Ibu dan anak itu entah bagaimana bisa sama-sama berakhir di kediaman Qin ini dan sama-sama mati di sini. Ayah dan putri tertuanya juga mati dalam kebakaran, jadi si pelaku dalam kasus terbaru ini apanya mereka?
Identitas anak-anak lain juga sulit ditentukan. Jadi mereka perlu mendapatkan pengakuan Tuan Qin. Untungnya sekarang setelah meminum obatnya Qin Wan, Tuan Qin akhirnya agak sadar dari kegilaannya dan sudah bisa bicara.
Dalam kondisinya yang seperti ini, mudah saja membohonginya dan menakut-nakutinya hingga akhirnya dia mengaku kalau dia mendapatkan anak-anak itu dari perdagangan manusia yang lokasinya disamarkan sebagai toko pegadaian Qingyuan.
Itu adalah toko pegadaian terbesar di provinsi ini, bahkan sekarang mereka buka cabang di ibu kota. Ternyata mereka tidak beres, Prefek Huo pasti akan menindaknya.
Lanjut interogasi, Tuan Qin mengaku kalau dia memang memerintahkan pembvnuhan anak-anak itu, Kepala Pelayan Liu yang mengurusnya. Ah! Pantesan dia dibvnuh, dia memang pantas mati.
Tuan Qin mengaku bahwa Selir Ke-2 dan putrinya juga dia dapatkan dari sana. Selir Ke-2 memohon padanya untuk melepaskannya, dia tidak mau, jadi dia menanyai Selir Ke-2 tentang keluarganya, lalu kemudian dia mengirim orang untuk membakar rumah dan seluruh keluarganya. Lalu kemudian Selir Ke-2 terjun ke sumur.
Usai interogasi, Prefek Huo pergi duluan untuk menyelidiki toko pegadaian Qingyuan. Yan Chi dan Qin Wan balik ke hutan bambu untuk menyelidiki lebih lanjut. Teringat pada hantu api yang dilihat Pelayan Tua Zhao waktu itu, Qin Wan yakin kalau hantu api itu buatan si pelaku dan bukan berasal dari mayat mengingat sumurnya cukup dalam sehingga tidak mungkin apinya membumbung terlalu tinggi.
Sekarang karena fokus mereka bukan pada tulang belulang lagi, jadi baru sekarang mereka menemukan ada beberapa keanehan pada beberapa batang bambu, seperti bekas lekukan dan gesekan atau semacamnya, tapi tidak semuanya, hanya beberapa bambu terdekat dengan sumur. Menurut Yan Chi, sepertinya batang-batang bambu ini digunakan untuk mengikat sesuatu.
Ucapannya sontak membuat Qin Wan punya ide. Batang bambu kan kuat, si pelaku menggunakan bambu-bambu ini untuk mengikat batu besar dan mengangkatnya dari mulut sumur. Dia sudah salah tebak, tidak butuh pria sangat kuat untuk mengangkat batu besar ini, wanita juga bisa melakukannya. Pelakunya adalah wanita!
Kepala Pelayan Liu makan kue sebelum mati, kemungkinan dia dibius melalui kue itu sehingga si pelaku bisa membvnuhnya dengan mudah. Dia bisa dipancing dengan mudah ke sini karena pelakunya pasti salah satu pelayan tua atau salah satu pengurus yang mengetahui sejarah masa lalu. Mungkinkah... Koki Liu?
Qin Wan dan Yan Chi kemudian pisah arah, Yan Chi menginterogasi para pelayan tua yang lain, sedangkan Qin Wan kembali menemui Koki Liu.
Dengan kondisi kediaman yang jelas-jelas akan hancur ini, Koki Liu pun akhirnya memberitahu Qin Wan sebatas apa yang dia tahu tentang kejadian masa lalu, namun jelas dari pengakuannya kalau dia tidak banyak tahu juga.
Dulu selama kurang lebih satu tahunan, Tuan Qin sering membeli pelayan wanita yang dia simpan sendiri di kediamannya, tapi semuanya cuma anak-anak yang belum bisa apa-apa. Lalu kemudian Nyonya Tua tidak tahan dengan tingkahnya dan akhirnya melarang Tuan Qin meneruskannya dan mereka bertengkar hebat karenanya.
Nyonya Tua juga melarang Tuan Qin menyimpan selir di rumah sehingga waktu itu cuma ada satu selir di kediaman. Ibunya Qin Li yang kemudian meninggal dunia karena sakit.
Namun karena Tuan Qin itu gila wanita, dia akhirnya menyimpan banyak wanita di kediaman luar dan kali ini Nyonya Qin tidak menghentikannya. Lalu suatu hari, Tuan Qin mendadak membawa Selir Ke-2 masuk kediaman.
Namun Tuan Qin tidak suka Selir Ke-2 sering keluar dari halaman kediamannya. Kadang-kadang dia tampak sangat sayang pada Selir Ke-2, tapi kadang pula dia tampak marah dan tidak keluar dari kediaman Selir Ke-2 selama beberapa hari.
Namun di waktu ini juga Tuan Qin membuat satu kediaman khusus yang sering dia kunjungi dan dijaga ketat oleh orang-orangnya Kepala Pelayan Liu. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan mendekati kediaman khusus ini. Tapi beberapa pelayan yang tak sengaja lewat, sering kali mendengar suara tangisan anak-anak dari dalamnya.
Ini terjadi selama satu tahun, lalu suatu hari, tiba-tiba saja hutan bambu ungu ditutup, tidak ada seorangpun yang diizinkan masuk ke sana, baik pelayan maupun para majikan, padahal sebelumnya hutan bambu itu tempat main favorit. Namun tidak ada yang curiga juga mengingat Nyonya Tua sangat mempercayai feng shui dan semacamnya.
Ini terjadi jauh sebelum Selir Ke-2 bvnuh diri. Lalu beberapa bulan kemudian, Selir Ke-2 bvnuh diri, dan sejak itu, hutan bambu ungu resmi jadi area terlarang dengan rumor hutan angker. Cuma sebatas ini saja yang Koki Liu ketahui.
Karena waktu itu Nyonya Tua masih kuat dan penuh semangat, jadi segala rumor di kalangan pelayan dikontrol dengan sangat amat ketat sehingga orang luar tidak ada yang mengetahuinya.
Bagaimana rupa Selir Ke-2, Koki Liu cuma pernah melihatnya sekilas dan memang sangat cantik. Kalau Qin Wan mau tahu seperti apa rupa Selir Ke-2, coba dia cari lukisannya di ruang belajar Tuan Qin.
Dulu semasa mudanya, Tuan Qin pernah belajar kaligrafi dan lukisan pada seorang guru terkenal. Berhubung Tuan Qin sangat menyayangi Selir Ke-2, dia pasti punya lukisannya.
Ide bagus! Dia memang sangat perlu tahu rupanya Selir Ke-2. Maka setelah menghadiahi Koki Liu sebuah tusuk konde giok, Qin Wan pun bergegas pergi halaman depan.
Kenapa dia mau tahu rupa Selir Ke-2? Karena pelaku yang sekarang memiliki hubungan dengan korban di masa lalu. Jauh lebih baik jika dia bisa mengetahui rupa semua korban, tapi sayangnya, cuma Selir Ke-2 yang mungkin ada lukisannya.
Siapa tahu pelaku yang sekarang memiliki hubungan dengan Selir Ke-2. Kalau mereka punya hubungan darah, maka mereka pasti memiliki kemiripan.
Koleksi lukisannya Tuan Qin ternyata bejibun dan pelayannya Tuan Qin sama sekali tidak bisa membantu, terpaksa Qin Wan, Fu Ling dan Kapten Qi yang harus bekerja keras mengecek semua lukisan satu per satu.
Namun sampai beberapa lama, mereka sama sekali tidak menemukan apa pun, entah apakah sudah dibuang atau Tuan Qin tidak pernah sekalipun melukis Selir Ke-2. Qin Wan akhirnya menyerah dan memutuskan balik ke kamarnya dan baru ingat untuk membuatkan obat lagi untuk Qin Li.
Karena kekurangan bahan obat, mereka pun pergi ke apotek dan kebetulan berpapasan dengan salah satu pelayannya Nyonya Tua. Anehnya, si pelayan dan Tabib Qian mendiskusikan tentang musk dan obat untuk Yao Xin Lan.
Hmm, obatnya Yao Xin Lan dulu dibubuhi dengan musk. Lalu kemudian pelayannya Qin Chen pernah mengambil musk yang katanya untuk Qin Chen sendiri, sekarang pelayannya Nyonya Tua juga butuh musk untuk obatnya Yao Xin Lan yang entah resepnya dia dapat dari mana.
Tapi tidak mungkin Qin Chen dan Nyonya Tua punya niat untuk menggugurkan kandungan Yao Xin Lan. Qin Chen ayah bayi itu, sedangkan Nyonya Tua sangat menyayangi Yao Xin Lan dan tampaknya dia sangat tulus. Apalagi bayi yang dikandung Yao Xin Lan adalah cicit pertama, Nyonya Tua selalu menyayangi keturunannya. Kalau begitu, kenapa musk malah terkait dengan kedua orang ini?
Saat dia kembali, sudah ada Yan Chi yang menunggunya. Yan Chi sudah dengar tentang Qin Wan mencari lukisan tapi gagal, makanya dia menyarankan Qin Wan untuk mencari ke tempat lain. Di gudang misalnya, rumah bangsawan biasanya punya beberapa gudang.
Ah! Qin Wan mendadak baru ingat kalau dia pernah melihat beberapa lukisan di perpustakaan. Dia langsung mengajak Yan Chi pergi ke kediaman Qin Chen untuk mengambil kunci perpus, tapi begitu tiba di depan, mereka malah mendapati Qin Chen keluar dengan muka suram dan berkata kalau dia mau ke halaman depan menjenguk Tuan Qin.
Ternyata mereka barusan bertengkar hebat lagi. Kali ini Yao Xin Lan bahkan merasa ingin mempertimbangkan saran Qin Wan waktu itu, tapi masih galau. Hmm, semakin lama semakin jelas kalau Qin Chen memang tidak mencintai Yao Xin Lan.
Tapi berhubung kali ini Qin Wan masih ada urusan lain dan ada Yan Chi yang menunggu di depan, jadi dia tidak bisa menemani Yao Xin Lan dan dengan tak enak hati dia meminta kunci perpus ke Yao Xin Lan.
Mo Shu cuma mengerahkan kuncinya ke Qin Wan, dia tidak bisa menemani Qin Wan karena harus menemani nyonya-nya. Qin Wan mengerti dan tak mempermasalahkannya.
Qin Wan bergegas mengajak Yan Chi ke sana, tapi dari semua lukisan, yang Qin Wan temukan malah lukisan tak senonoh koleksinya Tuan Qin.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam