Rekap Novel Coroner's Diary Bab 86 & Bab 87



Mereka bertiga kemudian kembali ke kantor Prefek untuk menyampaikan penemuan baru ini pada Prefek Huo. Maka Prefek Huo pun langsung memerintahkan Kapten Qi untuk mengetes dugaan Qin Wan dengan melumurkan pernis ke kulit Wei Qi Zhi dan benar saja, kulit Wei Qi Zhi langsung muncul ruam kemerahan.

Waktu dia menunjukkan kertas Yejin itu ke Wu Shu, Wu Shu sontak menangis heboh, berkata bahwa tuannya tidak pernah memakai kertas semacam itu.

Setelah itu, Prefek Huo mengutus Kapten Qi untuk mencari penjual minyak kayu tung yang menjual minyaknya sekitar tengah malam sampai menjelang subuh karena hanya di waktu ini si pelaku membeli minyak kayu tung sebelum membakar kamar mayat.

Dan juga, dia akan menyelidiki masalah bajunya Yue Qing. Berhubung pelaku yang berniat membunuh Qin Wan pada malam festival menyamar dengan menggunakan bajunya Yue Qing, Prefek Huo yakin bahwa si pelaku pasti mencuri salah satu bajunya Yue Qing. 

Supaya Qin Wan bisa cepat mengetahui perkembangan kasus ini, Yue Ning mengundang Qin Wan menginap di kediaman Marquis. 

Lalu setibanya di sana, dengan menggunakan alasan mengecek kesehatannya, kedua gadis itu pergi ke kamarnya Wei Yan Zhi, dan malah mendapati hari ini suhu kamarnya terasa jauh lebih panas daripada sebelumnya karena Wei Yan Zhi terus menyalakan kompornya dengan alasan sakitnya.

Qin Wan diam saja mengecek nadinya, sedangkan Yue Ning yang nyerocos memberitahunya bahwa kakaknya Wei Yan Zhi sekarang sudah ditahan tapi tidak mau mengaku.

Mendengar itu, ekspresi wajah Wei Yan Zhi tampak sangat menderita, tapi ucapannya sama sekali tidak terdengar mengasihani atau meragukan kejahatannya kakak tirinya.

Wajah menderitanya lebih karena kakak tirinya ngotot tidak mau mengaku sebagai pembunuhnya, dan tampak jelas bahwa dia ingin sekali kakak tirinya itu segera mengaku, tapi dia beralasan bahwa dia hanya ingin kakak tirinya itu mengaku supaya hukuman kakak tirinya menjadi lebih ringan saja.

Dia bahkan semakin gigih menuntun mereka untuk semakin meyakini bahwa kakak tirinya benar-benar pembunuhnya. Bahkan saat Yue Ning menyarankannya untuk mencoba membujuk kakak tirinya untuk mengakui kejahatannya, dia langsung menolak dengan alasan bahwa kakak tirinya itu pasti akan sangat marah dan dendam padanya karena kakak tirinya itu sejak dulu seperti itu padanya.

Oh? Apakah itu maksudnya, Wei Yan Zhi sering dibuli oleh kakak tirinya?... Wei Yan Zhi menyangkalnya secara halus, tapi jelas sekali dalam ucapannya yang terdengar ada kebencian dan dendam pada si kakak tiri, tersirat makna bahwa kakak tirinya memang sering membulinya.

Suhu kamar yang tidak normal ini membuat Qin Wan jadi mencurigai kompornya Wei Yan Zhi. Bahkan saat dia mendekati kompor itu, Wei Yan Zhi tampak jelas gugup. Sayangnya Qin Wan sama sekali tidak bisa melihat apa pun selain arang yang sangat banyak.

Dia juga tampak tegang saat Qin Wan mendekati tempat tidurnya, padahal Qin Wan hanya mengecek jendelanya dan menyarankannya untuk membuka salah satu jendelanya supaya udaranya tidak sepanas ini.

Berhubung mereka belum bisa menemukan kepalanya Nona Song, Qin Wan pun mencoba menanyai Wei Yan Zhi, dia kan yang paling mengenal kakak tirinya, coba pikir, di mana kira-kira kakak tirinya itu akan menyembunyikan kepala Nona Song?

Wei Yan Zhi mengklaim bahwa kakak tirinya itu sangat pintar, jadi dia pasti akan menyembunyikannya dengan sangat hati-hati, mungkin dia akan menyembunyikannya di tempat yang tidak akan dipikirkan oleh siapa pun. Hmmm... Mencurigakan sekali. 

Pergi dari sana, kedua gadis itu langsung mendiskusikan berbagai keanehannya Wei Yan Zhi tadi yang sangat jelas mencurigakan. Namun sayangnya, saat ini mereka tidak bisa melakukan apa pun selain menunggu hasil investigasi Prefek Huo.

Keesokan paginya, mendadak pelayan mengabarkan bahwa Prefek Huo datang dengan membawa anak buahnya untuk menangkap Wei Yan Zhi.

Namun tentu saja Wei Yan Zhi ngotot membela dirinya. Aktingnya bagus sekali, bahkan saat Prefek Huo membawa serta saksi mata, yaitu bapak tua penjual minyak kayu tung yang masih ingat betul bahwa dia menjual minyak itu padanya dan pelayannya pada tengah malam karena mereka menawarkan harga tinggi padanya, wajah Wei Yan Zhi tetap datar tanpa rasa bersalah sama sekali.

Namun pelayannya Wei Yan Zhi yang langsung gugup bukan main, dan akhirnya mengakui bahwa memang mereka yang membakar kamar mayat. Tapi, berhubung si pelayan ini benar-benar tidak tahu apa-apa tentang kejahatan Wei Yan Zhi, jadi dia hanya meyakini bahwa tuannya membakar kamar mayat hanya untuk melindungi reputasi Nona Song terkait masalah kehamilan di luar nikahnya.

Dia juga mengakui bahwa memang dialah yang mencuri bajunya Yue Qing dan mencoba mencelakai Qin Wan atas perintah Wei Yan Zhi, tapi dia meyakini bahwa mereka hanya bermaksud mencederai Qin Wan sedikit. 

Pfft! Si pelayan ini polos sekali. Padahal menara lampion itu penuh dengan batang bambu besar dan api yang bisa membunuh nyawa orang.

Menyadari Prefek Huo kesulitan mendapatkan pengakuan Wei Yan Zhi, ditambah dengan fakta bahwa mereka sebenarnya belum memiliki bukti langsung yang bisa membuktikan bahwa Wei Yan Zhi pembunuh yang sebenarnya, Qin Wan mendadak punya ide bagus untuk menjebak Wei Yan Zhi.
 
Dia pura-pura mempercayai Wei Yan Zhi dan membelanya di hadapan Prefek Huo yang awalnya bingung dengan sikap Qin Wan. 

Namun saat Qin Wan mendadak terang-terangan membahas tentang kertas Yejin yang dia temukan di dalam perutnya Nona Song, Prefek Huo langsung sadar apa maksud Qin Wan dan langsung ikutan berakting dengan antusias.

Qin Wan mengklaim bahwa itu adalah sebuah surat, dan dia punya suatu obat khusus yang bisa memunculkan huruf-huruf yang tertulis di surat itu. Begitu huruf-hurufnya muncul, maka mereka pasti akan mengetahui siapa pembunuhnya.

Hanya saja khasiat obatnya butuh waktu satu hari untuk menunjukkan hasil. Sekarang surat itu masih ada di kediaman Qin-nya, jadi dia harus mengambilnya dulu. Dan berhubung obat untuk menampilkan tinta huruf di kertas surat itu butuh tempat yang sangat dingin, jadi dia meminta disediakan ruangan sedingin es untuk mempertahankan khasiat obat.

Mereka pun sepakat untuk mengambil surat itu dulu di kediaman Qin, lalu nantinya menyimpannya di ruang kosong di kediamannya Yue Ning dengan sebaskom es, lalu besok pagi mereka berkumpul kembali di sini untuk melihat hasilnya.

Sedangkan Wei Yan Zhi diperintahkan untuk tetap berada di kamarnya untuk sementara waktu. Prefek Huo mengklaim bahwa dia hanya akan dituntut terkait pembakaran kamar mayat.

Padahal begitu mereka keluar dari halaman itu, mereka langsung berdiskusi dengan seluruh keluarga Marquis untuk membuat jebakan untuk Wei Yan Zhi.

Yan Chi diminta untuk mengutus beberapa pengawalnya untuk mengawasi halaman kediamannya Wei Yan Zhi, sisanya, mereka akan melakukannya sesuai kesepakatan tadi sembari menunggu Wei Yan Zhi beraksi nanti malam.

Masalah di mana keberadaan kepalanya Nona Song, Qin Wan curiga bahwa Wei Yan Zhi sebenarnya tidak membuangnya di tempat lain, melainkan dia bawa ke kediaman ini sejak awal. 

Ah! Nyonya Marquis seketika ingat bahwa waktu pertama kali rombongan pengantin datang, dia pernah melihat Wei Yan Zhi membawa buntelan besar. Tentu saja waktu itu tidak ada yang curiga, mengira itu cuma barang-barang bawaannya Wei Yan Zhi, tapi sekarang, itu sangat mencurigakan.

Wei Yan Zhi berakting menurut dengan patuh dan berdiam diri ke kamarnya, padahal seharian dia merenung galau. Dari pelayannya, dia mendapat informasi tentang Qin Wan yang sudah pergi ke kediaman Qin lalu kembali kemari siang harinya.

Akhirnya dia menghabiskan waktu untuk menulis sesuatu di kertas Yejin. Kertas jenis ini memang jenis kertas kesukaannya Wei Yan Zhi karena terlihat mewah dan ningrat walaupun bukan kertas emas asli, hidup ningrat memang sesuatu yang selalu Wei Yan Zhi inginkan.

Dia tahu kalau Wei Qi Zhi tidak menyukai jenis kertas ini karena bau pernis dan bisa menyebabkannya mengalami ruam kemerahan. Orang-orang mengira bahwa ruam kemerahan itu karena kutukan, dia seorang yang paling tahu kebenarannya.

Malam harinya setelah mengusir pelayannya, Wei Yan Zhi menunggu beberapa lama sebelum kemudian mulai beraksi menyelinap masuk ke halaman kediaman Yue Ning. Suasana gelap dan sangat hening, Wei Yan Zhi dengan cepat dan mudah menyusup masuk ke ruang kosong yang udaranya sangat dingin, tempat mereka menaruh kotak berisi surat itu, lalu mengganti isi kotak itu dengan kertas emas lain yang sudah dia siapkan.

Segalanya berjalan dengan sangat lancar, Wei Yan Zhi pun lega dan bergegas kembali ke kamarnya untuk menghancurkan surat ini. Namun begitu dia kembali ke kamarnya, dia malah mendadak disergap Prefek Huo dan yang lain.
Bersambung...

Post a Comment

0 Comments