Sinopsis Drama Taiwan Bromance Episode 9 - Part 1

Zi Feng tercengang melihatnya, "Ya Nuo?"

Bingung dan panik, Ya Nuo akhirnya cuma bisa menanggapinya dengan pura-pura tak kenal. Untungnya, Xiao Jing akhirnya kembali saat itu dan dengan cerdiknya memanggilnya 'Pi Ya Qi' dan memperkenalkannya pada Zi Feng sebagai adik kembarnya Ya Nuo, makanya muka Ya Qi mirip banget sama Ya Nuo. Semua orang yang baru mengenal mereka juga biasanya akan memiliki reaksi yang sama kayak Zi Feng.

Untungnya Zi Feng percaya, "mereka memang sangat mirip. Jadi kau... Pi Ya Qi?"

"Iya, saya Pi Ya Qi. Senang bertemu dengan anda, Tuan Du Zi Feng."

Aduh, keceplosan! Zi Feng kan belum memperkenalkan namanya, dari mana Ya Qi bisa tahu namanya? Xiao Jing lagi-lagi dengan cerdiknya beralasan bahwa Ya Qi pasti tahu Zi Feng dari Ya Nuo, mereka kan saudara kembar.

Untungnya, Zi Feng percaya lagi sekarang, dia bahkan mengira kalau Ya Qi adalah adik yang pernah Ya Nuo sebut-sebut akan kembali dari luar negeri. Zi Feng tidak menyangka kalau Ya Qi akan pulang lebih cepat dari jadwal. Tapi apa Ya Nuo tidak bersama mereka?


Xiao Jing beralasan kalau Ya Nuo ada urusan lain. Tiba-tiba dia punya ide bagus. Dia mendadak beralasan kalau dia ada urusan mendesak sekarang juga, jadi dia meminta Zi Feng untuk menemani Ya Qi jalan-jalan dan mengantarkan Ya Qi pulang.

Zi Feng langsung setuju, dan Xiao Jing pun langsung pergi mengabaikan permohonan Ya Nuo yang berusaha memaksanya untuk tidak pergi. Ya Nuo kan jadi canggung dan gugup harus berduaan dengan Zi Feng dengan dandanan wanitanya ini.

Apalagi sepanjang jalan Zi Feng terus menerus menatapnya, Ya Nuo jadi bingung. Zi Feng mengaku bahwa dia merasa Ya Nuo dan Ya Qi tuh sama (Pfft! Ya emang). Canggung, Ya Nuo beralasan kalau itu mungkin karena mereka saudara kembar, tapi kepribadian mereka beda banget.

Zi Feng setuju. Biasanya kalau Ya Nuo melihat hal-hal yang indah seperti ini, dia pasti akan langsung jejeritan sambil melompat-lompat heboh kayak anak kecil.

"Aku nggak kayak gitu!" protes Ya Nuo keceplosan.

Jelas saja Zi Feng langsung menatapnya dengan penuh tanda tanya. Canggung, Ya Nuo buru-buru mengganti kalimatnya menjadi kalimat tanya, "maksudku, kakakku kayak begitu?"

"Ya Nuo itu adalah orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal, seperti anak kecil."

"Maksudmu, kakakku itu kekanak-kanakan?"

"Bukan begitu. Ya Nuo itu baik hati dan peduli. Bersama dengannya, aku bisa santai dan menjadi diriku sendiri. Aku bisa mengatakan apa yang ingin kukatakan dan melakukan apa yang ingin kulakukan."

"(Aku) nggak sebaik yang kau katakan," ujar Ya Nuo keceplosan lagi sampai menampol lengan Zi Feng, untungnya kalimatnya tidak mengandung subyek, jadi bisa berarti siapa saja.


Baru menyadari kesalahannya sedetik kemudian, Ya Nuo buru-buru meralat maksudnya adalah cara Zi Feng menggambarkan kakaknya sama persis seperti cara Ya Nuo menggambarkan Zi Feng.

Ya Nuo bilang bahwa Zi Feng adalah seorang kakak yang pintar menjaga orang lain. Sejak Ya Nuo bertemu Zi Feng, Ya Nuo banyak mengalami hal-hal yang belum pernah dialaminya sebelumnya. 

Biarpun dia bertemu dengan banyak situasi berbahaya. Namun asalkan ada Zi Feng di sisinya, Ya Nuo pasti merasa aman dan nyaman, dan tiba-tiba menjadi berani seolah tidak ada yang perlu dia takuti. Zi Feng tersenyum senang mendengarnya, tapi reaksi Zi Feng itu malah membuat Ya Nuo jadi gugup dan malu.  

"Kalian berdua memang saudara kandung, kalian sama-sama cepat malu."

Tiba-tiba ada seorang pesepeda melaju terlalu dekat Ya Nuo. Zi Feng pun sigap menarik Ya Nuo minggir. Ya Nuo agak ragu-ragu awalnya, tapi akhirnya dia memberanikan diri untuk berpegangan ke lengan bajunya Zi Feng.

Tak lama kemudian, mereka tiba di depan rumah Ya Nuo. Tapi Ya Nuo takut banget ketahuan orang tuanya pakai baju perempuan seperti ini, makanya dia sengaja menyembunyikan diri dengan menurunkan sandaran jok mobilnya Zi Feng dengan alasan mengetes sandaran jok mobil itu.

Zi Feng tiba-tiba berinisiatif mentraktirnya makan malam beberapa hari mendatang, soalnya kan Ya Qi baru pulang dari luar negeri, jadi tentu saja dia harus menyambut Ya Qi. Ya Nuo juga pasti akan senang.

Hadeh! Ya Nuo jelas ingin menolak. Tapi Xiao Jing mendadak muncul dan dengan seenaknya menerima undangan Zi Feng untuk Ya Qi dan dirinya sendiri. 

Oke, kalau begitu sepakat. Hah? Ya Nuo bahkan belum setuju atau tidak, mereka berdua sepakat duluan saja. Tapi apa boleh buat, dia terpaksa harus menyetujuinya sekarang.


Begitu Zi Feng pergi, Ya Nuo sontak menggerutu kesal sama Xiao Jing karena Xiao Jing berbuat seenaknya. Tapi Xiao Jing meyakinkan kalau dia melakukannya demi kebaikan Ya Nuo. Dia takut Ya Nuo akan melewatkan kesempatan bagus ini. Ya Nuo harus datang ke acara makan malam itu biar Zi Feng terbiasa dengan identitas dan penampilan baru Ya Nuo.

Tapi yang jadi masalah, tak lama setelah Ya Nuo balik ke penampilan cowoknya malam itu, tiba-tiba dia mendapat chat dari Zi Feng yang mengirim gambar pohon natal di plaza dan mengundang Ya Nuo untuk datang makan malam bersama Ya Qi nanti. Waduh! Nggak mungkin bisalah, gimana nih?

Parahnya lagi keesokan harinya Zi Feng memberitahunya bahwa Kakak Feng ngebet banget ingin bertemu Ya Qi. Jadi Ya Nuo dan Ya Qi diundang ke makan ke rumah mereka nanti malam. 

Hadeh! Dadakan banget. Terpaksa Ya Nuo harus beralasan kalau dia tidak bisa datang dengan alasan takut ibunya masih marah. Tapi Zi Feng mengaku bahwa dia sendiri sangat ingin makan malam bersama Ya Nuo dan Ya Qi karena dia ingin lebih mengenal keluarganya Ya Nuo.

Aww! Ya Nuo tersentuh mendengarnya. Tapi tetap saja dia tidak bisa datang bersama Ya Qi, jadi dia akan menyuruh Ya Qi datang bersama Xiao Jing saja nanti, dia sendiri tidak bisa ikut dengan alasan mamanya masih marah. 

Zi Feng jelas kecewa mendengar Ya Nuo tidak akan ikut datang, tapi baiklah, yang penting Ya Qi bisa datang karena makan malam nanti adalah untuk menyambut kedatangannya.


Tapi gara-gara Ya Nuo tidak pernah bilang kalau dia punya saudara kembar, jadi Zi Feng kaget waktu pertama kali melihat Ya Qi. Zi Feng pikir kalau Ya Nuo cosplay jadi cewek seperti waktu di pertunjukkan teater waktu itu.

Ya Qi persis banget kayak Ya Nuo. Bukan hanya wajah, Ya Qi juga pintar bicara dan gampang malu kayak Ya Nuo. Mungkin karena mereka saudara kembar, makanya Zi Feng merasa seperti sudah lama kenal sama dia. (Pfft! Emang iya)

Tiba-tiba Zi Feng mendapat telepon dari ibunya bertepatan dengan Zhe Rui yang mendadak muncul. Zi Feng santai saja menanyakan pertanyaan ibunya tentang makanan apa yang disukai Ya Qi. Zhe Rui jelas penasaran tentang adiknya, siapa Ya Qi?

"Adik kembar perempuannya Ya Nuo, Ya Qi. Katanya kau tumbuh besar bersamanya, masa kau tidak tahu?" heran Zi Feng.

Zhe Rui agak bingung awalnya, namun beberapa detik kemudian dia langsung mengerti situasi dan langsung saja pura-pura seolah dia baru ingat sama Ya Qi, adik perempuannya Ya Nuo. Maklum, sudah lama mereka tidak bertemu, makanya Zhe Rui lupa sama Ya Qi.

Ya Nuo jelas terkejut dengan reaksi Zhe Rui, dia sadar betul kalau Zhe Rui berbohong. Zi Feng sepertinya merasa agak aneh, tapi dia langsung fokus kembali menanyakan makanan kesukaan Ya Qi.

"Pork dan ikan, tapi jangan terlalu asin," jawab Ya Nuo.

"Sama sepertimu," komentar Zi Feng yang sudah hafal sama makanan kesukaan Ya Nuo.

Canggung, Ya Nuo buru-buru pamit dengan menyeret Zhe Rui pergi bersamanya tanpa sadar kalau itu membuat Zi Feng jadi cemburu. Zi Feng cepat-cepat memanggilnya kembali hanya untuk memintanya sekali lagi untuk datang bersama Ya Qi nanti malam, tapi Ya Nuo sekali lagi memakai ibunya sebagai alasan untuk menolak lalu bergegas pergi.

Begitu sudah cukup jauh dari Zi Feng, Ya Nuo langsung meminta maaf pada Zhe Rui karena Zhe Rui sudi membantunya menutupi kebohongannya terhadap Zi Feng. Tapi Ya Nuo sama sekali tidak curiga apa pun tentang alasan Zhe Rui membantunya berbohong.

Dia hanya berpikir kalau Zhe Rui hanya sangat baik padanya sehingga bersedia membantunya tanpa ragu apa pun alasannya. Ya Nuo tidak bisa mengemukakan apa alasannya sekarang, namun dia berjanji akan mengungkapkan segalanya saat waktunya tepat.

Zi Han sedang dandan di dalam mobil, tapi dia memperhatikan Guang Chao terus menerus meliriknya, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tidak berani. Ngapain sih? Ngomong aja apa pun yang mau Guang Chao omongin.

Baiklah, Guang Chao akhirnya blak-blakan menanyakan perasaan Zi Han perihal artikel berita tentang Ya Nuo dan Zi Feng. Zi Han santai, dia orang yang berprinsip bahwa masa lalu sudah berlalu. Sekarang dia dan Ya Nuo adalah teman baik, hanya teman baik.

Guang Chao lega mendengarnya, manusia memang harus selalu berpikir ke depan dan melupakan masa lalu. Tapi tiba-tiba Guang Chao melihat sesuatu yang membuatnya khawatir hingga dia tiba-tiba saja mengerem mendadak dan membuat lipstiknya Zi Han tercoreng ke mukanya.

Jelas saja Zi Han langsung ngamuk, apalagi Guang Chao sama sekali tidak memedulikan amukannya dan mendadak keluar mobil... untuk membantu seorang nenek yang menyeberang jalan sembarangan padahal saat itu belum lampu merah.

Aww, kemarahan Zi Han seketika sirna berganti kekaguman melihat kebaikan hati Guang Chao. Dia bahkan langsung heboh memuji Guang Chao, sungguh dia tidak pernah menyangka kalau Guang Chao ternyata memiliki rasa keadilan, dan rela membantu orang asing tanpa memedulikan keselamatan dirinya sendiri.

Beuh! Baru juga dipuji dikit, Guang Chao malah mendadak lebay memuji dirinya sendiri sampai menembus langit ketujuh. Zi Han mendadak kesal lagi, udah ayo balik ke mobil. Eh tapi... kok mobil yang lewat barusan kayak mobil mereka?

Hah? Ya ampun, Guan Chao! Mobil mereka tadi ditinggal begitu saja dan sekarang dimaling. GAWAT! Guang Chao langsung panik takut dibunuh Zi Han.


Kakak Feng dan Zi Han tercengang banget begitu melihat Ya Qi karena kemiripannya yang 100 persen dengan Ya Nuo. Ibu dan anak itu bahkan mendadak punya ide untuk menjodohkan Zi Feng sama Ya Qi saja, biar hubungan kekeluargaan mereka dengan Ya Nuo akan semakin erat.

Kakak Feng bahkan langsung mengucap syukur dengan heboh begitu mendengar Ya Qi belum punya pacar dan langsung penasaran menanyakan kriteria cowok idaman Ya Qi. 

Ya Nuo dengan malu-malu menolak menjawab, tapi Xiao Jing seperti biasanya, langsung semangat mengambil alih keadaan dengan menyebutkan segala kriteria cowok idaman Ya Qi: Pintar bela diri, memiliki rasa keadilan yang tinggi, pintar menjaga orang lain, memiliki mata yang menarik dan rambutnya agak ikal.

"Oh? Kenapa semua itu mirip Zi Feng?" heran Kakak Feng.

"Dia memang lagi ngomongin kakak," Zi Han setuju.

"Iya ya. Kalau begitu, begini saja, lain hari kita ajak Ya Qi..."

"Ma, Mama belum selesai memasak makan malam, kan?" potong Zi Feng karena melihat ketidaknyamanan Ya Qi dengan situasi ini.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments