Sinopsis Unwilling Bride Episode 2 - 5

 Sinopsis Unwilling Bride Episode 2 - 5

Di ruang VIP, Nackarin ngobrol bersama ketiga teman barunya. Saat Nackarin membahas karir entertainment-nya Lookaew, pembicaraan dengan cepat mengalir ke persaingan sengit antara Lookaew dan May. Pong bahkan tak segan menyindir Lookaew yang kalah saing dengan May.


Informasi ini jelas menarik bagi Nackarin. Malu, Lookaew dengan sengaja memberitahu mereka tentang apa yang terjadi dengan May hari ini.

Dia tadi mendadak keluar dari mobil dan hampir saja terserempet. Semua orang jadi panik karenanya dan dia langsung dilarikan ke rumah sakit.

Nackarin tampak kaget mendengarnya. "Khun May dirawat di rumah sakit mana?"

"Kau mengenal Khun May?" Heran Pong.

Nackarin mengaku kalau dia sedang bernegosiasi dengan May, dia mau membeli hotelnya May. Makanya dia ingin tahu dia dirawat di rumah sakit mana biar da bisa menjenguk. Lookaew dengan senang hati bersedia membantu mencarikannya informasi.



Demi membantu bosnya, Sekretarisnya May memutuskan untuk diam-diam menelepon Acha lagi dan memberitahunya kalau May sekarang ini sedang dirawat di rumah sakit gara-gara ulah si paparazzi itu.

Saat Acha melaporkan kejadian yang menipa May itulah, Kade akhirnya berhenti jual mahal dan membatalkan semua jadwalnya hari ini lalu bergegas pergi ke rumah sakit.


Pong ditelepon Acha untuk membatalkan janji makan barengnya bersama Kade dengan alasan Kade ada urusan penting. Mendengar itu, Nackarin langsung pamit, dia janji akan menyuruh pegawainya untuk membuatkan membercard untuk mereka.

Lookaew sontak bangkit untuk mengucap terima kasih, dan tak lupa mengingatkan Nackarin bahwa nomor teleponnya ada di kartu nama yang dia kasih tadi. Nackarin boleh meneleponnya kapan saja *wink-wink*. Dia bahkan mempertegas maksudnya dengan salaman sambil ngelus-ngelus tangan Nackarin.


Tapi saat Kade tiba di rumah sakit, dia malah mendapati kamarnya May kosong, di kamar mandi juga tidak ada. Tapi bajunya May masih di lemari, berarti dia masih belum meninggalkan rumah sakit.

Tiba-tiba Sekretarisnya May muncul saat itu, dia memberitahu mereka kalau barusan Nackarin datang menjenguk May. Dan berhubung May juga sedang stres, jadi mereka keluar jalan-jalan di taman.

"Nackarin tahu kalau Khun May dirawat di rumah sakit?" Heran Kade.


Nackarin memberikan sebuket bunga besar untuk May dan mengaku kalau dia mengetahui keadaan may dari Pong. Apa May baik-baik saja?

"Aku cuma sedikit tersayat dan kena pukul di bagian perut, jadi dokter menyuruhku opname semalam."

"Apa kau ingat nomor pelat mobil yang menabrakmu?"

"Orang itu mungkin tak sengaja, dan aku juga tergesa-gesa waktu itu, jadi aku tidak melihat mobil itu dengan benar."


Mengalihkan topik, Nackarin bukan cuma membawa sebuket bunga, tapi juga sekotak cupcakes yang bentuknya cantik-cantik. May sampai tidak tega memakannya saking cantiknya tuh cupcake.

"Apa kau tahu kenapa aku memilih cupcake?" Tanya Nackarin.

"Kenapa?"

Senyum di wajah Nackarin mendadak menghilang saat dia berkata, "karena itu adalah kue yang hanya bisa dilihat oleh anak jalanan sepertiku setiap hari. Berharap suatu hari aku akan bisa memakannya." (Hah? Dia anak jalanan?)


Dalam flashback, tampak Nackarin remaja yang ternyata dulunya anak miskin. Bersama seorang temannya, dia mencuri beberapa cupcake dari sebuah toko.

Mungkin saking laparnya dan biar tidak ketahuan, mereka berusaha menghabiskan cupcake itu dengan secepat kilat. Tapi mereka ketahuan pemilik toko dan beberapa orang lainnya. Kedua anak itu berusaha melarikan diri, tapi si pemilik toko langsung menghajar mereka pakai tongkat hingga Nackarin remaja menangis dan memohon ampun.


May heran mendengar kisahnya, katanya Nackarin ahli waris dari luar negeri? Nackarin membenarkan, tapi ayahnya yang kaya raya itu sebenarnya bukan ayah kandungnya.

Ayah angkatnya itu menemukannya di jalan, beliau mengasihaninya lalu mengadopsinya dan membawanya ke luar negeri. Dan begitulah bagaimana sekarang dia bisa membeli cupcake tanpa harus mencuri dari siapapun.

"Lalu kenapa kau mengatakannya padaku padahal tak ada seorangpun yang mengetahui hal ini?" Heran May.

"Karena aku ingin kau mengenal diriku yang sebenarnya."


Tiba-tiba Sekretarisnya May muncul dan membisiki May tentang kedatangan Kade. Dia meminta May bergegas balik ke kamar, tapi May menolak bergegas balik, biarkan saja Kade menunggu.

Berpaling kembali ke Nackarin, dia menasehati Nackarin untuk melupakan masa lalunya. Apapun yang terjaadi di masa lalua, biarkannya menjadi masa lalu.

Nackarin tidak setuju. "Tak ada seorangpun yang bisa melupakan masa lalu yang menyakitkan."

Tak mau lagi menunggu, Kade langsung pergi ke taman mencari May, tapi mendapati Nackarin sedang memegang tangan May lalu mengecupnya. Kade jadi cemburu karenanya dan langsung menganggu momen mereka.


Sekretarisnya Nackarin berusaha mencegahnya mendekat, tapi Acha sigap mendorongnya. Tanpa ba-bi-bu, Kade langsung membopong May sampai buket di tangannya terjatuh lalu membawanya kembali ke kamar.

Sekretarisnya Nackarin berusaha menghadangnya dan memerintahkan Kade untuk menurunkan May sekarang juga. Tapi Acha cepat bertindak memiting Sekretarisnya Nackarin itu. Kesal, Sekretarisnya Nackarin hampir saja menghajar Acha, tapi Nackarin dengan cepat menghentikannya.


Pin gelisah menanti Ruth yang masih juga belum pulang. Ibu mendadak muncul di belakangnya dan bertanya-tanya bagaimana seandainya Ruth tidak kembali? Apa Pin akan terus duduk dan menunggu seperti ini?

Pin yakin kalau Ruth pasti akan kembali. Ibu makin sinis, apa Ruth akan terus begini? Dia akan kembali, lalu mengendap-endap, dan bersembunyi seperti ini terus?

Apa dia akan terus ketakutan dan mencari jalan keluar dan tempat sembunyi setiap kali ibunya datang kemari mencarinya? Apa itu masuk akal?

"Bu, bisa tidak Ibu memberi Ruth waktu untuk mencari solusi?"

"Satu-satunya solusimu hanyalah Khun Kade, mengerti tidak? Sekarang ini Khun Kade belum memiliki siapapun. Kalian masih punya kesempatan untuk balikan. Jika Khun Kade memutuskan untuk menikahi wanita itu, maka kau akan kehilangan hakmu."

"Siapapun yang dia nikahi itu urusannya dan aku juga tidak akan pernah kembali ke Kade karena aku tidak mencintainya. Kapan Ibu akan memahamiku?!"


Pin langsung keluar sambil menangis. Tiba-tiba dia mual-mual dan saat itulah dia melihat Ruth kembali. Pin langsung lari ke dalam pelukannya. Ruth e mana saja seharian ini? Pin pikir dia tidak akan kembali.

"Tentu saja aku akan kembali. Aku kan sudah berjanji padamu kalau aku tidak akan melarikan diri lagi. Seberapa keraspun Ibu berusaha memisahkan kita, tapi dia tidak akan bisa."

"Tapi ibumu tahu kalau aku di sini. Dia tidak akan melepaskanku begitu saja."

"Kita lihat saja nanti. Apapun yang terjadi, aku tidak akan melarikan diri lagi." Janji Ruth lalu menarik Pin ke dalam pelukannya.
 

Sekretarisnya May ingin masuk, tapi dihalang-halangi terus oleh Acha. Ini perintah bosnya, tidak boleh ada seorangpun yang masuk.

"Terus kau meninggalkan mereka berduaan di dalam?"

"Bosku bisa dipercaya."


Bahkan setelah May sudah aman kembali di dalam kamar rawatnya, Kade masih terus menggenggam tangan May dan menatapnya intens sampai May malu dibuatnya. "Ditatap seperti ini, siapapun bisa meleleh. Lepasin tanganku."

"Jika kali ini aku melepaskan tanganmu, maka kau tidak akan pernah melihatku lagi."

"Apa kau mengancamku? Kau pikir kau sangat penting?"

"Jika aku tidak penting, maka kau tidak akan meneleponku."

Ini gara-gara si paparazzi sinting itu berusaha memperk*sanya, untung saja dia bisa keluar dari mobilnya tepat waktu. Tapi pria itu bilang kalau dia punya ribuan foto-foto mereka di rumahnya. Dan dia tidak akan berhenti jika dia tidak mendapatkan uangnya.


Kade yakin orang itu tetap tidak akan berhenti sekalipun dia sudah mendapatkan uangnya. May tahu itu... makanya sekarang dia menurunkan harga dirinya dan menelepon Kade.

Kade langsung membelakangi May sambil sok jual mahal lagi. "Terus kau mau aku melakukan apa? Katakan."

"Anu... apa kau... masih... mau menandatangani akta nikah denganku?"


Senyuman Kade sontak mengembang lebar mendengarnya, tapi pura-pura nggak dengar. May bilang apa barusan? Malu, tapi terpaksalah May mengulang pertanyaannya barusan. Dan Kade sontak menjawabnya dengan menci*m May lagi.

"Besok aku akan menjadi suami resmimu."

"Hmm, itu kan cuma selembar kertas. Tapi biarpun aku pernah jadi milikmu sekali, tapi kau takkan pernah ada di dalam hatiku."

"Ingatlah kata-katamu itu, dan angan jatuh cinta padaku."


Keesokan harinya, Sekretarisnya May terburu-buru datang dan mengajak May pergi sekarang juga. Tapi Ayah mendadak muncul dan penasaran mereka mau ke mana.

Ia tampak benar-benar cemas karena beberapa hari ini tidak melihat May. Apa ada masalah? Alih-alih mengelak, May mengaku jujur kalau dia memang ada masalah, tapi dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia lalu pergi tanpa mempedulikan Ayah lagi.


Kade sudah menunggu saat May tiba, tapi dia memperhatikan petugas catatan sipil sepertinya belum datang. Dia ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya.

Kade santai, mereka kan belum tukar cincin pernikahan. Kade bahkan sudah menyiapkan cincin berlian untuk May. Sebelum menandatangani akta nikah, mereka harus mengenakan cincin pernikahan dulu, biar tampak lebih meyakinkan.

"Sini tanganmu, biar kupakaikan."

May menolak, ini kan cuma pernikahan pura-pura. Jadi lebih baik mereka memakainya sendiri-sendiri. Maka May pun mengambil cincin itu dari tangan Kade dan memakaikannya sendiri di jari manisnya... dan cincin itu meluncur dengan mudah di jarinya, tidak seperti cincin pernikahan yang pertama.

"Kok yang ini pas dengan jariku? Yang dulu kekecilan."

Kade menolak menjawab dan cuma mesem lalu cepat-cepat mengalihkan topik menyuruh Acha mengecek petugas catatan sipilnya sudah datang atau belum.


Tak lama kemudian, mereka menandatangani akta nikah di hadapan seorang petugas catatan sipil. Kade sengaja memanfaatkan kesempatan menggenggam tangan May... biar si petugas percaya mereka pasangan betulan gitu.

Tapi saat petugas menyerahkan akta nikahnya pada May, May malah cuma diam memandagangi akta itu. Terpaksa Kade yang mengambilnya dan diam-diam mengisyaratkan May untuk mengambil akta nikah itu.


Setelah itu, mereka foto berdua sambil berpose memamerkan akta nikah mereka dan cincin pernikahan mereka. Tapi May sangat kaku dan senyumnya tampak sangat terpaksa. Seperti biasanya, Kade yang paling agresif merangkul May, bahkan mendaratkan kecupan di pipi May saat May sedang lengah.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

7 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam