Sinopsis My Unfortunate Boyfriend Episode 13

 


Ji Na shock menyadari Hee Chul ternyata sudah mengetahui kebohongannya tentang rumahnya yang sebenarnya cuma rumah kontrakan. Tapi Hee Chul tetap bersikap biasa-biasa saja padanya. Hee Chul mengaku bahwa dia menunggu Ji Na disini karena Mal Sook lah yang memberitahunya kalau Ji Na akan lewat disini. Dia lalu menggandeng Ji Na dan mengajaknya makan malam bersama.

Hee Chul tidak mengatakan apapun selama mereka makan dan Ji Na lebih banyak menunduk menghindari tatapan Hee Chul. Dan setelah makan, Hee Chul membawa Ji Na jalan-jalan ke taman dan menghadiahinya sebuah alarm untuk jaga-jaga karena dia melihat area rumah kontrakan Ji Na cukup sepi.


Karena Ji Na masih saja terus menghindari kontak mata dengannya, Hee Chul akhirnya mulai mengkonfrontasinya dan bertanya apakah Ji Na tidak mau menatapnya karena dia sudah berbohong padanya. Ji Na mengakuinya dan meminta maaf.

Hee Chul menanggapinya dengan menceritakan sejarah dan asal-usul April's Fools dan bagaimana semua kebohongan yang diucapkan di hari April's Fools bisa dimaafkan. Dan baginya, kebohongan Ji Na sama seperti kebohongan April's Fools yang bisa dia maafkan.

"Karena itulah tidak apa-apa untuk menatapku. Bahkan jauh lebih baik kalau kau tersenyum padaku"


Ji Na terharu sampai meneteskan air mata dan akhirnya dia bisa tersenyum. Hee Chul senang "Saat kau tersenyum, aku juga ikut tersenyum. Karena itulah aku tidak bisa membuatmu menangis. Kalau kau menangis, aku juga akan menangis. Karena itulah, jangan menangis terlalu banyak. Aku pasti akan membuatmu tersenyum lagi"

Sekretarisnya Ketua IM membawa Tae Woon ke rumah ketua yang tengah menjalani rawat jalan dan sedang tidur saat dia datang. Sekretaris memberitahu Tae Woon bahwa ketua jatuh pingsan sore tadi, dan pingsannya kali ini benar-benar sungguhan. Ketua benar-benar sakit dan seharusnya dirawat di rumah sakit tapi dia terus menolak dan lebih memilih minum obat painkiller.


Dia membawa Tae Woon kemari sebenarnya atas inisiatifnya sendiri dan melawan perintah ketua. Sekretaris merasa kalau ketua baru akan mau dirawat di rumah sakit jika Tae Woon mau mengikuti pemilihan CEO baru. Sambil menyerahkan dokumennya, sekretaris memohon agar Tae Woon mengikuti pemilihan itu. Tae Woon bingung dan ragu, tapi pada akhirnya dia mau juga menerima dokumen itu.


Hee Chul lalu mengantarkan Ji Na pulang, dia tidak bisa tenang melihat keadaan daerah tempat tinggal Ji Na yang sangat sepi dan baru pergi setelah melihat Ji Na masuk. Dia tidak sadar kalau orang suruhan Senator Jung, sebenarnya sedang memata-matainya dari pojokan bahkan memotretnya.

Hye Mi mondar-mandir gelisah dan tak lama kemudian, dia mendapat pesan yang ditunggu-tunggunya. Tapi dia langsung shock begitu melihatnya. Karena itu adalah foto-foto kencannya Hee Chul dan Ji Na yang dikirim si mata-mata. Bahkan dalam foto-foto itu, mereka tampak sangat bahagia.


Tae Woon pulang dengan langkah lesu. Dia tengah memandangi dokumen yang dibawanya saat Man Soo dan Soo Ji datang dengan membawa banyak makanan. Man Soo memberitahu Tae Woon kalau semua makanan itu adalah traktiran dari Soo Jin karena dia lolos audisi dalam program kontes menyanyi di TV.

Tae Woon ikut senang mendengarnya. Tapi kurang senang saat Soo Jin berkata kalau mulai sekarang dia harus tinggal di asrama dimana dia tidak akan sebebas sekarang, karena itulah dia mentraktir mereka sebelum dia masuk asrama.


Man Soo juga punya kabar untuk mereka. Dia sudah memutuskan untuk berhenti belajar dan bergabung dengan sirkus dan mungkin dia tidak akan bisa sering-sering mampir kemari. Tae Woon dan Soo Jin sama-sama kaget mendengarnya. Keputusannya ini diambil karena dia tidak mau menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk belajar (untuk ujian jadi PNS).

Soo Jin bangga mendengarnya, itu keputusan yang benar "Ahjussi, kau pasti akan bisa jadi Charlie Chaplin baru"

Tapi yang membuat Soo Jin penasaran, dari mana Man Soo mendapatkan keberanian untuk membuat keputusan itu. Tentu saja karena cinta, ujar Man Soo. Pacarnya bilang kalau dia ingin dilamar ala sirkus, menggelantung dan jungkir balik dengan tali di udara.


Ngomong-ngomong masalah lamaran, Man Soo bertanya-tanya Tae Woon mau melamar Ji Na dengan cara bagaimana? Tae Woon langsung terdiam bingung karena jelas-jelas dia belum berpikir sampai sejauh itu. Man Soo langsung stres mendengarnya, dia memperingatkan Tae Woon untuk melamar Ji Na dengan lamaran yang luar biasa, jika tidak maka Ji Na pasti akan mengomeli Tae Woon seumur hidupnya.


Mal Sook diam-diam mencoba menggunakan hand creamnya Ji Na yang mahal. Melihat itu, Ji Na langsung memukulnya dan menatapnya tajam. Bukan cuma gara-gara hand creamnya tapi juga gara-gara perbuatan Mal Sook yang  memberitahu Hee Chul kalau dia memang tinggal disini.

"Apa kau temanku?!"

"Aku memberitahunya karena aku temanmu. Semakin aku melihatnya, semakin aku menyukainya. Apa sebenarnya masalahnya?"

Mal Sook curiga apa mungkin Ji Na ragu gara-gara 'si pria toko bunga' itu. Ji Na diam. Aigoo! Berarti benar gara-gara pria itu. Mal Sook jadi heran, bukankah Ji Na bilang kalau dia ingin sukses dan membuat semua orang iri. Kalau seperti itu maka tidak seharusnya dia berpaling dari Hee Chul. Ji Na harus segera kembali pada Hee Chul sebelum dia benar-benar jatuh cinta pada si pria toko bunga itu.

Tapi Ji Na bingung "Mal Sook-ah, aku harus bagaimana?"

"Apanya?"

"Kurasa benar" (kalau dia sudah mulai menyukai Tae Woon)


Keesokan paginya, Ji Na masuk kantor dengan kepala tertunduk tanpa semangat. Tapi sesampainya di kantor, dia malah melihat semua sunbaenya sibuk mengepaki barang-barang mereka. Ada apa ini? Salah satu sunbae memberitahunya bahwa tim mereka dipindahkan ke kantor baru.

Ji Na shock, ternyata selama perjalanan masuk kantor tadi, dia tidak melihat adanya pengumuman yang mengatakan kalau tim mereka dipindahkan ke kantor lain. Ji Na lalu cepat-cepat mengepaki barang-barangnya.


Tae Woon mendatangi seorang pengrajin perhiasan dan memesan sebuah cincin khusus. Hmm... sepertinya dia berencana melamar Ji Na. Entah cincin seperti apa yang dimaksudnya tapi si pengrajin berkata kalau cincin yang Tae Woon inginkan itu, biayanya mungkin bisa jauh lebih mahal ketimbang cincin berhias batu permata. Tapi Tae Woon sama sekali tidak mempedulikan masalah harga.

Si pengrajin ragu apa mungkin wanita akan menyukai cincin semacam itu. Tae Woon berpikir sejenak lalu menjawab malu-malu "Kurasa dia akan menyukainya"

Oke, deal. Si pengrajin setuju untuk membuat cincin pesanan Tae Woon dan Tae Woon pun akhirnya bisa keluar sambil tersenyum lebar, dia bahkan berjalan sambil melompat-lompat gembira sepanjang jalan.


Saat dia menyeberang jalan, tak sengaja dia berpapasan dengan Hee Chul tepat di tengah-tengah zebra cross. Hee Chul tidak menyia-nyiakan waktu untuk menyindir Tae Woon yang sampai saat ini masih belum menanggapi pencalonan dirinya sebagai CEO baru.

"Jika kau ingin melarikan diri seperti dulu. Maka seharusnya kau menyerah saja sejak awal"


Acara pindahan akhirnya selesai dan masing-masing orang hanya perlu membawa satu kotak terakhir. Ji Na memandang kantor itu untuk yang terakhir kalinya saat Hye Mi datang. Hye Mi mengucapkan selamat tinggal tanpa semangat yang entah kenapa membuat Ji Na merasa kalau Hye Mi seperti salam perpisahan terakhir.

Hye Mi menyangkalnya "Rasanya cukup sulit bagiku untuk menghadapimu. Baguslah. Mungkin karena itulah jadi ucapanku jadi terdengar seperti itu bagimu"

Ji Na akhirnya pergi meninggalkan Hye Mi yang duduk sendirian menatap kantor yang sekarang sudah kosong itu.


Ke-4 sunbaenya Ji Na hendak naik lift. Tapi malah mendapati kedua lift sedang diperbaiki. Akhirnya terpaksalah mereka harus naik tangga untuk menuju kantor baru mereka. Sekarang karena dia hoobae seorang diri, Ji Na harus bekerja sendirian mengurusi para sunbaenya. Membawakan kotak barang bawaan mereka dan juga memesankan jajangmyeon untuk mereka. Sementara para sunbaenya sendiri malah sibuk saling menggoda dan kedip mata.


Pulang malam harinya, Ji Na tiba-tiba menyadari kehadiran seseorang yang membuntutinya sepanjang jalan (orang itu sebenarnya anak buah Senator Jung). Awalnya dia masih santai-santai saat mereka berjalan di jalan yang ramai.

Tapi saat dia mulai melewati jalan sepi dan orang itu masih saja membuntutinya, Ji Na jadi mulai ketakutan. Dia langsung mengeluarkan alarmnya tapi pria itu cepat-cepat berjalan melewati Ji Na begitu saja seolah dia cuma kebetulan lewat jalan yang sama. Ji Na pun akhirnya bisa bernapas lega.


Tapi saat dia baru masuk rumah, dia malah lebih shock lagi. Karena rumahnya tiba-tiba kosong melompong dan satu-satunya yang dia temukan hanya post-it dari Mal Sook yang memintanya untuk pergi ke sebuah apartemen di Gangnam. Dalam keadaan bingung, dia pergi ke apartemen yang dimaksud Mal Sook.


Dan disanalah dia menemukan semua barang-barangnya dan Mal Sook yang menyambutnya dengan agak canggung. Apa yang sebenarnya terjadi? Dengan agak takut-takut, Mal Sook menjelaskan kalau Hee Chul yang memindahkan mereka kemari karena Hee Chul merasa rumah kontrakan mereka terlalu berbahaya. Kesal, Ji Na langsung keluar dan menelepon Hee Chul.


Hee Chul sendiri sedang menyetir saat Ji Na meneleponnya dan agak tercengang mendengar kemarahan Ji Na. Dia tetap tenang menghadapi kemarahan Ji Na dan mengajak Ji Na ketemuan saja sekarang agar mereka bisa bicara.


Anak buahnya senator Jung pulang dan langsung menyerahkan dokumen sewa apartemen yang dilakukan Hee Chul demi Ji Na. Dia terkejut melihat dokumen itu. Tapi tepat saat itu juga, Senator Jung muncul. Ji Na cepat-cepat menyembunyikannya lalu pergi. Tapi dari anak buahnya lah Senator Jung mengetahui apa yang sedang diselidiki oleh putrinya.


Senator Jung langsung mendesah mendengarnya, agak kesal karena Hye Mi bertindak gegabah dan tidak menuruti perintahnya untuk menunggu sampai pemilihan selesai. Dia akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk tidak usah lagi menuruti perintah Hye Mi. Sepertinya Senator Jung punya rencana rahasia menyangkut Hee Chul.


Saat sedang menunggu Hee Chul, Ji Na ditelepon Tae Woon yang tampak sangat antusias ingin mengajak Ji Na ketemuan. Sayangnya, Ji Na sedang tidak bisa sekarang. Apalagi Hee Chul tiba saat itu juga. Ji Na cepat-cepat menutup teleponnya dan langsung melabrak Hee Chul dan memaksa Hee Chul untuk mengembalikan segalanya ke tempat semula.


Hee Chul menolak dan bersikeras memaksa Ji Na untuk tetap tinggal di apartemen yang dia sediakan untuknya karena dia hanya ingin menjamin keselamatan Ji Na dan dia bisa merasa tenang jika Ji Na tinggal di tempat yang aman.


Pada saat yang bersamaan, Tae Woon juga kedatangan tamu, Hye Mi. Dia datang untuk menyerahkan data diri Ji Na dan memberitahu Tae Woon bahwa Ji Na diterima di perusahaan atas dasar kebohongan. Lebih tepatnya berbohong tentang almamaternya. Tae Woon kaget mendengarnya.

"Jika orang-orang tahu kalau Ji Na berbohong tentang pendidikannya, menurutmu apa yang akan terjadi pada Ji Na?" ancam Hye Mi.


Karena itulah, jika Tae Woon tidak mau orang-orang mengetahui kebohongan Ji Na, maka Tae Woon harus mau mengikuti pemilihan CEO baru dan mengalahkan Hee Chul. Kenapa sebenarnya Hye Mi memintanya untuk mengalahkan Hee Chul?

"Jika dia mendapatkan segala yang diinginkannya, maka dia tidak akan lagi membutuhkanku. Bahkan sekalipun hal itu menghancurkannya, aku tetap ingin memilikinya. Kalau kau tidak ingin Ji Na terluka maka sebaiknya kau menghadiri meeting direktur senior berikutnya"


Setelah Hye Mi pergi, Tae Woon membuka dokumen data diri Ji Na dan didalamnya ternyata ada foto-foto masa kecil Ji Na. Tae Woon ingat gadis kecil dalam foto itu adalah anak kecil yang dulu pernah membantunya mengambil layangan dan dia kira anak cowok.

Tae Woon menangis saat dia teringat saat-saat kebersamaannya dengan Ji Na, saat Ji Na pernah berkata kalau dia ingin sukses agar ibunya tidak terus menerus bekerja keras dan saat Ji Na berkata bahwa jika suatu hari nanti Tae Woon membukan taman terbuka maka dia yang akan pertama kali memasukinya.


Keesokan harinya, Tae Woon akhirnya membuat keputusan. Dia memakai setelan jas formal, mengosongkan rumahnya dan melihat taman peninggalan ibunya untuk yang terakhir kalinya "Ibu, sekarang taman ibu penuh dengan bunga. Sekarang, aku akan membuat tamanku sendiri. Aku akan mulai menyiraminya dan merawatnya. Aku yakin tamanku akan mulai tumbuh tunas dan berbunga seperti taman milik ibu. Suatu hari nanti, tamanku akan penuh dengan bunga-bunga indah seperti taman ibu."

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

0 Comments