Sinopsis Love O2O Episode 5

Sinopsis Love O2O Episode 5


Melihat Xiao Nai di lapangan basket, Cao Guang langsung menantangnya tanding satu lawan satu. Xiao Nai menerima tantangannya tanpa mengetahui alasan Cao Guang menantangnya. Cao Guang langsung tersenyum licik mendengarnya.

Tapi bahkan sekalipun bola awalnya berada di tangannya, kemampuan basketnya sama sekali tak sebanding dengan Xiao Nai yang berhasil merebut bolanya dengan mudah dan terus menerus memasukkan bola.


Tiga sahabat Xiao Nai menonton sambil bergosip di pinggir lapangan. Siapa sih cowok itu? tanya Hao Mei. Ban Shan ingat kalau dia adalah Cao Guang, mahasiswa paling top di Fakultas Bahasa Asing. Mereka heran kenapa juga Cao Guang malah tanding basket, seharusnya kan dia mengikuti kontes pidato Bahasa Inggris saja. Sudah pasti dia tidak akan menang melawan Xiao Nai, sekarang ini saja Xiao Nai baru memakai setengah dari kemampuannya.


Dan benar saja, tak butuh waktu lama bagi Xiao Nai untuk mengalahkan Cao Guang. Tiga sahabat langsung mengulurkan tangan-tangan mereka, maunya high five gitu, tapi Xiao Nai malah cuek dan langsung ambil tas. hahaha!


Xiao Nai berniat mau langsung pergi, tapi Da Zhong tiba-tiba memberitahu mereka bahwa Cao Guang sekarang ini sedang mengejar mahasiswi tercantik di fakultas mereka Bei Wei Wei.

Sontak Xiao Nai langsung membatalkan kepergiannya, membanting tasnya lalu berjalan kembali ke lapangan. Dengan tatapan tajam ke arah Cao Guang, dia menyatakan mau tanding ulang, pertandingan barusan terlalu mudah.

"Aku bisa merasakan... aura mengerikan"ujar Ban Shan sambil bergidik ngeri.

"Aku juga merasakannya, bahkan langit saja tampak suram" Hao Mei setuju


Ronde kedua pun dimulai. Cao Guang berusaha sekuat tenaga, tapi Xiao Nai benar-benar all-out dan tak memberi Cao Guang kesempatan sedikitpun untuk memasukkan bola.


Xiao Ling memberitahu ketiga temannya bahwa Xiao Nai mau balik tinggal di asrama lagi, berarti mulai sekarang mereka jalan melewati lapangan basket lagi hanya demi melihat Xiao Nai. Tapi Er Xi dengan santainya memberitahu mereka bahwa dia dan Wei Wei sudah mengetahui itu karena mereka tak sengaja melihat Xiao Nai menolak seorang gadis tempo hari.

"Memikirkan itu masih membuatku merinding sampai sekarang. Da Shen (Great Master) itu sangat keren dan kejam" cicit Er Xi

"Kenapa kau merinding? Kan bukan kau yang ditolak"

"Kita semua berada dalam satu kapal, jadi aku merasa itu terjadi padaku juga. Aku harus meminum teh susuku untuk menghangatkan hatiku yang rapuh"

"Bagaimana dia menolaknya? Siapa gadis itu?"

"Aku tidak tahu. Gadis itu menyerahkan surat cinta, tapi dia sama sekali tidak meliriknya dan terus jalan lurus"

"Waaah, dia keren!!!"

"Aku penasaran tipenya gadis seperti apa, yah?" Er Xi bertanya-tanya (gadis di sebelahmu tuh, hihi)


Memikirkan ucapan Er Xi, Wei Wei jadi merasa bersalah karena memanfaatkan nama Xiao Nai demi menolak Cao Guang. Tapi sedetik kemudian dia meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak usah mencemaskan itu, toh Xiao Nai tidak akan mengetahuinya. Setelah belajar selesai, sekarang saatnya nge-game.


Begitu dia online, Nai He menghubunginya dan menyuruhnya untuk ke Grassy Mountain dan membantu mereka membunuh Bos (monster yang punya level tertinggi dalam dungeon). Wei Wei tanya bos yang mana, Nai He menjawab bos Meng Dong Xing.

Saat Wei Wei tiba di dungeon, Xiao Nai dan ketiga temannya sudah sibuk bertarung melawan bos. Yong Hou memberitahu Wei Wei bahwa mereka tadinya cuma sedang duduk-duduk saja di kaki gunung, eh tiba-tiba saja Bos Meng datang.


Tapi sementara mereka sibuk bertarung, Wei Wei malah diam saja dan menyuruh mereka bertarung sendiri. Wei Wei memberitahu mereka kalau dia ikut menyerang bersama mereka maka kekuatan serangan Bos Meng akan meningkat.

Ternyata Wei Wei cukup tahu banyak tentang Bos Meng. Dia memberitahu mereka bahwa jika Bos Meng diserang oleh pemain perempuan saja maka nilai serangannya akan menurun setengah karena Bos Meng tidak mau menyakiti wanita. Tapi jika dia diserang gabungan pemain pria dan wanita maka nilai serangannya akan meningkat 50% hanya karena dia cemburu.

"Begitu yah?"

"Kalau hanya pemain pria yang menyerangkan, akankah kekuatannya akan meningkat karena terlalu antusias?"


Yong Hou pernah dengar kalau Bos Meng ini lumayan cabul pada pemain wanita. Dia penasaran ingin melihatnya dan karenanya dia menyuruh Wei Wei untuk menyerang Bos Meng. Dasar Yong Hou! Tapi Wei Wei akhirnya menurutinya lalu mulai menyerang Bos Meng.

Bos Meng langsung menyemburkan nafas apinya sampai Wei Wei terjungkal mundur. Dan benar saja, Bos Meng langsung blak-blakan ngomong cabul ke Wei Wei "Kenapa wanita cantik seperti dirimu berkeliaran dengan menghunus pedang dan bukannya istirahat saja di kamarmu dan biarkan aku mengurusmu mulai sekarang"

"Wah, dia benar-benar cabul"

"Berani sekali kau pada kakak ipar kami. Hajar dia!"


Mereka berlima langsung bekerja sama menyatukan kekuatan mereka hingga Bos Meng akhirnya binasa lalu Yong Hou mengambil item yang mereka dapatkan dari kemenangan mereka ini.


Ketiga teman Xiao Nai pun langsung bersorak senang. Ban Shan menyarankan agar mereka memberikan apa yang mereka dapat pada Wei Wei saja, tapi Yong Hou ragu karena takutnya Xiao Nai akan marah pada mereka. Ban Shan yakin tidak karena menurutnya suasana hati Xiao Nai sedang baik saat ini.

Xiao Nai menghubungi mereka saat itu dan menanyakan apa yang mereka dapatkan. Yong Hou memberitahunya kalau mereka dapat rambut kekasih putri tanpa atribut. Hong Mei berpikir apakah mereka tidak terlalu brutal dalam membunuh Bos Meng hingga mereka hanya dapat item konyol seperti ini.


Mereka penasaran kenapa kakak ipar mereka diam saja yah. Yong Hou langsung bertanya Wei Wei tidak terkejut dengan item yang mereka dapatkan ini, kan? Wei Wei berkata tidak, dia mengklaim kalau dia sudah lama mengembara dalam dunia ini jadi dia sudah lama melepaskan hasrat materealistis-nya. Teman-temannya Xiao Wei tak percaya mendengar kenarsisan kakak ipar mereka yang sama persis seperti kenarsisan Xiao Nai.

"(sifat) seseorang dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Mulai sekarang aku tidak bisa membiarkannya terlalu banyak bergaul dengan kalian" balas Xiao Nai


Wei Wei langsung mengalihkan topik dan memberitahu mereka bahwa dia sedang memikirkan ide cerita untuk video kontes mereka. Ide ceritanya ini terinspirasi oleh Bos Meng. Berkisah tentang kisah cinta seorang musisi dan seorang bandit. Nai He yang jadi musisinya dan Xiao Nai banditnya.


Mereka bertemu di sebuah hutan, lalu si bandit menculik si musisi dan menyekapnya di benteng gunung. Bandit itu jatuh cinta dengan si musisi dan memperlakukannya dengan sangat baik. Tapi si musisi tidak bahagia dan sangat dingin pada si bandit.


Si bandit jadi sedih. Dia menyadari dirinya orang jahat. Tapi apa boleh buat, semua orang di sekitarnya adalah bandit jadi dia tidak tahu hal lainnya selain menjadi bandit juga. Dia sebenarnya bermimpi menjalani hidup biasa layaknya wanita lain pada umumnya, tapi mimpi hanyalah mimpi. Saat si musisi masih dingin padanya, si bandit akhirnya memutuskan untuk melepaskannya.


Si musisi pun pergi. Tapi si bandit tak tega meninggalkannya sendirian, jadi si bandit membuntuti si musisi secara diam-diam. Saat melewati hutan, tiba-tiba si musisi dihadang oleh monster. Si musisi berusaha melarikan diri tapi malah terjatuh. Untunglah si bandit datang saat itu juga menyelamatkan si musisi dan melawan si monster.


Tiba-tiba si monster melempar senjatanya ke arah si musisi. Panik, si bandit langsung menggunakan tubuhnya untuk menamengi si musisi hingga senjata itu menancap si punggung si bandit. Walaupun kesakitan, tapi si bandit tetap terus berusaha bertarung melawan si monster hingga akhirnya dia berhasil membunuh si monster. Dan begitu monster itu musnah, si bandit langsung terjatuh kesakitan.


Sejak saat itu si musisi mulai berubah dan akhirnya mau menerima si bandit. Mereka pun akhirnya kembali ke gunung untuk menikah.


Tapi di hari pernikahan mereka, beberapa prajurit tiba-tiba datang menyerang mereka. Si bandit langsung bertarung melawan mereka sembari berusaha melindungi si musisi. Setelah semua prajurit mati, si musisi mendekati si bandit dan menatapnya dengan sedih... sebelum akhirnya menikam si bandit hingga si bandit mati.


Tubuh si bandit roboh tapi si musisi menangkapnya. Dan walaupun dia sengaja membunuh si bandit, tapi si musisi itu sedih. Saat seorang prajurit datang dan bertanya-tanya kenapa si musisi membunuhnya, si musisi berkata bahwa lebih baik dia membunuh si bandit daripada membiarkan si bandit hidup membencinya.


Di akhirnya cerita, Wei Wei mengusulkan agar mereka membuat si musisi menyadari perasaannya pada si bandit adalah perasaan cinta. Perasaan itu kemudian membuatnya memutuskan untuk menyusul si bandit dan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke jurang.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Wei Wei. Xiao Nai menyukai ide kisah cinta tragis itu dan menyarankan agar mereka segera merekamnya.


Wei Wei pun mulai sibuk merekam cerita itu bersama ke-4 orang dalam timnya sambil bercanda tawa. Dari pembicaraan mereka, Wei Wei bisa menyimpulkan kalau ke-4 pria itu pasti tinggal bersama. Yong Hou membenarkannya, mereka memang tinggal se-asrama.

"Ternyata Da Shen itu mahasiswa seperti aku" pikir Wei Wei.

Tapi Ban Shan dengan nakalnya memberitahu Wei Wei bahwa Nai He itu tidak pernah pulang di malam hari. Hao Mei ikut-ikutan mengklaim kalau Nai He itu juga tidak pulang di siang hari juga. Yong Hou bahkan mengklaim kalau Nai He itu tidak pernah kelihatan di kampus. Padahal Xiao Nai memang punya apartemen sendiri.

Gemes dengan ulah teman-temannya, Xiao Nai memperingatkan mereka untuk menyembunyikan kaos kaki mereka dengan baik karena dia berencana tinggal kembali ke asrama sampai akhir semester ini. Teman-teman Xiao Nai langsung panik memohon-mohon agar Nai He tidak kembali ke asrama.

"Apa kalian para pria benar-benar tidak pernah mencuci kaos kaki kalian seminggu?" tanya Wei Wei sambil menutup hidungnya seolah bisa mencium bau kaki mereka dari kejauhan. Ban Shan mengklaim itu normal, Nai He saja yang aneh karena kaos kakinya tidak pernah bau.


Memikirkan kata-kata mereka tentang meretas komputer seseorang waktu itu, Wei Wei bertanya-tanya apakah mereka mahasiswa jurusan komputer. Ban Shan membenarkannya.

"Kebetulan sekali. Aku juga" aku Wei Wei

Yong Hou menduga jangan-jangan Wei Wei adalah adik tingkat mereka. Hao Mei malah curiga, jangan-jangan Wei Wei itu sebenarnya pria yang menyamar jadi wanita. Mereka lalu kembali membicarakan tentang rekaman video mereka lagi.


Lalu bagaimana dengan game-nya Er Xi? Ternyata dia memilih username sendiri yaitu Joyful Xi. Didalam game, dia dituntun oleh karakter seorang kepala desa yang berjanji akan mengajarinya tentang dunia game ini. Er Xi yang masih baru dalam dunia game, sama sekali tak mengerti kata-kata si kepala desa. Dia ingin minta bantuan Wei Wei, tapi Wei Wei sedang sibuk belajar saat itu juga.

Terpaksalah akhirnya dia mencobanya sendiri. Si kepala desa mengantarkannya ke suatu tempat dan menyuruh Joyful Xi untuk melawan monster kupu-kupu. Joyful Xi pun mulai terbang tapi belum apa-apa dia sudah jatuh terjerembap ke bumi. Parahnya lagi, si kepala desa malah memutuskan untuk pergi meninggalkannya sendirian. Dan tiba-tiba saja semua kupu-kupu itu berbalik menyerangnya sampai dia kelabakan sendiri.

"Wei Wei! Aku mati lagi! Selamat aku!" rengek Er Xi


Wei Wei akhirnya mengambil alih dan membantu karakternya Er Xi melawan monster kupu-kupu itu. Tepat saat itu juga, mata-matanya Cao Guang datang dengan alasan menjual masker dengan harga miring padahal tujuan utamanya melihat game yang sedang Wei Wei mainkan dan username-nya. Tanpa curiga Er Xi pun menjawab semua pertanyaan yang diajukan wanita itu tentang game yang Wei Wei mainkan.


Begitu dia keluar, dia langsung menelepon Cao Guang dan melapor bahwa username Wei Wei adalah Joyful Xi. (hahaha!) Cao Guang pun senang. Walaupun dia kalah dalam basket, tapi sekarang dia bertekad tidak mau lagi kehilangan Wei Wei.


Di Zhen Yi, Yi Ran beralasan pada pegawai HRD bahwa dia diperintahkan untuk melihat-lihat daftar pegawai magang yang terpilih. Pegawai HRD ragu menyerahkan daftar itu tapi tak berani melawan karena Yi Ran keponakan bos.

Dia sudah tahu dari Nana tentang Wei Wei yang mengaku menyukai Xiao Nai. Karena itulah saat Yi Ran menemukan resume Wei Wei terpilih sebagai pegawai magang, Yi Ran dengan liciknya menyuruh Pegawai HRD untuk mengeliminasi Wei Wei tanpa alasan yang jelas. Pegawai HRD sebenarnya keberatan apalagi Wei Wei adalah mahasiswi Universitas Qing, tapi dia tidak berani melawan Yi Ran.


Xiao Nai sedang sibuk membuat rekaman video game-nya saat ayahnya datang dan mengajaknya main baduk. Hubungan orang tua Xiao Nai cukup baik dan romantis lengkap dengan bumbu-bumbu percekcokan.

Saat Ibu datang untuk menyaksikan pertandingan mereka, Ayah langsung protes tidak mau dilihat Ibu. Tapi Ibu bersikeras mau melihat dan menuduh Ayah hanya malu kalau-kalau dia nanti kalah dari Xiao Nai. Xiao Nai tersenyum melihat hubungan kedua orang tuanya.


Sambil bermain, Ayah mencoba membahas keputusan Xiao Nai yang sekarang lebih memilih terjun kedalam dunia game. Ayah mengaku kurang setuju karena menurutnya game itu tidak berguna. Tapi Xiao Nai dengan bijak memberitahu Ayah bahwa game itu sebenarnya sama seperti pekerjaan Ayah (Ayahnya Xiao Nai adalah seorang profesor sejarah di Universitas Qing).

Ayah bekerja sebagai sebagai pendidik dan penulis buku bukan cuma untuk mendidik orang lain tapi juga untuk mempublikasikan hasil penelitian, ide-ide dan konsep-konsep. Menciptakan game juga seperti itu, dia menyampaikan pandangannya dan ide-idenya melalui game.

Pekerjaan ayah dan pekerjaannya sebenarnya sama, hanya beda cara pengungkapannya saja. Dengan menggunakan media visual yang lebih mudah diterima masyarakat, dia berusaha menggambarkan dunia yang dibayangkannya.

Yah, walaupun dia harus mengakui bahwa alasan utamanya tentu saja murni karena dia memang tertarik dalam bidang game. Menyadari kebenaran dalam kata-kata Xiao Nai, Ayah akhirnya menyerah dan berubah pikiran, bahkan menyatakan akan mendukung Xiao Nai mulai sekarang.

Xiao Nai lalu memberitahu Ayah kalau minggu depan dia mau mengikuti kuliahnya Ayah, alasannya sih mau membantu membuat kelas Ayah ramai, biasanya kelas Ayah kan sepi (Karena banyak mahasiswa yang merasa kelasnya Ayah membosankan). Padahal niat aslinya mau ketemu Wei Wei karena sekarang dia tahu dari jadwal kuliahnya Wei Wei.


Minggu depannya, Wei Wei sedang sibuk belajar sambil menunggu kelas di mulai saat seseorang tiba-tiba minta izin duduk di sebelahnya. Wei Wei menoleh dan langsung melotot kaget melihat Xiao Nai bicara padanya. Saking kagetnya dia sampai butuh waktu beberapa menit untuk menenangkan dirinya dan mengizinkan Xiao Nai duduk di sebelahnya... padahal bangku kosong banyak loh.


Wei Wei berusaha duduk tenang padahal jelas-jelas dia gugup duduk di samping Da Shen. Diam-diam dia mengintip Xiao Nai dari balik bukunya. Dan saat Xiao Nai berpaling melihatnya, dia langsung menutupi wajahnya yang kegirangan. wkwkwk, dia cute banget.

Para mahasiswa yang lain langsung memotreti Xiao Nai kayak reporter memotreti artis dan mengabarkan kehadiran Xiao Nai di kelas sejarah lewat medsos. Kabar itu viral dengan sangat cepat dan para mahasiswi langsung berlarian ke kelas dan sesaat kemudian kelas itu pun langsung penuh.


Saat Profesor Xiao datang tak lama kemudian, dia sampai tercengang sendiri melihat kelasnya yang biasanya sepi, hari ini malah terisi penuh. Saking tak percayanya, Prof Xiao bertanya apakah mereka datang untuk mendengarkan kuliahnya? Sontak semua mahasiswa menjawab iya. *bo'ong*


Prof pun tak percaya dan memutuskan untuk mengetes mereka dengan menyuruh mereka untuk mengulang topik kuliah mereka minggu lalu. Semua mahasiswa langsung diam dan sibuk sendiri-sendiri membuka buku-buku mereka. Prof melihat hanya Wei Wei yang tidka ikut-ikutan membuka buku, ia pun langsung menunjuk Wei Wei untuk menjawab.

Yang tak disangkanya, ternyata Wei Wei bisa menjawabnya dengan lancar. Wei Wei bukan cuma hafal topik kuliah minggu lalu, dia bahkan sudah melakukan penelitian tentang topik tersebut. Prof dan Xiao Nai tersenyum senang mendengar Wei Wei mengemukakan semua hasil penelitiannya.


Setelah kelas usai, Wei Wei terkurung di kursinya karena Xiao Nai malah duduk santai di sana dan menghalangi jalannya. Akhirnya dia harus berdehem malu-malu untuk membuat Xiao Nai bangkit. Begitu Xiao Nai memberinya jalan, Wei Wei langsung kabur dengan gugup tanpa menyadari Xiao Nai yang terus menatap kepergiannya.


Begitu kembali ke asrama, Wei Wei pura-pura sok cool sebelum bercerita pada teman-temannya tentang kehadiran Xiao Nai di kelas ayahnya dan duduk di sampingnya. Saking kagetnya, Er Xi sampai melupakan gamenya. Er Xi dan Si Si langsung heboh memprotes Wei Wei karena tidak memberitahu mereka tentang hal itu.

Er Xi langsung bertanya-tanya apakah Wei Wei mengambil gambarnya Xiao Nai tadi. Tapi Wei Wei mengingatkan mereka kalau dia kehilangan hapenya dan belum membeli hape baru jadi dia tidak mengambil gambar satupun, lalu dengan santainya dia menyalahkan mereka karena salah mereka sendiri tidak mau mengambil mata kuliah sejarah.


"Wei Wei, apa kau bicara pada Da Shen Xiao Nai? Kau mendapatkan kesempatan yang sangat baik, apa kau menanyakan nomor teleponnya atau apalah? Siapa tahu kau bisa jadi gadis yang disukai Xiao Nai" kata Si Si

"Aku tidak punya kemampuan seperti itu"

Er Xi tak percaya mendengarnya, Wei Wei punya kesempatan sebagus itu tapi dia malah tidak mengatakan apapun pada Xiao Nai. Wei Wei mengklaim bahwa dia mengatakan sesuatu kok pada Xiao Nai. Dia mengatakan dua kata 'Tidak' dan 'Terima kasih'. Er Xi dan Si Si langsung geleng-geleng frustasi mendengarnya..."Kau itu sudah menyia-nyiakan wajah cantikmu, tahu!"


Malas memperdebatkan masalah ini terus, Wei Wei beranjak pergi untuk mengisi galon. Tapi Er Xi langsung mengejarnya sambil terus menerus mengoceh tentang keberuntungan Wei Wei bertemu Da Shen. Kebetulan saat mereka baru saja mengisi galon di luar, Cao Guang lewat dan mengenali Er Xi. Sekarang dia tahu kalau Er Xi ternyata temannya Wei Wei.


Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments