Sinopsis Drama Taiwan Bromance Episode 8 - Part 2

Jadi siapa pelaku yang menyebar gosip dan foto-foto itu? Zi Feng dan Ya Nuo langsung sama-sama memikirkan satu orang yang paling mencurigakan, Han Sheng yang malam itu jelas-jelas memperhatikan interaksi mereka.

Masalah jadi tambah runyam saat kemudian Ya Nuo ditelepon ibunya. Pastinya Mama Pi sudah melihat majalah itu dan langsung menyidang kedua anak muda itu.

Ya Nuo tanpa ragu membela dan melindungi Zi Feng dari kemarahan ibunya. Dia meyakinkan Mama Pi bahwa ada orang lain yang sengaja menulis gosip itu untuk menjatuhkan Zi Feng.

Tapi ucapannya itu membuat Mama Pi jadi semakin mendesak Ya Nuo untuk berhenti bekerja pada Zi Feng dan berhenti melibatkan diri dengan Zi Feng. Ya Nuo jelas tidak mau dan langsung memprotes ibunya.

Tapi Zi Feng dengan cepat menyela, dan menyetujui Mama Pi, dia bahkan menyuruh Ya Nuo untuk diam di rumah saja untuk sementara waktu. Ya Nuo ngotot tidak setuju, tapi Zi Feng mendesaknya untuk mendengarkan Mama Pi saja, biar Mama Pi tenang.


Tapi malam harinya saat Ya Nuo dalam perjalanan pulang dari belanja, dia mendadak menyadari ada orang yang membuntutinya. Dia langsung bersiasat untuk menangkap orang itu.

Ternyata dia paparazzi yang ngotot menolak mempercayai klarifikasi Zi Feng dan bertekad untuk membuktikan kebenaran hubungan cinta Zi Feng dan Ya Nuo. Ya Nuo jadi semakin khawatir kalau dirinya akan menjadi batu sandungan bagi Zi Feng.

Keesokan harinya karena dia nganggur, jadi dia memutuskan untuk mengunjungi Chubby di kliniknya Zhe Rui, sekaligus memberikan hadiah atas bantuan Zhe Rui kemarin. Zhe rui menolak hadiahnya, lagian dia melakukannya atas keinginannya sendiri bukan karena terpaksa.

Ya Nuo tidak terima, bersikeras meminta Zhe Rui untuk menerima hadiah ini, mengira kalau Zhe Rui kemarin sengaja berbohong untuk membantunya. Ya Nuo kan tidak enak karena sudah membuat Zhe Rui disalahpahami orang lain. 

Zhe Rui akhirnya mau juga menerima hadiah itu sembari berkata dengan penuh arti bahwa kesalahpahaman orang-orang itu akan memiliki arti baru setelah beberapa waktu. Saat itu, orang-orang akan sadar bahwa segalanya tidak seperti yang mereka pikirkan. Sayangnya Ya Nuo sama sekali tidak menangkap maksud tersembunyi dari ucapannya dan tidak terlalu ambil pusing juga.


Yang tidak diketahui semua orang, Ya Nuo sebenarnya sudah membuat keputusan untuk pergi jauh ke luar negeri demi menyelamatkan Zi Feng dari situasi ini. Keesokan harinya di depan taman hiburan, Ya Nuo sudah bersiap pergi dan memanggil Guang Chao. Saat Guang Chao datang, dia mendengar Ya Nuo bicara di telepon dengan ibunya tentang masalah pergi ke Jepang.

Guang Chao jelas bingung tapi tak sempat menanyakan apa pun karena Ya Nuo sudah nyerocos duluan dan menitipkan sebuah surat padanya untuk disampaikan ke Zi Feng tanpa memberinya penjelasan apa pun. 

Dia hanya beralasan kalau dia terburu-buru jadi tidak sempat. Dia lalu berpamitan tapi tidak secara blak-blakan dan hanya memeluk Guang Chao lalu bergegas pergi.

Guang Chao jelas bingung dengan sikap aneh Ya Nuo. Awalnya dia tidak terlalu ambil pusing juga. Namun setelah dia menyerahkan surat itu ke Zi Feng dan mendengar Zi Feng berkata kalau itu adalah surat pengunduran diri Ya Nuo, Guang Chao akhirnya mengerti dan langsung memberitahu Zi Feng kalau Ya Nuo mau pergi ke Jepang.

Zi Feng dan Qing Yang pun langsung ngebut secepat mungkin ke bandara. Sepanjang perjalanan, Zi Feng terus berusaha menghubungi Ya Nuo, tapi tidak diangkat-angkat, membuat Zi Feng jadi semakin gelisah teringat suratnya Ya Nuo tadi.

Dalam suratnya, Ya Nuo setulus hati memberitahu Zi Feng bahwa dia sangat bahagia bisa bertemu Zi Feng. Saat-saat bersama Zi Feng adalah saat-saat yang paling membahagiakan baginya.

"Aku sungguh berharap bisa menjadi tangan kananmu. Baik yang berhubungan dengan pekerjaan atau perasaanmu, aku ingin membantu meringankan bebanmu. Tapi apa yang terjadi belakangan ini, membuatku merasa bahwa jika kau benar-benar peduli pada seseorang, terkadang, memilih pergi adalah jalan terbaik untuk membantunya. Terima kasih sudah menjagaku dengan baik selama beberapa bulan ini. Ya Nuo." itulah yang Ya Nuo tulis dalam suratnya.


Sesampainya di bandara, Zi Feng langsung berlarian keliling bandara dengan panik dan gelisah... namun untungnya akhirnya dia melihat sosok punggung Ya Nuo yang ternyata masih duduk termenung sedih di ruang tunggu bandara. Lega, Zi Feng langsung menghampirinya dan tanpa ba-bi-bu langsung merebut tiketnya, menyobeknya lalu membuangnya. 

"Apa yang kau lakukan?"

"Kau tidak akan pergi ke mana pun. Kau tidak boleh mengundurkan diri, kau tidak boleh pergi."

"Jika aku tetap tinggal, aku hanya akan menyebabkan banyak masalah dan menjadi bebanmu."

"Masalah apa?"

"Para reporter terus mengejarku. Jika beritanya sampai keluar, itu akan menghancurkanmu."

"Terus kenapa?! Aku tidak peduli!"

"Tapi mereka..."

"Kau bilang kau akan terus bersamaku. Kau sudah berjanji. Karena kau sudah berjanji, maka kau tidak boleh mengingkarinya. Aku tidak peduli apa pun yang orang lain pikirkan. Biarpun seluruh dunia tidak setuju, kau tidak boleh mengundurkan diri atau pergi. Pi Ya Nuo, kukatakan sekali lagi, kau tidak boleh pergi."

Zi Feng langsung mengambil tasnya Ya Nuo, menggenggam tangannya lalu membawanya keluar dari bandara... dan mereka baru ingat untuk melepaskan tangan mereka saat Qing Yang memperhatikan tangan mereka yang saling terkait. Qing Yang lega Ya Nuo tidak jadi pergi. Masalah sudah beres, Qing Yang pun pamit duluan.


Ya Nuo benar-benar merasa bersalah dan setulus hati meminta maaf karena sudah menyebabkan banyak kekacauan. Mendengar itu, Zi Feng tiba-tiba menarik wajah Ya Nuo sangaaaaat dekat dan dengan gregetan mengancam, "jika kau berani menghilang lagi, entah apa yang akan kulakukan selanjutnya."

 

Zi Feng lalu mengajak Ya Nuo makan siang di restoran mewah sebagai ganti rugi tiket pesawat yang disobeknya tadi. Dia membawa Ya Nuo ke ruang private di restoran itu, membuka jasnya lalu membentangkan kedua tangannya seolah mengundang Ya Nuo ke dalam pelukannya. 

Ya Nuo jadi kepedean dan langsung saja menempelkan kepalanya di dada Zi Feng. Padahal maksudnya Zi Feng bukan itu. Maksudnya Zi Feng yang sebenarnya adalah meminta Ya Nuo untuk membantunya memakai celemek. Pfft!


Zi Feng santai saja memberinya instruksi untuk memakaikan celemeknya agak ke bawah, tapi Ya Nuo malah terlalu bersemangat sampai hampir terlalu ke bawah. Lucunya lagi, saat Zi Feng menyuruhnya untuk mengikat talinya dengan erat, Ya Nuo malah benar-benar mengikatnya terlalu kuat sampai Zi Feng kesakitan.

Ternyata dia mau memasak sendiri khusus untuk Ya Nuo sebagai bentuk ketulusannya pada Ya Nuo. Woah! Zi Feng juga bisa masak ternyata. Hebat! Dan dia benar-benar bisa memasak bak seorang koki profesional. Bahkan rasanya pun enak. Ya Nuo benar-benar bahagia. Tapi... kenapa Zi Feng malah menatapnya terus dan tidak makan?

"Ya Nuo, aku benar-benar tidak ingin kehilangan orang-orang yang kupedulikan. Jadi, tolong jangan tinggalkan aku biarpun cuma satu menit. Aku serius. Apa kau tahu bagaimana perasaanku waktu mendengar kau pergi? Aku takut tidak bisa menahanmu. Aku takut kau sudah naik pesawat. Lalu apa yang harus kulakukan?"


Tersentuh, Ya Nuo langsung menempelkan kedua dahi mereka, "aku berjanji tidak akan menghilang lagi. Maafkan aku."

"Ingat apa yang kau janjikan padaku."

"Aku ingat."

Paman Tian menemui Nana di taman hiburan, berusaha mengakrabkan diri dengannya, namun Nana sangat dingin padanya dan to the point menanyakan tujuan kedatangan Paman Tian kemari.

Paman Tian mengaku bahwa dia ingin mengundang Nana untuk tinggal bersamanya di cafenya. Dia sudah mendengar dari Qing Yang kalau Nana sakit, makanya Paman Tian khawatir jika Nana tinggal sendirian. Tapi Nana dingin menolak.

"Nana, tolong beri aku kesempatan untuk menjadi ayahmu. Aku akan berusaha keras untuk belajar menjadi ayah yang baik."

Nana sepertinya agak goyah mendengar itu, tapi dengan cepat dengan mengeraskan hatinya kembali dan menegaskan bahwa dia tidak butuh semua ini. Paman Tian pantang menyerah dan terus berusaha memohon, selama 20 tahun ini, dia tidak pernah menjadi ayahnya Nana, tidak bisa melindungi Nana dan ibunya, dia sudah membuat mereka banyak menderita.

"Aku benar-benar menyesal, tolong beri aku kesempatan untuk menebusnya."

Nana setuju kalau Paman Tian memang harus menebus kesalahannya... dengan cara memberi Nana uang sebesar 20 juta NTD. Hanya setelah Paman Tian memberikan uang itu, Nana akan menarik gugatannya.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments