ying, sebaiknya anda makan juga. Kacang merah sangat baik untuk peredaran darah"
"Terima kasih atas perhatianmu. Aku merasa sangat sehat sekarang"
Setelah makan malam mereka selesai, Yi Chen pamit mau istirahat bersama Mo Sheng. Tapi Ying Hui yang tidak mau membiarkan Yi Chen berduaan dengan Mo Sheng, memaksa Yi Chen untuk bermain bersamanya.
Jadilah kedua pria saling unjuk kebolehan bermain bilyar. Sambil bermain, Ying Hui memberitahu Yi Chen bahwa dia menyesal karena selama 3 tahun pernikahannya dengan Mo Sheng, dia terlalu sibuk bekerja.
Seandainya mereka memulai hubungan mereka kembali, dia pasti tidak akan menghabiskan waktunya dengan bekerja terus menerus.
Bersambung ke episode 21
2 Comments
Semangat kak...
ReplyDeleteDuh gemasshhh banget sama couple ini...
Terimakasih.
ReplyDeleteTerus semangat kakak.
Sinopsis LOVE 020 nya dilanjut juga dong kak
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam