Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 10 - 3

 Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 10 - 3

Menghentikan semua khayalannya, Ning Jing memutuskan untuk menghadapi Tang Li dan tanya kenapa dia bersedih? Apa dia punya masalah? Tentu saja dia punya masalah. Jika tidak, dia pasti akan pulang saja dan bukannya datang kemari.

  

"Kalau kau punya masalah, beritahu aku saja. Aku akan berusaha membantu sebisaku."

"Apa saja?"

"Iya, kita kan suami-istri. Kita harus berbagi suka dan duka." Ujar Ning Jing sambil menggenggam tangan Tang Li.

Tapi Tang Li tak suka dan sontak berusaha melepaskan tangannya dari Ning Jing. Mereka belum jadi suami-istri. Ning Jing masa bodo, katakan saja apa masalah Tang Li.

"Anu... bisakah kau meninggalkanku sendirian di sini?"

"Apa maksudnya?"


Tang Li langsung mewek lebay, tapi tangisannya malah membuat Ning Jing semakin ngotot untuk selalu berada di sisi Tang Li. Jelas saja Tang Li langsung protes tak setuju.

Perjodohan pernikahan mereka ini kan keinginan para tetua. Bukankah lebih baik jika mereka menjalani hidup mereka sendiri-sendiri. Sejujurnya, Tang Li takut setiap kali melihat Ning Jing. Tuh lihat, tangannya saja gemetar.

"Kau membenciku sebesar itu?"

"Bukan benci, tapi takut."

"Tidak mungkin. Kau pasti menyembunyikan sesuatu. Kalau tidak, kau tidak mungkin meneteskan air mata."

Oh, tidak. Tang Li cuma kelilipan kok, makanya dia mengucek matanya. Hahaha! Tang Li nyebelin! Ning Jing sontak kesal membulinya.


Yun Xi akhirnya memutuskan pergi menemui Ibu Suri. Dia beralasan kalau dia baru bisa datang sekarang setelah sembuh dari sakitnya. Dia meyakinkan kalau sekarang dia sudah berhasil mendapatkan kepercayaan Pangeran Qin dan mendapatkan apa yang Ibu Suri inginkan. (Hah? Dia bohong yah?)

"Katakan padaku." Tuntut Ibu Suri.

"Saya melihat tanda suku angin itu di tbuh Pangeran Qin."

"Di mana?"

"Di bagian belakang pingang kirinya."

"Bagaimana bentuknya?"

"Seperti sayap elang. Sayap mengembang tinggi ke langit." Jawab Yun Xi dengan percaya diri.

Ibu Suri sontak menatapnya tajam, sepertinya ia tak percaya, Yun Xi pun tegang melihat reaksinya... tapi kemudian, ia tersenyum dan mengangguk puas.

"Syukurlah aku pintar. Aku sudah mencari tahu sebelumnya." Puji Yun Xi pada dirinya sendiri.

Bagaimanakah dia mengetahui tanda itu?...

Flashback.


Waktu itu, dia mengendap masuk ke perpustakaan di rumah Fei Ye untuk mencari petunjuk tentang tanda suku angin... hingga akhirnya dia menemukan sebuah buku yang tergeletak begitu saja di salah satu rak. Di dalamnya, berisi beberapa gambar, termasuk gambar simbol suku angin berupa sayap burung elang.

Flashback end.


Ibu Suri puas dengan hasil kerja Yun Xi. Dan karena dia sudah menunaikan tugasnya, Yun Xi pun langsung menuntut keberadaan ibunya.

Tapi Ibu Suri tampak jelas tidak ada niat untuk melaksanakan janjinya itu dengan alasan bahwa ia belum memastikan apakah informasi Yun Xi barusan benar atau tidak.

Yun Xi jelas tidak terima, perjanjian mereka kan tidak seperti itu dulu. Tapi tentu saja pada akhirnya dia tidak sanggup melawan Ibu Suri saat Ibu Suri mulai kesal memarahinya dan mengingatkannya kalau dia itu cuma Istri Pangeran Qin.

Yun Xi tidak punya hak untuk tawar-menawar dengannya. Yun Xi adalah mata-matanya. Kalau Pangeran Qin sampai mengetahui hal itu, dia tidak akan bisa tinggal lebih lama di sana.

Ibu mertuanya Yun Xi itu orang yang tidak akan menoleransi kesalahan seseorang. Jika dia tahu kalau Yun Xi menipu putranya, maka Yun Xi pasti akan mati.

Tak bisa berkutik lagi, Yun Xi sontak meminta maaf dan beralasan kalau dia hanya tidak sabaran untuk bertemu ibunya.


"Jangan khawatir. Setelah aku memastikan kebenaran informasimu, aku akan memberitahu keberadaan Nyonya Tian Xin. Tapi... kau tidak akan meninggalkan kediaman Pangeran Qin dalam waktu dekat, jadi bersikap baiklah dan tetaplah tinggal di sana."

Yun Xi harus melaporkan setiap gerakan Pangeran Qin padanya. Ingat baik-baik, nyawa ibu Yun Xi ada di tangannya. Jika Ibu Suri menginginkan mereka berdua mati, maka mereka akan mati. Begitupun sebaliknya.


Terpaksalah Yun Xi harus menurutinya lalu mulai menulis segala kegiatan harian Fei Ye untuk dilaporkan pada Ibu Suri. Mulai dari saat dia bangun tidur, sampai malam harinya.

Masalahnya... sebagian besar isi laporannya itu cuma ngarang indah. LOL! Dan Yun Xi tampak jelas sangat menikmati menulis laporan karangannya itu.


Dia lalu mengirim surat itu pakai merpati. Tapi yang tidak diketahuinya, merpatinya malah ketangkap oleh Xi Feng dan dia langsung melaporkan suratnya Yun Xi itu ke Fei Ye.

"Nyonya muda pintar mengarang cerita rupanya. Sayangnya dia mata-mata yang gagal." Komentar Xi Feng.

Fei Ye lempeng aja membaca surat itu. Dan berhubung tak ada yang aneh, maka dia menyuruh Xi Feng untuk mengirim surat itu ke Ibu Suri... sembari mengingat apa yang dilakukannya sebelum Yun Xi menemukan gambar simbol suku angin itu.

Flashback.


Sebelum Yun Xi mengendap masuk ke perpustakaannya, Fei Ye sebenarnya sudah tahu duluan dan dengan sengaja meletakkan buku itu di rak yang terbuka. Dan begitulah bagaimana Yun Xi dengan mudahnya menemukan gambar simbol suku angin itu, tanpa menyadari kalau Fei Ye diam-diam sedang mengamatinya.

Flashback end.


Fei Ye mendadak tersenyum lebar karena teringat kenangan itu. Xi Feng sampai heran melihat cengirannya itu. Tapi Fei Ye dengan cepat menguasai diri dan melempar tatapan tajam ke Xi Feng.

Xi Feng akhirnya pamit untuk mengantarkan suratnya. Tapi begitu Xi Feng pergi, wajah dingin Fei Ye kontan berubah membentuk senyum lebar.
 

Ibu Suri sontak meremas surat tidak bermutu itu dengan kesal dan memerintahkan pelayannya untuk menyampaikan kabar ke Yun Xi. Kalau tidak ada yang penting, lebih baik jangan mengirim laporan.

Saat ia keluar, ia mendapati Qing Ge sedang berdoa. Qng Ge mengklaim bahwa dia menulis doa ini saat dia merawat Kaisar waktu itu. Ini adalah tradisi yang biasanya dilakukan wanita yang sudah menikah di negaranya.

Dia sudah merapalkan doa ini selama 10 hari dan dia berniat untuk merapalkannya selama setahun kedepan demi kesehatan dan kemakmuran Ibu Suri.

Ibu Suri sontak tersenyum senang mendengarnya. Ia bahkan langsung memuji-muji Qing Ge dan bersikap sangat ramah padanya.


Tapi Lin Momo tak percaya begitu saja dengan kebaikan Ibu Suri. Dia curiga kalau Ibu Suri cuma sedang menguji Qing Ge.

"Hanya dengan cara memenangkan hati Ibu Suri, aku akan memiliki pijakan di antara selir kerajaan. Sepertinya membuat pertunjukkan seperti ini belum cukup."


Pelayannya Ibu Suri percaya-percaya saja dengan omongan Qing Ge tadi dan berkomentar kalau Qing Ge sangat baik dan sangat mencintai Kaisar. Tapi Ibu Suri sebenarnya masih sangat meragukan Qing Ge.

"Jika dia punya tujuan lain tapi masih saja melakukan hal-hal seperti itu, sungguh menakutkan sekali."


Paman memanggil Putra Mahkota karena mereka mendapat pesan penting. Surat itu  memberitahu mereka bahwa Jenderal Baili sekarang ini sedang menyelidiki tempat biasanya mereka membuat kesepakatan.

Putra Mahkota jadi cemas kalau-kalau Fei Ye sudah mendapatkan bukti kesepakatakan-kesepakatan yang mereka buat dengan para pejabat.

"Dia belum tahu. Ini cuma memperjelas dugaanku. Tian Mo, aku harus menangani semua pihak terkait buku-buku keuangan. Aku memanggilmu kemari untuk memperingatkanmu, berhati-hatilah dengan Pangeran Qin. Sekarang dia mengawasi kita dari kegelapan. Jangan melakukan apapun yang bisa membangkitkan kecurigaannya akan kasus pembunuhan kedua menteri itu."


Yun Xi lagi-lagi mengarang cerita untuk dilaporkan ke Ibu Suri. Tapi sedari tadi tidak ada satupun cocok dan lantainya jadi penuh dengan gumpalan-gumpalan kertas yang dibuang.

Saking fokusnya ngarang, dia sampai tidak sadar saat Fei Ye masuk dan diam-diam membaca karangan indahnya. Dia mengendap ke belakangnya Yun Xi lalu mencuri salah satu kertasnya yang jelas saja mengagetkan Yun Xi.


"Long Fei Ye tidur sekitar jam 11 sampai jam 1 tengah malam. Dia harus pergi ke istana sekitar jam 3-5 pagi."

"Siapa kau berani mengintip suratku? Kembalikan!"

"Siapa aku? Kediaman ini milikku. Kau juga milikku. Dan kau tanya siapa aku?"

Yun Xi terus berusaha merebutnya, tapi Fei Ye sengaja berputar-putar bahkan menaikkan surat itu sampai Yun Xi sulit menjangkaunya. Kesal, Yun Xi nekat menggelndot ke Fei Ye hingga sukses merebut suratnya.

Dan baru saat itulah dia menyadari kedekatan mereka dan buru-buru turun. Keduanya benar-benar jadi canggung gara-gara itu.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

11 Comments

  1. Lanjut terus kakak ditunggu setiap hari ya 💗

    ReplyDelete
  2. Suka bangettt 😍
    Lanjut tyus kakkk.
    Ditunggu.

    ReplyDelete
  3. Kak lanjutin y tp abdit y jgn lama-lama y,hee...,terimakasih kak.

    ReplyDelete
  4. Kak lanjutin y tp abdit y jgn lama-lama y,hee...,terimakasih kak.

    ReplyDelete
  5. Terima kasih Mbak ... Ditunggu lanjutannya nggih ?

    ReplyDelete
  6. Mbaaakk
    sukaaa.. Semangaat teruss

    ReplyDelete
  7. Aku suka aku suka aku suka...
    Lanjut terus kak...
    Tetap semangat 💪💪💪😘

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam