Sinopsis Something About 1% Episode 11 - Part 2

Setelah kencan dengan Da Hyun, Jae In langsung pergi menemui Kakeknya untuk meminta Kakek meluangkan waktu menemui Da Hyun, sudah saatnya mereka berdua saling bertemu. 

Kakek setuju, tapi dia menyuruh Jae In untuk membawa Da Hyun ke acara perayaan ultah perusahaan. Jae In kaget mendengarnya.


Keesokan harinya, Jae In berdiskusi dengan Pengacara Park tentang perintah Kakek itu. Sepertinya Kakek tidak sadar konsekuensi membawa Da Hyun ke acara itu, media pastinya akan heboh. 

Pengacara Park mempertanyakan perasaan Jae In sendiri, jika Jae In membawa Da Hyun ke acara itu maka itu artinya dia mengakui secara resmi kalau Da Hyun adalah pasangannya.


Ayahnya Tae Ha mengomeli Tae Ha gara-gara samaran Tae Ha dalam mendekati Da Hyun sudah terbongkar. Ayah Tae Ha bersikeras menyuruh Tae Ha untuk merayu Da Hyun agar mereka bisa memanfaatkan wasiat itu untuk keuntungan mereka.

Menurut Tae Ha pernikahan tidak ada hubungannya dengan wasiat itu, setidaknya untuk Jae In. Tapi Ayah Tae Ha tak percaya kalau Jae In seperti itu. Walaupun Jae In berusaha mengoreksi artikel berita tentang pertunangannya dengan Joo Hee. Tapi menurut perusahaannya Joo Hee, Hanjoo Chemicals, berita itu benar adanya. Dia memang tidak tahu apa yang sedang direncanakan Jae In, tapi dia yakin kalau Jae In takkan mungkin menikahi bu guru itu.

"Aku juga berharap begitu" gumam Tae Ha setelah Ayahnya pergi. Oh, apa dia juga mulai ada rasa sama Da Hyun?


Jae In hendak rapat saat dia mendapat pesan dari Da Hyun yang memberitahunya bahwa hari ini adalah hari ultah berdirinya sekolahnya, jadi dia ingin mengajak Jae In makan malam bersamanya hari ini. Dia sudah tiba di depan hotel sekarang.

Jae In menyuruhnya untuk menunggunya di lobi 30 menit lalu menutup teleponnya dan memulai rapat. Ketua Tim Kang diam-diam tersenyum dan Pegawai Han bertanya-tanya pesimis akankah mereka benar-benar akan selesai rapat dalam 30 menit.


Da Hyun tengah menunggu seorang diri saat Joo Hee datang dan langsung menghampirinya untuk apa lagi kalau bukan untuk mengkonfrontasinya. 

Mereka pindah lokasi dimana Joo Hee mengkonfirmasi kalau Da Hyun sudah membaca berita palsu tentang pertunangannya dan Jae In. Memang berita kali ini tidak benar, tapi tidak 3 tahun yang lalu, dia dan Jae In benar-benar pernah bertunangan 3 tahun yang lalu.

"Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi 3 tahun yang lalu. Karena sekarang Jae In memberitahuku kalau kalian sudah tidak lagi bertunangan"

Tak mau kalah, Joo Hee mengklaim bahwa yang memaksanya dan Jae In untuk menikah adalah Kakek Jae In sendiri, jadi Jae In tidak akan mungkin bisa melawan kehendak Kakek. Jae In juga tidak akan mungkin mengabaikan wasiat perusahaannya.

Dia mengklaim kalau dia bisa melakukan banyak hal untuk Jae In, jadi dia menyarankan agar sebaiknya Da Hyun melepaskan diri dari Jae In. Menempel pada Jae In terus hanya membuat Da Hyun terlihat menyedihkan. 

Da Hyun yang kesal setengah mati mendengar omongan Joo Hee, langsung menelepon Jae In saat itu juga, memberitahu Jae In kalau dia sedang berada di coffee shop bersama seorang tamunya.


Setelah mematikan teleponnya, Da Hyun memberitahu Joo Hee bahwa dia merasa Joo Hee lah yang menyedihkan "Bertemu denganmu seperti ini benar-benar membuatku kesal. Jae In-ssi akan segera datang kemari, jadi berdiskusilah sendiri dengannya dan bukan denganku. Jika dia memilihmu maka kau boleh memilikinya. Lagipula aku benci dengan pria yang berselingkuh"


Joo Hee cuma mendengus lalu beranjak pergi. Tapi Da Hyun dengan cepat mencegahnya, lebih baik Joo Hee tidak pergi karena dia jadi seperti sedang melarikan diri. Jae In datang saat itu dan Da Hyun tanpa basa-basi langsung menyuruhnya untuk memilih, dia atau Joo Hee.

Joo Hee bilang kalau dia bisa melakukan banyak hal untuk Jae In dan dia ingin menikah dengan Jae In. Jika Jae In setuju dengan itu, maka mereka bisa mengakhiri hubungan mereka di sini sekarang juga. Jae In tak terima, bagaimana bisa Da Hyun berkata seperti itu.

"Lalu kau mau aku bagaimana? Cakar-cakaran dengannya? Kurasa aku tidak akan kalah darinya sih, tapi tetap saja."


Joo Hee langsung mendengus mendengarnya lalu bertanya apakah Jae In menyukai wanita kasar seperti Da Hyun. Karena itulah Da Hyun memaksa Jae In untuk memilih sekarang juga, dia atau Joo Hee? 

Jae In mendesah sebelum akhirnya duduk di samping Da Hyun, merangkulnya dan berkata "Tentu saja aku memilihmu. Kita terikat secara hukum dan kita juga sudah menandatanganinya. Jadi kau tidak bisa pergi kemana-mana, mengerti?"

Masih kesal, Da Hyun melepaskan tangan Jae In darinya dan berpaling kembali ke Joo Hee "Kau sudah puas, kan? Kalau kau mau pacaran dengan Lee Jae In maka bicaralah dengannya, bukan denganku"

"Tidak akan pernah!" tegas Jae In.


Da Hyun langsung pergi dengan kesal. Jae In hendak mengejarnya, tapi Joo Hee menghentikannya untuk menuntut penjelasan akan kata-katanya tadi, apa maksudnya dia dan Da Hyun terikat secara hukum? Apa Jae In sudah diam-diam menikahi Da Hyun?

"Bukan urusanmu, dan jangan mengganggu Da Hyun lagi"

"Jae In-ah!"

"Turunkan suaramu. Aku benci dengan wanita yang marah-marah jika gagal mendapatkan keinginan mereka" gerutu Jae In sebelum akhirnya pergi mengejar Da Hyun.


Jae In berhasil mengejar Da Hyun di lobi, tapi Da Hyun langsung menghantam Jae In berkali-kali dengan tasnya. Para anak buahnya Jae In mengintip insiden itu dari kejauhan sambil melongo heran. Sungguh tak menyangka bos mereka yang kejam, sekarang malah digebukin oleh seorang wanita.


Di luar, Da Hyun berpaling kembali ke Jae In dengan tatapan tajam yang membuat Jae In bereaksi refleks melindungi dirinya sendiri, takut diserang Da Hyun lagi. Da Hyun kesal karena Jae In tidak menarik batas dengan Joo Hee sejak awal dan membuatnya terlihat picik karena dia harus menyaksikan perdebatan mereka.

"Karena itulah aku ingin melakukan sesuatu sekarang" ujar Jae In "Kakekku mengundangmu ke acara perayaan ultah perusahaan"


Bagaimana? Apa Da Hyun mau pergi? Da Hyun agak ragu, di acara itu pasti banyak orang. Tapi pada akhirnya dia setuju, tapi dia ingin mereka datang secara terpisah. Jae In juga sebaiknya tidak usah bersikap seolah mereka saling mengenal. Lagipula di pesta itu yang mengenalnya cuma Jae In, Tae Ha dan Pengacara Park. Jadi Jae In pura-pura saja tidak mengenalnya. Jae In keberatan, masa dia harus sendirian.

"Itu lebih baik dari memperumit masalah dengan rumor. Yang perlu kulakukan hanyalah bertemu dengan Ketua untuk bertanya kenapa dia melakukan ini padaku"

"Satu hal yang pasti, Kakek mengenalmu, DaDa. Dan dia bilang kalau kalian berdua cukup dekat"

Jae In lalu mendekati Da Hyun dengan tatapan curiga dan menuntut Da Hyun untuk jujur saja, apa sebenarnya hubungan Da Hyun dengan Kakek. Kesal, Da Hyun langsung menginjak kaki Jae In keras-keras sambil menegaskan kalau dia tidak mengenal Kakeknya Jae In.


Karena Da Hyun harus membuat berbagai persiapan untuk pesta, Jae In memaksa untuk pergi menemani Da Hyun memilih baju. Da Hyun ingin memilih baju dengan Hyun Jin saja, tapi Jae In ngotot mau ikut karena dia tidak terlalu suka dengan seleranya Hyun Jin.

Baju pertama yang Hyun Jin pilihkan untuk Da Hyun adalah dress hitam super pendek dan seksi. Melihatnya sedetik saja Jae In langsung melotot tak setuju dan mendorong Da Hyun kembali ke kamar pas. Baju kedua dan ketiga juga tetap seksi hingga membuat Jae In terus mendorong Da Hyun kembali ke kamar pas.


Sampai akhirnya Da Hyun memakai baju yang agak tertutup dan kali ini Jae In langsung setuju. Hyun Jin yang tidak setuju dan terus bersikeras menyarankan dress hitam yang lebih seksi, dia mengklaim kalau dress itu pernah dipakai artis. Tapi Jae In langsung berteriak marah-marah, Da Hyun tidak perlu terlihat seksi!


"Dan juga, tolong pertimbangan ukuran dada Da Hyun" bisiknya pada Hyun Jin.

Hyun Jin melirik Da Hyun dan langsung setuju. Pfft! Tersinggung, Da Hyun langsung menyatakan kalau dia mau memilih bajunya sendiri, jadi mereka diam saja!


Jae In mengantarkan Da Hyun pulang malam harinya. Saat Jae In mengomentari baju yang menurutnya bagus tadi, Da Hyun langsung membalas dengan sinis bahwa baju itu membuatnya jadi terlihat seperti biarawati. Menurut Jae In, baju itu membuat Da Hyun tampak seperti Maria yang karismatik di film The Sound of Music. Apa Da Hyun pernah menonton film itu?

"Tidak. Karena aku belum lahir tahun 1965" kata Da Hyun sinis. Jae In menanggapinya dengan komat-kamit mengejek kesinisan Da Hyun.


Setibanya di depan rumah Da Hyun, mereka melihat Tae Ha sudah menunggu di sana. Jae In tak senang, untuk apa Tae Ha datang kemari lagi? Tae Ha berkata kalau dia datang untuk meminta maaf pada Da Hyun. Mendengar itu, Da Hyun langsung mengingatkan Jae In bahwa dia sendiri tidak seharusnya marah-marah karena Jae In sendiri juga salah.

"Aku beda dari Tae Ha. Kita kan pacaran"

"Karena itulah kau lebih bersalah"


Da Hyun menyuruh Jae In untuk diam di sini sementara dia mengajak Tae Ha untuk bicara berdua. Tae Ha meminta maaf sekali lagi dan menjelaskan bahwa dia mendekati Da Hyun karena penasaran. Dia mengaku bahwa selama ini dia merasa Jae In seperti tembok yang tak bisa ditembus. Karena itulah dia penasaran wanita seperti apa yang Jae In kencani.

Da Hyun setuju kalau Jae In memang seperti tembok, tapi bukan berarti dia tidak bisa ditembus. Jae In tidak seburuk yang Tae Ha pikirkan, dia hanya orang yang keras kepala dan tidak sempurna.

"Tapi kau mengakui kalau kau salah, kan?" tanya Da Hyun

Tae Ha mengakuinya tanpa ragu, dia memang bersalah dan meminta maaf untuk itu. Da Hyun senang mendengar Tae Ha tak ragu untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf, "Tidak masalah selama kau meminta maaf dengan tulus. Jadi aku akan memaafkanmu"

Tapi sebagai gantinya... Da Hyun mendekat untuk memohon agar Tae Ha mengundang Ji Su di acara festival budaya di SH Mall sekali lagi. Tae Ha setuju, dia bahkan berkata kalau SH Mall hendak mengganti model mereka dan berjanji akan mempertimbangkan Ji Su untuk itu. Da Hyun tentu saja sangat senang dan langsung mengucap terima kasih sambil menjabat tangan Tae Ha erat-erat.


Jae In yang melihat itu dari kejauhan, langsung tak senang dan memprotes mereka. Tae Ha pun langsung pamit pergi. Jae In langsung menatap Da Hyun tajam sambil protes, kenapa Da Hyun menyusahkannya tapi menerima maaf Tae Ha semudah itu.

"Karena Min Tae Ha lebih baik dalam berurusan dengan orang-orang daripada kau" 

Saat Jae In hendak protes, Da Hyun menambahkan "Lagipula aku tidak akan bertemu dengannya lagi, jadi... tentu saja aku harus menerima maafnya."


Kakek dengan antusias memberitahu Ketua Tim Kang bahwa Jae In akan datang ke pesta ultah perusahaan tahun ini. Dia benar-benar senang, Da Hyun itu memang istimewa. Ketua Tim Kang masih sulit mempercayainya, jangan-jangan Kakek mengancam Jae In atau semacamnya. 

Tiba-tiba Kakek oleng dan hampir saja terjatuh. Waduh! Ketua Tim Kang jadi cemas walaupun Kakek berusaha menyangkalnya dan mengklaim kalau dia cuma kesandung.


Jae In sedang bersiap ke pesta sambil menelepon Da Hyun. Dia ingin menjemput Da Hyun, tapi Da Hyun melarangnya dan menyuruh Jae In datang sendiri lebih awal karena Jae In akan jadi host di acara itu nanti. Jae In akhirnya berkata kalau dia akan mengirim mobil untuk menjemput Da Hyun.

Da Hyun sendiri sedang bersama Hyun Jin yang membantunya dandan dan memilihkan sepatu untuk menyempurnakan penampilannya. Tak lupa dia menasehati Da Hyun tentang cara bersikap yang baik dan benar di acara semacam itu, selalu tersenyum tapi jangan mau kalah dari siapapun.


Tae Ha dan Ibunya kaget dan tak senang saat melihat kedatangan Jae In. Ibunya Jae In memberitahunya kalau Kakek belum datang karena beliau hanya akan memberikan pidato penutup nanti dan Jae In akan menjadi host hari ini.

Tae Ha tak senang mendengarnya tapi dia tetap diam, sementara Ibunya Tae Ha langsung menyatakan protes tak terima. Ibunya Jae In dengan sinis mengklaim kalau Jae In lah yang harus menjadi host karena dia adalah ahli waris sedarah Keluarga Lee.


Tak nyaman mendengar perdebatan Ibu dan bibinya, Jae In akhirnya pergi untuk menyapa para tamu. Joo Hee tiba-tiba datang mendekatinya dan langsung bermanja-manja, tapi Jae In langsung melepaskan tangannya dengan risih dan menyatakan kalau dia tidak datang sendirian. Lagipula walaupun dia datang sendirian, tidak ada alasan bagi Joo Hee untuk bersikap seperti padanya.


Saat menyapa para tamu, ponsel Jae In berbunyi. Dia langsung keluar untuk menyambut Da Hyun. Bak seorang gentleman, Jae In membukakan sendiri pintu mobil Da Hyun dan tersenyum sangat lebar saat melihat Da Hyun keluar dengan begitu cantiknya.

"Kenapa? Aneh yah?"

"Tidak, kau cantik"


Mereka lalu masuk bersama ke tempat pesta. Sontak semua mata langsung memperhatikan mereka hingga membuat Da Hyun jadi risih dan berusaha meminta Jae In untuk menjauh darinya, lagipula Jae In kan punya banyak tamu untuk disapa.

"Ini kan pertama kalinya kau menghadiri acara ini setelah 3 tahun"

Jae In kaget mendengarnya "Dari mana kau mengetahuinya."

"Bukan darimu?"

Jae In makin bingung mendengarnya. Pengacara Park mendekati mereka dan langsung menyuruh Jae In pergi untuk menyapa para tamu, dia yang akan menjaga Da Hyun.

 

Setelah Jae In pergi, Pengacara park meminta maaf atas apa yang dilakukannya pada Da Hyun menyangkut surat wasiat itu. Da Hyun meyakinkan Pengacara Park kalau dia sudah memaafkan Pengacara Park karena dia tahu kalau Jae In lah yang menyuruh Pengacara Park melakukan itu.

"Tapi... kapan Ketua akan datang?" tanyanya

"Seharusnya dia akan datang sebentar lagi. Dia cuma akan mampir untuk pidato penutup lalu pergi."


Melihat Da Hyun gugup, Pengacara Park menduga kalau Da Hyun sepertinya memang tidak kenal dengan Ketua. Tapi dia meyakinkan Da Hyun untuk tidak cemas karena Jae In ada di sini. Tepat saat itu juga, Jae In berpaling ke Da Hyun dan mengisyaratkan Da Hyun untuk makan sesuatu.


Joo Hee melihat Da Hyun dari kejauhan dan makin kesal saat melihat Da Hyun dan Jae In saling berpandangan. Tak lama kemudian, Da Hyun terpaksa sendirian karena Pengacara Park juga harus menyapa para kenalannya.


Da Hyun akhirnya memutuskan untuk keluar untuk memijat kakinya yang pegal gara-gara sepatu high heels-nya. Joo Hee tiba-tiba datang lagi menghampirinya sambil mengklaim kalau apa yang dia katakan benar, sepatu yang tidak cocok untuknya tidak akan nyaman di kakinya.


Dia sudah curiga karena Jae In mengencani wanita semacam Da Hyun, sekarang dia tahu kalau hubungan mereka ada hubungannya dengan uang, "Bukankah agak kekanak-kanakan untuk menempel pada seseorang hanya karena sebuah wasiat?"

"Iya, Jae In menempel padaku karena sesuatu yang tak begitu penting" balas Da Hyun.

"Karena itulah orang-orang seperti kami tidak seharusnya bergaul dengan rakyat jelata."

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam