Rekap Novel Coroner's Diary Bab 103 - Bab 104


Qin Wan menata ulang tulang belulang itu. Bahkan tulang-tulang kecil yang sebelumnya tak dia anggap penting pun, kali ini dia tata juga... hingga akhirnya hanya menyisakan tulang paling kecil itu. 

Tulang itu satu-satunya yang tidak pas di bagian mana pun, otomatis membuatnya kebingungan sampai beberapa jam tanpa hasil. Dia yakin ini bukan tulang hewan. Kalau ini tulang manusia... mungkinkah masih ada mayat lain di dalam sumur itu? 

Tapi Prefek Huo bilang kalau mereka sudah mengecek seluruh sumur itu dan tak menemukan tulang lagi. Tapi kalau begitu, ini tulang apa?

Mendadak hujan turun semakin deras, menyadari dia sudah kelamaan, Qin Wan akhirnya mengajak Fu Ling balik ke kediaman mereka dengan membawa satu tulang kecil itu dan terus memikirkan tulang kecil itu sepanjang malam.

Hujan masih belum berhenti sampai keesokan harinya, dan Qin Wan pun masih belum bisa berhenti memikirkan masalah tulang kecil itu.

Mengira dirinya salah ingat tentang susunan tulang manusia, Qin Wan kemudian membawa Fu Ling pergi mencari buku medis di perpus rumah.

Qin Chen yang memegang kunci perpus, tapi karena dia sedang keluar menengok Tuan Qin, jadi Yao Xin Lan memerintahkan Mo Shu untuk menemani Qin Wan ke perpus.

Karena Mo Shu tidak mengerti buku apa yang dia cari, jadi Qin Wan masuk ke perpus sendiri. Sayangnya, buku-buku medis di sana hanya tentang obat-obatan herbal, tidak ada yang tentang tulang manusia. 

Semakin ke dalam, dia cuma menemukan beberapa buku kuno dan lukisan-lukisan. Akhirnya dia keluar dengan tangan kosong. Setelah itu, Qin Wan berniat ke halaman barat tapi di tengah jalan melihat ada pohon bunga osmantus.

Qin Wan pun langsung mengajak Fu Ling untuk mengumpulkan bunga-bunga osmantus yang hampir jatuh kena hujan. Fu Ling sontak semangat melakukan perintahnya dengan riang hingga dia mengumpulkan dua kantong penuh. 

Namun saat mereka hendak balik, mendadak payung kertas warna biru mereka sobek terkena dahan pohon.

Kebetulan Cai He lewat, sedang memimpin beberapa pelayan pria yang baru selesai mengerjakan tugas dari Nyonya Tua untuk mengubur sumur di hutan bambu tersebut.

Melihat payung mereka robek, Cai He menawari mereka kertas payung yang sama dari gudang. Qin Wan setuju, lalu Cai He pun pergi dengan membawa para pelayan pria itu bersama.

Namun tak lama kemudian saat seorang pelayan mengantarkan setumpuk kertas payung dari Cai He, yang dia berikan malah kertas payung berwarna merah alih-alih warna biru seperti payung mereka yang robek. Namun Qin Wan memutuskan untuk tak mempermasalahkan hal sepele ini.

Atas perintah Qin Wan, ketiga pelayan Wan juga memetik beberapa bunga. Wan Tao dengan riang menunjukkan beberapa bunga yang dia petik. Bunganya belum mekar, tapi kalau sudah mekar, maka akan terlihat serbuk sari berwarna kuning di dalamnya.

Ucapan Wan Tao ini mendadak menyadarkan Qin Wan tentang perkara tulang kecil itu. Ini memang bukan bagian dari tulang Selir Ke-2, ini bahkan bukan tulang orang dewasa, ini tulang anak yang belum selesai bertumbuh.

Tapi bagaimana bisa di dalam sana ada tulang anak kecil? Dia jadi curiga bahwa masih ada tulang belulang lain yang belum ditemukan di sana. Nyonya Tua terburu-buru menutup sumur itu mungkin untuk menutupi perkara ini.

Tapi berhubung sekarang ini tak ada yang bisa dia lakukan, terpaksa dia hanya bisa menunggu Yan Chi kembali.

Hujan turun selama empat hari berturut-turut dan selama itu Yan Chi belum juga kembali. Jadi Qin Wan menghabiskan waktu dengan memikirkan siapa kira-kira pelakunya. 

Orang itu pasti menggunakan perselingkuhan Kepala Pelayan Liu dengan Selir Ke-8 untuk mengancamnya. Namun pelayan biasa tidak akan mungkin bisa mengancam Kepala Pelayan Liu, jadi pasti orang yang punya otoritas lebih tinggi darinya.

Tapi tidak mungkin pula para majikan mengingat mereka bisa menyingkirkan Kepala Pelayan Liu dengan cara lain yang lebih mudah. Tapi kalau begitu, siapa selain para majikan yang punya otoritas lebih tinggi dari Kepala Pelayan Liu?

Tiba-tiba Mo Shu kembali dengan membawa kabar buruk tentang kondisi Nyonya mudanya yang lagi-lagi mengalami mimpi buruk. Kali ini Yao Xin Lan bilang kalau dia bermimpi suaminya memiliki wanita lain di luar. Dia melihat sebuah lukisan, tapi wanita dalam lukisan itu bukan dirinya. Dia bilang bahwa di lukisan itu ada gunung yang diselimuti kacang merah cinta.

Qin Chen tentu saja menyangkal, bahkan membuktikannya dengan membawa Yao Xin Lan ke ruang belajarnya untuk mencari lukisan itu tapi tidak ada, tapi Yao Xin Lan tetap merasa mimpi itu sangat nyata.

Setibanya di sana, ada Cai He menunggu di depan, sedangkan Nyonya Tua ada di dalam untuk menghibur Yao Xin Lan dan meyakinkannya kalau dia tidak akan membiarkan Qin Chen punya selir apalagi selingkuhan. Dia tidak akan membiarkan Qin Chen mengikuti jejak ayahnya.

Saat Qin Wan mengeceknya, kondisi fisik Yao Xin Lan memang kurang bagus yang sepertinya diakibatkan overthinking. Nanti dia akan membuatkan pil penenang untuknya.

Tak lama kemudian, Qin Shuang juga datang menjenguk Yao Xin Lan. Sejak hubungannya dengan Qin Xiang semakin memburuk, sekarang Qin Shuang jadi lebih dekat dengan Yao Xin Lan, tapi sikapnya ke Qin Wan masih sama saja sih walaupun sekarang dia agak lebih bisa menahan diri.

Sore harinya setelah Qin Wan selesai membuat pil untuk Yao Xin Lan, yang dia tunggu selama beberapa hari ini akhirnya datang juga.

Ternyata dia baru kembali dari daerah Yang demi menyelidiki kasus orang hilang sepuluh tahun yang lalu. Dari lima kasus, ada dua yang sesuai, sama-sama wanita usia 20an tahun. 

Keduanya berasal dari dua daerah yang berbeda, Yan Chi menyelidiki ke kedua daerah tersebut... Hingga akhirnya dia menemukan bahwa orang hilang di daerah Yang-lah yang sesuai dengan ciri-ciri Selir Ke-2. 

Cuma anehnya, keluarga yang melaporkan orang hilang itu sudah mati dalam kebakaran besar sepuluh tahun yang lalu. Yang menghuni rumah itu cuma seorang putri dan ayahnya, dan keduanya hilang dalam kebakaran itu.

Karena kebakaran itu terus menyala selama beberapa hari, jadi penduduk lokal berasumsi bahwa keduanya hangus terbakar tanpa sisa. Menurut catatan resmi, kebakaran itu terjadi pada malam tahun baru dan diakibatkan oleh petasan dan kembang api.

Karena sudah lama, para penduduk cuma ingat bahwa dulu keluarga itu menjalankan toko sutra kecil dan memiliki dua anak perempuan. Beberapa lama sebelum kebakaran terjadi, sang nyonya rumah mendadak menghilang dan tak pernah kembali. Nama marga si nyonya ini juga Yang, tapi warga tidak ingat dia cantik atau tidak karena orangnya jarang keluar.

Di sinilah anehnya. Jika benar keluarga itu adalah keluarga aslinya Selir Ke-2, lalu pembvnuh yang sekarang ini apanya Selir Ke-2? Seluruh keluarga mereka kan sudah mati... Kecuali, ada salah satu dari mereka yang bertahan hidup.

Yan Chi sudah berbagi informasinya, sekarang giliran Qin Wan yang memberitahunya tentang tulang kecil itu. Yan Chi langsung tahu apa yang harus dia lakukan dan langsung pergi, tapi Qin Wan dia suruh menunggu di sini.

Penasaran, Qin Wan pun segera mengirim Fu Ling keluar untuk memata-matai situasi. Jadilah Fu Ling bolak-balik keluar-masuk dengan membawa berbagai informasi, yang intinya, Yan Chi dan Prefek Huo sekarang menggali sumur itu kembali. Nyonya Tua dan yang lain langsung panik pergi ke sana, ingin menghentikan mereka tapi tak berdaya, dan Qin Wan dilarang pergi ke sana. 

Qin Wan langsung memahami maksud Yan Chi. Kalau dia nekat pergi ke sana, maka takutnya Nyonya Tua yang sekarang ini sedang emosi, justru akan melampiaskan kemarahannya padanya.

Yang terakhir, Fu Ling membawa kabar bahwa Nyonya Tua jadi sangat marah hingga dia pingsan, lalu sekarang Qin Chen pergi ke halaman depan untuk memanggil tabib. Hah? Di halaman depan mana ada tabib. Qin Wan merasa ada yang tidak beres dan langsung keluar ke halaman depan.

Kecurigaannya benar, Qin Chen bukan mau memanggil tabib, tapi mau menyelendupkan Tuan Qin keluar dari kediaman. Hah! Perbuatan yang sangat mencurigakan! Mereka mau membantu penjahat kabur! Sumur itu pasti menyimpan suatu rahasia busuk. Jika tidak, maka tidak ada alasan bagi Tuan Qin untuk kabur.

Qin Wan langsung nekat berusaha menghentikannya. Dia tidak tahu kejahatan apa yang dilakukan Tuan Qin, tapi dia mengingatkan Qin Chen untuk tidak melakukan ini atau Tuan Qin justru akan jadi buron yang malah hanya akan memperburuk kejahatannya. Lagipula, dengan adanya Yan Chi di sini, dia tidak mungkin bisa kabur.

Qin Chen dengan wajah tak berdaya mengklaim kalau dia hanya menuruti perintah. Bagiamana nasib ayahnya setelah keluar dari gerbang rumah, itu tergantung dirinya sendiri.

Namun saat dia berbalik menatap Qin Wan, tatapan dan ucapannya agak aneh, terutama saat dia mengomentari perubahan Qin Wan yang terlalu drastis pasca insiden Danau Bulan Sabit.

Lebih aneh lagi saat Qin Wan mengajaknya untuk melihat apa yang ada di dalam sumur tersebut, tapi Qin Chen menolak dan dengan ambigu berkata bahwa apa pun yang ada di dalam sumur itu tidak seharusnya dikeluarkan. 

Hmmm... Jadi dia tahu apa yang ada di dalam sumur tersebut. Qin Wan jadi tambah penasaran dan langsung pamitan pergi tanpa menyadari keanehan tatapan Qin Chen yang biasanya ramah, kali ini tampak penuh amarah.

Di tengah jalan, Qin Wan bertemu Bai Feng yang sedang menunggunya. Qin Wan langsung melaporkan masalah Tuan Qin. Bai Feng meyakinkannya untuk tidak khawatir, Yan Chi sudah menempatkan orang-orangnya di sekeliling rumah ini, jadi tidak akan mungkin ada yang bisa kabur.

Dia datang untuk menjemput Qin Wan ke hutan bambu ungu. Mereka sudah menemukan sesuatu, tapi itu bukan sesuatu yang menyenangkan. Malah, yang mereka temukan lebih dari satu set tulang belulang manusia. 

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments