Begitu Qin Wan sampai ke sana, yang diperhatikan Yan Chi pertama kali adalah keadaannya yang setengah basah karena Fu Ling tidak memayunginya dengan benar.
Maka Yan Chi langsung saja mengambil payung itu dari tangan Fu Ling, menggantikan Fu Ling untuk memayungi Qin Wan, lalu memerintahkan Fu Ling untuk mengambilkan penghangat tangan untuk Qin Wan.
Qin Wan mau menolak, tapi Yan Chi bersikeras, bahkan langsung menggenggam tangan Qin Wan sebentar untuk memastikannya dan memang tangannya Qin Wan hampir beku. Mereka butuh Qin Wan di sini, jadi Qin Wan tidak boleh kedinginan.
Fu Ling pun akhirnya pergi melaksanakan perintah Yan Chi, sedangkan Qin Wan cuma bisa terdiam dengan gugup gara-gara sentuhan tangan singkat mereka barusan. Namun kegugupannya dengan cepat musnah saat pikirannya fokus kembali ke masalah sumur itu.
Yan Chi memberitahu bahwa petugas yang ada di bawah sumur sudah menemukan tiga tengkorak dan beberapa tulang belulang yang berserakan, dan sampai sekarang pun mereka masih terus menggali. Jadi kemungkinan masih ada banyak lagi.
Wow! Qin Wan tak menyangka bahwa selain kematian Selir Ke-2, Selir Ke-8, Kepala Pelayan Liu, dan Qin Wan yang asli, ternyata masih ada banyak lagi. Keluarga ini benar-benar sinting rupanya. Dipikir-pikir, tadi saat dia pergi ke halaman depan, bisa saja mendadak muncul bahaya. Kali ini pikirannya terlalu polos.
Karena banyaknya tulang belulang yang ditemukan, Yan Chi pun memerintahkan Prefek Huo untuk memastikan tidak ada seorang pun di kediaman ini yang keluar. Untuk sementara waktu ini, status keluarga Qin adalah keluarga kriminal.
Baru juga Prefek Huo memberikan instruksi pada para anak buahnya, para petugas di bawah mendadak mengumumkan bahwa mereka menemukan satu tengkorak lagi. OMG! Sumur itu benar-benar kuburan masal.
Tak lama setelah Fu Ling kembali dengan membawa penghangat tangan untuk nonanya, Bai Feng kembali dari halaman depan untuk melapor bahwa Tuan Qin sudah ditangkap begitu keluar gerbang dan sekarang sudah dijaga ketat di kamarnya.
Lalu kemudian Kapten Qi menyebar para anak buahnya untuk menutup rapat seluruh kediaman, mengumpulkan para pelayan di satu tempat dan para majikan di tempat lain untuk diinterogasi lebih lanjut.
Nyonya Tua sontak pucat pasi begitu mendengar masalah ini. Tapi apa boleh buat, pada akhirnya, masalah ini pasti akan ketahuan juga. Ini dosa besar.
Tapi bagaimana dengan Qin Chen? Dosa ini adalah dosa para tetua. Para generasi muda tidak bersalah... Nyonya Tua mendadak punya ide untuk setidaknya menyelamatkan masa depan Qin Chen. Dia lalu menyuruh Nyonya Qin untuk mengirim surat melalui merpati pos ke cabang pusat kediaman Qin di ibu kota.
Nyonya Tua sendiri yang menulis suratnya, Nyonya Qin yang dia suruh kirim sekarang juga mumpung penjagaan masih belum terlalu ketat.
Qin Chen masih di berdiri di sana saat dia melihat ayahnya dibawa masuk kembali. Menyadari dia benar-benar tidak bisa kabur dan keluarga ini akan segera hancur, Qin Chen serta merta merasa kalah sekaligus marah, marah karena terlahir di keluarga bejat ini.
Dia tidak memedulikan nasibnya sendiri. Justru nasib adik-adik perempuannya yang belum menikah-lah yang paling dia khawatirkan.
Di hutan bambu, petugas di dalam sumur, lagi-lagi, menemukan satu tengkorak lagi. Lalu tak lama kemudian, mereka mengeluarkan satu keranjang penuh tulang belulang manusia.
Begitu semua tulang belulang itu dikeluarkan di atas sebuah tikar, semua orang sontak tercengang melihat ukuran tulang belulang itu. Semuanya berukuran kecil, semuanya adalah tulang anak-anak.
Begitu Qin Wan menelitinya satu demi satu, dia menyatakan bahwa anak-anak ini berusia sekitar 10 - 12 tahun. Karena sudah jadi tulang, jadi sulit menentukan sebab kematian mereka, tapi mengingat bagaimana mereka dibuang ke sumur itu, sudah pasti mereka dibvnuh.
Anak-anak sebanyak ini salah apa sehingga mereka dibunuh dan dibuang ke sumur itu? Dan yang lebih mencengangkan, semua anak-anak ini adalah perempuan. OMG! Jangan-jangan Tuan Qin tuh p3do?!
Tak lama kemudian, mendadak petugas di dalam sumur mengumumkan penemuan satu lagi. Sepertinya masih banyak, Prefek Huo pun memerintahkan mereka untuk terus menggali.
Qin Wan meminta Yan Chi untuk mengecek juga sumur tempat Qin Shuang jatuh sebelumnya, soalnya dia curiga kalau yang dipegang Qin Shuang waktu itu memang beneran tulang dan bukannya ranting pohon.
Yan Chi setuju dan langsung memerintahkan Bai Feng untuk menyelidikinya. Namun berhubung sekarang sudah tengah malam, Yan Chi menyuruhnya balik dan istirahat saja. Mereka masih akan lama di sini.
Fu Ling setuju, kalau Qin Wan sampai jatuh sakit, siapa nanti yang akan membantu Pangeran Yan Chi?... Fu Ling benar, Qin Wan akhirnya setuju untuk balik ke kamarnya sekarang.
Karena para pelayan diinterogasi lagi, jadi keempat Pelayan Wan pun harus diinterogasi lagi juga, dan karena kediaman para majikan dijaga ketat, Qin Li pun tidak bisa datang malam ini. Seluruh rumah kelihatan sangat sepi dengan hanya para petugas yang berjaga.
Saat Qin Wan bangun keesokan harinya, Fu Ling melapor bahwa para petugas sekarang sudah menemukan empat tengkorak lagi.
Mendengar itu, Qin Wan langsung bergegas kembali ke sana tanpa sarapan. Sekarang beberapa pelayan sudah kelihatan hilir mudik, yang lebih muda dibebaskan dengan cepat. Tapi yang kerja di sini lebih dari tujuh tahun, mereka masih ditahan.
Begitupun dengan para majikan. Para generasi muda sudah diperbolehkan balik ke kediaman masing-masing karena mereka tidak tahu apa-apa tentang kejadian dulu. Tapi para tetua masih diawasi dengan ketat.
Begitu hampir tiba di hutan bambu, Qin Wan melihat Xu He sudah ada di sana, sedang menata tulang belulang di atas meja panjang. Tapi sekarang dia kebingungan karena ada salah satu tulang jari yang kelebihan.
Xu He pikir kalau dia melakukan kesalahan, tapi setelah Qin Wan menelitinya, Xu He tidak salah, tulang jari ini memang ada enam.
Total sekarang ada 9 set tulang belulang anak-anak dan semuanya perempuan. Anak-anak sebanyak ini, pasti keluarga mereka melaporkan hilangnya mereka.
Maka Yan Chi pun langsung memberi instruksi ke Bai Feng untuk menyelidikinya. Tak lama kemudian, datang petugas yang mengumumkan bahwa mereka menemukan satu tengkorak lagi. Astaga! Jadi sepuluh anak sekarang.
Di jam istirahat makan siang, hujan hampir berhenti dan berhenti sepenuhnya tepat saat Yue Ning mendadak datang. Sudah beberapa hari ini Qin Wan tidak datang, Tuan Putri dan Nyonya Marquis sangat mengkhawatirkannya, makanya mereka mengirimnya kemari.
Masalah keluarga Qin sekarang sudah menyebar ke seluruh penjuru kota. Pastinya, gosip menyebar dengan berbagai macam plot twist.
Ada yang bilang kalau anak-anak yang ditemukan di dalam sumur itu adalah tumbal yang dikorbankan keluarga Qin dalam melakukan sihir hitam. Ada juga yang bilang bahwa di kediaman Qin ada siluman rubah pemakan anak-anak. Ada juga yang bilang kalau anak-anak itu adalah anak-anak keluarga Qin yang mati muda.
Masalah ini terlalu besar untuk ditutupi, masalah reputasi keluarga Qin sudah tidak penting lagi. Kejahatan sekeji itu sangat wajar untuk dibicarakan semua orang di seluruh kota. Siapa pun pelakunya, harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Yue Ning juga mengabarkan Tuan Putri sekarang semakin sehat, dan Wei Qi Zhi juga hampir sembuh berkat obatnya Qin Wan. Karena Kaisar tidak berani menyinggung Tuan Putri, jadi sekarang keluarga Adipati Song diturunkan gelarnya jadi Marquis dan pewarisan gelarnya hanya sampai tiga generasi.
Jika setelah generasi ketiga tidak ada keturunan mereka yang bisa menghasilkan prestasi luar biasa, maka gelar mereka akan diturunkan jadi bangsawan biasa, setara gelar keluarga Wei.
Lalu dengan adanya masalah ini, beberapa faksi di pemerintahan memanfaatkannya untuk saling menyerang satu sama lain. Biarpun Putra Mahkota sudah ditentukan, tapi Kaisar masih dalam masa jaya sekarang.
Selama Putra Mahkota belum naik takhta, akan selalu ada kesempatan bagi orang-orang istana untuk mengubah situasi dan masa depan. Perebutan kekuasaan di istana memang selalu menakutkan.
Selain ini, Yue Ning juga datang untuk membantu apa saja sebisanya. Tapi dia bisa apa? Tidak mungkin dia ikutan menggali, kan? Menata tulang belulang pun dia tidak bisa.
Tapi berhubung Yue Ning ngotot untuk membantu apa saja, Qin Wan akhirnya menugaskannya menjadi juru tulis yang mencatat tulang belulang ini satu per satu. Setiap set tulang belulang mereka tandai dengan nomor lalu membungkusnya per set.
Karena Yue Ning penasaran, jadi Qin Wan sekalian memberinya ilmu tentang bagaimana menentukan perkiraan umur setiap anak dari tulang belulang mereka.
Yan Chi bisa menduga dengan tepat kalau dia mempelajarinya dari bukunya Shen Yi. Dari mana Yan Chi tahu? Tentu saja dari membaca bukunya Shen Yi juga.
Lalu tak lama kemudian, petugas mengumumkan bahwa mereka menemukan satu set lagi. Jadi sekarang jadi 11 set, pastinya, tulang belulang anak perempuan lagi. Yue Ning baru pulang malam harinya, lalu kemudian mereka menemukan satu set lagi. Para petugas lembur sepanjang malam menggali sumur.
Besok subuhnya saat Qin Wan masih baru setengah bangun, mendadak dia mendengar suara jeritan, tapi cuma sekilas, setelah itu tak kedengaran lagi sampai membuatnya bingung, apakah dia salah dengar atau mimpi?
Tak lama kemudian, Yan Chi datang mengabarkan bahwa Tuan Qin mendadak jadi gila dan sekarang kondisinya kritis.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam