Sinopsis Crush Episode 22

 Sejak balikan sama Wu Yan, Nian Qin mulai mengurangi kesibukannya. Bahkan menjelang tahun baru Imlek, dia menunda beberapa pekerjaan dan meliburkan para pegawainya sampai para pegawai keheranan karena selama 3 tahun terakhir ini, bos mereka itu biasanya pecandu kerja. Sepertinya bos mereka itu sedang dalam tahap memasuki fase baru kehidupannya.

Menjelang tahun baru, Nian Qin akan berkunjung ke rumah keluarga Wu Yan malam ini. Namun sebelum itu, dia punya kejutan manis untuk Wu Yan, yaitu cincin lamaran. Wah! Wu Yan sudah antusias saja, tapi lamarannya Nian Qin malah nggak ada romantis-romantisnya. Wu Yan nggak suka dan langsung menolak lamarannya. 

"Beraninya kau menolak lamaranku?" kesal Nian Qin tidak terima.

Tapi bahkan sebelum mereka membicarakan ini lebih lanjut, Wu Yan mendadak mendapat kiriman daftar belanjaan dari ibunya. Daftarnya banyak banget sampai Wu Yan langsung mengabaikan Nian Qin untuk memprotes ibunya.

Tak lama kemudian, mereka datang ke rumah keluarga Wu Yan dengan membawa semua belanjaan yang Ibu inginkan. Yang tidak mereka sangka, Ibu ternyata meminta belanjaan sebanyak ini karena ia sudah mengundang semua sanak saudara mereka untuk makan malam di sini. 

Masih ada satu bahan yang kurang. Ibu awalnya menyuruh Wu Yan keluar sendiri untuk membelinya, tapi Wu Yan menolak meninggalkan pacarnya sendirian bersama Ibu dan bersikeras mau membawa Nian Qin bersamanya. Ibu-lah yang akhirnya memutuskan keluar sendiri sehingga kedua sejoli itu hanya berduaan di rumah. 

Kesempatan! Nian Qin langsung mengeluarkan cincinnya lagi. Tapi lagi-lagi ditolak sama Wu Yan. Dia kan menginginkan lamaran yang romantis kayak di film-film romance. Cowoknya buatin kue kesukaan ceweknya, terus cincin lamarannya dimasukin ke kue, terus waktu ceweknya menggigit kuenya, dia menemukan cincinnya. Romantis banget kan?

Hmm, tapi menurut Nian Qin itu terlalu membosankan, bisa tersedak juga, bahaya. Lagian ngapain juga dia meniru orang lain, dia yah begini ini, apa boleh buat?

"Kalau begitu aku tidak akan menikah denganmu," tolak Wu Yan ngambek.

"Jangan mimpi!" Nian Qin tidak terima ditolak dan langsung saja memasangkan cincin itu ke jari tengah Wu Yan lalu menciumnya paksa. Iiish! Wu Yan tidak terima, ulangi sekali lagi! Mau ulang? Oke! Nian Qin pun langsung mengulangi ciumannya.

Saat Ibu kembali tak lama kemudian dan melihat cincin itu di jari Wu Yan, ia bahagia banget dan langsung merestui mereka.

Semua sanak keluarga mereka datang malam harinya, semuanya menatap Nian Qin dengan penasaran dan pastinya membuat Nian Qin jadi gugup banget. Tapi dengan cepat mereka semua mulai menunjukkan perhatian ke Nian Qin, salah satu paman bahkan mencoba mengajak Nian Qin bersulang, tapi Wu Yan dengan cepat menegur si paman untuk berhenti mengganggu 'suaminya'. Sontak saja perhatian semua orang langsung teralih ke masalah pernikahan mereka, membuat Nian Qin jadi semakin canggung.

Keesokan harinya, Ibu membawa mereka berdua untuk mengunjungi makam Ayah. Tapi Ibu sengaja mengusir Wu Yan biar dia bisa bicara berdua dengan Nian Qin.

Begitu mereka hanya berduaan, Ibu setulus hati meminta maaf atas ucapannya pada Nian Qin dulu. Dulu ayahnya Wu Yan selalu memanjakan Wu Yan dan Ibu sebenarnya tak pernah setuju dengan itu.

Namun pada akhirnya Ibu menyadari bahwa selama ini dia selalu menghalangi Wu Yan untuk mengejar impiannya. Dan sekarang Ibu justru bersyukur karena Wu Yan tidak mendengarkannya dan pada akhirnya tidak mengeksploitasi dirinya sendiri.

"Xiao Su, ingatlah. Wu Yan dibesarkan dengan penuh cinta oleh kedua orang tuanya. Kau harus memperlakukannya dengan baik. Kau harus menghormatinya dan mendukung impiannya. Aku mempercayakan Wu Yan padamu."

"Paman, Bibi. Jangan khawatir." Janji Nian Qin.

Usai ziarah kubur, mereka lanjut karaokean. Nian Qin menyanyikan lagu kesukaan Ayah dengan suara indahnya yang kontan membuat Wu Yan dan Ibu terkagum-kagum. Tapi waktu tiba giliran Wu Yan dan Ibu yang menyanyi... hadeh! Ternyata Wu Yan sekeluarga tuli nada, suara-suara mereka cempreng membahana, nggak jelas nadanya kayak apa pokoknya nyanyi, membuat kepala Nian Qin jadi pusing.

Keesokan harinya, Wei Hao datang mengantarkan pangsit dari keluarganya. Hanya ada Nian Qin yang menyambutnya, Ibu pergi untuk melakukan kunjungan tahun baru, sementara Wu Yan mengunjungi Cheng Yin.

Tapi begitu mendengar nama Cheng Yin, Wei Hao malah kaget. "Apa kau bercanda... Cheng Yin sudah meninggal dunia 3 tahun yang lalu?" 

(Hah? Berarti Cheng Yin yang dilihat Wu Yan selama ini, cuma bayangan? Ah! Pantas aja waktu di rumah sakit, Xu Qian kelihatan canggung banget waktu ditanyain masalah Cheng Yin)

Jadi ceritanya, Cheng Yin meninggal dunia saat mereka terjebak di dalam lift. Fobia-nya yang begitu parah ditambah dengan penyakit jantung bawaan yang dideritanya, menyebabkan Cheng Yin terkena serangan jantung. 

Sejak saat itu, Wu Yan menderita depresi dan selalu membayangkan sosok Cheng Yin setiap kali dia merasa bingung untuk diajak curhat padahal sebenarnya dia cuma ngomong sendiri.

Informasi itu kontan membuat Nian Qin mulai menyelidiki segala hal tentang Wu Yan. Dari hasil penyelidikan Sekretaris Qin, ternyata Wu Yan memang tinggal sendirian di apartemennya.

Nian Qin jadi khawatir dan langsung berusaha membujuk Wu Yan untuk pindah ke Xiamen dan tinggal bersama dengannya. Dia tidak mengatakan apa alasannya yang sebenarnya dan hanya pura-pura bermanja ria, mengklaim kalau dia hanya khawatir akan ada pria lain yang merebut Wu Yan.

Tapi Wu Yan tidak bisa langsung menurutinya sekarang karena masih banyak hal yang harus dia selesaikan di sini, seperti mengosongkan kantor lama ayahnya dan juga menyerahkan siaran radionya ke penyiar lain.

Tapi Nian Qin tidak sabaran. Maka beberapa hari kemudian, dia menyuruh Xiao Lu untuk membohongi Wu Yan biar Wu Yan bergegas kembali ke Xiamen. Xiao Lu mengklaim bahwa matanya Nian Qin bermasalah tapi Nian Qin bersikeras tidak mau memeriksakannya ke dokter. Pokoknya Wu Yan harus kembali ke Xiamen karena hanya Wu Yan satu-satunya orang di dunia ini yang bisa memaksa Nian Qin.

Rencananya sukses. Wu Yan benar-benar percaya dan jadi khawatir karenanya hingga dia bergegas kembali ke Xiamen. Padahal begitu dia tiba di sana, Nian Qin malah semangat mengajaknya jalan-jalan.

Saat mereka hendak menyeberang jalan, tak sengaja mereka bertemu dengan orang buta yang juga hendak menyeberang jalan sendirian. Maka Nian Qin pun langsung membantu orang itu sampai dia tiba dengan selamat di seberang.

 

Melihat itu membuat Wu Yan jadi teringat saat Nian Qin berjalan dengan tongkat orang buta dulu. Sungguh dia berharap Nian Qin tidak akan kembali seperti itu. Bukan karena dia akan terbebani, tapi karena dia tidak mau Nian Qin berjuang dalam kegelapan. Dia ingin Nian Qin bisa selalu melihat betapa indahnya dunia ini. Matanya Nian Qin sangat indah, sayang banget kan kalau itu cuma hiasan.

"Kau masih menilai buku dari sampulnya."

"Apa yang buruk tentang itu? Aku memang jatuh cinta pada penampilanmu lebih dulu. Apa itu penilaian yang salah?"

"Sebenarnya itu satu-satunya keputusanmu yang paling benar. Memang sulit menemukan orang yang sesempurna aku." (Pfft!)

"Ya ampun, sejak kapan kau menjadi begitu cerdik?"

"Aku belajar dari istriku. Jika aku kehilangan penglihatanku, akankah janjimu masih berlaku?"

"Cheng Yin bilang bahwa cinta adalah kebutaan abadi. Aku tidak tahu apakah kau jatuh cinta karena kau tidak bisa melihat saat itu. Namun saat aku melihatmu, aku telah kehilangan akal. Itu masih sama seperti sekarang. Aku sudah memutuskan, itu akan sama selamanya."

Terharu, Nian Qin pun mengecup lembut kening Wu Yan.

Tapi berhubung Wu Yan keukeuh memaksa Nian Qin untuk memeriksakan matanya, terpaksa Nian Qin dan Xiao Lu harus membuat sandiwara ke rumah sakit dengan meminta kerja sama dokter mata.

Dokter pun pura-pura mengomeli Nian Qin, seolah matanya Nian Qin bermasalah gara-gara dia kebanyakan minum. Nian Qin juga tidak boleh terlalu capek. Dan juga, jauh lebih baik jika ada orang yang merawatnya. Pfft!

Wu Yan dengan polosnya percaya, maka dia langsung menyatakan bahwa dia akan tinggal di Xiamen untuk menjaga Nian Qin mulai sekarang. Nian Qin pun senang. Mereka pun memutuskan untuk pindah kembali ke rumah lamanya Nian Qin.

Bersambung ke episode 23

Post a Comment

0 Comments