Orang-orang dari Badan Pengawasan Obat itu, mengklaim bahwa resep teh herbalnya tidak benar tanpa menjelaskan lebih detil dan mencabut surat izin resmi mereka tanpa banyak kata, tapi mereka kejam sekali menghajar Bos Du, bahkan Ah Cheng yang cuma anak remaja pun hampir mati di tangan mereka.
Tentu saja orang-orang itu tidak akan datang kalau bukan karena ada orang iri yang melaporkan mereka, siapa lagi kalau bukan si Bos Bai dari klinik sebelah. Bos Du emosi tingkat tinggi sampai hampir nangis karenanya.
Lu Tong, bukannya menghibur, malah dengan muka datar temboknya, menyindir Bos Du dengan sinis dan semakin menabur garam ke lukanya. Dia punya cara untuk membantunya sih, tapi... kenapa juga dia harus membantu Bos Du?
Bos Du tahu kalau Lu Tong pasti bisa membantunya, walaupun penampilan Lu Tong kelihatan kayak cewek lemah dan rapuh, tapi pikirannya tajam, licik dan sadis. Sekalinya Lu Tong melaksanakan apa yang ada di pikirannya, bahkan Bos Bai pun bukan tandingannya. Dia tahu Lu Tong menginginkan sesuatu sebagai imbalannya, baiklah, apa yang Lu Tong mau?
Lu Tong mau uang, semua uang yang Bos Du kasih sebelumnya sudah habis. Dia akan lanjut membuat dan menjual obat herbal di sini, tapi mulai sekarang, keuntungan hasil penjualannya, harus dibagi 50:50.
Bos Du sebenarnya agak sedikit keberatan terutama karena dirinya dalam kondisi kesulitan finansial saat ini, tapi ini solusi yang terbaik. Lagipula, permintaan Lu Tong ini bukannya tidak masuk akal. Baiklah, dia setuju. Lalu apa yang akan Lu Tong lakukan sekarang untuk mengatasi masalah ini?
Gampang saja! Gunakan pengaruh dan kekuasaan keluarga Dong. Kebetulan, Badan Pengawasan Obat kan berada dalam yuridiksi Kementerian Rumah Tangga Kekkaisaran.
Lu Tong pun langsung menemui Pelayan Keluarga Dong dengan muka pura-pura sedih, mengklaim kalau dia tidak bisa membuat obat untuk Tuan Muda Dong sekarang karena mereka dilarang membuat dan menjual obat lagi.
Mendengar itu si pelayan pun segera balik ke kediaman Dong untuk melaporkan masalah ini ke Nyonya-nya.
Tak lama kemudian, Lu Tong dan Bos Du datang ke kantor Badan Pengawasan Obat dengan ditemani pengawal pribadinya Nyonya Dong. Bos Du cuma bisa marah-marah mengutuki si Kepala Badan Pengawasan Obat, Lou Si.
Namun Lu Tong dengan sikap tetap tenang dan rendah hati, justru lebih bisa menyerangnya dengan telak karena Luo Si menuduh teh herbal itu bermasalah tapi tidak tahu apa yang salah dan tidak bisa menjelaskannya. Jelas karena dia sebenarnya bikin onar di Klinik Ren Xin cuma karena dia disuap oleh Bos Bai.
Lalu kemudian Lu Tong berpaling ke pengawal pribadinya Nyonya Dong, dengan nada tak enak hati mengeluh kalau dia tidak bisa membuat obat untuk Tuan Muda Dong karena dia tidak diperbolehkan membuat dan menjual obat oleh Lou Si sekarang. Maaf!
Pengawal pribadinya Nyonya Dong ini orangnya emosian. Walaupun dia cuma seorang pengawal, tapi dia sangat meremehkan Luo Si karena posisi Lou Si yang berada di bawah kekuasaan keluarga Dong.
Mendengarkan percakapan mereka saja dia hampir tidak sabaran, makanya dia langsung mengancam Lou Si untuk segera menyelesaikan masalah ini atau karirnya akan tamat karena berani menyinggung keluarga Menteri Rumah Tangga Kekaisaran.
Luo Si benar-benar galau, tapi dia sadar kalau dia tidak mampu melawan keluarga Dong. Awalnya dia mau mengalah sedikit dengan pikiran kalau Lu Tong cuma perlu membuat obat sebentar doang, tapi Lu Tong mengklaim kalau perawatan Tuan Muda Dong tidak bisa dengan hanya satu kali pengobatan, dia harus dirawat rutin selama, setidaknya, tiga sampai lima tahun.
Mendengar itu, si Pengawal langsung memerintahkan Luo Si untuk segera memberikan izin resmi pada Klinik Renxin Xin tanpa batas waktu.
Luo Si terpaksa harus menyetujuinya, tapi Lu Tong belum selesai, dia juga menuntut Luo Si untuk menyangkal rumor tidak benar tentang teh herbalnya.
Jika memang ada bahan herbalnya yang salah, maka dia ingin Luo Si mengungkapkan apa yang salah, supaya nantinya dia bisa memperbaiki resepnya dan bisa tetap lanjut menjual obat laginya.
Luo Si jadi benci banget sama Lu Tong, tapi tak ada yang bisa dia lakukan selain menyetujuinya gara-gara Lu Tong dilindungi oleh si Pengawal.
Puas, Lu Tong pun berjanji pada si Pengawal bahwa dia akan segera mengirimkan obatnya Tuan Muda Dong setelah Badan Pengawasan Obat memberikan surat izin resminya nanti. Setelah itu, mereka semua pun pergi meninggalkan Lou Si yang cuma bisa merutuk kesal.
Kembali ke Klinik, Lu Tong melihat luka kecil di tangannya, luka kecil yang membuat Pei Yun Ying jadi mencurigainya. Tuh orang tampaknya bukan orang baik-baik sampai Nyonya Dong saja ketakutan padanya.
Menjadi targetnya Pei Yun Ying itu tidak bagus.... Tapi tidak masalah, bahkan sekalipun Pei Yun Ying mencurigainya, Pei Yun Ying tetap tidak memiliki bukti untuk menangkapnya.
Masalah Wan Fu, dia tidak akan bicara apa-apa demi melindungi dirinya sendiri dan keluarganya. Lagipula, setelah keluarga Ke jatuh, maka masalah utang yang digelapkan anaknya, tidak akan ketahuan.
Lu Tong juga sudah memberikan uang pada Tuan Cao dari kasino untuk melepaskan Wan Quan setelah Wan Fu turun gunung. Dia masih akan terus kontak dengan Tuan Cao di masa mendatang karena tempat-tempat semacam itu adalah sarana yang tepat untuk mendapatkan berbagai informasi. Menghadapi Tuan Cao juga mudah, kasih saja duit, beres. Soalnya yang dipedulikan Tuan Cao ya cuma duit, dia tidak akan ikut campur dalam hal-hal lainnya.
Keesokan harinya, Badan Pengawasan Obat akhirnya mengirimkan surat izin resmi kembali ke mereka, tapi tidak untuk teh herbalnya. Bos Du jelas kesal.
Sementara itu, Lu Tong sedang membuat obat untuk Tuan Muda Dong sembari mendengarkan para tetangga yang sibuk menggosipkan tentang pembvnuhan di Kuil Wan En kemarin.
Karena Ke Cheng Xing mati saat menyembah dewa kuno dari dinasti sebelumnya, ini jadi memengaruhi keluarga mereka sehingga sekarang istrinya kabur kembali ke rumah orang tuanya. Jadi sekarang Nyonya Tua Ke sedang sibuk menggadaikan berbagai barang rumah tangga mereka ke sebuah toko pegadaian untuk melunasi utang-utang mereka.
Mendengar itu, Lu Tong langsung cari-cari alasan untuk keluar sebentar, padahal dia pergi ke toko pegadaian untuk menebus tusuk kondenya Lu Rou.
Lu Tong yakin kalau Nyonya Qin tidak mungkin membawa tusuk konde itu karena dia berniat putus hubungan sepenuhnya dengan keluarga Ke. Dan dia benar, dia memang menemukan tusuk konde itu di sana.
Selain tusuk konde bunga sepatu itu, dia juga sengaja memilih dua perhiasan lainnya buat jaga-jaga. Namun si tukang gadai malah sengaja menetapkan harga sangat tinggi untuk ketiga perhiasan ini padahal semua perhiasan ini kualitasnya biasa-biasa saja.
Yin Zheng mencoba menawar, tapi si tukang gadai keras kepala dan tak mau mengalah sedikit pun... sampai saat Pei Yun Ying mendadak muncul dan menyodorkan sebatang uang perak 50 tael untuk membantu Lu Tong.
Si tukang gadai mengenali Pei Yun Ying dan sontak ketakutan menyadari Lu Tong temannya Pei Yun Ying, sehingga dia akhirnya mau mengalah.
Lu Tong janji akan mengembalikan uangnya Pei Yun Ying nanti, tapi Pei Yun Ying menolak, malah cuma meminta dikasih teh herbal buatannya Lu Tong yang terkenal itu saja. Tidak perlu diantarkan, dia akan mengambilnya sendiri ke kliniknya Lu Tong kapan-kapan. Oke! Lu Tong setuju walaupun dia agak curiga.
Pei Yun Ying tidak sebaik itu sih sebenarnya, dia sengaja ikut campur dan membantu Lu Tong karena sebenarnya dia curiga, makanya setelah kedua wanita itu pergi, dia kemudian memerintahkan Duan Xiao Yan untuk menyelidiki keluarga mana saja yang menjual ketiga perhiasan yang dibeli Lu Tong tadi. Duan Xiao Yan bingung kenapa Pei Yun Ying sepertinya peduli sekali dengan urusan Lu Tong.
"Bagaimana bisa kita tidak berhati-hati terhadap wanita yang mungkin membvnuh orang," ucap Pei Yun Ying dan langsung memacu kudanya pergi meninggalkan Duan Xiao Yan yang masih kebingungan memikirkan apa maksudnya.
Karena kedua perhiasan lainnya tidak dia butuhkan, Lu Tong memberikannya ke Yin Zheng yang kemudian Yin Zheng gadaikan lagi ke tempat lain karena mereka sedang butuh banyak uang.
Terlepas dari kecurigaan Pei Yun Ying terhadapnya, dia tidak ada waktu memikirkannya karena selama beberapa hari berikutnya, dia sibuk membuat obat untuk Tuan Muda Dong Lin.
Bos Du juga tidak protes apa-apa karena keluarga Dong membayar mahal untuk biaya periksa dan pengobatannya. Dia bahkan bersedia mengirimkan obatnya sendiri ke keluarga Dong.
Sayangnya, walaupun Lou Si sudah memberikan izin resmi, dia masih punya cara lain untuk membuli mereka dan menghalangi jalan rezeki mereka. Yaitu dengan mengambil teh herbal itu dan menjadikannya obat resmi yang hanya bisa dibeli di farmasi resmi kekaisaran. Jadi mereka tidak berhak lagi menjual teh herbal itu.
Bah! Bos Du jelas kesal bukan main. Namun Lu Tong santai. Lagipula, menurut aturan, farmasi kekaisaran hanya bisa mengambil satu jenis obat dari klinik luar.
Yang artinya, mereka masih bisa mengembangkan dan menjual teh herbal jenis lain yang tidak akan bisa diambil oleh farmasi kekaisaran lagi.
Jangan khawatir, Lu Tong janji akan membuat herbal jenis lainnya nanti. Hanya saja saat ini dia belum kepikiran teh herbal jenis apa yang akan dia kembangkan nanti.
Beberapa waktu kemudian, Lu Tong mendengar gosipan para tetangga bahwa kasus pembvnuhan Ke Cheng Xing sudah ditutup dengan kesimpulan bahwa dia mati tenggelam karena mabuk, soalnya pihak berwajib benar-benar tidak menemukan adanya keanehan apa pun.
Keluarga bangsawan dan pejabat yang biasanya rutin berbisnis dengan keluarga Ke juga langsung menjauh pasca insiden itu.
Fakta bahwa Ke Cheng Xing menyembah dewa kuno dari dinasti sebelumnya sebelum dia mati, membuat orang-orang itu takut untuk terlibat dengan keluarga Ke.
Ditambah lagi, sekarang setelah menantunya kabur kembali ke orang tuanya, Nyonya Tua Ke baru sadar bahwa menantu yang dia kasih kekuasaan untuk mengatur urusan rumah tangga itu, ternyata mengontrol ketat keuangan keluarga bukan karena dia hemat, tapi buat dia pakai sendiri. Pfft!
Terpaksalah sekarang Nyonya Tua Ke harus menjual rumah dan toko-tokonya untuk melunasi utang. Sejak saat itu pula, banyak pelayannya yang kabur, termasuk Wan Fu sekeluarga yang kabur tanpa pamitan dan meninggalkan ibu kota dan sekarang tak diketahui jejaknya.
Jelaslah Wan Fu harus kabur. Dia terlibat langsung dalam kematian tuannya, dan putranya juga mencuri uang tuannya. Makanya begitu ada kesempatan, dia langsung memboyong keluarganya menghilang dari ibu kota.
Bahkan keluarga Guru Agung Qi pun menolak membantu Nyonya Tua Ke. Mereka sama sekali tidak khawatir dan tidak takut bahkan sekalipun Nyonya Tua Ke mengancam karena faktanya, yang membvnuh Lu Rou adalah suaminya sendiri.
Namun mengingat betapa menakutkannya keluarga Qi, Lu Tong merasa kalau keluarga Qi tidak akan melepaskan Nyonya Tua Ke karena berani mendatangi mereka pada saat seperti ini.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam