Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 12 - 4

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 12 - 4

Semua baju buatan Kade akhirnya jadi dan dia langsung menyerahkannya ke Por Date. Dia keceplosan lagi saat dia dengan santainya menjelaskan kalau baju-baju buatannya rata-rata berbahan tebal, soalnya cuaca di sana dingin. Por Date sontak menatapnya dengan heran walaupun dia tidak mengatakan apapun.


Khun Ying langsung suka saat dia melihat baju-baju itu. Prik seperti biasanya, tidak menyukai apapun yang Kade buat dan cuma menyentuhnya sekilas. Por Date lalu memberitahu Kade bahwa Guru Chieprakao akan ikut dengannya ke Perancis nanti.

"Sungguh? Baguslah, jadi dia bisa melindungimu dari marabahaya yang tak kasat mata."

"Kau tahu dengan sangat baik."

"Tentu *wink*."

Tapi kemudian Por Date memberitahu bahwa Guru ingin Kade pergi menemuinya besok. Kade jelas heran mendengarnya.
 

Kade pun menghadap Guru Chieprakao keesokan harinya. Dia duduk di hadapan Guru Chieprakao dengan kebingungan. Guru Chieprakao malah lebih bingung, ngapain Kade cuma diam melihat wajahnya?

"Guru memanggil saya."

"Memangnya kau tidak pernah kepikiran untuk mengunjungiku sama sekali?" Protes Guru Chieprakao.

"Tapi Khun P' bilang bahwa anda membutuhkan pendapat saya akan sesuatu. Tentang apa, jao ka?"

"Sebentar lagi kau akan mengetahuinya. Kenapa kau sangat tidak sabaran?"

"Apa yang anda tunggu, jao ka?"

Menunggu seseorang, Guru Chieprakao kan punya banyak murid dan bukan cuma Kade seorang. Sebentar lagi ia harus pergi ke Perancis cukup lama, makanya ia harus bersiap-siap dan mengutarakan semua hal yang harus dia katakan. Kade duduk agak minggir sana. Dia satu-satunya wanita di sini, tidak sopan duduk di depan Guru.

"Apa-apa nggak sopan *sigh*!" Dengus Kade sebelum kemudian geser ke tepi.


Tak lama kemudian datanglah beberapa pria, termasuk Phetracha. Kade yang belum pernah bertemu Phetraca, sontak menatapnya dengan penasaran.

Dan alangkah terkejutnya dia saat Guru Chieprakao memanggil pria itu sebagai Ork Pra Phetracha... orang yang nantinya akan mengambil alih tahta Raja Narai.

Guru Chieprakao memulai pertemuan ini dengan menasehati para pria untuk terus melatih keahlian mereka dan meneguhkan keyakinan mereka dengan mantra selama berada di Perancis nantinya. Mereka tidak boleh sembrono. Biarpun sekarang ini situasi damai, tapi masa depan tidak bisa diprediksi.

"Sekarang banyak farang yang memenuhi kota ini, saya takut mereka bisa saja merebut negeri ini setiap saat." Cemas Phetracha.

"Tapi yang paling menakutkan adalah Pra Py, si anak adopsi itu. Dan Jao Fah Apaitod, saudara Paduka Raja. Karena mereka berdua sama-sama menginginkan tahta. Jadi mereka bersekongkol dengan farang itu."


"Itu adalah pekerjaan kalian... dan kau juga, Mae Ying Karakade." Ujar Guru Chieprakao.

Ia memberitahu Phetracha dan Luang Sorasuk bahwa Kade ini satu-satunya murid wanitanya. Ia punya cukup alasan untuk menerima Kade sebagai muridnya. Selama ia dan Por Date tidak ada di negeri ini, Kade lah yang akan memberi mereka kejelasan. Sontak semua mata langsung berpaling ke Kade.


Malam harinya, Por Date membaca di dok sambil sesekali menatap kamar Kade dengan penuh harap. Tapi Kade tetap tidak kelihatan.

Mengakhiri sesi membacanya dengan cepat, Por Date mengalihkan perhatiannya ke bulan purnama di langit malam. Dia tidak tahu kalau Kade sendiri sebenarnya sama sepertinya, sedang menatap bulan dari jendela kamarnya sambil merenung bahagia memikirkan ucapan romantis Por Date waktu itu.


Joi mendadak muncul di sisi tuannya dan langsung mengikuti arah pandang Por Date dengan keheranan.

"Eh, Joi! Kenapa kau kemari?"

"Untuk melihat."

"Melihat apa?"

"Bulan. Besar sekali. Apa ada orang di bulan, Ork Khun Thun?"

"Aku tidak tahu. Pertanyaan gila!"


Keesokan harinya saat dia baru masuk dapur untuk memasak air, Joi langsung diserang oleh tatapan penasaran para pelayan wanita. Prik langsung menyuruhnya untuk bicara, katanya ada sesuatu yang mau Joi katakan pada mereka.

Tapi Joi malah jual mahal yang jelas saja membuat Prik jadi sebal padanya. Jadilah para pelayan itu ribut saling mengejek satu sama lain sampai akhirnya Joi menyerah dan mengatakan rahasia penting yang ingin disampaikannya.

Jadi ceritanya, Por Date kan dulu benci sekali pada Karakade. Tapi sekarang... sudah tidak lagi. Sudah, itu saja rahasia besar yang mau diceritakannya. Joi lalu pergi. Para pelayan lain jelas kecewa, nggak penting banget informasinya Joi itu.

 

Kade mengajari semua orang bahwa para farang itu kalau bersalaman dengan cara cium pipi. Khun Ying heran dari mana Kade tahu itu? Memangnya saling menyapa dengan ucapan saja tidak cukup?

"Aku tidak mengada-ada, Bi. Khun P' memberitahuku tentang apa yang dikatakan Ork Pra Thun bahwa para farang itu saling menyapa dengan saling mengecup pipi. Dan aku tahu itu, sungguh."

"Kebanyakan omong. Kalau begitu, kau ajari saja Khun P' agar dia tidak mempermalukan dirinya sendiri di Perancis nanti."

"Bibi jangan terkejut, yah."

"Bicaramu aneh. Itu kan cuma sapaan, kenapa aku harus terkejut?"

Ayah sontak protes mendengar perdebatan mereka, kapan selesainya kalau begini. Ayah kan juga penasaran. Khun Ying yakin kalau Por Date pasti tidak penasaran, iya kan?

"Aku penasaran, Bu." (Pfft!)


Maka Kade pun menyuruh Por Date mendekat padanya, tapi Por Date cuma geser sedikit sehingga Kade terpaksa harus mendekatkan dirinya ke Por Date. Semua orang mulai tegang dan penasaran dengan suasana ini.

"Palingkan wajahmu ke aku." Suruh Kade.

Tapi Por Date malah cuma menengokkan kepalanya dengan kaku. Terpaksa Kade harus memutar paksa badan Por Date menghadap ke arahnya. Semua penonton mereka jadi semakin kebingungan dan penasaran.


Lalu dengan santainya Kade cipika-cipiki Por Date yang sontak membuat semua orang shock berat. LOL! Khun Ying sampai menjatuhkan mangkok cemilannya saking kagetnya dan para pelayan langsung memalingkan muka. Por Date sih senang-senang saja walaupun awalnya kaget juga.

Kade bingung melihat reaksi semua orang. "Khun P'! Jangan senyum-senyum begitu. Ini cuma sapaan biasa."

"Memalukan! Aku tidak bisa menoleransinya!" Prik heboh duluan sambil menutupi matanya setengah mengintip dari balik jari-jarinya.

Khun Ying juga tidak bisa dan langsung mengusir semua pelayan. Prik sendiri malah tetap diam di tempat sambil terus jejeritan heboh sendiri padahal Khun Ying sudah memanggilnya berulang kali.

"Nang Prik tidak bisa menoleransinya. Jangan panggil dia, Mae Jumpa!" Bentak Ayah yang kontan membuat Prik akhirnya sadar lalu bergegas pergi dari sana.


Kade berusaha teriak-teriak menjelaskan kalau ini cuma sapaan biasa. Tapi semua orang langsung pergi dengan berbagai alasan dan meninggalkan mereka berduaan di sana. Kade jadi makin bingung. Ini kan cuma sapaan biasa. Dia bahkan mau praktek cipika-cipiki lagi, tapi Por Date dengan cepat menghentikannya.

"Wajahmu kelihatannya kau belum mengerti."Kade ngotot.

"Aku sudah mengerti." Tegas Por Date yang kontan membuat Kade jadi malu.


Hari berikutnya, Kade mengajari Por Date table manner ala Eropa pakai sendok, garpu, dan pisau. Por Date mencoba mengikuti semuanya dengan kaku. Ayah dan Khun Ying cuma menatap mereka dengan kebingungan, malah Prik yang heboh sendiri saat Por Date memasukkan garpu ke dalam mulutnya, mengira mulut Por Date bakalan ketusuk garpu.

Khun Ying tidak tahan lagi dengan semua ini. "Para farang itu sangat aneh."

Ia langsung pergi duluan sementara Por Date dan Kade tetap melanjutkan sesi pelajaran ini. Ayah senang melihat perkembangan hubungan mereka.


Para pelayan mulai sibuk menata berbagai keperluan Por Date. Tapi hari itu, Por Date memperhatikan Kade tidak tampak keluar dari kamarnya dan jadi galau karenanya.

"Apa Nang Pin dan Nang Yam tidak ikut membantu?" Tanyanya.

Prik jelas heran. "Anda tanya tentang Nang Pin dan Nang Yam? Atau mungkin..."

Dan bahkan sebelum Prik sempat melanjutkannya, Por Date langsung pergi sendiri ke kamar Kade dan mendapati Kade ternyata sedang sibuk dengan kain-kainnya bersama kedua pelayannya.

Jadilah Por Date diam-diam mengintipnya dari pojokan. Ketiga wanita hendak keluar untuk mencari bahan pewarna kain saat tiba-tiba saja Kade melihat Por Date lagi ngintip di pojokan. Ha! Malunya Por Date.


"Khun P', sedang apa kau di sini?"

"Membaca." (Pfft!)

"Kau membaca di sini?"

"Kenapa aku tidak boleh membaca di sini?"

"Halo! Ini kamarku. Apa ada masalah?"

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Karena kau datang ke kamarku dan diam-diam mengawasiku. Apa aku melakukan kesalahan?"

Tak enak kalau harus bicara di hadapan duo pelayan, Por Date langsung mengusir Pin dan Yam ke dapur sebelum kemudian mengingatkan Kade bahwa dia akan berangkat besok. Kade tahu itu, tapi dia tidak mengerti apa yang ingin Por Date sampaikan sebenarnya.

Bersambung ke part 5

Post a Comment

5 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam