Pagi-pagi, Lu Tong baru membuka klinik saat Wu You Cai datang lagi. Namun kali ini bukan untuk membeli teh herbal, melainkan meminta pertolongan Lu Tong untuk memeriksa ibunya yang sekarat.
Dia tampak benar-benar putus asa sehingga Lu Tong tanpa ragu bersedia mengikutinya ke rumahnya dengan hanya membawa Yin Zheng.
Biasanya Bos Du tidak pernah mengizinkannya pergi sendirian ke rumah pasien, takut terjadi apa-apa padanya mengingat dia wanita dan pendatang juga. Namun pagi ini Bos Du belum datang, dan Lu Tong juga merasa kalau dia bisa mempercayai Wu You Cai.
Rumahnya Wu You Cai kecil, tapi penuh dengan tumpukan buku. Lu Tong bergerak cepat mengakupuntur Ibunya Wu You Cai. Namun walaupun pada akhirnya dia berhasil memulihkan kondisi Ibu, tapi dia memberitahu Wu You Cai bahwa kondisi Ibu benar-benar kritis. Wu Yoi Cai juga pasti tahu kalau ibunya tidak akan bertahan lama.
Bagaimanapun, dia hanya seorang tabib, bukan Tuhan. Karena itulah dia hanya memberi obat yang hanya bisa membantu Ibu merasa lebih nyaman selama sisa hidupnya, tapi tidak bisa menyembuhkan penyakitnya.
Dia juga menyarankan Wu You Cai untuk menjaga ibunya dengan baik, dia memperkirakan Ibu hanya akan bertahan selama tiga bulan. Karena itulah juga menolak biaya medis yang dibayarkan Wu You Cai.
Dari Bos Du yang banyak tahu berbagai informasi berbagai orang di ibu kota, Lu Tong mengetahui bahwa Wu You Cai rutin mengikuti ujian negara setiap tahun, tapi setiap tahun pula dia tidak pernah lulus. Padahal dia sangat pintar dan berbakat, tapi sayang, keberuntungan tak pernah memihaknya bahkan sampai bertahun-tahun. Namun dia terkenal sangat berbakti pada ibunya.
Salah satu alasan Lu Tong mau membantu Wu You Cai sebenarnya karena Wu You Cai mengingatkannya pada Lu Qian. Kakak lelakinya itu juga seorang cendekiawan yang selalu rajin membaca buku sampai tengah malam. Kakak lelakinya yang mati secara tak adil dan mayatnya dikubur di pemakaman massal tanpa nisan. Lu Tong sudah pernah pergi ke sana tapi tak tahu yang mana makam Lu Qian.
Pikiran Lu Tong dengan cepat tersela oleh Ah Cheng yang memberitahu bahwa ada orang dari kediaman Hakim Fan yang datang untuk membeli teh Xian Xian, tapi persediaan yang ada di toko sudah habis.
Sebenarnya ada persediaannya di gudang, tapi Lu Tong sengaja menyuruh Ah Cheng untuk bilang ke orangnya bahwa persediaan teh Xian Xian sudah habis.
Selama beberapa waktu kemudian, setiap kali pelayannya Zhao Shi datang, Lu Tong selalu bilang bahwa tehnya habis. Sampai akhirnya Zhao Shi mulai kesal dan menyuruh pelayannya untuk mengirim surat atas namanya untuk mendesak Lu Tong untuk mengirimkan teh itu padanya dalam kurun waktu tiga hari.
Dia tidak sadar bahwa memang ini yang Lu Tong inginkan. Lu Tong sengaja menunggu saat ini untuk datang sendiri ke sana untuk mengantarkan teh pesanan Zhou Shi dengan alasan untuk meminta maaf dan menunjukkan ketulusan mereka.
Dibandingkan rumah keluarga Ke, rumah Hakim Fan ini jauh lebih mewah. Hakim Fan ini cukup terkenal mengingat pesatnya promosi yang dia dapatkan dari yang awalnya hanya seorang gubernur sebuah kota kecil hingga sekarang jadi hakim di Pengadilan Keadilan hanya dalam waktu beberapa tahun saja berkat kehebatannya menangani berbagai kasus kriminal.
Berkat reputasi baiknya inilah, Lu Qian dulu dengan polosnya mendatangi dan meminta bantuan Hakim Fan. Akan tetapi, apakah dia ini sungguh hakim yang jujur dan adil?
Jika dia memang seorang pejabat yang jujur, bagaimana bisa dia memiliki rumah semewah ini hanya dalam kurun waktu beberapa tahun? Berapa sih gaji resmi pejabat? Keluarganya dan keluarga istrinya sama-sama keluarga pejabat kecil, yang notabene, tidak punya banyak uang.
Begitu bertatap muka dengan Zhao Shi, Lu Tong beralasan bahwa dia agak lama karena sebelumnya dia perlu meningkatkan resep teh herbalnya khusus untuk Zhao Shi. Akan tetapi, Lu Tong meyakinkan bahwa sebenarnya yang paling berkhasiat untuk menurunkan berat badan tuh bukan teh Xian Xian, melainkan akupuntur.
Teh Xian Xian hanya bisa membantu menurunkan berat badan sementara, sedangkan akupuntur bukan hanya bisa membantu menurunkan berat badan, tapi juga mempercantik kulit dan membuat penampilan tetap awet muda.
Wuih! Menarik nih bagi Zhao Shi. Apalagi melihat penampilan Lu Tong yang sangat cantik dan langsung yang membuatnya jadi iri. Baiklah, dia setuju untuk memberi Lu Tong kesempatan untuk membuktikannya.
Tepat saat itu juga, Hakim Fan mendadak pulang lebih cepat dari biasanya. Lu Tong melihat orangnya pendek dan gembrot, cuma kelihatan berwibawa berkat seragam hakimnya doang.
Dilihat-lihat, yang paling butuh teh Xian Xian tuh seharusnya Hakim Fan dan bukan Zhao Shi. Walaupun Zhao Shi gendut, tapi dia cantik. Kalau bersanding sama suaminya, mereka kelihatan kayak Beauty and The Beast.
Saat Hakim Fan melihat kedua tamu cantik itu, dia tampak jelas tertarik pada si cantik Lu Tong dan itu jelas membuat Zhao Shi panik untuk segera cari-cari alasan untuk menarik perhatian suaminya sembari memberi isyarat ke Lu Tong untuk pergi. Maka Lu Tong pun bergegas pergi setelah menetapkan jadwal pertemuan berikutnya melalui pelayannya Zhao Shi.
Keluar dari kediaman itu, Lu Tong kemudian mengajak Yin Zheng ke restoran mie. Berkat rutin memberi uang untuk Tuan Chao, informasi yang Lu Tong dapatkan pun jadi semakin banyak.
Dari informasi Tuan Chao inilah, Lu Tong akhirnya baru tahu kalau dia memang punya kerabat yang tinggal di ibu kota, Liu Kun, pamannya... paman yang tega mengkhianati Lu Qian!
Di ibu kota ini, Liu Kun mendirikan restoran mie yang sangat besar dan cukup mewah. Tempat inilah yang Lu Tong datangi. Tak jauh dari mejanya, Lu Tong melihat bibinya, alias istrinya pamannya yang penampilannya tampak mewah.
Lu Tong masih ingat dulu bibinya itu memang pintar memasak mie belut. Dulu Liu Kun pernah meminjam 50 tael perak ke ayahnya Lu Tong lalu kemudian dia pergi memboyong anak-anak dan istrinya ke ibu kota untuk mengadu nasib, tapi sejak itu mereka tak pernah ada kabar. Itu terjadi waktu Lu Tong berusia 7 tahun.
Makanya Lu Tong sudah lama lupa dengan adanya kerabat ini. Tak disangka dia malah mendengar tentang mereka lagi dari orang-orangnya Tuan Chao. Dan yang paling tak disangkanya, si kerabat yang pernah mereka sebut sebagai paman inilah yang mengkhianati Lu Qian.
Makanya sekarang dia datang ke sini untuk melihat jadi seperti apa mereka sekarang. Tentu saja Lu Tong tak mengungkapkan identitasnya, bibinya itu juga tak mengenalinya karena penampilannya memang sudah banyak berubah.
Dari mejanya, Lu Tong bisa mendengar percakapan bibinya dengan beberapa wanita tentang ujian negara yang akan diikuti untuk putra kedua Bibi.
Dari percakapan mereka, putra pertama Bibi lulus ujian negara dua tahun yang lalu. Makanya mereka juga yakin kalau putra kedua Bibi juga akan lulus ujian negara tahun ini. Bibi merespon pujian mereka dengan kata-kata rendah hati, tapi sikapnya jelas menunjukkan kalau dia percaya diri kalau putra keduanya juga pasti akan lulus.
Ini informasi yang jelas aneh bagi Lu Tong. Karena dia ingat banget kalau kedua putra Bibi dan Pamannya itu adalah para pemalas dan bodoh. Bahkan dulu mereka sering menyerahkan PR mereka ke Lu Qian, dan Lu Qian terlalu baik menuruti mereka.
Jadi bagaimana bisa dua orang bodoh seperti kedua sepupunya itu lulus ujian negara dua tahun yang lalu? Dan dilihat dari sikap Bibi, tampaknya dia yakin sekali kalau putra keduanya juga akan lulus.
Orang-orang seperti mereka, bagaimana bisa lulus semudah itu, sedangkan Wu You Cai yang pintar dan rajin belajar selama lebih dari sepuluh tahun malah tak pernah bisa lulus sama sekali?
Dan lagi, waktu kelulusan sepupu pertamanya terjadi dua tahun yang lalu... tak lama setelah Lu Qian dipenjara. Suatu kebetulan yang terlalu mencurigakan.
Di tempat lain, teh Xian Xian yang diambil Duan Xiao Yan ternyata dia kasihkan ke anjing peliharaan departemen mereka dan sekarang anjingnya jadi lebih langsing. (Pfft! Ampuh amat tuh teh)
Dari percakapan antara Pei Yun Ying dan Xiao Zhu Feng, kasus Lu Da Shan ini melibatkan banyak orang. Bahkan sekarang, Lei Yuan pun mati.
Kasus ini juga terhubung erat ke Putra Mahkota, Departemen Militer dan Departemen Pengadilan. Xiao Zhu Feng juga curiga kalau Putra Mahkota didukung oleh Guru Agung Qi.
Selain laporan kasus ini, Xiao Zhu Feng juga melaporkan masalah lain yang tidak berhubungan dengan kasus ini. Tadi dia tak sengaja melihat Lu Tong keluar dari kediaman Hakim Fan.
Hmm... Pei Yun Ying jadi penasaran dan curiga, untuk apa Lu Tong datang ke sana. Dari yang dia perhatikan, Lu Tong ini sepertinya benci banget sama orang kaya dan berkuasa.
Dia mau tahu, karena itulah dia kemudian menyuruh Xiao Zhu Feng untuk mengirim Duan Xiao Yan untuk mengawasi kediaman Hakim Fan dan mengawasi pergerakan Lu Tong selama dia masuk ke kediaman Hakim Fan.
Pertama, dia mau tahu apakah Hakim Fan sungguh punya hubungan rahasia dengan keluarga Guru Agung Qi. Kedua, dia mau tahu apa sebenarnya tujuan Lu Tong pergi ke sana. Hakim Fan adalah pejabat negara, tidak mungkin Lu Tong akan seberani itu untuk membvnuhnya kan?
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam